"Pelan sedikit, kamu membuatku sakit!" Miana mengernyit dan mendorong Henry.'Dia sungguh nggak tahu bagaimana memperlakukan wanita dengan lembut!'Pergelangan tangannya terasa seperti akan patah karena dicengkeram begitu kuat.Wajahnya juga terasa sangat sakit setelah terbentur dada Henry tadi."Jangan melihat dia lagi!" Henry menunduk dan berbisik di telinga Miana, nada suaranya mengancam.Miana menarik napas, mengulurkan tangan untuk mengambil cangkir teh, berusaha menyembunyikan kecanggungannya.Giyan mendahuluinya, mengangkat cangkir teh, menyerahkannya padanya sambil berkata, "Aku ingat kamu nggak suka minum teh karena nggak suka rasanya, jangan paksakan diri kalau nggak suka."Kalimatnya bermakna ganda.Cangkir teh ada di depannya, Miana merasa serbasalah, tidak tahu harus menerimanya atau tidak.Sejak kecil dia memang tidak suka minum teh.Karena tidak suka rasanya.Bertahun-tahun berlalu, dia tidak menyangka Giyan masih mengingatnya.Wajah Henry seketika menjadi masam.Dia ada
Henry berbicara dengan sangat lambat dan suara yang berat, bukan seperti terima kasih, melainkan seperti menyindir mereka berdua.Tangan Pram yang memegang gelas bergetar hebat dan keningnya berkeringat. Dia terbata-bata saat berkata, "Sebagai orang tua, sudah seharusnya kami memperlakukan Mia dengan baik. Pak Henry sudah terlalu sungkan!"Sekujur tubuh Evina gemetar, dia juga ketakutan sehingga bicara pun tidak lancar, "Mia, sering-seringlah pulang ke rumah, kami sangat merindukanmu!"Dia mengerti maksud di balik ucapan Henry dan itu membuat jantungnya berdetak kencang.'Bukankah Henry punya selingkuhan di luar? Kenapa masih peduli pada Miana?''Kelihatannya harus mulai bersikap baik pada Miana, kalau nggak, bisa-bisa Henry tidak nggak berinvestasi di perusahaan lagi!''Bagaimana kalau besok aku ajak Miana pergi belanja beberapa baju, untuk menyenangkannya sedikit.'Menyaksikan semua itu, Celine sangat marah hingga tangannya gemetar, bahkan muncul niat ingin membunuh Miana.Henry meng
Evina ingin membentak Miana, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena ada banyak orang di tempat, hanya bisa menegurnya, "Mengurus suami adalah kewajiban seorang istri, kenapa kamu masih mengeluh!"Miana melihat ekspresi Evina yang menahan amarah sambil menegurnya, dan merasa sulit untuk mengungkapkan perasaannya yang kompleks.Padahal Henry baru saja menyindir mereka, tetapi Evina tidak menahan diri sama sekali.Terkadang, Miana sangat meragukan apakah dia benar-benar anak kandungnya atau bukan.Setelah mengandung selama sepuluh bulan, melewati pintu kematian saat melahirkan, anak adalah orang yang terpenting dalam hidup seorang ibu.Namun ibunya lebih menyayangi Celine dan selalu memenuhi semua keinginan Celine.Sebaliknya, ibunya sangat membencinya dan selalu kejam padanya.Miana selalu tidak mengerti di mana dia telah menyinggung ibunya.Henry hanya bersandar di kursi, mata hitamnya tertuju pada wajah Miana.Baru saja dia membantu Miana, tetapi Miana malah tidak tahu berterima kas
Pram tidak hanya memiliki satu selingkuhan.Jika tadi Evina tidak mengulurkan tangan untuk menyerangnya, Miana pasti tidak akan mengungkapkan hal ini.Dia benar-benar tidak ingin mencari masalah dengan Pram dan Evina."Miana, kamu serius?" Evina menatap Miana dengan penuh kemarahan, seolah-olah ingin mengulitinya hidup-hidup.Tahu bahwa ayahnya memiliki selingkuhan, tetapi tidak memberi tahu secara diam-diam, malah mengungkapkannya pada hari seperti ini! Evina langsung menyimpulkan Miana sengaja ingin membuatnya malu!'Gadis sialan ini sungguh licik.'"Kalau kamu nggak percaya, apa yang bisa kulakukan? Aku nggak bisa membangunkan orang yang pura-pura tidur, bukan?" Miana tersenyum, lalu mengambil botol anggur dan menuangkannya ke tiga gelas.Henry mengangkat alis.'Apa yang ingin dilakukannya!'Miana menyerahkan dua gelas anggur itu kepada Evina dan Pram.Kemudian, mengangkat gelasnya sendiri dan berkata, "Segelas anggur ini untuk menghormati kalian, terima kasih telah melahirkan dan m
Miana mendongak, melihat Evina dengan wajah garang berlari ke arahnya. Detik itu juga, dia secara naluriah melindungi perutnya.Pada saat yang sama, Henry menariknya ke belakang, ekspresinya sangat dingin, dan dia menendang Evina yang berlari ke mendekat. "Dari mana kamu mendapatkan keberanian untuk menyerangnya!"Dia bersikap hormat pada Evina hanya karena Miana.Evina tidak berterima kasih kepada Miana, tetapi malah ingin menyakitinya. Menurut Henry, orang seperti ini tidak pantas dia hormati.Evina ditendang hingga jatuh ke lantai dan dia berteriak kesakitan.Pram segera maju untuk membantunya bangkit.Celine menatap Miana dengan marah.'Pasti wanita jalang ini yang sengaja menghasut Henry.'Miana berdiri di belakang Henry, hatinya penuh dengan kesedihan.Dia telah memutuskan hubungan dengan mereka, jadi mulai sekarang, mereka tidak akan bisa menyakitinya lagi!Hal ini juga merupakan pembebasan baginya.Henry berbalik, menarik tangan Miana dan berkata, "Ayo, kita pulang!"Tanggal pe
Giyan berdiri dan berjalan menuju Miana, ekspresinya sedikit tegang.Dia tadi melihat dengan sangat jelas bahwa Evina menggigit Miana.Pada saat itu, rasa kebencian terpampang jelas di wajahnya.Hanya karena ketika Miana berusia enam tahun tidak sengaja meninggalkan adiknya, mereka membenci Miana sampai ke tulang-tulang.Sejak kecil hingga dewasa, mereka tidak pernah memperlakukan Miana dengan baik.Bahkan, setelah Celine ditemukan kembali, mereka tetap membenci Miana.Giyan tidak pernah bisa mengerti mengapa mereka bersikap seperti itu.Setelah tiba di hadapan Miana, dia berkata dengan nada serius, "Kamu terluka, aku akan mengantarmu ke rumah sakit sekarang!"Dia yakin luka itu tidak sesederhana seperti yang Miana katakan.Miana pasti terluka sangat parah.Henry menoleh, menatap Giyan dan berkata, "Kamu urus keluargamu sendiri, nggak perlu mengurus istriku!"Suara Henry begitu dingin dan menusuk.Rasa sakit di kaki terasa sangat hebat.Miana diam-diam menarik napas panjang, berusaha m
Miana menatap Pram sejenak, lalu tersenyum dan bertanya pada Henry, "Kalau aku memohon padamu, bisakah kamu mengurangi sedikit bunganya?"Selama beberapa tahun ini, orang tuanya telah mengambil puluhan miliar dari Henry, tetapi tidak ada yang peduli dengan neneknya di rumah sakit, mereka bahkan tidak membayar sepeser pun biaya pengobatannya.Orang tua yang begitu tidak berperasaan, bagaimana mungkin Miana bersedia membantu mereka!Apakah ayahnya menganggapnya bodoh!Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kamu sudah memohon, tentu saja bunganya harus dikurangi sedikit!"Melihat mereka bekerja sama, Pram hampir pingsan karena sangat marah.'Miana, gadis sialan ini! Ya sudah kalau nggak mau membantuku, tapi kenapa dia malah membantu Henry dan menambah penderitaanku!'Amarah Pram sudah sampai ke ubun-ubunnya!"Ayah, dengar itu? Bunganya sudah dikurangi sedikit, aku sudah sangat baik padamu, bukan?" Ekspresi Miana seketika berubah dari tersenyum menjadi serius. "Kita sudah memu
Miana mencari alasan agar tidak pergi ke rumah sakit karena tidak berani membiarkan Henry tahu tentang kehamilannya."Dasar manja!" seru Henry dengan nada dingin.Akan tetapi, Henry tetap mengeluarkan ponselnya untuk memanggil dokter keluarga.Setelah menelepon, dia langsung mengangkat ujung celana Miana.Segera, terlihat sepotong kulit serta sedikit daging hampir lepas dari kakinya. Meskipun darah di sekitarnya sudah mengering, lukanya tetap terlihat sangat mengerikan.Api amarah seketika tersulut di dalam hati Henry.Henry mengeluarkan ponsel untuk menelepon Wiley."Kirim orang untuk memberi pelajaran pada orang tua Miana!"Dia menutup telepon setelah mengatakan hal itu dengan penuh emosi.Dua orang itu tidak layak menjadi orang tua!Mereka bagaikan iblis!Bisa-bisanya ada seorang ibu sekejam ini, menggigit putri kandung sendiri hingga kulit dan dagingnya terkelupas!Miana terkejut mendengar apa yang dikatakan Henry.Sebenarnya, dia sudah berencana memberi perhitungan dengan ibunya s
"Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te
"Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan
"Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m
Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,
"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi
Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i
Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida
Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa
"Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,