Sesuka Hati
Malam ini adalah jadwal shift malam Fio bersama dengan Ijul. Fio termasuk dokter spesialis bedah baik hati yang paling suka nongkrong di UGD. Dia selalu siap sedia setiap ada kasus bedah darurat. Seperti kasus malam ini, seorang remaja yang kecelakaan sepeda motor.
"Udah beres Fi?" Tanya Ijul saat Fio kembali ke UGD.
"Baru aja beres dan Puji Tuhan banget kondisinya cukup stabil. Gila ya, anak-anak jaman sekarang, nggak habis pikir gue nyawanya banyak banget." Ujar Fio sambil bersandar di pos jaga.
"Bukan nyawanya yang banyak Fi, emang mereka mau cari mati aja, bosan hidup kali." Ujar Ijul sambil memeriksa status pasien.
"Ya kalau bosen hidup dan nggak nyusahin orang
HecticMenjadi kekasih Matty membuat Fio jadi semakin terkenal. Pasiennya belakangan jadi semakin banyak dan beragam. Belum lagi hebohnya anak-anak Koas yang baru di rolling minggu ini yang ingin masuk OK yang dipimpin Fio. Mereka sangat menanti-nantikan moment untuk bisa bertemu langsung dengan Fio. Kebetulan pagi ini Fio akan ada Operasi Hernia Inguinalis, Fiko dan Ratna adalah koas beruntung yang akan ikut dalam OP si tangan emas kali ini."Pagi semua." Ucap Fio saat memasuki OK."Pagi dokter." Ucap Semua orang."Pagi Win." Sapa Fio pada Erwin."Pagi Fi. Eh, thanks yah kirimannya kemarin." Ujar Erwin mengingat kiriman lunch box dari Fio kemarin.
TumbangPagi ini Matty bangun dari tidurnya dengan kondisi nyeri luar biasa di perutnya. Keringat mengucur deras, saat Matty mulai menahan rasa sakitnya yang begitu hebat. Dia berusaha menghubungi Wendi dan untung Wendi segera datang."Ya ampun Mas.. Mas Matty kenapa sampai begini?" Teriak Wendi panik begitu melihat Matty berguling-guling kesakitan."Wen.. Tolong ambilin obat pereda rasa nyeri di kotak obat!" Ucap Matty dengan suara terbata."Mas Matty nggak mending ke rumah sakit aja?""Nggak deh, nanti gue telepon Fio aja minta dia datang kesini.""Ya udah, bentar aku ambilin obatnya."
VisitSemalam Fio memilih untuk menginap di rumah sakit agar dapat menemani Matty walaupun tubuhnya terasa begitu remuk dan lelah luar biasa. Jam baru menunjukkan pukul 7 pagi sedangkan 1 jam lagi Fio sudah mulai jadwal asistensi. Tampaknya setelah ini dia harus mengajukan cuti, dia kasihan pada tubuhnya yang terlalu terforsir dengan begitu banyaknya pekerjaan.Kondisi Matty pasca operasi tampaknya cukup baik. Semalam Matty sudah sempat bangun, namun efek dari biusnya masih ada hingga membuatnya kembali tertidur lelap hingga pagi."Bee, masih ngantuk yah?" ucap Fio sambil membelai lembut kepala Matty"Heem..""Ya udah tidur lagi, bentar lagi Wendi kesini kok. Nanti aku visit kam
Papi Bersabda"Hallo Fi, Papi ganggu kamu ya? Ucap Dimas yang agak kaget karena dibentak anak perempuannya."Eh Papi, sorry Pi Fio nggak lihat namanya tadi, Fio kira.." Ujar Fio panik, begitu mengetahui kalau yang menghubunginya adalah ayahnya."Nggak papa. Kamu lagi sibuk nggak?" Tanya Dimas cepat karena takut mengganggu Fio."Nggak kok, bentar lagi juga lepas dinas, kenapa?""Ketemuan yuk.""Tumben?" Tanya Fio heran."Kebetulan aja Papi abis meeting di dekat rumah sakit.""Okey, mau ketem
Manja Hari ini Matty sudah diizinkan pulang. Kondisinya sudah mulai membaik walaupun masih memerlukan istirahat di rumah dan tidak diperbolehkan untuk beraktivitas yang berat. "Minnie …," Panggil Matty "Ya," jawab Ody sambil membantu untuk merapikan barang-barang Matty. "Kamu, hari ini, jadi temenin aku pulang?" Tanya Matty berusaha memastikan. "Iya," sahut Fio sambil melirik kekasihnya itu, "Kenapa gitu? Nggak mau aku temenin?" "Ya mau, lah. Aku cuma mau memastikan bahwa aku pulang dengan membawa perawat terbaikku." "Hiss … Keliatannya aku mendin
Niat MattyBeberapa waktu ini Fio sering mengamati kondisi Matty, dia yakin betul bahwa ada yang disembunyikan Matty darinya, namun kekasihnya itu sangat pandai menutupi keadaannya. Yang mengejutkan kemarin Matty menghubunginya, bahwa jadwal keberangkatannya ke Itali akan dimajukan menjadi hari ini. Fio merasa kesal, tapi dia tak bisa berbuat banyak.Drttt drttt drttt“Bonjour, Mon Amour,”“Bonjour,”“Kamu beres praktek jam berapa?”“Malam.”“Kamu nggak lupa, kan, kalau aku hari ini berangkat ke Itali?
Tak Terduga Sudah hampir 1 minggu Fio dan Matty menjalani pacaran jarak jauh. Kesibukan dan jadwal Matty yang padat membuat komunikasinya dengan Fio menjadi begitu terbatas. Kadang saat Fio mengirim pesan chat ke ponsel Matty baru akan dibalas malam atau keesokan harinya. Siang ini, Fio berjalan gontai menuju kafetaria. Dia melihat dari kejauhan Ipeh tampak sedang menunggu dirinya di meja yang ada di sudut. "Hai, Wak," Sapa Fio dengan wajah murung lalu duduk di berhadapan dengan Ipeh. "Lo kenapa sih Wak?" Tanya Ipeh yang sambil menyodorkan bento pesanan Fio. "Nggak papa," Ujar Fio dengan wajah murung sambil menatap cincin berlian yang melingkar di jari mani
Cody Suasana sore ini benar-benar menegangkan. Tim dokter dan perawat baru saja selesai berjibaku menyelamatkan nyawa seorang pasien korban kecelakaan yang usianya masih terbilang muda. Keriuhan terjadi di depan IGD, suara tangis, dan banyaknya polisi yang berlalu lalang membuat semua orang yang ada di sekitar IGD ikut panik. “Keluarga Cody Raphael,” panggil suster Indah yang berjaga di IGD. "Kami orang tuanya Sus. Bagaimana kondisi anak saya, Sus?" ucap Thomas ayah dari Cody pasien kecelakaan yang baru saja di tangani Fio dan Ijul. "Bisa ikut saya sebentar, Dokter akan menjelaskan kondisi saudara Cody didalam." Sambil menangis kedua orang tua Cody mengikuti Suster menuju ke dalam IGD.