Ruby meluncurkan serangan panah yang dilapisi racun ke arah mulut sang naga. Seketika naga besar merasakan ada yang salah dengan mulutnya langsung mengibaskan ekornya sangat cepat dan menginjak-injak yang ada di sekitarnya hingga membuat para Duke terhempas dan terluka. Naga yang merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya tiba-tiba pergi terbang menjauh dari tempat itu. Walaupun yang terjadi berbeda dengan ekspektasi Ruby, tapi ini sudah lebih baik menurut Ruby dibandingkan semua pemimpin keluarga Duke berjuang mati-matian untuk melawan sang naga sendirian hingga titik darah penghabisan mereka hanya demi melindungi kerajaan. "AYAH!!" teriak Ruby dari kejauhan sambil berlari ke arah sang Duke yang terlihat mengalami luka dengan kening yang berkerut khawatir Ruby tanpa berpikir panjang dengan sangat langsung menggunakan sihir untuk mengobati luka sang Duke Middlemist untuk yang pertama. Bagi Ruby tidak peduli semua orang disekitarnya juga terluka, sebab bagi Ruby sang ayah adalah sosok y
Satu minggu berlalu, tetapi pencarian Lily Aldridge tidak ditemukan dan dianggap bersalah atas kasus keracunan yang terjadi oleh hakim. Orang-orang di dalam persidangan jadi ikut menduga orang yang bersalah memang takut dengan hukum jadi wajar saja dia kabur takut dengan hukuman yang diberikan. Ruby masih tidak percaya jika alur novel berubah menjadi sangat kacau seperti itu, ditambah dengan kini sang pemeran utama menjadi buronan.'Apakah karena aku alurnya berantakan? Selanjutnya jika pemeran utama tidak ada siapa orang yang bisa membuat Richard bahagia? Dan Bagaimana denganku?''Ayah telah pulang beberapa hari yang lalu ke mansion Middlemist, aku rasa memang sudah harus kabur malam ini dari mansion,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan mengigit bibir dan kening berkerutRuby yang telah menetapkan diri untuk kabur malam itu juga sepulangnya dari persidangan langsung masuk ke dalam kamar dan menulis surat terakhir untuk Richard. Bagi Ruby hanya tersisa waktu yang sedikit untuk mereka b
"Sebentar lagi harusnya aku sampai di desa kecil yang cukup damai di dalam novel itu,""Walaupun aku sedikit kesulitan karena harus melewati hutan yang banyak monster tapi desa kecil itu adalah tempat yang ramah dan damai katanya di dalam novel,""Semoga saja sesuai dengan yang aku harapkan," gumam Ruby sambil menatap peta yang ada di tangannya dan menatap ke arah depannyaRuby menggunakan kudanya, melewati berbagai kota dan desa selama semalam tanpa beristirahat, takut jika nantinya Richard akan dengan mudah mengejar dirinya. Walaupun Ruby sejujurnya tidak yakin jika laki-laki yang tidak ingin melepaskan dirinya ingin mengejar dirinya. Pertunangan karena cinta sepihak dan pernikahan tanpa adanya cinta sama sekali siapa yang akan percaya jika tiba-tiba cinta itu muncul. Bagi Ruby hanya pemeran utama yang layak mendapatkan cinta dari Duke, karena antagonis seperti dirinya mana mungkin bisa mendapatkan hal semacam itu.Di sisi lain Richard memberikan perintah tegas kepada keluargakeraja
"Woah... Bagaimana ada desa yang seindah dan seramai ini,""Padahal di peta tertulis ini adalah desa kecil, tapi keramaian dan bangunan yang lumayan cukup megah beberapa di antara itu bukankah lebih layak di katakan kota kecil?" "Tapi mungkin, itu cara mereka menunjukkan kesederhanaan sebuah kota hingga disebut desa, apapun itu aku akan memulai hidup dari tempat itu dengan bekal ilmu yang aku miliki dari kehidupan sebelumnya," Gumam Ruby yang menatap pemandangan kota kecil dari atas bukit yang jaraknya tidak lagi jauh dari desa ituHari-hari Ruby setelah berhasil kabur dari mansion Cereus membuatnya merasa bebas, karena dia banyak melihat hal-hal yang indah tentang luasnya dunia ini. Sejak kecil Ruby bercita-cita ingin berpetualang, karena dia selalu mendengarkan cerita-cerita dari orang-orang sekitarnya tentang banyaknya hal yang unik dan hanya dimiliki di tempat itu hingga tidak mungkin seseorang untuk bisa menemukan itu di tempat lain. Akan tetapi semua impiannya pupus ketika dia m
'Walaupun aku memberikan semangat kepada diriku sendiri, tetapi parasit ini biasanya adalah ulah sejenis tanaman iblis dan tidak ada yang pernah bisa mengeluarkan parasit ini,''Jika aku mengatakan kebenarannya, dia pasti tidak akan menerima kenyataan ini,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan kening berkerut Ruby yang masih tengah-tengah tenggelam ke dalam pikirannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang menggenggam tangannya. Ruby yang melihat tangan yang keriput itu, langsung menoleh ke sosok wanita yang tidak lagi muda terbaring dan kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Ruby menggenggam erat tangan yang menyentuhnya dengan tatapan pengharapan dan khawatir, sedangkan wanita itu menggelengkan kepalanya dengan pelan dengan tatapan merelakan."Terima kasih telah memeriksa kondisiku, tapi aku tidak apa-apa nona manis,""Aku sudah menerima semuanya bahkan jika hidupku hanya tersisa waktu yang pendek, melihat putraku tumbuh menjadi besar seperti itu dan bahagia seperti itu sudah cukup untukku,"
Ruby menatap ngeri ke arah organ-organ tubuh yang tidak lagi utuh dan hanya ada parasit sebesar lengannya sedang menghisap organ-organ tubuh itu dengan sangat santai. Ruby yang merasa ngeri langsung dengan cepat menancapkan pisau bedah yang diliputi oleh sihir ke arah parasit itu. Parasit yang terkena tusukan itu menggeliat ke sana kemari membuat Ruby merasakan geli dan merinding. Tidak lama setelah ditusuk tanpa ada niat Ruby mencabut pisau bedahnya, parasit itu mati seketika. "Akhirnya sudah selesai," "Sekarang aku bisa sedikit tenang karena parasit licik itu telah mati, tapi walaupun begitu aku juga harus mencari tau darimana asal parasit itu,""Tapi, melihatnya seperti itu saja membuatku merasa merinding," gumam Ruby yang mengelus-elus lengannya yang keduanya dilipat di depan dadanyaRuby merasa aneh, tentang desa ini jelas tidak ada tanda-tanda adanya sesuatu sejenis tanaman iblis seingatnya pada saat perjalanan ke desa ini. Jadinya bagaimana bisa seseorang terjangkit parasit y
"Teng... Teng...""Aku ada dimana sekarang? Apakah aku terlalu banyak minum alkohol hingga akhirnya aku mengalami kematian?" gumam sesosok laki-laki berambut hitam membuka matanya kemudian menatap sekelilingnya dengan tatapan kebingungan karena terdapat bangunan besar terbuat dari emas dengan jam menara yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, tepat di depan matanya dan kelinci-kelinci yang berada di halaman kiri dan kanan depan bangunan berlapiskan emas ituLaki-laki berambut hitam yang merasa aneh dan rasa penasaran perlahan-lahan membuka pintu besar dari bangunan berlapiskan emas itu. Betapa terkejutnya laki-laki itu melihat buku-buku yang melayang-layang ke sana kemari dan rak-rak buku berterbangan yang sangat banyak menghiasi langit-langit ruangan yang tidak benar-benar terlihat ujungnya. Hal yang membuat laki-laki berambut hitam itu terkejut adalah aula tengah ruangan itu adalah roda gigi jam yang bergerak dan berbunyi seirama dengan rak-rak buku di sekitarnya seolah-olah mereka
"Jadi, bagaimana pendapatmu selama tiga hari tinggal di tempat ini nona?" "Bukankah sangat nyaman? Kamu juga terlihat menikmatinya," ucap sesosok laki-laki berjalan dari belakang menghampiri RubyRuby menatap dengan tatapan keraguan, dia bukannya tidak suka tinggal di tempat seperti ini akan tetapi rasanya ada sesuatu yang hilang dari dirinya semenjak dia datang ke desa ini. Surat-surat yang ingin dia kirimkan telah dia tulis hanya memerlukan waktu untuk dirinya bisa pergi mengantarkan ke kantor pos desa terdekat. Sebab Ruby tidak percaya mentah-mentah dengan bawahan raja iblis yang sudah bersikap sok akrab dengan dirinya setiap harinya semenjak dia tinggal di desa itu."Entahlah, aku tidak merasa seperti itu,""Karena ini hanyalah seperti sangkar di mataku,""Aku tidak lagi berminat untuk menetap di sini, karena aku tiba-tiba teringat ada tempat lain yang ingin aku kunjungi," ucap Ruby dengan tatapan yang dingin "Padahal kita sudah beberapa hari di sini, tapi kamu masih saja tidak m