Share

18 (bagian 2)

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Maira berkata dengan pelan, ia menatap Atha. Lelaki itu menghela napas lalu menatap penjual yang memandang senyum ke arah mereka.

"Mbak, saya mau tanya boleh," seru Atha.

Wanita yang dipinta itu mengangguk mengiyakan. Sedangkan Maira tidak paham dengan lelaki tersebut.

"Emang cowok itu harusnya gini ya kalau ngikut cewek, maksudnya biar gantle gitu. Apalagi belanjaannya banyak, masa cowok cuma ngikutin aja, malu dong sama badan," seru Atha.

Pedagang yang ditanya itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalian sangat serasi banget, Masnya juga ihhh gentle deh," celetuk salah satu pedagang yang lain.

Maira terkejut dengan ucapan Atha, dia langsung segera menarik lelaki itu.

"Ayo cepet pergi!" ajak Maira.

Atha menuruti Maira lalu mengulas senyum kala lengan baju ditarik oleh wanita di depannya. Setelah itu Maira langsung melepaskan tangannya dan berhenti di tukang sayur, segera berbelanja bahan makanna.

"Ayo, Mas, kita pulang!" ajak Maira.

Atha mengangguk, lelaki itu membantu membawa ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   19 (bagian 1)

    Maira sibuk memasakan makanan untuk berjualanan. Sedangkan sang Ibu membereskan rumah dan Bapak dan Abangnya bersantai di ruang tamu. "Ra, sini Ibu bantu. Ibu udah selesai bebenah," seru Dewi. Wanita itu menoleh melirik sang Ibu, lalu mulai melakukan pekerjaannya lagi."Gak perlu, Bu. Bentar lagi selesai kok, mendingan Ibu istirahat aja, pasti capek, kan. Nanti biar sekalian Maira yang jual gorengannya," balas wanita itu. Dewi mendengkus mendengar itu, wanita itu segera berdiri di samping anaknya. "Kalau gorengan yang jualan kamu, terus Ibu ngapain," tutur Dewi.Wanita itu langsung membalikan tubuh ke samping memandang Ibunya."Ya Ibu istirahat aja di rumah, biar Maira yang jualan. Kita bagi tugas," celetuk perempuan tersebut.Wanita itu memegang bahu sang Ibu lalu mengusap perlahan. Terlihat perempuan paruh baya tersebut menghela napas lalu mengangguk lemah. "Padahal Ibu mau jualan bareng kamu lho, Ra," keluh perempuan tersebut.Maira mendengar itu mengulas senyuman. Ia lekas me

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   19 (bagian 2)

    "Kenapa lama banget sih, capek tau berdiri!" cecar Devi. Wanita itu langsung mengajak anak dan suaminya untuk masuk. Maira yang melihat kelakuan keluarga Bibi mendengkus. Ia segera menghadang lalu berdiri di depan mereka seraya bersidekap. "Kalian ini, kenapa langsung masuk aja. Aku belum nyuruh lho," gerundel Maira. Devi hanya memutarkan bola mata dengan malas. Mendengar suara adiknya, Dewi segera keluar melihat. "Emangnya kenapa sih, kaya ke siapa aja," sinis Devi.Maira hanya mengembuskan napas kesal, ia baru saja hendak menyahuti. Tetapi, Dewi segera mencegah dengan memegang pundaknya. "Kalian mau ngapain sih ke sini, katanya udah gak sudi nginjek kaki ke sini. Tapi lihat, Bibi menelan ludah sendiri," sindir Maira.Anak Devi melotot mendengar sindiran Maira. Membuat ia menunjuk wajah sepupunya tetapi, segera ditepis David. "Jangan tunjuk-tunjuk muka orang, gak sopan!" cecar lelaki itu. David dan Ali memilih mengikuti Dewi, dan mereka melihat adegan tersebut. Anak pertama wa

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   20 (bagian 1)

    Lelaki itu melotot mendengar ucapan David, ia berbalik dan tangan terkepal. Ia melayangkan tinjuan ke wajah anak Dewi. Para wanita langsung menjerit melihat hal tersebut. "Sialan!" maki lelaki itu.Ali segera menahan suami Devi, sedangkan Dewi segera membantu anaknya untuk bangkit. "Ayo Nak, bangun," kata wanita itu."Bacot! ngeselin banget ya! Dasar, mau mempermaluin keluarga Mamang, sampe bilang gitu saat kami keluar," geram lelaki itu.Devi dan anaknya bukan melerai, mereka malah menyemangati lelaki itu. Membuat Maira menggelengkan kepala, beberapa warga segera berkerumunan dan membantu menahan suami Devi."Kalian ini ngapain ikut campur sih, biarin aja! Biar anak Mbak Dewi itu babak belur," celetuk Devi.Semua menggelengkan kepala tercengah dengan ucapan Devi. Sedangkan Maira segera mengobati Kakaknya. "Mendingan kalian pergi aja kalau mau buat rusuh, lagian ngapain lagi pagi-pagi ke sini. Biasanya gak pernah. Apa karena Maira ada di sini, kalian pengen anak kalian ngerayu suam

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   20 (bagian 2)

    Maira memutarkan bola matanya malas, ia sedang tidak mau meladeni Reyhan. Wanita itu memilih mengoes sepeda lagi, membuat lelaki tersebut menggeram kesal. "Berhenti pelacur!" teriak Reyhan. Mata Maira melotot mendengar ucapan lelaki itu. Banyak pasang mata langsung memandang ke arahnya, sedangkan Reyhan menyeringai kala melihat wanita yang ia talak mendekat. Dia dengan percaya diri segera turun dari kendaran roda empat."Kalau punya bacot di jaga! Gak salah neriaki saya pelacur, coba kayanya mata anda bermasalah deh. Wanita yang ada dalam mobil anda itu, pelacur! Jangan membalikkan fakta," hardik Maira.Reyhan terkejut karena ucapan kasar Maira, lelaki itu dengan spontan mendorong tubuh sang perempuan hingga terjatuh. Membuat Thania tersenyum puas."Mas, jangan ladenin dia. Mendingan ayo cepet pergi! Kita kan ada janji temu, dia mah gak penting," seru Thania.Lelaki itu melirik Thania, lalu melihat jam tangan dan memandang Maira. Terlihat perempuan tersebut segera bangkit."Dasar co

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   21 (bagian 1)

    "Mbak siapa?" tanya Maira.Mendengar pertanyaan Maira, wanita itu langsung melirik saat dia bertanya. Sedangkan anak Dewi segera menggenggam jemari gadis yang menyapanya tadi. "Saya pengasuhnya Mbak. Ayo Nona, nanti Papamu marah lho," ujar perempuan tersebut.Dia menyahuti Maira seraya mengajak anak asuhnya untuk pulang. Gadis kecil tersebut menggeleng, lalu memeluk pinggang Maira. "Gak mau, Bi. Aku mau ajak Mama pulang," serunya.Maira terkejut begitupun wanita yang berhadapan dengan mereka. Matanya sampai membulat, sedangkan gadis kecil itu menampilkan riak polos."Jangan gitu, Nona. Tante ini bukan Mama kamu," tegur perempuan itu.Gadis kecil itu langsung memanyunkan bibirnya. Mata dia kini berkaca-kaca membuat perempuan tersebut khawatir. "Jangan nangis Nona, kan Bibi ngomongnya bener. Gak enak lah sama Tante, masa kamu tiba-tiba manggil Mama," nasihat wanita tersebut.Sedangkan Maira langsung melepaskan gadis itu yang mendekap lalu memegang pipinya. "Jangan nangis, nanti jele

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   21 (bagian 2)

    Maira menghela napas, ia menunduk. Lalu memandang wanita dihadapannya itu. "Maafin saya, Bu. Saya kan dipanggil mereka, bukan saya yang inisiatif masuk ke tempat Ibu jualan," sahut Maira.Wanita itu melotot mendengar jawaban Maira. Tangannya mengepal, kala lengan hendak dilayangkan ke wajah perempuan tersebut. Dia segera di tahan oleh sang suami yang melihat."Udah, gak usah diperpanjangan. Mbak kalau mau pergi jualan lagi silahkan," lontar suami wanita itu.Maira mengucapkan terimakasih dan meminta maaf. Ia segera melangkah pergi, meninggalkan wanita itu yang melotot menatap kesal suaminya."Kamu tuh apaan sih! Maen suruh pergi aja," gerundel wanita tersebut. Sang suami menghela napas lalu berbisik memberitahu istrinya."Jaga sikap, pelanggan kita ngeliatin lho," tegur lelaki itu.Wanita itu berdecak kesal, ia menghentakan kaki. Lalu melangkah pergi meninggalkan suaminya, menyibukan diri melakukan pekerjaan. Sedangkan Maira, ia berjalan untuk membeli bahan makanan sekalian jualan.

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   22 (bagian 1)

    David yang melihat adiknya terdiam, lalu berinisiatif memerintah wanita itu pulang. "Pulang gih! Kamu pasti capek," tutur David.Maira mengangguk lalu segera menaiki sepeda, dan ia berteriak pamitan pada teman kerja Kakaknya. Sedangkan David bergegas melakukan pekerjaan lagi."Untung Bang Dav nyuruh aku pulang," gumam perempuan itu.Wanita itu mengucap syukur, lalu segera menggoes sepeda lebih cepat saat melirik jam baru dipergelangan tangan. Benda tersebut dibeli saat tadi, harganya cuma dua puluh lima ribu."Haduh, karna hujan tadi, jadi sekarang lumayan kesorean. Pas nyampe rumah aku harus langsung masak," lontar Maira.Sesampai di kediaman ia segera masuk. Tetapi, tidak menemukan Ibunya. Dia mengeryitkan alis dan mulai mencari wanita tersebut."Bu ... Ibu dimana."Maira terus berteriak seraya berkeliling, lalu membuka pintu kamar orang tuanya. Tetapi, masih tidak menemukan wanita tersebut, bahkan kini Bapak pula tidak ada. "Mereka ke mana sih," gerundel Maira.Wanita itu mengger

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   22 (Bagian 2)

    Dia mengembuskan napas kala mendengar ujaran Ali. Lalu melirik jam, ia segera memandang wajah lelaki yang selalu berjuang menafkahi anak dan istri itu."Bapak makan gih! Udah Maira masakin. Maira pamit dulu mau jualan," lontar wanita itu.Maira segera mencium punggung tangan Ali, lalu memberikan kunci pada lelaki itu. Ia segera menaiki sepeda, dan bergegas menggoes. Seraya berteriak menyebutkan nama yang ia jual."Ra ... Mpok mau beli," teriak seseorang.Maira menoleh ke asal suara, lalu menjawab dan menggoes mendekati perempuan itu."Siap Mpok, tunggu ya," sahut Maira.Wanita yang disahuti Maira itu mengacungi jempol. Setelah sampai di hadapan perempuan tersebut, ia segera menghentikan laju sepedanya."Sekarang jualan apa, Ra? Mpok lagi pengen rebung nih. Ada gak?" tanya wanita itu.Maira terdiam sebentar, lalu mencari di keranjang yang ia bawa. Lalu saat menemukan makanan tersebut segera diberikan pada wanita itu. "Ada gulai rebung Bi, mau gak? Maira cuma masak itu soalnya," celetu

Bab terbaru

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   114 [TAMAT]

    "Mas," panggil wanita itu.Dia tidak menanggapi, lelaki itu melangkah lebar dan mengambil kunci. Maira hendak mengejar tetapi sangat kesulitan. "Jangan tunggu aku! Aku gak bakal pulang," seru lelaki itu. Pria tersebut menutup pintu dengan kencang, Maira menatap nanar adegan di depannya. Lalu berusaha mendekati benda tersebut dan membuka, terlihat kendaraan roda empat milik Hafiz telah melaju."Mas ...."Anggrek segera mendekati menantunya lalu mengusap pundak wanita tersebut. "Sayang, tenangin diri kamu. Jangan begini, kamu lagi hamil lho," seru wanita itu.Maira langsung memeluk sang mertua dan menangis tersedu-sedu. Sedangkan Hana masih syok karena kemarahan Hafiz. Gadis kecil itu bergegas mendekati Maira dan memeluk wanita tersebut. "Mama, jangan nangis. Nanti biar Hana bantuin minta maaf sama Papa," ujar gadis itu.Wanita paling tua dari mereka langsung membelai puncuk kepala Hana. Sedangkan Maira segera memeluk anak sambungnya. Anggrek segera mengajak sang menantu untuk masuk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   113

    Setelah berkata demikian wanita itu langsung mematikan sambungan telepon, tanpa mendengarkan perkataan sang suami. Sedangkan Hafiz hanya menggelengkan kepala lalu mengetik pesan pada Maira. [Makanan udah mateng, kamu turun makan dulu. Susu juga udah aku buatin,] [Karna kamu gak mau ketemu, aku ke kantor aja kalau gitu ya.]Mata Maira melebar membaca deretan pesan sang suami. Dengan berusaha secepat mungkin ia turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu. Mulutnya baru saja hendak berteriak tetapi, terhenti kala seseorang menarik membuat wanita itu tertarik ke pelukan lalu terhalang perut. "Haha ... untung di depannya bantal, kalau bukan perutku pasti sakit."Lelaki itu ikut terbahak karena ucapan sang istri. Setelah melihat Maira memegang perut, pria tersebut menebak jika Maira merasa sakit akibat tertawa. Ia segera memperintah untuk berhenti."Udah, jangan ketawa mulu. Nanti perutmu sakit, mendingan ayo makan," ajak Hafiz.Dia menganggukan kepala lalu ikut melangkah bersama san

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 2]

    Seharian ini lelaki itu dikerjain sang istri, ia didandani seperti ibu hamil. Tetapi keletihan tersebut tergantikan dengan tawa bahagia sang istri."Yang ... udah ya, aku udah ngerasain kok ini. Capek banget baru beberapa jam juga, udah ya aku lepasin semua," pinta Hafiz. Maira yang tertawa langsung cemberut, wanita itu menggelengkan kepalanya. Membuat Hafiz mendapatkan tanggapan tersebut menghela napas. "Ya udah kalau gak boleh, sekarang kita makan yuk! Aku lapar nih," ajak lelaki itu.Wanita itu mengangguk lalu dibantu berdiri oleh sang suami. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut kala terulur, dan melangkah bersama ke ruang makan. Terlihat meja yang hanya tersaji buah-buahan, Maira segera duduk di kursi dan Hafiz lekas melihat isi kulkas. "Mau makan apa, Yang?" tanya Hafiz.Semenjak Bi Wati sudah tidak bekerja, lelaki itu mulai belajar memasak kembali. Karena dia sangat sulit percaya dengan orang lain, dan hanya menyuruh pembantu membereskan kediaman saja. Kalau memasak itu ad

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 1]

    Maira akhirnya menelepon nomor handphone Maira, telepon langsung tersambung. Wanita itu segera bertanya pada tetapi ia terdiam kala jawaban dari yang mengangkat."Kamu bohong kan, padahal seminggu yang lalu aku telepon sama Bibi lho," pekik wanita itu. Anggrek yang mendengar teriakan Maira terkejut, bahkan Hana yang terlelap terbangun. Gadis kecil itu kaget kala melihat Mama sambungnya menangis sangat kencang."Ada apa, Ra? Siniin handphonenya!" pinta wanita itu.Dia langsung merebut handphone itu karena tak kunjung diberikan oleh Maira. Hana membantu menenangkan wanita tersebut yang terus menangis tersedu-sedu. Sedangkan Anggrek sekarang tau kenapa menantunya menangis sampai begini. "Makasih ya, kalau gitu saya matiin teleponnya."Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Anggrek segera menelepon handphone anaknya. Hafiz yang memilih bekerja melirik benda pipih itu lalu mengeryitkan alis saat snag Mama menelepon."Kebiasaan banget," gerutu lelaki itu. Hafiz segera mengangkat t

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 2]

    Lima hari berlalu, keinginan Wati untuk pensiun tidak bisa dicegah. Kini mereka tengah mengantarkan wanita itu untuk kembali ke kampung. Hana yang mengetahui hal tersebut terus memeluk perempuan paruh baya ini. "Bibi ... kenapa Bibi pulang, apa Bibi gak sayang sama Hana. Apa Hana nakal bikin Bibi marah," cerocos gadis tersebut. Sesampai di kediaman wanita itu, Hana sudah terlelap karena kelelahan menangis. "Jaga kesehatan ya kalian," ucap Wati.Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu segera pamit karena Hafiz hendak kembali ke kantor. "Maaf mengganggu waktu kalian jadinya," tutur wanita itu. Hafiz dan Maira langsung menggeleng, lalu wanita yang suka dipangil Neng oleh Wati itu memeluk perempuan tersebut."Pokoknya nanti Bibi harus angkat telepon aku," rengek Maira. Wati hanya menganggukan kepala pelan, lalu mereka segera pulang. Hana yang terbangun tidak mendapati perempuan yang menjaganya sangat lama itu menangis kembali. Maira berusaha menenangkan Hana.*** Waktu te

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 1]

    Maira bernapas lega setelah menaruh kue ulang tahun itu ke kulkas. Suara telepon terdengar, Wati terkejut karena hal tersebut. Ia mengelus dada sedangkan Hana tertawa melihat keterkejutan sang pengasuh. "Tuan Hafiz yang nelepon, Neng," lapor Wati. Maira menyuruh wanita ituhmengangkat telepon Hafiz. Sedangkan dia menyuruh sang supir untuk memarkirkan kendaraan di garasi. "Bi! Udah ditangkep belum hewan itu, pokoknya harus di tangkep ya, Bi!" seru lelaki itu. Terdengar suara lelaki itu sedikit gemetar. Wati merasa bersalah karena hal tersebut. "Udah ketangkep Tuan, Tuan bisa keluar sekarang. Nyonya Maira juga udah pulang nih," balas Wati.Hafiz langsung mematikan sambungan telepon, lalu tak lama lelaki itu keluar dari kamar. Tubuh pria tersebut masih gemetar. "Sini Mas, kamu takut banget ya."Lelaki itu menganggukan kepala, ia mendekati Maira dan duduk di tengah-tengah para perempuan. Mereka segera memeluk pria tersebut."Kita peluk nih, Pah. Papa jangan takut lagi ya," ucap Han

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 2]

    Maira menyipitkan mata mendengar suara Thania. "Beneran kamu Nia? Kok bisa kamu ngemis gini, emang harta Mas Reyhan habis?" tanya wanita itu. Mendengar deretan pertanyaan Maira, wanita itu langsung menatap sinis sang mantan teman."Gak usah pura-pura gak tau, kamu! Aku begini gara-gara kamu. Pasti kamu bilang kalau anakku bukan anak Mas Reyhan, kan! Kamu menghasut dia kan," sentak wanita itu.Alis Maira sampai menyatu mendengar sentakan wanita di hadapannya ini. "Dia tau kalau kamu bukan hamil anaknya? Lagian emang bukan anak Mas Reyhan, kan. Ngaku aja kamu, karena Mas Reyhan itu mandul.""Lagian main nuduh aja, aku gak pernah ketemu dia semenjak menikah. Hidupku udah bahagia, Nia, ngapain ngurusin kalian. Kita jalani masing-masing aja," lontar Maira. Setelah mengatakan hal itu semua mobil melaju, Maira segera menyuruh sang supir agar menjalankan kendaraan roda empat ini. Sedangkan Hana, gadis kecil tersebut mengeluarkan suara."Mah, Tante-Tante yang tadi itu yang pernah ngomelin

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 1]

    Mendapatkan notifikasi balasan dari istrinya, ia segera membaca lalu mengelus dada kala mendapatkan deretan permintaan istrinya lagi. "Kenapa gak minta beliin aja sih, Yang. Kamu demen banget buat aku nyobain hal baru," keluh lelaki itu."Untung cinta, kalau enggak. Huh ...."Hafiz langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju dapur. Wati yang mau keluar, terkejut dengan kedatangan sang majikan yang tiba-tiba."Kenapa jalan Tuan gak kedengaran suara," lontar wanita itu. Pria tersebut tidak menjawab, malah helaan napas yang terdengar. Wati mengerutkan kening kala sang majikan mengambil cobek dan ulekan. "Bi, ini gimana caranya buat sambel rujak?" tanya Hafiz. Mendengar pertanyaan Hafiz, Wati segera melihat kulkas mengambil bahan untuk membuat rujak. "Tuan pengen ngerujak? Sini biar saya aja yang bikinin," ucap Wati. Lelaki itu menggeleng, lalu menganggukan kepala saat paham. "Ini biar saya yang siapin ya, terus Tuan yang ulek," lontar perempuan tersebut. Hafiz hanya meng

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   109 [bagian 2]

    Hafiz langsung menyuruh Wati untuk tidak mengatakan hal itu. Ia segera bangkit dan melangkah keluar, dia lekas menoleh menatap wanita tersebut. "Kamu ikut, Bi. Sekalian videoin sebagai bukti kalau aku yang beneran minta mangga itu ke pemiliknya," ajak pria tersebut. Wati langsung menganggukan kepala, ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya dan menvideokan lelaki itu yang melangkah. Saat sampai di kediaman sang tetangga, Hafiz segera memencet bel. Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang perkiraan lebih muda dari pengasuh Hana. "Boleh minta tolong panggilin pemilik rumah ini gak," pinta Hafiz. Wanita itu mengerutkan keningnya tetapi menganggukan kepala mengiyakan permintaan Hafiz. Dia pamit sebentar untuk memanggil sang majikan. Beberapa menit kemudian, keluar seorang wanita yang lebih tua dari perempuan tadi. "Ada apa ya, Hafiz?" tanya wanita itu. Hafiz menundukan kepala dan mengatur napasnya. Sedangkan wanita paruh baya itu mengerutkan kening melihat pembantu pria tersebu

DMCA.com Protection Status