"Garry, bisakah kamu menghargai aku sedikit saja?" geram Arini. Walaupun Lysia tidak ada, nyatanya Garry masih berada jauh darinya. Hati Garry, dan pikirannya tetaplah bersama dengan Lysia. Arini tidak bisa berbuat apapun lagi, ada dan tidak adanya Lysia itu sama saja.Sebelumnya Arini bisa sedikit lega dengan ketidak beradaanya Lysia, sekarang dia rasanya sedikit menyerah. Padahal Arini ingin membawa Garry ke pesta di Sharklig untuk memamerkan bahwa dirinya juga mempunyai pasangan yang pantas untuknya. Yaitu CEO dari Garytriach enterprise. "Arini … bukan seperti itu," jawab Garry. Dia pun sedikit merasa bersalah dengan ucapannya sendiri yang mungkin menyinggung perasaan Arini. Garry tahu kalau Arini berniat baik untuk mengajaknya ke pesta agar bisa merilekskan pikiran. Tiba-tiba saja sekretarisnya Garry masuk dan menghadap. Dia terlihat begitu cantik menawan dengan setelan jas terbaik dan rambut yang dikuncir kuda. "Maaf Tuan, mengganggu waktunya sebentar. Saya kemari hanya ingin
Saat ini Lysia sedang memijat sendiri kakinya yang terasa pegal. Selama seharian penuh, Lysia terus saja mencuci dan menjemur serta menyetrika pakaian. Hidup sendiri tanpa ada yang menemani membuat Lysia mau tidak mau harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun kehamilannya sudah semakin bertambah besar. "Kaki-kaki ini mulai membengkak, rasanya pegal sekali," gumam Lysia pelan. Lalu, dia pun mengusap perutnya yang sudah mulai membuncit itu. "Nak, maaf ya selama ini bunda selalu buat kamu kelelahan. Bunda tidak ada pilihan lain agar bisa memenuhi kebutuhan hidup kita. Bunda harap kamu baik-baik saja ya sayang di dalam sana," ucap Lysia tulus terhadap perutnya sendiri. "Sampai saat ini bunda terus bersembunyi agar tidak ditemukan oleh ayahmu. Apakah mungkin ayahmu sudah tidak mencari keberadaan bunda lagi?" gumam Lysia penasaran.Lysia selalu diam di dalam rumah dan hanya keluar untuk menjemur pakaian. Sesekali dia juga berkeliling di komplek ini untuk mencari orderan
Lysia mengerutkan kening. Dia tidak nyaman dengan ucapan Bu Prita dengan kata menggantikan menantunya. "Bu, saya tidak bisa pergi," tolak Lysia. Bu Prita langsung menggenggam tangan Lysia dengan erat. "Lysia, tolonglah selamatkan martabat keluarga kami. Kalau sampai semua orang tahu kalau kami datang tanpa menantu. Maka mereka akan berpikir yang tidak-tidak. Mereka akan berpikir kalau hubungan keluarga kami kurang harmonis. Walaupun kenyataannya seperti itu, tapi kami tidak ingin publik mengetahuinya. Itu bisa menjadi ancaman untuk proyek suamiku," mohon Bu Prita. Lysia kehabisan kata-kata, dia tahu sepak terjang keluarga kelas atas di Larkspur. Jika ada orang yang sedang merintis usaha, juga jika ada orang yang tidak disukai. Maka mereka akan mencari titik selemah apapun, dan membuat bencana. Bu Prita dengan cepat langsung saja menyodorkan sebuah tas berisikan pakaian mewah yang baru mereka beli untuk Lysia. "Cepatlah bersiap, Lysia. Ini pakailah, kau akan terlihat cantik jika
Tatapan semua orang tertuju ke arah Lysia. Mereka melihat begitu anggun dan cantiknya dia. Mengenakan dress malam yang berwarna merah, semakin menonjolkan warna kulitnya yang putih berseri. Ditambah tonjolan perutnya yang sedang mengandung, malah membuat kesan menggemaskan di mata semua orang. "Beruntung sekali pria yang menjadi suaminya." Beberapa pria terpana serta merasa iri terhadap orang yang menjadi suami dari Lysia. Disisi lain juga para wanita menganga melihat kecantikan itu. Kenapa dia terlihat begitu bersinar? Mungkinkah karena kehamilannya itu bisa membuat aura wajah seorang wanita menjadi semakin terpancar? Yandi dengan cepat langsung saja menggenggam tangan Lysia. Dia ingin agar terlihat seperti pria yang gagah yang akan terus menjadi pelindung sang Dewi. Lysia merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh Yandi. Bagaimana pun mereka tidak saling mengenal, dan Lysia bukanlah siapa-siapa Yandi. Dia berada disini hanya untuk memenuhi permintaan Bu Prita sebagai pel
Lysia mencoba untuk melepaskan tubuh Garry yang menghimpit tubuhnya. “Garry, tolong jangan seperti ini. Aku bukan siapa-siapa kamu, mulai sekarang jangan pernah untuk mencari aku,” ucap Lysia pasrah. Dia harus bersikap seperti ini agar Garry tidak terus berharap terhadapnya. Lysia tahu kalau Garry memang masih terus setia untuk mengejarnya. Garry menggenggam erat tangan Lysia dengan tatapan yang sendu, “Lysia, aku mencintaimu. Sampai kapan kamu akan terus bersembunyi seperti ini? Tolong jangan terus menghindari aku,” mohon Garry. “Apakah itu anak Ivander, Lysia?” tanya Garry. Bahkan dia rela untuk menjadi ayah sambung anak yang dikandung Lysia. Jika Lysia mau bersama dengannya. “Iya, jadi tolong jangan pernah dekati aku,” jawab Lysia. “Kalau begitu, kenapa kamu pergi bersama keluarga lain? Siapa mereka?” tanya Garry dengan sendu. “Dia ….” Lysia membuang muka, lalu dia pun mencoba untuk menjelaskan kepada Garry. “Dia adalah keluarga baik-baik yang mau mengajakku kemari,” jawab
Ivander menendang orang yang mendekatinya dan hendak berlari untuk kabur. Dia bahkan sampai berguling dan terus menghindar karena tembakan demi tembakan terus di luncurkan ke arahnya. “Menyerahlah Ivander! Kau tidak akan bisa melawan kami!” Namun, Ivander tetap berlari dan saat ini sedang bersembunyi di belakang mobil yang berjejer di parkiran tersebut. Nafas Ivander terengah, lalu dia mengambil sebuah ponsel yang ada di dalam sakunya. “Kalau dilihat dengan baik, maka aku sudah mengetahui siapa yang berani mengusikku,” geram Ivander. Ivander baru menyadari lambang naga berapi yang dipakai di punggung pakaian hitam mereka. Dia adalah gangster terkuat di Sharklig. Namun, yang Ivander tidak mengerti adalah, kenapa mereka berani mengusik Ivander sekarang? Karena dulu mereka bahkan selalu berlutut jika berhadapan dengannya. Mungkin mereka mengira kalau Ivander lemah dan benar-benar diasingkan dari kelompok Marvori serta dikeluarkan dari keluarga Brxian Dxel. Sehingga mereka sampai me
Lysia membeku, dia bahkan merasa sulit untuk berkedip. Orang itu … orang itu benar-benar ada didepannya sekarang. Garry tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Rumor mengatakan bahwa Ivander sedang berada di dalam pengasingan. Kenapa secara kebetulan dia tiba-tiba saja ada dihadapannya kini. Ivander belum memperhatikan ke arah depan. Dia masih membersihkan diri yang dipenuhi oleh dedaunan dan debu yang menempel di bajunya. Begitu dia melihat ke depan, betapa terkejutnya dia ketika melihat Lysia dengan tampilan yang berbeda. Ivander tercengang melihat wanita yang selama ini membuat dia menderita ada di hadapannya. Sungguh ini adalah kebahagian yang tidak bisa untuk dilukiskan.“Lysia …,” ucap Ivander teriris perih. Lysia terlihat begitu cantik dengan balutan dress merah menyala yang dihiasi oleh blink-blink indah. Perutnya terlihat buncit dan menggemaskan. Namun, yang lebih membuat Ivander kecewa adalah Garry yang saat ini sedang memeluk Lysia dengan kedua tangannya. Ivander rasany
“Irfan, mengapa kamu melakukan itu terhadap suamiku?” desak Lysia. Saat ini mereka berdua berada di rumah Lysia yang dulu dibelikan oleh Irfan.“Kenapa kamu terlihat begitu cemas? Bukankah kamu sangat membencinya? Bukankah dia yang selalu membuatmu menderita?” balas Irfan. Irfan tidak habis pikir dengan apa yang Lysia lakukan. Dia terlihat panik melihat kondisi Ivander, Irfan tidak habis pikir mengapa Lysia seperti itu. Seharusnya Lysia berterima kasih terhadapnya karena sudah menyelamatkannya dari Ivander. “Karena kamu tidak perlu sampai membunuhnya seperti itu,” ucap Lysia gemetar. Entah mengapa dia tidak tega dan tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Irfan. Seharusnya Irfan tidak perlu untuk menembak Ivander. “Kamu seharusnya bersyukur kepadaku, Lysia. Kalau aku tidak melakukan itu, maka kamu tidak akan bisa lari. Dia akan menangkapmu nanti,” jawab Irfan. Lysia terdiam dengan nafas yang tersengal-sengal. Dia sungguh mencemaskan kondisi Ivander. Walaupun Ivander selalu be
Ivander langsung kembali berlutut, dia bersimpuh dan menangis dengan air mata yang deras mengalir. “Lysia, aku mohon maafkanlah aku walaupun itu sangat sulit bagimu, andai aku bisa menerima maaf darimu. Mungkin aku akan sedikit bisa bernafas dengan lega, walaupun sungguh Lysia. Aku menyesal karena telah menghabisi nyawa orang tuamu. Hanya karena Bisnisku di dunia gelap, rupanya hal itu bisa menghancurkan hidupmu,” ungkap Ivander begitu tulus dan dalam. Lysia sebenarnya merasa sangat kasihan melihat Ivander yang memang selalu berusaha untuk mendapatkan maaf darinya saat mereka berdua bertemu, Ivander pasti akan meminta maaf dengan sangat tulus, walaupun dia sendiri terlihat tidak yakin kalau akan mendapatkan maaf dari Lysia. Lysia menelan Salivanya, dia mencoba membantu Ivander untuk berdiri. “Ivander, bangunlah,” pinta Lysia dan membantu Ivander berdiri. Ivander sangat bahagia karena Lysia membantunya bangun. Mungkinkah ini sebuah pertanda baik? “Ivander, aku sudah lelah berdeba
“Papa?” ucap Fathan begitu berbinar melihat kedatangan Ivander secara mendadak. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu dan saat ini Fathan sudah sangat merindukan ayahnya itu. Lysia memasang wajah cemberut, dia tidak senang dengan kemunculan Ivander secara tiba-tiba. Fathan langsung memeluk Ivander dengan erat, bahkan dia pun menangis. “Papa, kemana saja Papa? Apakah Papa tidak merindukan Fathan? Papa sudah tiga hari tidak menemui Fathan,” keluh Fathan. Ivander mengelus kepala Fathan dan sangat teriris mendengar keluhan dari putranya itu. Selama ini dia menghabiskan waktu mengurung diri di dalam kamar, dan rupanya selama itu pula Fathan sangat menantikan kehadirannya. “Papa sangat rindu kepada Fathan, maaf ya Papa baru datang,” jelas Ivander. Kylie datang untuk menemui Lysia dan Fathan, “Lysia bagaimana kabarmu?” tanya Kylie muncul mendadak. Lysia sangat terkejut, dia kira hanya Ivander yang datang menemuinya. Namun, rupanya Kylie juga datang. “Mama,” gumam Lysia, lalu melangkah
Fathan sebenarnya kecewa dengan apa yang telah dia dengar barusan. Namun, dia hanya bisa memohon agar Lysia tidak mewujudkan ucapannya. “Fathan, Mama harap kamu bisa mengerti, Sayang. Biarkan Mama dan Papa berpisah, Mama yakin Mama dan kamu akan tetapi berbahagia nanti,” jelas Lysia. Ivander sangat kecewa karena Lysia malah membujuk Fathan agar menerima kenyataan ini. Alangkah lebih baik jika Lysia mau memaafkan dia demi Fathan bukan? “Lysia, pertimbangkanlah ucapan Fathan. Dia memang ingin yang terbaik untuk keluarganya termasuk aku. Akupun ingin yang terbaik untuk kalian berdua, karena aku sangat mencintai kalian,” jelas Ivander. “Tidak bisa Ivander. Sekali tidak ya tidak, kita tidak bisa bersama lagi dan sekarang kamu pergilah!” bentak Lysia sambil menunjuk ke arah jalan, dia ingin Ivander pergi dari sana. Ivander pun mulai perasa pusing, keadaan ini sungguh menyakiti hatinya. Di tambah memang dia sedang sakit, jadi keringat pun sampai membanjiri sekujur tubuhnya. Lysia melih
Saat ini Ivander begitu gelisah dia tidak tahu di mana keberadaan Lysia dan Fathan. “Mah, aku akan mencarinya sekarang biarkan aku pergi,” Setelah itu Ivander langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari Fathan, tidak peduli dengan kondisinya sendiri yang sedang sakit. Kylie dan Axel pun tidak bisa menahan keinginan putranya untuk segera mencari Fathan mereka mendukung keputusan Ivander akan hal itu. Ivander berniat menggunakan Fathan untuk menyambung kembali hubungan dia bersama dengan Lysia, dia yakin kalau Fathan akan bisa untuk membantunya. Ivander akan berjuang, berusaha mengambil hati istrinya yang sedang murka, walaupun dia tidak tahu bagaimana cara mengambil hati istrinya yang sedang murka itu dan cara mengatasinya. Yang penting dia harus berusaha terlebih dahulu. Ivander pun segera bersiap menggunakan jas dan kemeja yang biasa menjadi stylenya. “Ma, doakan aku ya!” ucap Ivander sambil keluar dari kamarnya. Sambil berjalan dia menghubungi seseorang yang bisa dip
Sementara itu … Ivander berada di dalam bathtub dan merendam dirinya dari tadi. Dia tidak bisa melukiskan rasa sesal dan kepedihannya sendiri. Juga tidak punya teman untuk meluapkan kepedihannya. “Aku sangat mencintaimu, Lysia. Aku tidak sanggup kehilanganmu … inilah yang aku takutkan saat hendak berbicara jujur, aku sungguh takut kalau sampai kamu pergi meninggalkan aku seperti ini,” gumam Ivander sambil menangis. Tubuhnya yang tinggi dan gagah tertutupi oleh air busa. Walaupun sekarang tubuh Ivander sudah mulai menggigil, tapi tidak bisa membuat dia menghentikan perendaman ini. Dia begitu menyesal dan tidak tahu cara untuk menebus kesalahannya. “Tuan Ivander!!! Apakah Anda baik-baik saja di dalam?” Terdengar suara sayup-sayup di luar yang terus memanggil namanya. Membuat Ivander merasa terganggu. “Tuan, kami akan menghubungi Nyonya Kylie,” teriak Olivia dan Bi Surti. Mereka berdua sangat khawatir dan berniat menghubungi Kylie untuk membuat keadaan Ivander menjadi lebih baik. W
Kenyataan yang begitu pedih, mengiris hati dan benar-benar membuka luka lama yang sudah terbuang. “Ceritakan cepat, kenapa kau tega melakukan itu? Aku sudah memaafkanmu tentang semuanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu memang benar-benar penjahat yang sebenarnya. Bahkan kau tidak pantas untuk disebut sebagai seorang manusia!” bentak Lysia kecewa berat. Ivander tidak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya, bahkan baru sepertiga jelasan ini saja sudah membuat Lysia murka. Jadi, Ivander tidak mampu untuk melanjutkan ceritanya lagi. Ivander pun juga sungguh sangat menyesal karena perbuatannya. Andai dia bisa mengulang waktu, maka dia tidak akan membunuh kedua orang tua Lysia. Lysia langsung berdiri tegak dan menghapus air matanya, “Dasar pembunuh! Kau tega mencoba untuk menjerat orang tuaku dengan hutang, dan mencoba menjerat kesepakatan untuk menjualku kepadamu, dan ketika mereka ingin membayar hutang, disitulah kau membunuh orang tuaku!” gerutu Lysia geram. “Sudah cukup, Ivander
Cecilia mencoba untuk mengungkapkan rahasia yang dia tahu tentang Ivander. Dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Yang sekarang dia inginkan hanyalah kehancuran Ivander dan Lysia. Dari dulu Cecilia begitu ingin menjadi istri dari Ivander, tapi tidak pernah terwujud. Cecilia berusaha untuk tetap sabar dan menerima pernikahan Ivander dan Lysia yang awalnya hanyalah sebuah kompromi, tapi rupanya pernikahan itu malah terwujud dengan penuh cinta. Saatnya sekarang Cecilia berani untuk menghancurkan hubungan Ivander dan Lysia. David yang masih menunduk di tempatnya, merasa terkejut dengan ucapan yang begitu tegas dari Cecilia. Wanita itu rupanya bukan wanita biasa yang bisa dianggap enteng, dia memiliki keberanian untuk terus bicara secara lantang, tanpa memikirkan nasib dia untuk kedepannya karena berani menghadapi seorang Ivander. Ivander hendak melangkah untuk menampar Cecilia, tapi dia langsung ditahan oleh Lysia. “fakta apa yang akan dia ungkapkan? Kenapa fak
Bibi Cecilia terlihat gugup, tapi dia harus melanjutkan perkataannya karena ini adalah hal yang serius. Dia tidak mau melihat Revan menjadi boneka Cecilia demi mendapatkan harta dan kekuasaan. “Semenjak Cecilia mengandung, Saya selalu mendesak dia agar mengatakan siapa ayah dari anak yang dikandungnya itu. Namun, Cecilia terus berkata bahwa Revan adalah putramu. Saya tidak bisa percaya begitu saja karena sering melihat Cecilia yang berjalan dengan beberapa pria dalam satu Minggu. Jadi, saat Cecilia hendak menyusul kediaman Tuan dan menuntut hak, maka saya langsung menahannya,” ungkap Bibi Cecilia. Cecilia geram dan langsung mengepalkan tangannya. Bahkan dia pun mencoba untuk menghentikan bibinya itu, tapi ajudan Ivander menghentikannya dengan langsung mencekal kedua tangan Cecilia. “Ada apa, Cecilia? Kau diamlah biar semuanya jelas,” pinta Ivander. Bibi Lysia pun melanjutkan, “saya menahan Cecilia, karena dia tidak punya bukti bahwa dia mengandung putra Tuan. Saya memintanya untuk
Pagi ini semua sudah berkumpul di ruang tengah.Cecilia dan Revan duduk di sofa dengan perasaan yang tidak sabar untuk melihat kemurkaan Lysia. Mereka ingin agar Lysia murka serta pergi. Sementara itu, David berwajah masam, dia telah bertekad untuk mengungkapkan bahwa Revan bukan anak dari Ivander dan dialah yang membuat ulah. Walaupun tindakannya yang bodoh ini pasti akan menghancurkannya, tapi dia harus memberitahukan kebenaran. David sudah pasrah dengan perbuatannya, dan untuk kedepannya, dia mempunyai pelajaran yaitu jangan mengikuti hati yang sedang emosi. Ivander turun dengan wajah yang tajam dan dingin. Dia menuruni tangga dengan tampangnya yang sudah rapih. Sedangkan Fathan, dia sedang bersama dengan Bi Surti di ruangan itu. Fathan ingin mengetahui kenapa ada anak kecil dan Tante yang dia temui kemarin malam. Namun, Bi Surti dengan cepat langsung membawanya keluar rumah. Cecilia semakin tidak sabar dan ingin agar segera tinggal di rumah ini sebagai nyonya rumah. “Revan, s