Giyan berdiri dan berjalan menuju Miana, ekspresinya sedikit tegang.Dia tadi melihat dengan sangat jelas bahwa Evina menggigit Miana.Pada saat itu, rasa kebencian terpampang jelas di wajahnya.Hanya karena ketika Miana berusia enam tahun tidak sengaja meninggalkan adiknya, mereka membenci Miana sampai ke tulang-tulang.Sejak kecil hingga dewasa, mereka tidak pernah memperlakukan Miana dengan baik.Bahkan, setelah Celine ditemukan kembali, mereka tetap membenci Miana.Giyan tidak pernah bisa mengerti mengapa mereka bersikap seperti itu.Setelah tiba di hadapan Miana, dia berkata dengan nada serius, "Kamu terluka, aku akan mengantarmu ke rumah sakit sekarang!"Dia yakin luka itu tidak sesederhana seperti yang Miana katakan.Miana pasti terluka sangat parah.Henry menoleh, menatap Giyan dan berkata, "Kamu urus keluargamu sendiri, nggak perlu mengurus istriku!"Suara Henry begitu dingin dan menusuk.Rasa sakit di kaki terasa sangat hebat.Miana diam-diam menarik napas panjang, berusaha m
Miana menatap Pram sejenak, lalu tersenyum dan bertanya pada Henry, "Kalau aku memohon padamu, bisakah kamu mengurangi sedikit bunganya?"Selama beberapa tahun ini, orang tuanya telah mengambil puluhan miliar dari Henry, tetapi tidak ada yang peduli dengan neneknya di rumah sakit, mereka bahkan tidak membayar sepeser pun biaya pengobatannya.Orang tua yang begitu tidak berperasaan, bagaimana mungkin Miana bersedia membantu mereka!Apakah ayahnya menganggapnya bodoh!Henry mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Kamu sudah memohon, tentu saja bunganya harus dikurangi sedikit!"Melihat mereka bekerja sama, Pram hampir pingsan karena sangat marah.'Miana, gadis sialan ini! Ya sudah kalau nggak mau membantuku, tapi kenapa dia malah membantu Henry dan menambah penderitaanku!'Amarah Pram sudah sampai ke ubun-ubunnya!"Ayah, dengar itu? Bunganya sudah dikurangi sedikit, aku sudah sangat baik padamu, bukan?" Ekspresi Miana seketika berubah dari tersenyum menjadi serius. "Kita sudah memu
Miana mencari alasan agar tidak pergi ke rumah sakit karena tidak berani membiarkan Henry tahu tentang kehamilannya."Dasar manja!" seru Henry dengan nada dingin.Akan tetapi, Henry tetap mengeluarkan ponselnya untuk memanggil dokter keluarga.Setelah menelepon, dia langsung mengangkat ujung celana Miana.Segera, terlihat sepotong kulit serta sedikit daging hampir lepas dari kakinya. Meskipun darah di sekitarnya sudah mengering, lukanya tetap terlihat sangat mengerikan.Api amarah seketika tersulut di dalam hati Henry.Henry mengeluarkan ponsel untuk menelepon Wiley."Kirim orang untuk memberi pelajaran pada orang tua Miana!"Dia menutup telepon setelah mengatakan hal itu dengan penuh emosi.Dua orang itu tidak layak menjadi orang tua!Mereka bagaikan iblis!Bisa-bisanya ada seorang ibu sekejam ini, menggigit putri kandung sendiri hingga kulit dan dagingnya terkelupas!Miana terkejut mendengar apa yang dikatakan Henry.Sebenarnya, dia sudah berencana memberi perhitungan dengan ibunya s
"Kamu nggak boleh membatalkan pernikahan ini! Kamu nggak boleh menarik kembali kata-katamu!" Evina sangat emosional, nadanya mendesak.Di antara empat keluarga besar di Kota Jirya, keluarga Ferno berada di posisi kedua setelah keluarga Jirgan. Jika Celine menikah dengan Giyan, tentu saja ini akan sangat menguntungkan keluarga Senora. Sebaliknya, jika pernikahan tersebut dibatalkan, dari mana Celine akan mendapatkan keuntungan tersebut!Pram mengangguk tanpa henti, ikut berseru, "Ya, kamu nggak boleh membatalkan pernikahan ini! Nggak boleh menarik kembali kata-katamu! Kalau kabar ini menyebar, putriku akan kehilangan muka! Ke mana pun dia pergi, orang akan mengejeknya!"Dia bertanya-tanya, mengapa Giyan tiba-tiba berubah pikiran, padahal tadi semuanya baik-baik saja, bahkan tanggal pernikahan sudah ditetapkan!"Aku nggak keberatan kalian yang mengumumkan pembatalan pernikahan ini, dan aku bersedia menanggung semua akibatnya. Selain itu, aku juga bersedia membantu melunasi utang kalian k
Yunita mengernyit, berdiri dari kursi, dan berkata, "Pak Pram, Bu Evina, bagaimana kalau begini, kalian pulang dulu dan berdiskusi tentang apa yang kalian inginkan. Kita cari waktu lagi besok untuk bertemu dan menyelesaikan masalah ini."Belakangan ini, dia tidak bisa tidur karena memikirkan Giyan dan Celine akan menikah.Sekarang, dia akhirnya mendengar Giyan sendiri mengusulkan untuk membatalkan pernikahan tersebut, tentu saja dia setuju.Dia tahu bahwa keluarga Senora menginginkan uang, mereka bersedia memberikannya.Sekalipun harus memberi sedikit lebih banyak, itu juga tidak masalah!Selama bisa lepas dari Celine, itu sudah cukup!Jefry juga berdiri dan menambahkan, "Giyan bersedia memberi kalian uang, tapi keluarga Ferno bukanlah orang bodoh, jadi lebih baik kalian tahu batasannya!" Lalu dia melihat ke arah Giyan. "Ayo pergi."Setelah bertetangga selama puluhan tahun, dia berharap perpisahan ini bisa dilakukan dengan baik-baik.Namun, dia berubah pikiran setelah mendengar Pram me
Pram menatap Evina, lalu tiba-tiba bertanya, "Kenapa kamu begitu membenci Miana?"Dia tadi melihat dengan jelas bahwa Evina menggigit kaki Miana dengan sekuat tenaga.Bagaimanapun, Evina yang melahirkan Miana.Namun, mengapa Evina begitu membenci Miana?Ekspresi Evina sedikit berubah, tetapi segera kembali normal, lalu menjawab, "Dia sengaja membuat Celine hilang. Sejak kecil sudah berhati jahat. Punya putri seperti ini, aku nggak membencinya, tapi masih harus menyukainya?"Pram merasa tidak nyaman dengan cara Evina menjawabnya. "Aku hanya sekadar bertanya, kenapa kamu bicara begitu banyak!"Saat mengatakan itu, suaranya tanpa sadar meninggi."Pram, pertanyaanku tadi belum kamu jawab! Jangan berpura-pura di sini!" Evina bukanlah wanita lemah lembut dan mudah dihadapi.Pram tentu saja tahu karakter Evina tersebut.Dulu, dia berpikir bahwa Evina bersikap agak keras untuk kebaikannya.Kemudian, dia baru tahu bahwa Evina sebenarnya hanya mencintai diri sendiri.Evina bersikap tegas hanya u
"Kamu mati saja!"Di rumah, orang yang paling mencintainya adalah ibunya!Pram berani memukul ibunya seperti itu, pantas mati!Namun, tepat pada saat itu, pintu ruang VIP tiba-tiba terbuka. Setelah beberapa orang masuk dengan cepat, pintu pun ditutup rapat.....Di Kompleks Gaillardia.Dokter keluarga sedang mengobati luka Miana. Karena sedang hamil, Miana menolak diberi anestesi. Dia merapatkan giginya untuk menahan rasa sakit.Henry berdiri di samping, melihat Miana berkeringat karena kesakitan, dia refleks mengerutkan keningnya.'Kenapa dia bersikeras nggak mau diberi anestesi padahal sangat kesakitan?'Setelah pengobatan lukanya selesai, sekujur tubuhnya basah kuyup seperti habis berendam di air."Jangan biarkan lukanya terkena air. Makan makanan yang agak tawar dan minum obatnya tepat waktu!" Setelah berpesan beberapa kata, si dokter pun pergi.Miana lemas terbaring di tempat tidur, bahkan tidak punya tenaga untuk bicara.'Sakit sekali!'Dengan raut wajah dingin, Henry mendengkus
Raut wajah Henry begitu dingin, dan dia berkata, "Miana, bisakah kamu nggak selalu bersaing dengan Janice!"Miana tertegun.Dia sedang terluka, ingin Henry menemaninya, apakah itu termasuk bersaing dengan Janice?Miana segera kembali tenang, tersenyum kecil dan berkata, "Kalau kamu begitu nggak bisa melepaskan Janice, kenapa nggak mau bercerai dan menikahi dia?"Selama mereka bercerai, siapa yang Henry cintai, dengan siapa Henry bersama, siapa yang Henry kunjungi, itu bukan urusannya lagi.Namun, Henry menolak bercerai dengannya dan tetap terlalu dekat dengan Janice.Sekalipun dia tidak peduli, tetap saja terasa terganggu."Giyan dan adikmu akan segera menikah, meskipun kamu bercerai, dia nggak mungkin bisa menikahimu. Atau kamu ingin berbagi suami yang sama dengan adikmu?" Kata-kata Henry seperti panah yang menusuk jantung, membuat Miana sangat terkejut.Di mata Henry, dia adalah wanita rendahan!"Miana, aku sudah bilang, kalau kita bercerai, aku nggak akan lagi peduli pada nenekmu! P
"Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te
"Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan
"Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m
Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,
"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi
Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i
Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida
Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa
"Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,