Share

Bab 184

Penulis: Helena Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 18:00:00
Miana tercekat hingga tidak bisa berkata sepatah kata pun.

Jika Henry benar-benar marah, dia benar-benar mungkin akan menarik tim medis.

Jika hal itu terjadi, neneknya tidak akan mendapatkan pengobatan, hanya bisa menunggu kematian.

"Apakah kamu sangat marah? Ingin menggigitku sampai mati?" Perubahan wajah Miana tertangkap dengan jelas oleh Henry. Henry mengusap bibir Miana dan lanjut berkata, "Pada akhirnya, ini karena kamu nggak cukup kuat, jadi aku bisa mengancammu!"

Miana menarik napas dalam-dalam.

Apa yang dikatakan Henry benar.

Memang karena dirinya tidak cukup kuat.

Jika tidak, dia pasti sudah pergi setelah memutuskan untuk meninggalkan Henry.

Dia pasti tidak akan berada di situasi seperti ini.

"Aku bilang, tetaplah di sisiku, jangan punya pikiran yang nggak seharusnya! Kalau nggak, nenekmu hanya bisa menunggu mati!" seru Henry, lalu berbalik pergi.

Dulu, dia bisa tidur dengan Miana kapan saja dia mau. Miana akan patuh dan melakukan apa pun yang dia minta.

Kini, Miana menolak un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 185

    Henry menyadari bahwa Miana sekarang menjadikan Nyonya Jirgan sebagai sebuah pekerjaan.Miana sedang bekerja sama dengannya.Bukan mencintainya!Padahal ini adalah hasil yang dia inginkan.Namun, mengapa dia masih tidak bahagia?Miana menunduk melihat tangannya yang diletakkan di pangkuannya, tanpa ada sedikit pun emosi di hatinya.Dia selalu serius saat melakukan pekerjaannyaTerlebih lagi, pekerjaan ini bisa membuat neneknya mendapatkan pengobatan yang lebih baik.Selama neneknya bisa sembuh, dia rela sekalipun harus menjual dirinya sendiri!Henry sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia mengemudikan mobil dengan cepat. Sepanjang jalan, mereka tidak berbicara sepatah kata pun.Henry diam, Miana juga diam.Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah restoran.Henry menyerahkan mobilnya ke pegawai yang berdiri di depan pintu untuk diparkir. Setelah itu, Henry mengulurkan lengannya kepada Miana dan berkata, "Gandeng aku."Miana melihat Henry sebentar, lalu dengan patuh men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 186

    Giyan mengernyit, melepaskan tangan Celine. "Duduk dengan tenang."Hubungan antara dia dan Celine ....Hanyalah sebuah transaksi.Bermesraan di depan orang hanya membuat dirinya merasa muak."Di dalam ruangan ini hanya ada keluarga, Giyan, jangan malu-malu begitu!" ujar Celine dengan suara manja, dia berpura-pura tidak menyadari wajah kesal Giyan, dan kembali mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Giyan dengan mesra.Bagaimana mungkin dia rela kalah dari Miana.Aroma parfum yang kuat menusuk hidung, ekspresi lembut di wajah Giyan seketika berubah menjadi dingin. Dia mendorong Celine, berdiri dari kursinya sambil berkata, "Aku merokok dulu di luar!"Jika terus di sini, dia mungkin tidak bisa menahan amarahnya.Dia mungkin akan langsung membuka topeng kelembutannya."Giyan! Kamu nggak boleh pergi!" seru Celine yang ikut berdiri dengan marah. Dia menarik lengan Giyan, tidak membiarkannya pergi.Jika Giyan pergi, dia akan kehilangan muka.Raut wajah Yunita sudah terlihat sedikit tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 187

    Jefry dan Yunita saling bertukar pandang, tetapi apa yang dipikirkan mereka berbeda.Jefry berpikir, mereka akan menjadi keluarga Henry setelah Giyan menikah dengan Celine. Jika bisa bekerja sama dengan Grup Eskaria, itu akan sangat bermanfaat bagi perkembangan masa depan Grup Ferno.Sementara Yunita berpikir, Giyan akan sepenuhnya melupakan Miana setelah menikah dengan Celine. Dia sangat mengetahui karakter putranya. Giyan adalah seseorang yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang. Satu-satunya kekurangan Giyan adalah terlalu setia mencintai seseorang.Henry bertanya dengan nada dingin, "Kapan makan malam dimulai? Miana sudah lapar."Waktu makan Miana selalu teratur, selalu makan malam setiap pukul jam setengah tujuh.Di awal pernikahan, Miana selalu menunggunya pulang untuk makan bersama, hingga makanannya dipanaskan berkali-kali. Kemudian, Miana berhenti peduli padanya, langsung membereskan meja begitu selesai makan. Bahkan, terkadang ketika dia pulang terlambat, sudah tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 188

    Miana tidak bisa menahan diri untuk menatap Henry, matanya yang indah dipenuhi keterkejutan.'Dia hari ini salah minum obat?''Biasanya, dia nggak akan membelaku sedikit pun saat di depan Janice, kenapa hari ini dia terus membantuku?'Celine sangat marah. Dia mengangkat tangannya, ingin menampar Miana, tetapi pergelangan tangannya ditahan hingga terasa seperti akan patah. Karena kesakitan, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Sakit, lepaskan! Miana, lepaskan aku!"Miana, "...."Dia tidak melakukan apa-apa, bagaimana dia bisa melepaskan?Namun, tindakan Henry benar-benar membuatnya bingung.'Kenapa dia terus membantuku hari ini?''Sungguh sulit dimengerti!'"Semua orang tahu bahwa kalau ingin memukul anjing, harus lihat dulu siapa pemiliknya. Sekarang, Miana adalah Nyonya Jirgan, berani sekali memukulnya di depanku, siapa yang memberimu keberanian ini! Minta maaf!" Mata Henry begitu dingin, suaranya begitu tajam seperti bisa menusuk tulang.Sedikit rasa berterima kasih yang Mia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 189

    'Semua gara-gara Miana jalang ini!' umpat Celine di dalam hatinya.Jefry dan Yunita menyaksikan semua itu dalam diam, tetapi kesan mereka terhadap Celine makin buruk.Memiliki menantu seperti Celine di keluarga mereka benar-benar sebuah bencana!....Di ujung koridor, Giyan mengisap kuat rokoknya, dan asap yang keluar dari mulutnya berputar-putar dalam kegelapan malam. Perasaannya saat ini sangat bercampur aduk.Setelah memadamkan puntung rokoknya, dia kembali ke ruang VIP restoran. Begitu masuk, matanya terus menyapu orang-orang di meja makan hingga terhenti pada Miana. Detik itu juga, rasa cintanya bagaikan gelombang besar menerpa hatinya, membuat setiap sel di tubuhnya berteriak bahwa dia menginginkan Miana. Sorot matanya menyala-nyala penuh hasrat, seakan-akan ingin mengisap Miana ke dalam dirinya. Cinta yang tidak bisa dia sembunyikan bagaikan kilau bintang paling terang di langit malam.Miana merasakan tatapan membara itu, lalu mendongak, dan pandangannya bertemu dengan pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 190

    "Pelan sedikit, kamu membuatku sakit!" Miana mengernyit dan mendorong Henry.'Dia sungguh nggak tahu bagaimana memperlakukan wanita dengan lembut!'Pergelangan tangannya terasa seperti akan patah karena dicengkeram begitu kuat.Wajahnya juga terasa sangat sakit setelah terbentur dada Henry tadi."Jangan melihat dia lagi!" Henry menunduk dan berbisik di telinga Miana, nada suaranya mengancam.Miana menarik napas, mengulurkan tangan untuk mengambil cangkir teh, berusaha menyembunyikan kecanggungannya.Giyan mendahuluinya, mengangkat cangkir teh, menyerahkannya padanya sambil berkata, "Aku ingat kamu nggak suka minum teh karena nggak suka rasanya, jangan paksakan diri kalau nggak suka."Kalimatnya bermakna ganda.Cangkir teh ada di depannya, Miana merasa serbasalah, tidak tahu harus menerimanya atau tidak.Sejak kecil dia memang tidak suka minum teh.Karena tidak suka rasanya.Bertahun-tahun berlalu, dia tidak menyangka Giyan masih mengingatnya.Wajah Henry seketika menjadi masam.Dia ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 191

    Henry berbicara dengan sangat lambat dan suara yang berat, bukan seperti terima kasih, melainkan seperti menyindir mereka berdua.Tangan Pram yang memegang gelas bergetar hebat dan keningnya berkeringat. Dia terbata-bata saat berkata, "Sebagai orang tua, sudah seharusnya kami memperlakukan Mia dengan baik. Pak Henry sudah terlalu sungkan!"Sekujur tubuh Evina gemetar, dia juga ketakutan sehingga bicara pun tidak lancar, "Mia, sering-seringlah pulang ke rumah, kami sangat merindukanmu!"Dia mengerti maksud di balik ucapan Henry dan itu membuat jantungnya berdetak kencang.'Bukankah Henry punya selingkuhan di luar? Kenapa masih peduli pada Miana?''Kelihatannya harus mulai bersikap baik pada Miana, kalau nggak, bisa-bisa Henry tidak nggak berinvestasi di perusahaan lagi!''Bagaimana kalau besok aku ajak Miana pergi belanja beberapa baju, untuk menyenangkannya sedikit.'Menyaksikan semua itu, Celine sangat marah hingga tangannya gemetar, bahkan muncul niat ingin membunuh Miana.Henry meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 192

    Evina ingin membentak Miana, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena ada banyak orang di tempat, hanya bisa menegurnya, "Mengurus suami adalah kewajiban seorang istri, kenapa kamu masih mengeluh!"Miana melihat ekspresi Evina yang menahan amarah sambil menegurnya, dan merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya yang kompleks.Padahal Henry baru saja menyindir mereka, tetapi Evina tidak menahan diri sama sekali.Terkadang, Miana sangat meragukan apakah dia benar-benar anak kandungnya atau bukan.Setelah mengandung selama sepuluh bulan, melewati pintu kematian saat melahirkan, anak adalah orang yang terpenting dalam hidup seorang ibu.Namun ibunya lebih menyayangi Celine dan selalu memenuhi semua keinginan Celine.Sebaliknya, ibunya sangat membencinya dan selalu kejam padanya.Miana selalu tidak mengerti di mana dia telah menyinggung ibunya.Henry hanya bersandar di kursi, mata hitamnya tertuju pada wajah Miana.Baru saja dia membantu Miana, tetapi Miana malah tidak tahu berterima kas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 222

    "Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 221

    "Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 220

    "Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 219

    Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 218

    "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 217

    Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 216

    Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 215

    Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 214

    "Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,

DMCA.com Protection Status