Beranda / Romansa / Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya / Kehidupan Baru dan Ancaman yang Masih Mengintai

Share

Kehidupan Baru dan Ancaman yang Masih Mengintai

Penulis: THANISA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 11:15:19

Setelah percakapan mengancam itu, Leon semakin waspada. Meskipun dia berusaha menjaga ketenangan keluarganya, instingnya sebagai seorang pemimpin dan seorang ayah membuatnya lebih waspada dari sebelumnya. Namun, dia tahu, meski ancaman bisa datang kapan saja, dia tak bisa hidup dalam ketakutan yang berlarut-larut.

Pagi itu, setelah sarapan bersama keluarganya, Leon berjalan ke ruang kerja, di mana beberapa anggota timnya sudah menunggu untuk melakukan rapat rutin. Dia berbicara dengan mereka tentang pengamanan yang semakin diperketat, tetapi dengan cara yang lebih tersembunyi agar tidak menimbulkan ketegangan. Tak ada yang boleh tahu jika musuhnya masih mengawasi, bahkan meski Leon sudah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjaga keluarganya tetap aman.

"Pengamanan tetap harus diutamakan, tetapi kita lakukan dengan hati-hati. Tidak boleh terlihat mencurigakan. Aku ingin mereka merasa nyaman, bukan dalam ketakutan," ujar Leon tegas pada tim pengawalnya.

Sementara itu, di sisi la
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Saksi-Saksi Kecil Keajaiban

    Teriakan Leon menggema di seluruh mansion Santiago.Bibi Mara yang sedang memotong buah di dapur sontak menjatuhkan pisaunya ke atas talenan. “Astaga…!” serunya, langsung bergegas menaiki tangga menuju kamar bayi.Di waktu yang hampir bersamaan, Dante yang sedang membaca laporan keuangan di ruang kerja bawah langsung bangkit dari kursinya. "Apa lagi yang terjadi?!" gumamnya, lalu menyambar pistol kecil di balik laci—refleks mafia, tentu saja—dan melangkah cepat menaiki tangga dua anak sekaligus.Pintu kamar bayi terbuka cepat.“Leon?! Apa yang terjadi?!” tanya Bibi Mara dengan napas ngos-ngosan, sementara Dante berdiri dengan ekspresi setengah siap tempur.Yang mereka lihat adalah pemandangan paling aneh sekaligus paling mengharukan yang bisa dibayangkan pagi itu.Leon duduk di lantai, wajahnya tertekuk antara tertawa dan menangis, memeluk ponselnya seperti harta karun. Di hadapannya, di atas kasur kecil, Alvario duduk tegak, senyum lebarnya seperti bulan mini yang bersinar.Dante mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Giliran Papa yang Harus Mandi

    Pagi datang dengan aroma sabun dari kamar mandi yang masih mengalir. Elera sedang mandi setelah semalaman menangani operasi rumit yang menghabiskan energi dan waktu. Rumah masih terasa tenang, suara gemercik air berpadu dengan nyanyian lirih burung dari taman belakang.Di ruang tengah, Leon sedang duduk di sofa dengan tubuh sedikit membungkuk ke depan, menggenggam Alvario dengan dua tangan seolah-olah sedang memegang benda paling rapuh sekaligus paling berharga di dunia.“Jangan gerak mendadak ya… pelan-pelan aja….” bisiknya, padahal Alva hanya sedang mendongak menatap lampu gantung di atas mereka, dengan ekspresi penasaran khas bayi.Alva sudah bisa duduk, tapi Leon masih belum pulih dari keterkejutan semalam—saat anaknya tiba-tiba duduk sendiri dan menatapnya dengan senyum tanpa dosa.“Apa kau juga akan mulai merangkak hari ini?” gumamnya serius, seperti sedang menyusun rencana darurat.Langkah kaki terdengar mendekat. Bibi Mara muncul dari arah dapur, tangannya masih memegang lap d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Di Antara Hening dan Cinta

    Rumah besar itu terasa sunyi untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir. Tidak ada tangisan bayi, tidak ada tawa Bibi Mara, dan tidak ada suara Maya yang mengomel sambil menggoda. Dante bahkan secara khusus memberi instruksi pada semua bodyguard:“Hari ini jangan ada yang masuk ke dalam rumah kecuali darurat. Bos dan Nyonya perlu waktu berdua. Jaga perimeter luar. Titik.”Mereka hanya mengangguk, tak berani bertanya lebih jauh.Di dalam rumah, cahaya pagi mengalir lembut dari sela-sela tirai. Elera yang baru selesai mengganti piyamanya, masih mengeringkan rambut ketika tangan hangat melingkar di pinggangnya.“Leon?” tanyanya, terkekeh pelan saat tubuh suaminya mendekap dari belakang.“Bilang saja kau merindukanku juga.” Suara Leon terdengar serak dan rendah, langsung menembus relung hatinya.“Aku baru mandi…” protes Elera pelan, tapi senyum di wajahnya tak bisa disembunyikan.“Bagus. Harum.” Leon membalik tubuh Elera, dan tanpa banyak bicara, mengangkatnya dengan mudah ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Kejutan Manis di Dapur

    Pagi hingga sore itu adalah hari yang penuh energi bagi Leon dan Elera. Setelah berbagai "pertempuran" penuh gairah di kamar mereka, Leon akhirnya memutuskan untuk memberi sedikit kejutan manis untuk istrinya. Meskipun baru saja menyelesaikan mandi, rambutnya yang basah masih tampak rapi, menyiratkan bahwa dia ingin membuat sesuatu yang istimewa. Ia berjalan dengan hati-hati menuju dapur, memastikan bahwa tidak ada yang terganggu dalam rutinitas rumah tangga mereka.Dengan penuh perhatian, Leon mulai menyiapkan jus segar untuk Elera. "Mungkin dia akan membutuhkan ini setelah melayani singa seperti aku sepanjang hari," gumamnya dengan senyum nakal di bibirnya. Jus jeruk segar dan campuran buah-buahan favorit Elera telah siap. Leon merasa puas dengan usaha kecilnya untuk menambah kehangatan rumah mereka.Tak lama kemudian, pintu dapur terbuka dan suara tawa dari luar terdengar. Maya, Dante, dan Kai baru saja datang setelah membawa Alvario untuk imunisasi, yang ternyata cukup menyita wak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Langkah Kecil, Haru Besar

    Langit sore menyiratkan warna keemasan, menyinari interior rumah mereka yang hangat dan penuh kehidupan. Aroma makanan lembut bayi menguar dari dapur terbuka yang menyatu dengan ruang makan. Elera, masih mengenakan apron bermotif sederhana, sedang dengan sabar menyiapkan makanan untuk Alvario. Sementara itu, sang pangeran kecil, kini berusia sekitar sepuluh bulan, sedang duduk di atas matras berwarna cerah di dekat meja makan. Mainan-mainan empuk berserakan di sekelilingnya, namun Alva lebih tertarik mengamati ibunya dengan mata besar penuh rasa ingin tahu.Pintu utama terbuka lembut. Suara sepatu kulit menghentak pelan di atas lantai marmer. Leon baru pulang dari kantor, dasi sedikit longgar, jas masih membingkai tubuh tegapnya, dan wajahnya menyiratkan kelelahan sekaligus kerinduan yang dalam. Begitu dia melangkah ke ruang makan, pandangannya langsung tertuju pada Alvario.Dan saat itulah keajaiban kecil itu terjadi.Alva, yang sebelumnya hanya duduk, perlahan berdiri. Kaki mungilny

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pesta untuk Sang Pangeran Kecil

    Sudah dua tahun berlalu sejak kehadiran Alvario menerangi kehidupan Elera dan Leon—dua tahun penuh tawa, pelukan hangat, dan momen-momen yang terasa seperti hadiah tak ternilai. Selama itu pula, dunia mereka seolah tetap tenang. Meskipun Leon selalu waspada, ancaman yang pernah terasa begitu dekat, mendadak sunyi, seperti sedang menyusun sesuatu dalam diam. Tapi hari ini, bukan itu yang menjadi fokus mereka.Hari ini, semua tentang satu nama kecil: Alvario.Dan satu orang yang tampak paling sibuk sejak pagi adalah Maya."Aku ingin pesta ulang tahun ini lebih besar dari gala dinner perusahaan multinasional!" seru Maya dengan semangat membara, menunjuk papan konsep pesta bertema Transformers yang memenuhi dinding ruang kerja khususnya.Kai berdiri di dekat pintu, menyuap potongan kue ke mulutnya sambil menyipit melihat papan itu. “Aku yakin kau sudah menghubungi kru CGI buat bikin Bumblebee sungguhan.”“Sudah,” jawab Maya tanpa ragu, membuat Kai tersedak.Di ruang tengah, Elera duduk be

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Jejak yang Mulai Terbuka

    Pagi itu, suasana di mansion Santiago masih terasa tenang setelah pesta ulang tahun megah untuk Alvario. Namun ketenangan itu hanya di permukaan. Di ruang kerja pribadinya, Diego Alvarez menatap tajam ke arah dokumen yang baru saja dikirim oleh anak buahnya. Matanya menyipit membaca ulang informasi yang berhasil dihimpun semalaman.Sertifikat rumah keluarga Elera—yang selama ini dianggap hilang atau sudah berpindah tangan secara ilegal—tiba-tiba muncul dalam pesta ulang tahun cucu angkatnya, dengan legalitas penuh dan tanpa nama pengirim.“Ini bukan kebetulan,” gumam Diego sambil mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke meja.Ia menoleh ke asistennya yang berdiri tegak di sisi ruangan.“Selidiki siapa notaris yang memproses sertifikat itu. Lacak semua transaksi properti dalam lima tahun terakhir yang melibatkan rumah tersebut. Aku mau tahu siapa pemilik sebelumnya… dan siapa yang mengembalikannya.”“As you wish, Señor Alvarez.”Sementara itu, di dapur mansion, Elera duduk termenung sambil

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Langit yang Terguncang

    Langit malam terlihat tenang dari luar jendela kabin pribadi pesawat jet Leon Santiago. Tapi di dalam pesawat yang tengah terbang di ketinggian ribuan kaki itu, ketenangan itu segera berubah menjadi kekacauan yang mengejutkan.Leon sedang duduk di kursinya, mengenakan headphone sambil menatap layar kecil yang menayangkan ulang video Alva dengan tawa renyahnya yang mengalahkan Maya dan Dante. Senyum kecil terukir di bibirnya—sebuah rindu yang menghangatkan dada.Namun ketenangan itu buyar seketika saat lampu kabin redup secara tiba-tiba, dan pesawat berguncang tajam ke kiri.“...Apa?” Leon reflek melepas headphone-nya.Terdengar suara teriakan dari kokpit, diikuti oleh suara benturan. Salah satu pramugara yang ternyata adalah penyusup menarik pistol kecil dari balik seragamnya dan mengarahkannya ke pilot.Namun belum sempat dia menembak, salah satu bodyguard Leon yang duduk di dekat pintu langsung bergerak cepat."DOWN!"Brak!Tembakan pertama meleset ke arah dinding, dan suara alarm d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Sweet Escape… or Sweet Trouble?

    Di pagi yang sedikit mendung, Leon berdiri di depan pintu kamar sambil menyender malas, satu tangan menyembunyikan kotak kecil dari belakang tubuhnya. Elera yang baru saja keluar dari kamar Alva menatapnya datar."Ada apa lagi, Leon?" tanyanya curiga, rambutnya masih agak berantakan tapi tetap terlihat memukau dengan piyama satin abu-abu yang longgar.Leon mendekat, memberikan senyumannya yang bisa membuat siapa pun curiga, tapi juga sulit ditolak. “Aku ingin menebus kesalahanku,” ucapnya pelan.Elera menyilangkan tangan. “Dengan?”“Berlibur. Hanya kita berdua.”Elera mendengus kecil, lalu menatapnya seperti baru saja mendengar lelucon gagal. “Dan bagaimana dengan Alva?”Leon mengangkat alis. “Dia aman di rumah. Lagipula… mungkin dia butuh teman main. Si kecil itu bosan bermain strategi melawan orang dewasa.”Elera langsung menegang. Pipi yang sempat memerah karena implikasi halus itu langsung digantikan oleh ekspresi setengah kesal.“Jadi kamu ngajak aku honeymoon ya?” Elera mengerut

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Peluru dan Penyesalan

    Suasana ruang rawat kembali tenang. Maya masih duduk di kursi sebelah tempat tidur, sibuk membereskan bantal sambil pura-pura tidak mendengarkan percakapan yang hendak dimulai. Kai berdiri di dekat jendela, memeluk map medis Dante dengan ekspresi datar yang selalu ia pertahankan—meski ekor matanya mencuri-curi arah ke arah Elera.Elera, dengan langkah mantap, menghampiri sisi tempat tidur Dante. Tatapannya tenang, tapi jelas membawa beban yang berat. Dante yang semula mencoba tertawa, menjadi sedikit kikuk."Dokter Elera..." gumam Dante pelan, suaranya masih serak. "Maaf… aku nggak bisa jaga Leon. Harusnya aku bisa lebih cepat lihat tanda sniper-nya, mungkin—"Elera mengangkat tangannya pelan, menyela. “Berhenti, Dante.”Tatapan dingin khas Elera itu menusuk, tapi bukan karena marah—melainkan karena terluka. Dalamnya bukan dari Dante.“Bukan salahmu. Seharusnya dia…” Elera menoleh sejenak ke arah Leon yang berdiri di belakang. “...ingat kalau dia punya aku dan Alva. Jadi, lain kali, m

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Keheningan Pagi

    Langit masih malu-malu menampakkan warna jingganya ketika Leon bangun dari sofa ruang keluarga. Bekas semalaman berpikir masih tertinggal di wajahnya—lelah, sedikit kusut, dan penuh penyesalan. Ia langsung berdiri dan melangkah cepat ke kamar Alvario.Namun, kamar itu kosong.Selimut Alva sudah rapi, boneka favoritnya duduk manis di ujung tempat tidur, dan bantal kecilnya sudah disusun dengan sempurna. Leon mengernyit, berjalan ke kamar mandi, kemudian ke kamar mereka. Sunyi. Elera tidak ada.“Elera?” panggilnya sambil membuka lemari pakaian yang sebagian sudah kosong. Tidak, bukan kosong karena pergi—tapi karena memang Elera sudah bersiap sejak dini hari.Di meja rias, ada secarik catatan kecil yang ditulis cepat dengan tulisan tangan Elera yang khas.“Ada operasi penting. Aku harus pergi lebih awal. Jangan tanya kenapa aku nggak bangunin kamu. Alva udah aku titip ke Bibi Mara.”Leon menghela napas panjang, lalu duduk di tepi ranjang, menatap tulisan itu dengan pandangan kosong. Ia t

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Rahasia yang Terungkap di Malam Hari

    Langit sore mulai meredup, dan aroma khas rumah bercampur dengan ketenangan yang hanya bisa dirasakan setelah hari yang panjang di rumah sakit. Elera baru saja tiba di mansion, rambutnya sedikit berantakan dan langkahnya tampak berat. Tapi begitu pintu masuk terbuka, hal pertama yang menarik perhatiannya adalah Leon—duduk santai di ruang tengah, satu tangan terangkat, dibalut perban tebal yang tak bisa disembunyikan meski dengan kemeja lengan panjangnya.Elera menghentikan langkah.“Leon?” suaranya penuh nada curiga.Leon menoleh pelan, seperti seseorang yang tahu dia akan dimarahi tapi memilih tetap tenang. “Kau sudah pulang, Sayang,” katanya lembut, mencoba tersenyum.Tapi Elera menatapnya tajam. “Apa yang terjadi dengan tanganmu?”Sebelum Leon sempat menjawab, Maya muncul dari arah dapur sambil mengunyah sepotong biskuit. “YA AMPUN—akhirnya kau pulang juga! Eh, ngomong-ngomong, Dante di mana sih? Biasanya dia udah ngerecokin ruang tengah dari tadi.”Leon langsung memotong sebelum E

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Warisan Darah

    Di ruang keluarga yang terasa seperti ruang strategi militer versi mini, Alvario masih asik dengan permainan strategi dan pasukan boneka-bonekanya. Tangannya kecil, tapi gerakannya terarah, seperti sudah memahami konsep “flank attack” dan “defensive barrier” dari lahir. Pion-pion mungil dari set permainan Dante berserakan, sebagian besar sudah "kalah", dan Alva kini mengarahkan tank mainannya ke sisi kiri peta dengan suara:“Dooor! Ppaang! Majuu!”Leon dan Dante tertawa kecil, tapi tawa mereka terputus saat satu pesan masuk ke ponsel keduanya bersamaan. Wajah mereka langsung berubah. Tegas. Dingin.Leon mengangkat alis ke arah Dante. “Gudang di Pelabuhan Selatan.”Dante menyeringai sinis. “Mereka mulai cari celah lagi. Sudah cukup lama mereka diam.”Leon menatap Alva sebentar—anak kecilnya masih tenggelam dalam dunia perang-perangannya sendiri. Lalu ia berbalik dan memanggil, “Mara.”Bibi Mara yang sedang membawa botol susu langsung berubah sikap. Dalam beberapa detik, apron-nya sudah

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Dalam Hening yang Menjaga

    Menjelang pagi, langit di luar jendela kamar masih berselimut gelap kebiruan. Lampu tidur di sudut ruangan memancarkan cahaya temaram ke arah ranjang besar tempat Leon dan Elera terbaring, masih tenggelam dalam kehangatan malam yang belum lama berlalu. Selimut kusut melingkari tubuh mereka, dan Elera tertidur pulas dalam balutan gaun malam tipis, bersandar nyaman di dada Leon.Tiba-tiba, sebuah suara lembut namun tegas memecah kesunyian—monitor bayi di sisi meja Leon berbunyi, menandakan gerakan atau tangisan dari kamar kecil Alvario.Leon membuka matanya perlahan. Sentuhan dunia nyata menyusup di sela-sela mimpi tenangnya. Dia tidak ingin membangunkan Elera, jadi dengan satu tangan yang masih memeluk pinggang ramping istrinya, dia meraih layar monitor dan menatapnya dengan seksama.Di layar kecil itu, tampak Alvario yang setengah terbangun, tubuh kecilnya menggeliat gelisah di ranjang bayi. Namun sesaat kemudian, sosok lembut Bibi Mara muncul di frame, mengangkat Alva dalam pelukanny

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Rumah yang Menenangkan Raja

    Pesawat mendarat dengan mulus di landasan tersembunyi bandara, hanya diterangi cahaya minim dari mobil-mobil hitam lapis baja yang sudah menunggu. Begitu pintu kabin terbuka, Leon Santiago melangkah keluar dengan langkah tegas, wajahnya keras dan dingin, seperti batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai barusan.Tanpa perlu banyak bicara, Rafael dan dua bodyguard lainnya segera menggiringnya ke mobil utama. Di dalam mobil, Rafael hanya melirik lewat kaca spion dan berkata pelan, “Tim sudah berjaga di perimeter. Rumah dalam kondisi aman. Dante mengaktifkan protokol bayangan.”Leon mengangguk, matanya tetap lurus ke depan, tapi satu tangannya menggenggam liontin kecil di saku jasnya—foto kecil Elera dan Alvario terselip di dalamnya.Itu satu-satunya kompas yang ia butuhkan.Saat konvoi itu meluncur dalam keheningan menuju mansion Santiago, langit malam tampak pekat, seakan ikut menyimpan rahasia yang baru saja terjadi di udara. Namun, tak satu pun dari bayangan itu bisa menembus rumah

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Langit yang Terguncang

    Langit malam terlihat tenang dari luar jendela kabin pribadi pesawat jet Leon Santiago. Tapi di dalam pesawat yang tengah terbang di ketinggian ribuan kaki itu, ketenangan itu segera berubah menjadi kekacauan yang mengejutkan.Leon sedang duduk di kursinya, mengenakan headphone sambil menatap layar kecil yang menayangkan ulang video Alva dengan tawa renyahnya yang mengalahkan Maya dan Dante. Senyum kecil terukir di bibirnya—sebuah rindu yang menghangatkan dada.Namun ketenangan itu buyar seketika saat lampu kabin redup secara tiba-tiba, dan pesawat berguncang tajam ke kiri.“...Apa?” Leon reflek melepas headphone-nya.Terdengar suara teriakan dari kokpit, diikuti oleh suara benturan. Salah satu pramugara yang ternyata adalah penyusup menarik pistol kecil dari balik seragamnya dan mengarahkannya ke pilot.Namun belum sempat dia menembak, salah satu bodyguard Leon yang duduk di dekat pintu langsung bergerak cepat."DOWN!"Brak!Tembakan pertama meleset ke arah dinding, dan suara alarm d

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Jejak yang Mulai Terbuka

    Pagi itu, suasana di mansion Santiago masih terasa tenang setelah pesta ulang tahun megah untuk Alvario. Namun ketenangan itu hanya di permukaan. Di ruang kerja pribadinya, Diego Alvarez menatap tajam ke arah dokumen yang baru saja dikirim oleh anak buahnya. Matanya menyipit membaca ulang informasi yang berhasil dihimpun semalaman.Sertifikat rumah keluarga Elera—yang selama ini dianggap hilang atau sudah berpindah tangan secara ilegal—tiba-tiba muncul dalam pesta ulang tahun cucu angkatnya, dengan legalitas penuh dan tanpa nama pengirim.“Ini bukan kebetulan,” gumam Diego sambil mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke meja.Ia menoleh ke asistennya yang berdiri tegak di sisi ruangan.“Selidiki siapa notaris yang memproses sertifikat itu. Lacak semua transaksi properti dalam lima tahun terakhir yang melibatkan rumah tersebut. Aku mau tahu siapa pemilik sebelumnya… dan siapa yang mengembalikannya.”“As you wish, Señor Alvarez.”Sementara itu, di dapur mansion, Elera duduk termenung sambil

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status