Share

Bab 121

Penulis: Helena Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 18:00:00
Bibi Lina menghela napas lega ketika dia melihat Henry berjalan masuk sambil mengendong Miana.

Dia berpikir hubungan kedua orang itu tampaknya baik-baik saja.

Dia tidak perlu khawatir Miana akan pergi.

Miana membenamkan wajahnya di dada Henry dan berpikir dengan cepat.

Saat pikiran Miana masih berkeliaran, Henry sudah membawanya ke kamar mandi.

Rasa dingin menyerbu tubuhnya, Miana kembali sadar dan mendapati dirinya sedang berdiri di depan cermin kamar mandi, dengan separuh pakaiannya sudah dilepas.

Dia panik dan buru-buru berkata, "Aku mau ke toilet dulu."

Henry menyipitkan matanya. "Hmm?" Dia meninggikan suaranya, menunjukkan rasa bahaya.

Rasa dingin merambat di punggung Miana. Miana mendongak, melihat mata Henry sudah penuh dengan nafsu, membuat hatinya sedikit bergetar. "Aku akan segera kembali."

Henry mengangkat tangannya. Telapak tangannya yang besar jatuh ke wajah Miana. "Kamu sengaja menggantungku?" tanya Henry

"Aku malu!" Miana membuang muka dengan malu-malu.

Henry malah senan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 122

    Meskipun tubuh Miana sangat lelah, pikirannya tetap sangat jernih. Mendengar kata-kata Henry, bibir merahnya mulai bergerak, "Aku sangat lelah, tanganku sangat pegal."Henry menatap wajah Miana yang lembut, hatinya pun ikut lembut, "Siapa suruh kamu begitu bersemangat tadi!"Tiga tahun menikah, kali ini terasa sangat berbeda.Mungkin karena ini pertama kalinya Miana begitu aktif padanya."Kalau aku nggak bersemangat, apa kamu akan merasa nyaman?" Meskipun lelah, Miana tetap waspada, takut Henry akan memaksanya.Henry menelan ludah, lalu tertawa kecil.Dia memang merasa sangat nyaman.Namun, dia juga tahu Miana bersemangat karena ada sesuatu yang diinginkannya.Melihat Henry sedikit tersenyum, Miana bertanya dengan hati-hati, "Henry, suasana hatimu ... sedang baik?"Dia melayaninya dengan semangat tentu ada tujuannya.Henry menebak tujuan Miana di dalam hati, berpura-pura tidak tahu dan bertanya, "Kenapa? Masih ingin melayaniku sekali lagi?" Dia sengaja berbicara dengan terus terang, ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 123

    Miana berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apakah kamu ingin bercerai dan meminta pembagian uang yang dihasilkan dari perusahaan wanita simpanan itu?""Benar! Aku ingin pembagian uang yang dihasilkan dari perusahaan yang dia investasikan!" Bagi wanita ini, uang itu juga termasuk harta bersama selama pernikahan, jadi permintaannya tidak berlebihan."Sekarang sudah agak malam, bagaimana kalau besok kamu datang ke firma hukum, kita bisa membicarakannya lebih detail." Sulit menjelaskan semuanya melalui telepon, lebih baik bertemu langsung."Baik, besok aku akan ke firma hukum mencarimu, kira-kira jam berapa kamu ada waktu?""Saat ini aku belum bisa memastikan, besok pagi kamu telepon aku lagi untuk menentukan waktunya." Miana ingat dia besok ada kasus yang harus disidangkan, waktunya agak ketat."Baik, besok aku akan menghubungi lagi, Bu Miana , sampai jumpa."Setelah panggilan dengan wanita itu berakhir, Miana meletakkan ponsel, segera pergi ke ruang ganti.Dua set piama tipis yang seksi itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 124

    Miana menatap wajah Henry, tersenyum dan berkata, "Selain Sherry, apa aku punya teman lain?"'Bukankah yang kubicarakan adalah masalah Sherry?''Siapa lagi yang dia maksud?''Giyan?'"Bukankah kamu lebih tahu daripada aku?" Henry ingin mendengar penjelasannya tentang hubungannya dengan Giyan.Namun, dia menyadari Miana sengaja menghindari topik Giyan, berpura-pura tidak mengerti maksudnya.'Wanita ini pasti menyembunyikan sesuatu.'Miana menatap Henry dan perlahan berkata, "Aku dan Giyan dulu tetangga, sekarang hanya kenalan biasa, nggak ada hubungan apa-apa."Dia tidak tahu, penjelasan seperti ini entah memuaskan Henry atau tidak.Henry tersenyum dan berkata, "Kudengar, kamu adalah menantu yang diakui oleh keluarga Ferno."Miana masih menatap wajah Henry, mencoba melihat apa yang ada dipikirkan Henry, tetapi Henry terlalu pandai menyembunyikan perasaannya, dia tidak bisa melihat apa-apa. Setelah berpikir sejenak, dia bertanya dengan serius, "Kamu begitu keberatan dengan lelucon yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 125

    Aroma dingin Henry menyusup ke hidung.Miana teringat kata-kata dokter, hatinya panik, segera mendorongnya dan berteriak, "Henry, jangan tekan perutku, sakit!"Kemarin Henry membuatnya merasa tidak nyaman di perut.Dia tidak ingin mengalaminya lagi.Henry mengerutkan kening, menatap wajah Miana yang memerah.'Wanita ini jelas-jelas juga merasakan sesuatu, tapi dia malah terus menolakku.''Seperti sebelumnya, dia lebih suka menggunakan tangan untuk membantuku daripada melakukannya denganku.''Kalau ada yang bilang wanita ini nggak punya niat lain, aku nggak percaya!'Tatapan Henry membuat Miana merinding, dia buru-buru berkata, "Aku ... perutku sakit.""Kemarin kamu juga bilang perut sakit, hari ini sakit lagi, besok aku akan suruh Wiley untuk mengatur dokter untuk memeriksamu," ujar Henry dengan ekspresi dingin, dia tentu saja tidak percaya dengan kata-kata Miana.Tidak mungkin setiap kali ingin melakukan, perutnya sakit.Entah berbohong atau mencari alasan untuk menolak berhubungan in

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 126

    "Henry, aku lelah, tidurlah." Miana mengedipkan mata indahnya, suaranya terdengar lembut seperti sedang bermanja setelah menutupi kepalanya dengan selimut.Sembari berbicara, dia berpikir, jika Janice tidak segera menelepon Henry, dia takut tidak akan bisa menghentikan Henry lagi.Henry membawa piama seksi itu ke tempat tidur, menarik selimut dan mendorong Miana ke depan.Tubuh Miana pun berguling di tempat tidur dan selimut yang membungkusnya terbuka.Miana segera menggenggam erat piama yang ditubuhnya.Tamat sudah!Dia tidak bisa menghentikan Henry lagi.Janice benar-benar tidak berguna!"Henry ...." Miana baru saja ingin berbicara, tetapi lengannya ditarik oleh Henry. Henry menariknya ke dalam pelukan dan bertanya, "Aku bantu kamu ganti atau kamu sendiri yang ganti?"Intinya, dia harus melihat Miana mengenakan piama seksi itu.Miana menggigit bibirnya, menatap Henry dengan mata indahnya dan bertanya dengan suara kecil, "Nggak bisa nggak ganti?"Saat membeli piama seksi itu, dia bert

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 127

    "Kenapa kamu menyembunyikan kecelakaan Janice dari keluarga? Kamu tahu dia sekarang sedang hamil, mengandung anak kakakmu! Kalau terjadi sesuatu, kepala Miana nggak cukup untuk menebusnya!" seru Felica dengan sikap menuduh.Henry mengerutkan keningnya dan berkata, "Dia mengalami kecelakaan, tapi nggak kenapa-napa, jadi untuk apa mengumumkannya dengan besar-besaran!"Dia sudah meminta Wiley untuk menutup berita ini, bagaimana ibunya bisa tahu tentang kecelakaan ini."Kamu nggak ingin mengumumkannya besar-besaran hanya untuk melindungi Miana, 'kan! Jangan pikir aku nggak tahu niatmu." Menyebut nama Miana, suasana hati Felica langsung menjadi buruk.Henry berkata dengan suara berat, "Urusanku nggak perlu kamu campuri! Kalau kamu benar-benar peduli pada Janice, kirim lebih banyak pembantu untuk merawatnya."Kecelakaan Janice sedang dia selidiki.Perilaku Miana tidak menunjukkan bahwa Miana yang melakukannya.Meskipun dia tidak suka Miana, dia juga tidak ingin menuduh Miana tanpa bukti."Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 128

    Henry berjalan mendekat dan menyadari ada yang tidak beres dengan Miana. Dia duduk di tepi kasur dan menyentuh kening Miana.Penuh keringat.Namun, tidak demam."Miana, ada apa denganmu? Di mana yang nggak nyaman?" tanya Henry sambil mengernyit.Sebelum turun, Miana masih baik-baik saja, mengapa tiba-tiba terlihat begitu kesakitan?Mendengar suara itu, Miana refleks mendekat ke pelukan Henry dan berkata dengan pelan, "Henry, perutku sakit."Sungguh menyakitkan.Dia ingin sekali pergi ke rumah sakti."Aku akan membawamu ke rumah sakit!" ujar Henry sambil menggendong tubuhnya dan berjalan keluar.Miana tiba-tiba tersadar, matanya membelalak menatap Henry, dan berkata dengan panik, "Turunkan aku, aku nggak mau ke rumah sakit!"Begitu dia diperiksa di rumah sakit, kehamilannya akan terbongkar.Pada saat itu, bayinya tidak akan selamat.Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi!Melihat Miana penuh keringat, tetapi masih menolak pergi ke rumah sakit, wajah Henry pun menjadi masam dan dia be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 129

    Miana mengangguk cepat dan berkat, "Ya, nggak sakit lagi."Yang diinginkan Miana sekarang adalah menyuruh Henry segera pergi, sekalipun perutnya sakit, dia tidak akan mengatakannya.Henry mengatup-ngatupkan bibirnya, membungkuk sedikit dan menurunkan Miana. "Kamu jalan sendiri ke kamar, aku pergi dulu."Setelah mengatakan itu, Henry pun pergi.Miana menatap punggung Henry, lalu memegang perutnya sambil bergumam, "Sayang, kamu yang tenang ya, Mama akan segera membawamu ke rumah sakit."Tepat pada saat ini, Bibi Lina muncul dan berjalan cepat ke arah Miana. Dia bertanya dengan cemas, "Nyonya baik-baik saja?"Miana menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku baik-baik saja."Melihat wajah Miana yang pucat, Bibi Lina sekali lagi bertanya dengan khawatir, "Nyonya, benaran baik-baik saja?"Miana mengangguk kecil dan berkata, "Ya, aku baik-baik saja, tapi aku harus keluar sebentar. Kalau nanti Henry pulang sebelum aku, tolong bantu aku carikan alasan."Bibi Lina tidak langsung menanyakan alas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 226

    "Sofia, kenapa kamu menjerit?" tanya orang di telepon dengan suara tajam, dia merasa kesal."G-Gio!" Sofia terkejut hingga ketakutan, dan dengan terbata-bata dia menyebut nama ini.Gio Ducan adalah pengacara yang melompat dari gedung dan meninggal lima tahun lalu, juga adalah guru Miana."Dia sudah mati lima tahun yang lalu!" seru pria di telepon dengan tegas. "Jangan menakut-nakuti dirimu sendiri!""Dia, dia nggak mati, dia masih hidup, dia ada di depanku!" teriak Sofia lagi."Seseorang sedang berpura-pura menakuti-nakutimu! Ingat, jangan bicara sembarangan!" Pria itu memperingatkannya."Ini bukan berpura-pura! Ini nyata!" Penampilan orang di depannya begitu nyata, sehingga Sofia ketakutan dan jatuh pingsan ke lantai. Layar ponselnya pecah ketika membentur lantai."Sofia! Bicara!" Pria di ujung telepon terus berteriak.Sofia sudah kehilangan kesadaran, jadi tentu saja tidak bisa merespons.Pada saat ini, sepasang sepatu kulit yang mengkilap berhenti di depan Sofia. Pria itu kemudian m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 225

    Sofia bergegas meninggalkan toko perhiasan itu.Sherry berdiri, hendak mengejar, tetapi ditarik oleh Miana, "Nggak perlu dikejar, nggak ada gunanya."Reaksi wanita itu sudah membuktikan bahwa dia adalah Sofia Lestari.Jika bukan, dia tidak akan buru-buru pergi."Jadi, sekarang kita pergi?" Sherry mau tak mau menyerah."Kamu sudah menyerahkan kartu itu ke pegawai, nggak mau lihat-lihat dulu?" Miana tersenyum dan lanjut berkata, "Menurutku, lebih baik kamu tunggu, dia pasti akan segera datang mencarimu."Setelah kartu diserahkan, untuk memverifikasi keaslian kartu, mereka pasti akan menghubungi pemilik kartu tersebut.Adapun Sofia, dia akan mencari seseorang untuk mengikuti Sofia.Dia tidak akan membiarkan Sofia yang sudah kembali bisa pergi lagi!Sherry mengatupkan bibir sejenak, lalu berkata, "Jujur saja, aku nggak ingin menggunakan uangnya, tapi kalau aku nggak menggunakan uangnya, dia akan bilang aku menginginkan cintanya dan dia nggak bisa memberikannya!"Sherry dan Farel melakukan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 224

    Pada saat itu, Miana dan Sherry melewati toko perhiasan. Miana tanpa sengaja melihat seorang wanita yang sedang memilih cincin di dalam toko itu tampak sangat tidak asing. Dia pun menarik Sherry masuk. Begitu mendekat, dia langsung mengenali wanita itu adalah Sofia Lestari. Sofia merupakan klien yang datang ke firma hukum lima tahun yang lalu, untuk mengajukan gugatan cerai karena suaminya berselingkuh dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.Lima tahun yang lalu, Miana masih magang di firma hukum, dan kasus perceraian itu ditangani oleh gurunya. Namun, sebelum kasus perceraian itu selesai, gurunya melompat dari gedung dan meninggal dunia.Miana sangat mengenal gurunya. Walaupun gurunya berkarakter keras dan suka memarahi orang, gurunya bukan tipe orang yang akan bunuh diri.Setelah kematian gurunya, dia sempat mencari Sofia untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Sofia telah menjual rumahnya dan pindah.Selama lima tahun ini, Miana tidak berhenti dan secara diam-diam m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 223

    Menurut Nadia, perjodohan ini merupakan cara untuk mempertahankan posisi putranya di perusahaan.Jika tidak melakukan perjodohan ini, akan ada kemungkinan perusahaan ini dirampas oleh anak haram itu."Bu, aku ...." Kata-kata Yosef dipotong oleh Nadia, "Nggak masalah kamu ingin bermain-main dengan Janice si jalang itu, tapi jangan pernah berpikir untuk menikahinya! Menantu keluarga Lucario hanya boleh putri bungsu keluarga Ingra!"Nadia tentu tahu bahwa putranya menyukai Janice.Sebelumnya, karena tidak ada calon menantu yang cocok, dia membiarkan Yosef bermain-main dengan wanita.Baginya, tidak masalah pria bermain-main dengan beberapa wanita sebelum menikah.Namun, setelah menikah, semua wanita itu harus diputuskan dengan bersih.Selain itu, menurutnya, Janice bukanlah wanita baik-baik.Janice tiba-tiba hamil setelah suaminya meninggal lebih dari setahun. Hubungan antara Janice dengan adik iparnya juga tidak jelas, berita tentang mereka sering masuk tren tagar.Wanita seperti Janice,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 222

    "Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 221

    "Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 220

    "Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 219

    Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 218

    "Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi

DMCA.com Protection Status