Share

Aku Cuma Butuh Talak

Author: Azitung
last update Last Updated: 2023-08-21 11:53:54

Bab 3

Aldi tidak bisa tidur memikirkan pertanyaan Serena tadi. Ia pun memilih pergi ke rumah Benu.

Mengganggu istirahat asistennya, lebih baik dari pada dirinya terus dihantui oleh rasa penasaran.

"Benu apa yang terjadi tujuh tahun yang lalu dengan Serena?" Aldi bahkan langsung bertanya begitu pintu di buka.

Pemiliknya saja masih terlihat mengantuk, karena ini sudah hampir dini hari.

"Aku rasa tidak ada, bos, yang aku dengar Serena baik-baik saja sebelum akhirnya menghilang." Benu ingat saat itu. Serena memang berhenti bekerja pasca menikah dengan bosnya dan Benu mengira itu wajar.

Lagi pula pasca ayahnya Himawan jatuh di kamar mandi, Aldi langsung di suruh pergi ke luar negeri bersama Benu.

"Kenapa tidak tanya sama dia, bos?" Benu datang membawa satu gelas teh untuk Aldi yang masih berpikir keras mencari jawaban.

"Kalau dia mau menjawabnya, untuk apa aku datang ke sini?" Aldi balik bertanya. Dia terus mencari-cari ingat.

"Sebelum aku pergi subuh itu, aku tinggalkan surat untuknya, apa karena itu dia meninggalkanku?"

Aldi ingat surat itu berisi tentang, agar Serena berhenti bekerja demi kenyamanan Serena dan hubungan mereka, karena Aldi mencium bahwa keluarganya tidak akan merestuinya menikah lagi karena ingin Lydia kembali jadi menantu.

"Aku hubungi hotel minta cctv tujuh tahun yang lalu." Benu berpikir mungkin saja ada kejadian di hotel waktu itu yang menjadi penyebabnya.

Saat itu juga Benu menghubungi petugas cctv hotel. Menyebutkan tanggal kapan terakhir kalinya Serena ada di hotel.

Menunggu cukup lama sampai pengendali cctv menghubungi kembali.

"Mas Benu, nggak ada rekaman pada tanggal itu, semua cctv dalam keadaan mati," lapor petugas itu.

Benu mengucapkan terimakasih lalu menutup panggilan sementara Aldi menatap tidak sabar.

"Cctv mati pada hari itu," ucap Benu seraya meletakkan ponselnya di atas meja.

Keduanya sama bersandar, sama-sama berpikir dengan keras. Kenapa bisa mati semua?

^^^^^^

Serena menunggu di cafe hotel, dia tidak mau terlambat yang nanti bisa saja dijadikan Aldi alasan.

Sudah satu jam lebih, Serena menunggu, tapi Aldi belum juga muncul. Gusar? Tentu saja. Dia berdecak kesal lalu hendak melangkah pergi.

Serena tahu di mana ruangan direktur, ia berjalan menuju ke lantai itu, kebetulan ada Benu yang baru keluar dari ruangan Aldi.

"Dia ada?" tanyanya.

Benu tampak tidak terkejut, "Ada, masuk aja Ser, nggak di kunci." Aldi mempersilahkan istri bosnya tersebut.

Serena melangkah dan membuka pintu dengan kasar, tampak Aldi rebahan di sofa dan menoleh padanya.

Serena yang semula ingin marah, tidak jadi saat melihat Aldi sepertinya tidak sehat.

Aldi tampak berusaha bangkit, "Kamu datang, Seren, maaf!"

Serena masih berdiri, sungguh ia iba melihat wajah Aldi yang tampak pucat.

"Duduklah!"

"Nggak perlu," tolak Serena, "sepertinya kamu sakit, aku pergi saja."

"Seren, tunggu sebentar!" Aldi menahannya saat wanita itu berbalik, "akan aku kabulin permintaanmu setelah tahu apa penyebab kamu pergi."

Serena bergeming.

Apa benar Aldi tidak tahu? Rasanya Serena ingin tertawa saat ini, "kamu yakin tidak tahu apa-apa atau hanya pura-pura biar kita nggak cerai?"

"Seandainya tidak cerai, aku tidak peduli apapun itu, Seren. Aku masih mencintaimu, persetan dengan masa lalu!" ucap Aldi mantap.

Serena terkekeh mendengarnya sebelum mengucapkan kata, "Bullsyit!"

"Aku sungguh-sungguh, Seren. Tujuh tahun aku mencarimu, apa itu tidak cukup sebagai bukti."

"Aku cuma butuh talak, bukan bukti. Atau lebih baik nggak usah cari tahu masalah itu, cukup ceraikan saja aku." Serena harus tetap konsisten dengan keinginannya datang ke sini. Dia tidak mau membuat Billy menunggu lagi.

Aldi berdiri, menghadap pada Serena, di pandanginya wajah ayu yang terlihat sama seperti dulu, kecantikan yang tidak berkurang tapi tampak semakin matang karena usia Serena pasti sudah lebih dari dua puluh lia tahun, "kamu tetap cantik, Serena!"

"Kamu mau apa?" Serena yang sempat terpesona dengan tatapan pria itu mundur selangkah. Bisa-bisanya dia terbuai oleh wajah tampan Aldi meski pucat.

"Aku mau kamu, Seren!" bisik Aldi semakin maju hingga membuat tubuh Serena terpepet ke dinding.

Nafas berat Aldi mengusik naluri kewanitaan Serena, namun ia segera sadar, "Ini nggak benar, Di, menjauhlah!"

"Kamu memanggilku Aldi, seperti malam pertama kita. Seren aku merindukanmu yang dulu!" Aldi berucap senang.

"Jangan, Di. Aku ini calon istri orang," ucap Serena keceplosan, namun hal itu ampuh membuat Aldi mundur.

Begitu Aldi mundur Serena langsung pergi tanpa pamit lagi. Di luar dia bertemu dengan Benu.

"Nu, aku check out hari ini, kalau bapak sudah sembuh, temui aku di rumah paman!" Serena berpesan.

"Kenapa nggak kasih nomor aja, Ren, biar lebih gampang," kata Benu.

"Privasi," jawab Serena singkat, "udah ya Nu, aku pergi!"

Serena mengambil kopernya ke kamar lalu pergi meninggalkan hotel menuju rumah pamannya yang sudah tujuh tahun ia tinggalkan.

Rumah itu adalah milik kedua orang tuanya, tepatnya di daerah bogor. Sejak kedua orang tuanya tiada, paman dan bibinya yang merawat Serena.

Sebenarnya dia punya rumah lain di kota tak jauh dari hotel, tapi sudah di kontrakkan pasca Serena berangkat ke Singapura.

"Ya ampun, Ndok! Ini beneran kamu?" Bibi Yuni berkaca-kaca menatap keponakan suaminya yang sudah seperti putri mereka itu.

Serena pun sama, matanya basah sebelum keduanya saling berpelukan melepas rindu.

Yuni membawa Serena duduk, "Pamanmu masih di sawah, mungkin sebentar lagi pulang," ucap Yuni. Siang hari Arman pasti pulang untuk sholat dan makan.

"Bibi dan paman sehat kan?" tanya Serena.

"Alhamdulillah! Sehat, Ndok, kamu sendiri bagaimana? Oh iya kenapa nggak ngajak Ranu sekalian?" Selama ini mereka memang kerap berhubungan melalui telepon.

"Terlalu beresiko, Bi. Aku nggak mau kalau Aldi tahu ada anaknya bersamaku." Serena sudah memikirkan hal ini.

"Ren, apa tidak sebaiknya Aldi dan Ranu di pertemukan saja sekarang?" Yuni berpikir logis, "suatu saat pasti Ranu akan mencaritahu ayah kandungnya."

"Aku belum siap, Bi. Lagi pula aku datang mau minta cerai dari dia," kata Serena mengenai tujuannya.

"Udah ketemu sama Aldi?" Yuni tidak terkejut, karena baginya ini wajar mengingat mereka menikah satu hari lalu berpisah tujuh tahun.

"Udah, Bi, tapi dia belum menjatuhkan talaknya. Sepertinya Aldi mau mempersulitku, Bi." Serena mengungkap kecurigaannya.

"Mempersulit gimana, bukannya udah punya istri, dia?"

"Dia ngotot minta aku jelaskan alasan pergi tujuh tahun yang lalu."

"Terus, kamu kasih tahu?"

Serena menggeleng, "Aku nggak mau, Bi. Ancaman dari keluarganya sampai sekarang masih ku ingat."

Yuni jadi tampak khawatir mendengarnya, "Ren, kamu yakin nggak di ikuti kan? Kok bibi jadi takut ya?"

"Bibi tenang saja, nggak mungkin ada yang tahu aku ke Indonesia."

"Bibi cuma takut terjadi apa-apa sama kamu," ucap Yuni khawatir.

"InsyaAllah nggak ada apa-apa, Bi." Serena meyakinkan Yuni.

"Serena!"

Suara di pintu mengalihkan tatap keduanya, Serena langsung berdiri salim kepada adik mendiang ayahnya tersebut.

Arman mengusap kepala Serena dengan tangis yang mulai keluar dari matanya, "Ya ampun, Ndok. Paman kangen sama kamu."

"Serena juga kangen, Paman." Tidak ada adegan berpelukan karena Arman masih kotor.

Setelah sholat dan makan Arman memutuskan tidak ke sawah lagi. Mereka berbicara tentang rencana Serena ke depannya.

"Aldi memang pernah datang, tapi paman bilang nggak tahu kamu ke mana, seandainya paman tahu dia masih punya istri mana mungkin paman mau menikahkan kalian." Arman menyesalinya, "meskipun cuma nikah siri."

"Paman, ini sudah takdir, yang penting aku tidak jadi pengganggu rumah tangganya. Sekarang yang penting aku harus cerai dari dia." Tekad Serena masih sama, meski ia mulai ragu dengan Aldi yang sepertinya tidak mau menceraikannya.

"Apa rencanamu setelah dapat talak dari Aldi?" tanya pamannya penasaran.

"Billy dan orang tuanya mau datang ke sini, melamar aku." Inilah salah satu alasannya datang selain ingin cerai dengan ayah kandung putranya.

Serena dekat dengan Billy sejak mengandung Ranu.

Billy pria lajang yang sudah mengungkapkan perasaannya sejak lama, namun Serena tolak. Pria itu pantang menyerah hingga Serena luluh dan menerimanya, bahkan Billy sangat menyayangi Ranu.

"Alhamdulillah! Paman turut senang kalau begitu. Setidaknya dia sayang sama Ranu."

"Assalamualaikum!"

Related chapters

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Aku Suamimu, Seren

    Bab 4Ketiganya terkejut saat mendapati Aldi dan Benu sudah berdiri di pintu yang memang tidak di tutup.Jantung Serena memompa lebih cepat, khawatir kalau Aldi mendengar pembahasan tentang Ranu."Aldi, ayo masuk!" ajak Arman. Dia dan Aldi hampir sebaya, namun Arman belum di karuniai anak hingga dua puluh tahun pernikahannya. Aldi dan Benu melepas sepatunya lalu masuk dan duduk di sofa sederhana milik Arman."Yun, buat minum sana!" perintah Arman. Istrinya itu langsung berdiri lalu beranjak ke dapur."Langsung saja ke permasalahan saat ini, saya datang mau mengunjungi Serena," kata Aldi, "mungkin Serena sudah cerita tentang keinginannya."Aldi yang masih tampak pucat itu tampak menghela nafasnya sebelum melanjutkan, "Saya nggak bersedia menceraikannya," ucap Aldi dengan yakin."Nggak bisa gitu dong, kamu kan udah janji sama aku," protes Serena seraya berdiri. Arman memegang tangan keponakannya agar tidak terbawa emosi, "apa alasan kamu menolak cerai, sedangkan kalian cuma sehari

    Last Updated : 2023-08-21
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Aku Sudah Di Lamar

    Bab 5"Serena, kembalilah padaku, lupakan tentang perceraian." Aldi menatap, menghiba membuat Serena menunduk, tidak berani menatap mata Aldi yang kini teduh.Serena menatap ke luar, "Aldi, aku sudah di lamar," aku Serena jujur. Sejujurnya dia pun mulai bingung. Aldi tidak bersalah sepenuhnya, namun ia pun telah pergi terlalu jauh dan dalam waktu yang lama, tapi kepergiannya juga punya alasan, "aku nggak mungkin menyakitinya."Serena berada dikebimbangan yang nyata, kebaikan Billy tidak bisa di nilai sebelah mata karena menginginkan dirinya. Billy tulus dan menganggap Ranu seperti putranya sendiri. Saat anak itu sakit Billy selalu siap memdampingi Serena, bukan hanya waktu melainkan biaya yang tidak sedikit, rela Billy gelontorkan untuknya. Tring tringTring tringPonsel di saku Aldi berbunyi, pria itu segera merogoh sakunya lalu mengangkat panggilan."Bos, Keluarga Sutomo meminta hotel Karisma pada Tuan Adolf," ucap Benu di telpon."Tidak bisa, kita sudah sepakat. Lagi pula aku su

    Last Updated : 2023-08-21
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Kamu Milikku, Seren

    Tidak sulit membawa tubuh Serena yang ramping menaiki tangga menuju kamar utama. Sambil memandang wajah yang tidak terusik itu, senyum Aldi terus terpatri di bibirnya yang sedikit tebal.Aldi tetap tampan meski usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, tubuhnya masih terlihat bugar dan mempesona.Meski begitu, Aldi adalah sosok pria yang sukar jatuh cinta. Dia hanya pernah mencintai Lydia sebelum Serena. pengkhianatan Lydia lah alasan mereka bercerai. Awalnya Lydia menolak karena dia sangat mencintai Aldi dan mengaku khilaf.Sayangnya Aldi mendapat bukti lebih dari satu saat Lydia dan selingkuhannya bermalam di hotel Sutomo.Lydia yang berpikir Aldi sangat mencintainya dan percaya padanya bisa dia bohongi. Lydia memohon agar Aldi tidak menceraikannya, karena orang tuanya akan malu, tapi Aldi sudah bulat tekadnya sampai akhirnya Aldi menunjukkan rekaman video panasnya, saat itulah Lydia bersedia bercerai asal Aldi tidak menunjukkan video itu pada keluarga besar mereka. Hampir satu

    Last Updated : 2023-08-28
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Siapa Ranu?

    Bab 7"Maaf, aku lupa mengunci pintu, dia Anes, adikku," kata Aldi yang mengerti raut wajah Serena."Aku tahu, sepertinya dia marah. Mungkin tidak suka aku di sini." Serena teringat dengan kejadian semalam saat Anes datang tak menyapa."Anes itu baik, aku belum ngenalin kamu ke dia."Serena tidak bodoh dalam menilai, sebelum wanita itu ke luar dari kamar tatapannya sempat tajam pada Serena."Meski kurus, ternyata istriku ini cukup berat," ucap Aldi bergurau."Ihh...!"Serena mencubit bahu kekar Aldi hingga membuat pria itu terkekeh lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi."Apa terlalu sakit?" tanya Aldi. Serena mengangguk malu, "Ya sudah, biar aku yang mandiin."Aldi sudah meletakkan Serena di atas meja dekat wastafel.Serena menggeleng cepat, "Nggak mau, aku mandi sendiri aja." Serena menolak, dia tidak terbiasa begini apa lagi dengan perpisahan mereka selama ini. Ini kali kedua mereka menjadi intim.Aldi tersenyum, "Kamu malu?"Serena memalingkan wajahnya yang tampak mero

    Last Updated : 2023-08-28
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    I Love You

    Bab 8Serena berdiri lalu masuk ke dalam kamar dan menerima panggilan itu."Mami, kangen ...!" Suara Ranu terdengar di ujung."Mami juga sayang, maaf ya, hari ini mami sibuk, nggak sempat menghubungi abang!" ucap Serena pelan, sesekali ia melirik ke pintu kamar."Mami, video call yuk!" Ranu yang kangen tentu tidak puas hanya mendengar suara saja."Aduh, gimana ya! Mami lagi sibuk di rumah uti, nanti malam saja ya sebelum Ranu tidur." Serena pun sama rindunya, namun terlalu beresiko bila video call, bisa-bisa Aldi mendengar suaranya."Baiklah!" Serena jadi tidak tega mendengar suara putranya yang tidak bersemangat."Aku akan menemani Seren ke Singapura dan membawanya menetap di sini," ucap Aldi di luar."Bagus itu, biar kami bisa sering ketemu, kasihan dia jauh di sana." Arman setuju dan terlihat senang, "tapi, apa kamu bisa jamin mantan istrimu itu nggak mengganggu Serena lagi?"Yuni setuju dengan pertanyaan suaminya."Aku akan lindungi Serena apapun yang terjadi. Setelah pindah, a

    Last Updated : 2023-08-29
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Di Mana Kamu, Seren?

    Bab 9Serena yang bekerja sebagai manager pemasaran, hari ini membuat surat pengunduran diri. Dia mendatangi sekretaris Billy yang bernama Tari."Eh, Serena mau ketemu calon suami?" sambut Tari dengan senyumnya yang khas."Nggak, Tar. Aku mau nitip ini sama kamu, tolong berikan pada Pak Billy besok pagi."Tari menerimanya dan membaliknya, "Nggak ada tulisannya, memangnya ini surat apa?""Ada deh, kamu serahin aja sama Pak Billy."Serena enggan menjelaskan, takut Tari akan menanyai alasannya. "Kalau nggak berhubungan dengan kantor, kamu aja deh, Ser." Tari hendak mengembalikan lagi suratnya, tapi Serena menggeleng dan menahannya."Kamu aja, Tar. Aku permisi ya, masih banyak kerjaan." Serena meninggalkan Tari dengan sedikit berlari.Tari tersenyum melihat menager perusahaan itu, dia memang tahu hubungan Bosnya dan Serena.Tari meletakkan kertas putih itu di atas mejanya, karena hari ini Billy berada di luar kota. Besok pagi akan ia serahkan.Serena membawa sedikit barangnya yang tid

    Last Updated : 2023-08-29
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Maafkan Mami, Sayang!

    Bab 10Serena hilang bagai di telan bumi, Aldi membayar orang untuk memeriksa semua penerbangan dari Singapura, selama satu minggu terakhir, tidak peduli berapa uang yang harus keluar.Bagi Aldi Serena harus segera di temukan."Pak Aldi, tidak ada nama Serena Pricilia, di daftar penerbangan manapun," lapor pria yang di bayar Aldi. Urat wajah Aldi langsung tegang, tanpa menunggu pria itu bicara, ia telah melemparkan ponselnya ke dinding hingga terburai menjadi beberapa serpihan."Aldi, sabar! Serena pasti akan ditemukan!" Arman yang ada di dekatnya terkejut, namun segera menghibur meski dirinya juga sangat khawatir terhadap keponakannya itu."Ini semua salahku, seharusnya aku tinggalkan saja pekerjaan." Aldi menyalahkan dirinya juga, "apa setidak ingin itu Serena kembali padaku?"Satu titik air mata jatuh. Ya, serapuh itu Aldi sampai-sampai tidak peduli Arman melihat tangisnya."Di, hanya ada satu jalan untuk menemukan Serena," kata Arman, teringat tentang satu nama. Aldi menoleh pa

    Last Updated : 2023-08-30
  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Sama-Sama Mencari Serena

    Bab 11Hampir satu minggu lamanya Billy mencari keberadaan Serena, baru hari ini dia dapat petunjuk. Billy sedang bersiap sambil di temani mamanya."Sudah cerai kok malah kabur? Harusnya kan senang mau dilamar," komentar Dewi, ibunya, "kapan lagi dapat suami seperti kamu, udah mapan, nerimo lagi.""Serena pergi pasti ada alasannya, Ma," sahut Billy sambil memasukkan beberapa bajunya ke dalam cover."Memangnya sudah pasti dia di Bandung?" Dewi ingin memastikan, takut Billy akan lelah mencari Serena, ini saja sudah hampir seminggu nggak ke kantor."Iya, Ma. Serena naik pesawat ke Jakarta, terus lanjut naik bus. Billy hanya mencari alamatnya saja. Doain ya!" ucap Billy seraya menyentuh kedua bahu wanita yang mengenakan hijab itu."Nggak diminta juga, mama terus doain kok, meskipun banyak lagi yang mau sama kamu, tapi pilihanmu kan tetap Serena.""Mama!" tegur Billy saat mamanya ingin memulai. Seperti itulah ibunya, jika di tanya jawabnya setuju, tapi di belakang sering menggerutu. "I

    Last Updated : 2023-08-30

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Kekecewaan Aldi Terhadap Serena

    Kepulangan Himawan dipercepat guna memberikan keleluasaan pada Aldi dan Serena di Bali. Ia sengaja membawa Ranu cucunya agar tidak mengganggu.Himawan ingim cucu yang banyak sebelum ajal memanggilnya. Hari ini dia ingin mengecheck keadaan salah satu hotel yang kebetulan dipimpin oleh menantunya, tapi melihat Billy dan mendengar pengakuan ibunya membuat Himawan terkejut."Ayah, maaf tidak mengabari sebelumnya." Aneska muncul dari balik pohon. Sungguh ia sangat takut jika Himawan akan membongkar siapa dirinya saat ini."Ini kebetulan sekali," seru Dewi senang, "kata Aneska Pak Himawan sedang liburan ternyata sudah pulang." Dewi tersenyum sangat ramah tapi berbeda dengan Billy yang tampak datar lalu Aneska yang wajahnya tampak tidak nyaman. "Ya, saya juga ingin mendengar cerita tentang mereka berdua." Himawan menyambut ucapan Dewi. Ia pun mengajak mereka ke rumahnya, termasuk Aneska juga. Sampai di sana Dewi takjub melihat rumah Himawan yang besar. Impiannya punya besan kaya sudah t

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Bertemu Himawan

    Entah sudah berapa lama Aneska berdiam diri di dalam toilet, memikirkan apa yang harus ia lakukan. Ibu Billy ingin bertamu ke rumah mereka.Rumah Himawan tepatnya.Aneska tak mungkin membawanya. Dia jadi terjebak oleh rencana Jane sahabatnya."Bil, coba kamu panggil," ucap Dewi yang merasa ini tidak wajar."Biarin aja, Bu. Mungkin lagi ngeden," jawab Billy santai. Dia memang tidak peduli pada wanita itu.Ck"Lama!" Dewi berdecak. Ia mulai merasakan kecurigaan dari sikap Aneska. Aneska memasang senyum palsu begitu keluar dari toilet. Dia pun mengajak keduanya turun untuk makan di bawah, "Tante dan Billy menginap saja di sini, aku sudah pesankan kamar.""Loh, kamu tidak ada rencana membawa kami ke rumah orang tuamu?" Dewi mengeryit heran. Aneska memalingkan wajah, menggigit bibir bawahnya. Membawanya ke rumah Susi bukanlah pilihan yang tepat. Bisa-bisa ibunya itu akan bikin ulah dan malu. "Ayah sedang liburan, Tan. Mungkin lusa baru pulang." Aneska beralasan meskipun benar adanya

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Ingin Segera Punya Cucu

    Aldi merencanakan liburan untuk mereka. Ada Himawan dan juga Ranu. Meninggalkan sejenak kesibukan di dunia kerja.Pagi ini pesawat yang membawa mereka telah tiba di Bali. Aldi membawa mereka ke sebuah rumah yang bagian belakangnya menghadap ke pantai."Kamu nyewa rumah, Mas. Kan cuma tiga hari saja?" Serena merasa ini terlalu berlebihan mengingat mereka hanya enam orang saja.Belum lagi Aldi menjawab, Serena sudah terpukau oleh gambar besar yang ruangannya baru saja ia masuki, "I-ini rumah Mas Aldi?"Pria itu menjawab dengan pelukan di pinggang sang istri. Dagunya jatuh tepat di bahu Serena, "Ini milikmu sayang. Hadiah pernikahan tujuh tahun yang lalu. Mas baru sempat menunjukkannya setelah selesai di renovasi.Serena terharu, ternyata suaminya sudah menyiapkannya rumah sejak dulu, pantas saja ada foto menikah mereka di atas tempat tidur king size."Sayang, ini bukan sekedar liburan untuk kita. Mas Aldi ingin kita memiliki anak lagi, kamu mau kan?" Kini mereka berhadapan saling m

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Tidak Tertarik

    "Jangan melamun, seharusnya kamu manfaatin ini dengan baik. Kalau aku jadi kamu inilah kesempatan buat balas sakit hati kakak iparmu itu." Jane terus membisikkan semangat untuk Aneska.Jane diam saat melihat sosok Dewi datang mendekati merekam"Anes, sudah saatnya kita pergi dan kamu, siapa namamu?" Dewi begitu ramah memperlakukan Aneska berbeda dengan Jane."Siap, saya Jane," jawab Jane cepat."Kamu tidak perlu ikut," ucap Dewi sedikit ketus."Saya juga tidak mau ke sana, tugas saya hanya memastikan kalau adik saya sudah di nikahi. Itu saja." Jane tidak begitu menyukai Dewi yang cepat berubah pikiran. Terlihat mata duitan. Dia membayangkan kalau Dewi tau Anes sudah didepak dari keluarga Himawan pastilah dia akan membenci Aneska. Setelahnya ia pun pamit pada Aneska, tak lupa mengucapkan selamat dengan tawa."Sudah, ayo pulang!" Billy mengajak keduanya. Ia terlalu lelah dan pusing dengan apa yang sudah terjadi.Di rumah Aneska di antar ke kamar, sedangkan Billy menyusul ibunya k

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Mantu Durhaka

    Susi masuk ke dalam, ia meminta handphone dengan menengadahkan tangannya, "Berikan cepat!" perintahnya.Dodi menyembunyikan di balik tubuh kurusnya, "Nggak mau, ini privasiku, Bu," tolaknya."Privasi-privasi? Emangnya kamu siapa pakai privasian segala. Makanmu saja masih ibu yang tanggung sok segala privasi." Susi mengomel sambil melotot, "cepat sini!""Nggak, nanti ibu ambil semua." Dodi tetap bersikeras memegangnya. Susi geram dan akhirnya maju lalu merebutnya dengan paksa."Bu!" protes Dodi saat benda pipih yang menyimpan rahasia m bankingnya sudah beralih ke tangan ibunya."Udah diem!" Susi menggulirnya dan menemukan pesan m banking senilai sepuluh juta rupiah, "Apa yang kamu jual ha? Ini uang dari mana?" Susi marah dan menatap kakak dari Aneska itu."Sembarangan ibu tuduh aku menjual, yang ada ibu tuh yang sudah jual sofa sama lemari. Terpaksa duduk di lantai kita," gerutu Dodi tak terima."Ibu jual juga biar kita bisa makan, kau pikir sekarang mau dapat duit dari mana, Ane

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Akhirnya Dewi Setuju

    "Bu, jangan menangis, bisa saja ini akal-akalan mereka. Kita pulang saja sekarang!" Sudah satu jam sejak Dewi bangun dari pingsannya.Billy menenangkannya, tapi ibunya menolak untuk pulang, "Jangan mudah tertipu dengan orang yang tidak kita kenal," katanya lagi agar ibunya segera menurut."Kamu nggak kenal dia? Apa kamu mau lepas dari tanggung jawab? Nih, nih, lihat wajahnya baik-baik, kalian pernah ketemu kan di forum bisnis?" Jane mengangkat dagu Aneska agar wajah itu terlihat jelas oleh Billy.Billy terkejut, sekarang dia melihatnya dengan jelas, tadi saat di tempat tidur dia hanya melihatnya dari samping."Kau!" ucapnya pelan. Billy meneguk ludahnya. Bertanggung jawab dengan perempuan jahat yang pernah mencelakai Serena, mustahil baginya.Billy tak akan lupa dengan perbuatannya yang turut andil dalam perpisahan Serena dulu.Dewi berdiri, ia mendatangi gadis yang sudah tidur dengan anak kesayangannya, ia menatap Aneska dari ujung kaki hingga kepala.Kulitnya bersih, sepertinya

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Apa! Menikah?

    Aaaa...."Brisik! Jadi cowok kok menjerit," ucap Aneska santai, ia tengah duduk bersandar di headboard sambil meniup-niup kukunya."Tidak, ini tidak mungkin! Ya Tuhan! Apa yang sudah terjadi padaku?" Billy rasanya ingin menangis, dia lebih fokus pada dirinya sendiri dari pada dengan Aneska.Ingatannya kemudian berputar pada kejadian tadi malam, temannya mengajak bertemu di club, tapi Billy tidak minum sampai seorang bartender wanita berkepala plontos mengantarkan jus kepadanya."Tuan, ini jus khusus untuk pengunjung yang tidak suka alkohol." Jane yang menyamar meletakkannya di atas meja. Billy sempat mengucapkan terima kasih.Kedua temannya mengajak bersulang dan Billy pun meminum jus itu perlahan, namun sampai habis tak bersisa."Kasihan, pasti dari tadi kamu haus," komentar temannya.Billy mengangkat bahunya, "Aku bukan peminum seperti kalian," kata Billy, "oh ya, sepertinya aku harus pergi sekarang." Billy kemudian pamit."Ya, silahkan, terima kasih sudah datang ke sini!" ucap

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Merencanakan Sesuatu

    "Sia*lan! Dia memutus pemasukanku, Bu. Dari mana lagi kita akan dapat uang?" Aneska terkejut saat gajian dia hanya menerima yang semestinya sedangkan uang yang selalu ia terima tiap bulan di luar gaji benar-benar di stop oleh Serena.Sudah satu bulan dia memilih diam dan tak mengusik Serena, semua ia lakukan demi mengambil hati ayahnya kembali. Dengan kata lain Aneska ingin di akui kembali oleh Himawan sebagai anak."Lantas kita harus apa? Ibu juga sudah pusing nggak pernah menyimpan uang lagi." Susi ikut menggerutu, "kamu sih Nes, harusnya jangan gegabah!""Ibu kok nyalahin aku? Padahal ibu sendiri yang nggak sabaran sampai melabrak anaknya si Serena. Sekarang semuanya apes. Mana saham yang atas namaku udah ditarik lagi." Aneska ingin mengumpat saja. Punya keluarga tidak ada yang bisa di andalkan. Belum lagi Susi yang hobinya berjudi padahal selalu kalah. "Kenapa nggak rayu lagi ayah angkatmu, jangan nyerah minta maaf. Demi uang apapun harus kau lakukan." Susi memberi saran.

  • Terjerat Pesona Duda Kaya    Jabatan Baru

    Aneska di pulangkan ke rumah orang tuanya, tapi tidak dengan pekerjaan. Dia masih mengelola salah satu hotel di Jakarta. Himawan kembali menarik saham yang pernah di atasnamakan untuk putri angkatnya itu.Bukan hanya dia saja, Serena juga di berikan kepercayaan yang jelas sudah ia tolak karena merasa tidak perlu. Serena hanya takut Aneska semakin membencinya. "Kamu berpengalaman, ayah akan menjadikanmu pimpinan di atas Aneska agar dia tidak semena-mena lagi." Himawan tetap memaksa. Dia sudah menerima Serena dan juga Ranu cucunya. Kekecewaannya terhadap Aneska sangat dalam. Aldi senang saja mendengarnya. Istrinya sekarang punya saham sendiri dan menjadi pimpinsn di salah satu hotel mereka."Mas, Aneska akan semakin membenciku," protes Serena saat mereka berdua di kamar."Justru dengan kau di atasnya, dia akan takut berbuat jahat. Ayah sudah mengancamnya, kalau dia nekat menyakitimu maka tak ada yang diberikan ayah untuknya. Lagi pula kau sudah memiliki wewenang bila dia melakukan

DMCA.com Protection Status