Niat Matty
Beberapa waktu ini Fio sering mengamati kondisi Matty, dia yakin betul bahwa ada yang disembunyikan Matty darinya, namun kekasihnya itu sangat pandai menutupi keadaannya. Yang mengejutkan kemarin Matty menghubunginya, bahwa jadwal keberangkatannya ke Itali akan dimajukan menjadi hari ini. Fio merasa kesal, tapi dia tak bisa berbuat banyak.
Drttt drttt drttt
“Bonjour, Mon Amour,”
“Bonjour,”
“Kamu beres praktek jam berapa?”
“Malam.”
“Kamu nggak lupa, kan, kalau aku hari ini berangkat ke Itali?
Tak Terduga Sudah hampir 1 minggu Fio dan Matty menjalani pacaran jarak jauh. Kesibukan dan jadwal Matty yang padat membuat komunikasinya dengan Fio menjadi begitu terbatas. Kadang saat Fio mengirim pesan chat ke ponsel Matty baru akan dibalas malam atau keesokan harinya. Siang ini, Fio berjalan gontai menuju kafetaria. Dia melihat dari kejauhan Ipeh tampak sedang menunggu dirinya di meja yang ada di sudut. "Hai, Wak," Sapa Fio dengan wajah murung lalu duduk di berhadapan dengan Ipeh. "Lo kenapa sih Wak?" Tanya Ipeh yang sambil menyodorkan bento pesanan Fio. "Nggak papa," Ujar Fio dengan wajah murung sambil menatap cincin berlian yang melingkar di jari mani
Cody Suasana sore ini benar-benar menegangkan. Tim dokter dan perawat baru saja selesai berjibaku menyelamatkan nyawa seorang pasien korban kecelakaan yang usianya masih terbilang muda. Keriuhan terjadi di depan IGD, suara tangis, dan banyaknya polisi yang berlalu lalang membuat semua orang yang ada di sekitar IGD ikut panik. “Keluarga Cody Raphael,” panggil suster Indah yang berjaga di IGD. "Kami orang tuanya Sus. Bagaimana kondisi anak saya, Sus?" ucap Thomas ayah dari Cody pasien kecelakaan yang baru saja di tangani Fio dan Ijul. "Bisa ikut saya sebentar, Dokter akan menjelaskan kondisi saudara Cody didalam." Sambil menangis kedua orang tua Cody mengikuti Suster menuju ke dalam IGD.
MBOSetelah berjuang sekian lama, akhirnya tim dokter dan perawat harus menerima bahwa Cody sudah menyerah. Saat ini hidup Cody sangat bergantung pada seluruh alat pendukung kehidupan yang melekat di seluruh tubuhnya. Cody telah dinyatakan mengalami mati batang otak atau MBO (suatu kondisi ketika batang otak Anda tidak lagi berfungsi.) Kondisi ini menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan kemampuan bernapasnya sendiri, sehingga penderitanya membutuhkan ventilator agar jantung tetap bisa berdetak dan oksigen beredar melalui aliran darahnya.Meski Cody masih bisa bernapas menggunakan ventilator (alat bantu pernapasan), namun kematian pada batang otak bersifat permanen. Ketika seseorang dinyatakan telah mengalami kondisi ini, maka dia tidak akan pernah sadar kembali. Maka dari itu kondisi MBO sering disebut sebagai kondisi mati otak (brain death) secara
Selamat Jalan CodyHari ini merupakan hari tersibuk di Prince University Hospital. Seluruh teater OK sudah dipenuhi oleh tim bedah yang sedang bersiap untuk melakukan operasi donor organ tubuh Cody dan di ruangan lain juga akan ada operasi transplantasi jantung salah satu penerima donor organ Cody. Jalur menuju ruang operasi sudah ditutup sejak semalam bahkan lift yang akan di khususkan untuk jalur tim paramedis yang akan mengantarkan organ untuk dikirim ke pasien di berbagai tempat.Seluruh persiapan telah selesai dilakukan. Ambulance sudah berjajar rapi di basement dan helikopter sudah siap di atas rooftop rumah sakit untuk membawa organ tubuh yang akan didonorkan Cody pada 6 orang penerima donor.“Tolong semua perlakukan pasien dan keluarga dengan rasa hormat sampai seluruh prosedu
Surprise Sudah 2 bulan ini Fio dihinggapi stress kerja. Rencana liburan yang sempat direncanakannya terpaksa ditunda karena banyak hal, mulai dari kepergian Matty ke Italia dan sejumlah negara eropa, kasus Cody yang membutuhkan perhatian dan konsentrasi penuh, juga membludaknya pasien di rumah sakit. Pacaran jarak jauh juga menambah kelelahan Fio. Walaupun selama ini hubungan mereka berjalan mulus tanpa kendala yang berarti, namun terkadang kesibukan, jarak, dan waktu pada akhirnya menjadi gangguan bagi mereka. Fio dan Matty memang sudah berkomitmen untuk terus mengusahakan dan mengupayakan komunikasi diantara mereka, tapi tampaknya mereka perlu untuk bertemu. Setelah dari Italia, bulan lalu, mulai pekan ini, Matty akan tinggal di Paris untuk beberapa bulan kedepan. Drttt drttt
Paris, I'm Falling in LoveSepanjang malam Matty tak mau melepaskan dekapan nya dari tubuh Fio. Bahagia begitu memenuhi hatinya. Bahkan pagi ini, Fio akan menemani dirinya menjalani seluruh aktivitasnya."Minnie,"panggil Matty saat mereka sedang sarapan berdua."Ya,""Kamu yakin mau nemenin aku seharian ini?""Iya, daripada bosan? Kamu nggak nyaman ya?""Bukannya gitu, aku takutnya kalau kamu masih jetlag?" jelas Matty."Aku udah tidur lama banget, Bee. Kemarin begitu nyampe aku langsung tidur sampai kamu datang, nggak lama tidur lagi kan? Aku juga perlu
Fashion Show "Minnie," panggil Matty saat Fio sedang menyiapkan keperluan Matty. "Ya," "Nanti, kamu duduknya bareng Wendi sama Lukas, yah," ujar Matty sambil mendekap tubuh Fio dari belakang. "Oke," sahut Fio singkat. "Aku udah tag tempatnya buat kamu," ujar Matty lagi, Fio hanya menghela nafas panjang lalu membalik badannya hingga mereka saling berhadapan. "Iya, Bee. Jangan terlalu khawatirin aku, ah." Fiona tersenyum manis sambil merapikan tatanan rambut Matty. "Aku cuma nggak mau ada cowok jahil yang gangguin calon istriku yang cantik," kata Ma
Kunti Kepala Wendi benar-benar mendidih melihat kehadiran Irene disekitar Matty. Perempuan satu ini memang tidak pernah menyerah mengejar Matty "Heh... Kunti…," teriak Wendi sambil berjalan cepat ke arah Irene. "Ish ... Si jin tomang ngapain lagi sih nongol. Bikin kesel aja deh," gumam Irene penuh kekesalan. "Hei, setan julid, lo ngapain kemari, hah?!" Teriak Wendi sambil menunjuk tepat diwajah Irene. "Lo siapa? Apa urusan lo?!" Balas Irene dengan wajah nyinyir. Permusuhan Wendi dan Irene terjadi sudah begitu lama. Bahkan sejak awal Wendi bekerja dengan Matty aura peperangan di antara mereka sudah begitu nyata.