Share

Bab 177

Penulis: Helena Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 18:00:00
Para tenaga medis segera masuk ke kamar inap.

"Kami perlu melakukan tindakan darurat pada pasien. Mohon anggota keluarga keluar!"

Miana ingin tetap tinggal.

Namun, Henry menariknya keluar.

Miana berdiri dengan sangat cemas di luar kamar inap.

Dia sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap neneknya.

Henry mengeluarkan ponselnya dan menelepon Wiley.

Setelah selesai menelepon, dia berkata kepada Miana, "Aku sudah meminta tim medis datang untuk mengobati nenekmu. Aku juga sudah menyuruh Wiley mencari ahli lain untuk konsultasi. Penyakit nenekmu akan membaik."

Dengan mata merah berkaca-kaca, Miana menatap Henry dan berkata, "Terima kasih!"

Henry mengeluarkan saputangan dan menyerahkannya pada Miana. "Lap air matamu! Miana, kamu adalah istriku, sudah kewajibanku untuk membantu! Kalau kamu bukan istriku, aku nggak akan peduli apakah nenekmu hidup atau mati!"

Kata-katanya sangat realistis.

Bagaimanapun, ada banyak orang seperti nenek Miana yang membutuhkan pengobatan di Kota Jirya. Henry tidak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 178

    Oleh karena itu, Miana untuk sementara tidak akan memberi tahu Henry tentang kehamilannya."Aku perlu waktu, tunggu sampai setelah aku menyelesaikan urusan Janice, aku nggak akan menemui dia lagi, bagaimana?" Henry tidak merasa ada yang salah bertemu Janice, tetapi karena Miana mengajukan permintaan ini, dia harus setuju jika dia ingin punya anak.Namun, salon kecantikan untuk Janice belum selesai, rumah yang dibelikan untuk Janice juga masih perlu direnovasi ....Setelah semuanya selesai, dia tidak akan berutang apa pun pada Janice. Setelah itu, sama sekali tidak masalah untuk tidak menemui Janice lagi.Miana menganggap kata-kata Henry itu hanya untuk membodohinya.Selama Janice hidup, akan asa selalu ada berbagai masalah, Henry tidak mungkin mengabaikannya.Sementara Miana, dia sekarang tidak boleh bertengkar dengan Henry, bahkan tidak bisa meninggalkan Henry demi neneknya.Dia tidak membantah Henry, hanya berkata dengan pelan, "Kalau begitu, tunggu sampai kamu menyelesaikan urusanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 179

    Dering ponsel membuyarkan lamunan Henry.Dia mengeluarkan ponselnya dan mengernyit ketika melihat panggilan dari Janice."Ada apa?""Henry, tadi ada yang masuk ke kamar dan memukulku! Aku sangat ketakutan!" Suara tangisan Janice terdengar terputus-putus.Henry mengernyit dan bertanya, "Apa yang terjadi?""Aku juga nggak tahu, mereka tiba-tiba masuk dan langsung memukulku! Setelah memukul, mereka lari!"Henry menyipitkan mata dan berkata, "Aku akan menelepon Wiley untuk menyelidikinya!""Bisakah kamu datang menemaniku? Aku sangat takut!" Suara Janice sedikit bergetar, terdengar benar-benar ketakutan."Aku ada urusan, aku akan mengirim Wiley ke sana!" Setelah mengatakan ini, Henry langsung menutup telepon.Di sisi lain, Janice berbaring di ranjang rumah sakit dengan ekspresi penuh amarah.'Miana berengsek itu apa yang sudah dia lakukan pada Henry! Kenapa Henry nggak peduli padaku lagi!''Nggak boleh dibiarkan! Aku harus memberi Miana pelajaran!'Setelah menelepon Wiley, Henry pergi menca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 180

    Miana ragu sejenak, lalu bertanya, "Menyuruhku cuti itu ide Janice atau ibumu?"Kata-kata Janice masih terngiang jelas di benaknya."Itu ideku!" Henry mencubit pipinya sambil melanjutkan ucapannya, "Agar kamu bisa fokus pada persiapan kehamilan di rumah!"Pupil mata Miana menyusut saat dia mendengar itu. "Kamu benar-benar ingin punya anak?" tanya Miana.Dia merasa Henry seperti sedang mengujinya.Hal ini membuatnya gelisah karena merasa bersalah telah menyembunyikan kehamilannya."Bukankah kita sudah sepakat? Kita akan punya anak." Henry hanya berpikir, setelah Miana punya anak, hubungan mereka akan lebih kuat.Dia tidak ingin bercerai.Dia juga tidak ingin mencari wanita lain.Meskipun tidak mencintai Miana, dia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan Miana."Aku juga sudah bilang, syarat untuk punya anak adalah kamu harus benar-benar putus hubungan dengan Janice! Sekarang kalian belum putus, aku nggak akan punya anak! Selain itu, aku sudah memutuskan untuk mulai bekerja di studio She

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 181

    Miana membalas tatapan tajam Henry, hatinya terasa sakit.Setelah beberapa saat, dia akhirnya berbicara dengan pelan, "Janice mendapatkan anaknya dengan susah payah, kamu harus menjaganya baik-baik! Aku nggak ingin punya anak, anggap saja aku nggak tahu terima kasih!"Setelah mengatakan itu, dia mendorong Henry dengan kuat dan keluar dari lift.Dia merasa sakit hati melihat Henry memanjakan Janice yang hamil, sementara dirinya hanya dianggap sebagai mesin pembuat anak.Perbedaan perlakuan ini terlalu besar.Jika Henry sudah memiliki Janice yang membantunya memiliki anak, untuk apa Henry harus mencarinya lagi!Henry dengan cepat mengejarnya, menarik lengannya dengan kasar, tersenyum dingin dan berkata, "Bukan kamu yang membuat keputusan!"Miana merasa kesal dan tidak ingin berbicara lebih banyak dengan Henry. Dia pun menundukkan kepalanya dan menggigit tangan Henry.Henry seketika merasa kesakitan dan refleks menarik tangannya kembali.Miana mengambil kesempatan ini untuk berlari pergi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 182

    Henry saat ini sangat tertarik, dia tentu tidak akan membiarkan Miana melakukannya sendiri."Berdirilah dengan tenang! Atau lihat bagaimana aku akan menghukummu!"Henry mengancam dengan suara pelan.Miana merasa sedikit tertekan, lalu berkata dengan wajah pucat, "Perutku sakit! Jangan bercanda lagi!"Ekspresi di wajah Henry mendingin. "Kenapa perutmu sakit lagi?" Dia bertanya dengan tatapan penuh dengan ketidakpercayaan.'Wanita ini selalu bilang perutnya sakit, pasti sedang membodohiku.'Miana merasa cemas, khawatir Henry melihat ada yang tidak beres. Dia segera menatap tajam Henry dan menyalahkan, "Ini semua salahmu! Kamu terlalu kasar kemarin, sekarang masih sakit."Tidak tahu apakah Henry akan memercayainya atau tidak.Henry mengatupkan bibirnya, lalu senyuman kecil muncul di wajahnya dan dia berkata, "Kamu bukan pertama kali tidur denganku, bukankah kamu sudah tahu seberapa kasarnya aku?"Kata-kata Miana berhasil menyenangkannya. Suasana hatinya membaik dan nada bicaranya tidak la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 183

    'Kenapa harus membuat Henry menyalakan pengeras suara?'Miana merasa dia sudah mencari masalah untuk diri sendiri."Dokter sudah mengingatkan, jangan terlalu emosional. Kalau kamu nggak mendengarkan, aku nggak akan peduli lagi!" Henry sekali lagi mengatakan tidak akan peduli padanya, membuat Janice cemas dan takut, "Henry, aku nggak akan emosional, aku akan patuh pada dokter, kamu jangan nggak peduli padaku!"Karena kata-kata Henry, Janice tidak berani menangis. Suaranya pun terdengar parau karena berusaha menahan diri untuk tidak menangis."Sudahlah, aku sedang sibuk, kamu istirahat dulu. Kalau ada waktu, aku akan datang menemuimu!" Henry pada akhirnya tidak tega, mengalah sedikit."Ingat jaga kesehatanmu juga, aku akan istirahat! Aku akan tunggu kamu datang!" Janice berhenti menangis, suaranya mulai terdengar senang.Miana menarik napas dalam-dalam, menundukkan kepalanya dan bergegas keluar dari ruang ganti.Meskipun dia sudah memutuskan melepaskan Henry, hatinya belum sepenuhnya sia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 184

    Miana tercekat hingga tidak bisa berkata sepatah kata pun.Jika Henry benar-benar marah, dia benar-benar mungkin akan menarik tim medis.Jika hal itu terjadi, neneknya tidak akan mendapatkan pengobatan, hanya bisa menunggu kematian."Apakah kamu sangat marah? Ingin menggigitku sampai mati?" Perubahan wajah Miana tertangkap dengan jelas oleh Henry. Henry mengusap bibir Miana dan lanjut berkata, "Pada akhirnya, ini karena kamu nggak cukup kuat, jadi aku bisa mengancammu!"Miana menarik napas dalam-dalam.Apa yang dikatakan Henry benar.Memang karena dirinya tidak cukup kuat.Jika tidak, dia pasti sudah pergi setelah memutuskan untuk meninggalkan Henry.Dia pasti tidak akan berada di situasi seperti ini."Aku bilang, tetaplah di sisiku, jangan punya pikiran yang nggak seharusnya! Kalau nggak, nenekmu hanya bisa menunggu mati!" seru Henry, lalu berbalik pergi.Dulu, dia bisa tidur dengan Miana kapan saja dia mau. Miana akan patuh dan melakukan apa pun yang dia minta.Kini, Miana menolak un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 185

    Henry menyadari bahwa Miana sekarang menjadikan Nyonya Jirgan sebagai sebuah pekerjaan.Miana sedang bekerja sama dengannya.Bukan mencintainya!Padahal ini adalah hasil yang dia inginkan.Namun, mengapa dia masih tidak bahagia?Miana menunduk melihat tangannya yang diletakkan di pangkuannya, tanpa ada sedikit pun emosi di hatinya.Dia selalu serius saat melakukan pekerjaannyaTerlebih lagi, pekerjaan ini bisa membuat neneknya mendapatkan pengobatan yang lebih baik.Selama neneknya bisa sembuh, dia rela sekalipun harus menjual dirinya sendiri!Henry sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia mengemudikan mobil dengan cepat. Sepanjang jalan, mereka tidak berbicara sepatah kata pun.Henry diam, Miana juga diam.Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah restoran.Henry menyerahkan mobilnya ke pegawai yang berdiri di depan pintu untuk diparkir. Setelah itu, Henry mengulurkan lengannya kepada Miana dan berkata, "Gandeng aku."Miana melihat Henry sebentar, lalu dengan patuh men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 222

    "Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 221

    "Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 220

    "Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 219

    Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 218

    "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 217

    Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 216

    Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 215

    Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 214

    "Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,

DMCA.com Protection Status