Share

64 [bagian 2]

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Maira segera terbangun kala mendengar suara alarm dari ponselnya. Kala melihat jam di benda pipih itu, ia segera beranjak lalu melangkah ke bilik mandi untuk mencuci wajah. Setelah melakukan hal tersebut, lekas menuju dapur untuk memasak.

"Masak apa ya ...," gumam wanita itu.

Dia terdiam sejenak sambil menatap isi kulkas. Lalu saat terlintas hendak mengolah makanan apa, ia segera melakukannya. Tiga puluh menit berlalu, akhirnya hidangan sudah siap. Maira mengulas senyum melihat hasil masakan di atas meja. Bergegas ke kamar untuk membangunkan Hana.

"Sayang, ayo bangun! Katanya mau sahur buat nanti puasa," bisik Maira.

Wanita itu berkata di dekat telinga Hana, membuat gadis tersebut terusik. Mata sayu perempuan tersebut langsung menatap Maira.

"Eughhh ... nanti Mah, Hana masih ngantuk."

Maira segera menggelengkan kepala, wanita itu langsung bergegas ke bilik mandi dan membasahi tangannya. Senyuman jahil terulas di bibir perempuan tersebut, ia segera mendekati Hana dan menempelkan telapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   65 [bagian 1]

    Maira segera keluar lalu mengulas senyum kala melihat satu gelas besar di nakas. Ia lekas mengambil, membuat Hana mengeryitkan alis. "Mama haus?" tanya gadis itu.Wanita itu hanya mengulas senyum menanggapi pertanyaan Hana. Dia segera kembali ke bilik mandi dan mengisi air ke gelas tersebut. Setelah penuh melangkah menuju ranjang. "Mama mau ngapain isi gelas pake air mentah? Kan itu ada galon Mah," seru Hana. Gadis tersebut menunjuk galon di sisi ruangan, Maira mengikuti pandangan Hana. "Ini bukan buat diminum, Han. Ini buat siram Papamu, biar cepet bangun," balas Maira.Hafiz yang mendengar perkataan Maira langsung melotot. Hana yang mendengar itu mengeryitkan alis, memiringkan kepala menatap Maira. "Emang Papa tanaman disiram segala, jangan dong Mah, kasian. Mendingan kaya sama Hana aja tadi, jangan di siram," larang gadis itu. Perkataan anaknya membuat Hafiz mengulum senyuman. Ia berusaha akting seperti orang baru saja bangun tidur. "Eughhhh ...." Lelaki itu mengerang lalu

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   65 [bagian 2]

    Lelaki itu langsung membuang muka lalu kembali menatap Maira. "Saya cuma mau kasih tau, nanti asisten saya nelepon kamu buat unusual peceraian kamu saya cowok itu. Kamu tinggal turun apa yang harus disiapin," jelas Hafiz. Maira menatap Hafiz dengan pandangan tak percaya. "Serius, Tuan? Secepat itu," lontarnya. Hafiz yang mendengar lontaran Maira hanya menyeringai. Ia merapihkan rambut lalu bangkit, membuka kulkas untuk mengambil susu kotak. "Ya iyalah, kalau banyak uang mah, cepet," sahut lelaki itu.Wanita itu langsung mendelik dan memutarkan bola matanya malas. Sangat terdengar nada kesombongan jadi jawaban Hafiz. Sedangkan lelaki tersebut mendekati anaknya dan memberikan sesuai kotak. "Makasih, Pah. Kenapa Papa gak gantian, buatin Mama susu atau teh gitu," ujar gadis itu. Mendengar itu Maira langsung mengulas senyum, wanita tersebut bertopang dagu seraya menaik turunkan alis. "Kan itu emang tugasnya dia, Han. Masa harus saling gantian," balas Hafiz. Perempuan dewasa itu la

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   66 [bagian 1]

    Maira segera pulang setelah selesai mengantarkan Hanadari sekolah ke kediaman. Ia lekas mengetuk pintu kala sampai rumah. "Ra, kenapa kamu baru pulang. Kamu nginep di rumah siapa? Ibu nanya Ajeng katanya kamu gak nginep di rumahnya. Terus kamu tadi malam nginep di rumah siapa," serbu Dewi.Wanita itu terkejut mendengar suara sang Ibu di belakang. Ia langsung menoleh dan mendekati perempuan tersebut. "Ibu ini bikin kaget aja, ayo masuk ke rumah dulu. Kita ngobrol di dalam," ajak Maira.Dewi menuruti perkataan Maira, kala sampai di ruang tengah. Wanita itu langsung menceritakan semuanya, Dewi menatap tidak percaya. "Apa dia mencintai kamu, Nduk? Ibu hanya takut kamu disakitin lagi, apalagi dia terlihat lebih kaya dari Reyhan," seru wanita itu.Maira hanya menceritakan setengah saja, dia tidak bilang jika dirinya menikah kontrak dengan Papanya Hana. "Sudahlah, kita bicarain nanti bareng Abang dan Bapakmu. Sekarang kamu istirahat aja," tutur Dewi.Wanita itu menggeleng pelan sebagai j

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   66 [Bagian 2]

    Atha saat mendekat, ia sedikit mendengar samar-samar pembicaraan mereka. Dia mengeryitkan alis. "Tenang aja, Bang. Maira gak macem-macem kok, insyaallah bisa jaga diri."David hanya menghela napas kala sang adik mengusap tangannya. "Tapi kamu gak balik lagi ke rumah si brengsek itu, kan," lontar pria tersebut.Maira mengeryitkan alis, bingung dengan perkataan lelaki itu. Dia berusaha mencerna perkataan sang Kakak, sedangkan Atha semakin penasaran dengan jawaban Maira. "Ehhh ... maksud Abang, mantanku? Enggak lah, ngapain aku ke sana, malahan aku bentar lagi mau ajuin gugat cerai lho ke pengadilan agama. Abang doain lancar ya," balas Maira.Kini giliran David yang sedikit terkejut, sedangkan Atha mendengar perkataan Maira mengulas senyuman. Tetapi ia berusaha menyembunyikannya, melangkah mendekati mereka membuat kedua manusia itu menoleh. "Assalamualaikum, Ra. Ke sini mau ngapain? Kan sekarang bulan puasa, gak mungkin bawain bekal kan," seru Atha.Mendengar seruan Atha, wanita itu

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   67 [Bagian 1]

    Mendengar ucapan David, hati lelaki itu sedikit tenang. Ia menganggukan kepala lalu menepuk bahu kakaknya Maira untuk pamit ke dalam. Sedangkan Maira di perjalanan tengah memikirkan kejadian tadi. "Maafin aku, Mas. Aku gak mau kasih ngarapan sama kamu, karena setelah cerai dan selesai masa iddah aku bakal nikah lagi," batin wanita itu.Air mata menetes di pipi lalu segera diusap olehnya. Sedangkan di tempat lain, asisten Hafiz langsung memberikan berkas pada sang Papa. Karena orang tua lelaki itu ada pengacara terbaik keluarga Hafiz. "Tuan Hafiz ngapain bantuin cewek ini buat cerai sama suaminya?" tanya lelaki itu.Sang anak yang mendengar pertanyaan Papanya hanya mengedikan bahu. Membuat pria itu mendengkus, ia memilih mendaratkan bokong di sofa. "Kenapa nama suami cewek ini kaya familiar ya," kata pria tersebut.Sekali lagi sang anak menjawab dengan mengedikan bahu, pria itu sangat sibuk dengan ponselnya. Perasaan geram menyerangi, Papa lelaki itu segera mengambil kacang dan mele

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   67 [bagian 2]

    Mata wanita itu membulat kala melihat sang mantan datang ke kediamannya. Ia segera menutup tirai lalu memilih pergi tidak menanggapi pria tersebut. Tetapi, sudah berapa lama tidak ditanggapi. Reyhan terus mengetuk pintu, bahkan kini menyalakan klason terus."Itu siapa sih, Nduk. Ganggu banget," seru Dewi. Wanita itu menghela napas, ia mendaratkan bokong dikursi kayu. Menatap sang Ibu yang masih sibuk membereskan dapur. "Itu ... Mas Reyhan, Bu," sahut Maira.Mendengar nama lelaki itu, Dewi langsung menoleh. Ia mendekati sang anak. "Apa dia tau kamu di rumah, Nduk? Soalnya kemaren pas kamu pergi dia dateng ke sini."Maira terkejut dengan perkataan sang Ibu, ia langsung bangkit dari duduknya. "Kenapa Ibu gak nelepon, Ibu gak di apa-apain kan sama dia," kata wanita itu. Dia langsung memegang tubuh sang Ibu, memeriksa takut ada luka. Dewi menggeleng sebagai jawaban, ia menangkap tangan Maira dan menggenggamnya. "Allhamdulillah dia gak ngelakuin sesuatu yang jahat, Nduk. Cuma dia kaya

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   68 [bagian 1]

    Perkataan lelaki dihadapannya seperti meremehkan, ia langsung menarik kasar berusaha agar cekalan pria tersebut lepas."Kalau aku gak mau jangan maksa dong! Lagian aku udah siapin buat gugat cerai kamu ke pengadilan," balas Maira.Mendengar balasan Maira, lelaki itu malah tertawa. Bahkan melepaskan cekalan hanya untuk bertepuk tangan, tatapan remeh tertuju dari manik mata memandang wanita dihadapannya."Bangun, Ra! Kamu pasti tadi baru aja bangun tidur ya. Pas liat aku dikaca pasti nyawamu belum kumpul."Lelaki itu sambil menepuk-nepuk pipi Maira. Anak Dewi ini langsung menepis tangan sang mantan suami. "Kalau gak percaya juga gak papa, tunggu aja surat panggilan dari pengadilan," jawab Maira.Dia berkata dengan santai, bahkan bersidekap dan menatap malas lelaki di depannya. Sedangkan para tetangga masih belum pergi, ingin melihat mereka."Mana mungkin! Aku gak percaya, kamu pasti cuma ngulur waktu aja. Biar aku gak bawa kamu, sombong banget sih. Siapa lagi yang mau nikahin wanita ma

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   68 [bagian 2]

    Bola mata yang jika dekat terlihat cokelat itu bergerak sangat lincah. Perempuan tersebut kebingungan harus menyahuti bagaimana agar Hana tidak tersinggung atau kecewa. "Gimana ya, Han. Kalau besok aja gimana, Sayang? Soalnya Mama malam ini mau bukber sama calon istri kakaknya Mama," tutur Maira.Penolakan halus sang calon Mama, Hana langsung cemberut karena sedikit kecewa. "Kalau Hana sama Papa bukbernya bareng di rumah Mama, gimana? Sebenernya ... Hana cuma pengen bukber bertiga aja sih," lontar gadis itu. Maira semakin merasa bersalah mendengar nada suara Hana yang kini melemah. "Kalau gitu Hana bilang dulu ke Papa, nanti Mama tunggu kabarnya ya," balas Maira. Hana menganggukan kepala dengan semangat lalu mengiyakan perkataan Maira. Setelah lumayan lama berteleponan, gadis kecil itu mematikan sambungan telepon saat melihat Wati melangkah mendekat."Ini Nona susu kotaknya, kan lagi ada Maira udah dibilangin kalau gak kuat sampe sore batalin aja pas jam dua belas, gak papa kok,"

Bab terbaru

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   114 [TAMAT]

    "Mas," panggil wanita itu.Dia tidak menanggapi, lelaki itu melangkah lebar dan mengambil kunci. Maira hendak mengejar tetapi sangat kesulitan. "Jangan tunggu aku! Aku gak bakal pulang," seru lelaki itu. Pria tersebut menutup pintu dengan kencang, Maira menatap nanar adegan di depannya. Lalu berusaha mendekati benda tersebut dan membuka, terlihat kendaraan roda empat milik Hafiz telah melaju."Mas ...."Anggrek segera mendekati menantunya lalu mengusap pundak wanita tersebut. "Sayang, tenangin diri kamu. Jangan begini, kamu lagi hamil lho," seru wanita itu.Maira langsung memeluk sang mertua dan menangis tersedu-sedu. Sedangkan Hana masih syok karena kemarahan Hafiz. Gadis kecil itu bergegas mendekati Maira dan memeluk wanita tersebut. "Mama, jangan nangis. Nanti biar Hana bantuin minta maaf sama Papa," ujar gadis itu.Wanita paling tua dari mereka langsung membelai puncuk kepala Hana. Sedangkan Maira segera memeluk anak sambungnya. Anggrek segera mengajak sang menantu untuk masuk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   113

    Setelah berkata demikian wanita itu langsung mematikan sambungan telepon, tanpa mendengarkan perkataan sang suami. Sedangkan Hafiz hanya menggelengkan kepala lalu mengetik pesan pada Maira. [Makanan udah mateng, kamu turun makan dulu. Susu juga udah aku buatin,] [Karna kamu gak mau ketemu, aku ke kantor aja kalau gitu ya.]Mata Maira melebar membaca deretan pesan sang suami. Dengan berusaha secepat mungkin ia turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu. Mulutnya baru saja hendak berteriak tetapi, terhenti kala seseorang menarik membuat wanita itu tertarik ke pelukan lalu terhalang perut. "Haha ... untung di depannya bantal, kalau bukan perutku pasti sakit."Lelaki itu ikut terbahak karena ucapan sang istri. Setelah melihat Maira memegang perut, pria tersebut menebak jika Maira merasa sakit akibat tertawa. Ia segera memperintah untuk berhenti."Udah, jangan ketawa mulu. Nanti perutmu sakit, mendingan ayo makan," ajak Hafiz.Dia menganggukan kepala lalu ikut melangkah bersama san

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 2]

    Seharian ini lelaki itu dikerjain sang istri, ia didandani seperti ibu hamil. Tetapi keletihan tersebut tergantikan dengan tawa bahagia sang istri."Yang ... udah ya, aku udah ngerasain kok ini. Capek banget baru beberapa jam juga, udah ya aku lepasin semua," pinta Hafiz. Maira yang tertawa langsung cemberut, wanita itu menggelengkan kepalanya. Membuat Hafiz mendapatkan tanggapan tersebut menghela napas. "Ya udah kalau gak boleh, sekarang kita makan yuk! Aku lapar nih," ajak lelaki itu.Wanita itu mengangguk lalu dibantu berdiri oleh sang suami. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut kala terulur, dan melangkah bersama ke ruang makan. Terlihat meja yang hanya tersaji buah-buahan, Maira segera duduk di kursi dan Hafiz lekas melihat isi kulkas. "Mau makan apa, Yang?" tanya Hafiz.Semenjak Bi Wati sudah tidak bekerja, lelaki itu mulai belajar memasak kembali. Karena dia sangat sulit percaya dengan orang lain, dan hanya menyuruh pembantu membereskan kediaman saja. Kalau memasak itu ad

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 1]

    Maira akhirnya menelepon nomor handphone Maira, telepon langsung tersambung. Wanita itu segera bertanya pada tetapi ia terdiam kala jawaban dari yang mengangkat."Kamu bohong kan, padahal seminggu yang lalu aku telepon sama Bibi lho," pekik wanita itu. Anggrek yang mendengar teriakan Maira terkejut, bahkan Hana yang terlelap terbangun. Gadis kecil itu kaget kala melihat Mama sambungnya menangis sangat kencang."Ada apa, Ra? Siniin handphonenya!" pinta wanita itu.Dia langsung merebut handphone itu karena tak kunjung diberikan oleh Maira. Hana membantu menenangkan wanita tersebut yang terus menangis tersedu-sedu. Sedangkan Anggrek sekarang tau kenapa menantunya menangis sampai begini. "Makasih ya, kalau gitu saya matiin teleponnya."Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Anggrek segera menelepon handphone anaknya. Hafiz yang memilih bekerja melirik benda pipih itu lalu mengeryitkan alis saat snag Mama menelepon."Kebiasaan banget," gerutu lelaki itu. Hafiz segera mengangkat t

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 2]

    Lima hari berlalu, keinginan Wati untuk pensiun tidak bisa dicegah. Kini mereka tengah mengantarkan wanita itu untuk kembali ke kampung. Hana yang mengetahui hal tersebut terus memeluk perempuan paruh baya ini. "Bibi ... kenapa Bibi pulang, apa Bibi gak sayang sama Hana. Apa Hana nakal bikin Bibi marah," cerocos gadis tersebut. Sesampai di kediaman wanita itu, Hana sudah terlelap karena kelelahan menangis. "Jaga kesehatan ya kalian," ucap Wati.Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu segera pamit karena Hafiz hendak kembali ke kantor. "Maaf mengganggu waktu kalian jadinya," tutur wanita itu. Hafiz dan Maira langsung menggeleng, lalu wanita yang suka dipangil Neng oleh Wati itu memeluk perempuan tersebut."Pokoknya nanti Bibi harus angkat telepon aku," rengek Maira. Wati hanya menganggukan kepala pelan, lalu mereka segera pulang. Hana yang terbangun tidak mendapati perempuan yang menjaganya sangat lama itu menangis kembali. Maira berusaha menenangkan Hana.*** Waktu te

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 1]

    Maira bernapas lega setelah menaruh kue ulang tahun itu ke kulkas. Suara telepon terdengar, Wati terkejut karena hal tersebut. Ia mengelus dada sedangkan Hana tertawa melihat keterkejutan sang pengasuh. "Tuan Hafiz yang nelepon, Neng," lapor Wati. Maira menyuruh wanita ituhmengangkat telepon Hafiz. Sedangkan dia menyuruh sang supir untuk memarkirkan kendaraan di garasi. "Bi! Udah ditangkep belum hewan itu, pokoknya harus di tangkep ya, Bi!" seru lelaki itu. Terdengar suara lelaki itu sedikit gemetar. Wati merasa bersalah karena hal tersebut. "Udah ketangkep Tuan, Tuan bisa keluar sekarang. Nyonya Maira juga udah pulang nih," balas Wati.Hafiz langsung mematikan sambungan telepon, lalu tak lama lelaki itu keluar dari kamar. Tubuh pria tersebut masih gemetar. "Sini Mas, kamu takut banget ya."Lelaki itu menganggukan kepala, ia mendekati Maira dan duduk di tengah-tengah para perempuan. Mereka segera memeluk pria tersebut."Kita peluk nih, Pah. Papa jangan takut lagi ya," ucap Han

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 2]

    Maira menyipitkan mata mendengar suara Thania. "Beneran kamu Nia? Kok bisa kamu ngemis gini, emang harta Mas Reyhan habis?" tanya wanita itu. Mendengar deretan pertanyaan Maira, wanita itu langsung menatap sinis sang mantan teman."Gak usah pura-pura gak tau, kamu! Aku begini gara-gara kamu. Pasti kamu bilang kalau anakku bukan anak Mas Reyhan, kan! Kamu menghasut dia kan," sentak wanita itu.Alis Maira sampai menyatu mendengar sentakan wanita di hadapannya ini. "Dia tau kalau kamu bukan hamil anaknya? Lagian emang bukan anak Mas Reyhan, kan. Ngaku aja kamu, karena Mas Reyhan itu mandul.""Lagian main nuduh aja, aku gak pernah ketemu dia semenjak menikah. Hidupku udah bahagia, Nia, ngapain ngurusin kalian. Kita jalani masing-masing aja," lontar Maira. Setelah mengatakan hal itu semua mobil melaju, Maira segera menyuruh sang supir agar menjalankan kendaraan roda empat ini. Sedangkan Hana, gadis kecil tersebut mengeluarkan suara."Mah, Tante-Tante yang tadi itu yang pernah ngomelin

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 1]

    Mendapatkan notifikasi balasan dari istrinya, ia segera membaca lalu mengelus dada kala mendapatkan deretan permintaan istrinya lagi. "Kenapa gak minta beliin aja sih, Yang. Kamu demen banget buat aku nyobain hal baru," keluh lelaki itu."Untung cinta, kalau enggak. Huh ...."Hafiz langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju dapur. Wati yang mau keluar, terkejut dengan kedatangan sang majikan yang tiba-tiba."Kenapa jalan Tuan gak kedengaran suara," lontar wanita itu. Pria tersebut tidak menjawab, malah helaan napas yang terdengar. Wati mengerutkan kening kala sang majikan mengambil cobek dan ulekan. "Bi, ini gimana caranya buat sambel rujak?" tanya Hafiz. Mendengar pertanyaan Hafiz, Wati segera melihat kulkas mengambil bahan untuk membuat rujak. "Tuan pengen ngerujak? Sini biar saya aja yang bikinin," ucap Wati. Lelaki itu menggeleng, lalu menganggukan kepala saat paham. "Ini biar saya yang siapin ya, terus Tuan yang ulek," lontar perempuan tersebut. Hafiz hanya meng

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   109 [bagian 2]

    Hafiz langsung menyuruh Wati untuk tidak mengatakan hal itu. Ia segera bangkit dan melangkah keluar, dia lekas menoleh menatap wanita tersebut. "Kamu ikut, Bi. Sekalian videoin sebagai bukti kalau aku yang beneran minta mangga itu ke pemiliknya," ajak pria tersebut. Wati langsung menganggukan kepala, ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya dan menvideokan lelaki itu yang melangkah. Saat sampai di kediaman sang tetangga, Hafiz segera memencet bel. Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang perkiraan lebih muda dari pengasuh Hana. "Boleh minta tolong panggilin pemilik rumah ini gak," pinta Hafiz. Wanita itu mengerutkan keningnya tetapi menganggukan kepala mengiyakan permintaan Hafiz. Dia pamit sebentar untuk memanggil sang majikan. Beberapa menit kemudian, keluar seorang wanita yang lebih tua dari perempuan tadi. "Ada apa ya, Hafiz?" tanya wanita itu. Hafiz menundukan kepala dan mengatur napasnya. Sedangkan wanita paruh baya itu mengerutkan kening melihat pembantu pria tersebu

DMCA.com Protection Status