"Sebentar lagi harusnya aku sampai di desa kecil yang cukup damai di dalam novel itu,""Walaupun aku sedikit kesulitan karena harus melewati hutan yang banyak monster tapi desa kecil itu adalah tempat yang ramah dan damai katanya di dalam novel,""Semoga saja sesuai dengan yang aku harapkan," gumam Ruby sambil menatap peta yang ada di tangannya dan menatap ke arah depannyaRuby menggunakan kudanya, melewati berbagai kota dan desa selama semalam tanpa beristirahat, takut jika nantinya Richard akan dengan mudah mengejar dirinya. Walaupun Ruby sejujurnya tidak yakin jika laki-laki yang tidak ingin melepaskan dirinya ingin mengejar dirinya. Pertunangan karena cinta sepihak dan pernikahan tanpa adanya cinta sama sekali siapa yang akan percaya jika tiba-tiba cinta itu muncul. Bagi Ruby hanya pemeran utama yang layak mendapatkan cinta dari Duke, karena antagonis seperti dirinya mana mungkin bisa mendapatkan hal semacam itu.Di sisi lain Richard memberikan perintah tegas kepada keluargakeraja
"Woah... Bagaimana ada desa yang seindah dan seramai ini,""Padahal di peta tertulis ini adalah desa kecil, tapi keramaian dan bangunan yang lumayan cukup megah beberapa di antara itu bukankah lebih layak di katakan kota kecil?" "Tapi mungkin, itu cara mereka menunjukkan kesederhanaan sebuah kota hingga disebut desa, apapun itu aku akan memulai hidup dari tempat itu dengan bekal ilmu yang aku miliki dari kehidupan sebelumnya," Gumam Ruby yang menatap pemandangan kota kecil dari atas bukit yang jaraknya tidak lagi jauh dari desa ituHari-hari Ruby setelah berhasil kabur dari mansion Cereus membuatnya merasa bebas, karena dia banyak melihat hal-hal yang indah tentang luasnya dunia ini. Sejak kecil Ruby bercita-cita ingin berpetualang, karena dia selalu mendengarkan cerita-cerita dari orang-orang sekitarnya tentang banyaknya hal yang unik dan hanya dimiliki di tempat itu hingga tidak mungkin seseorang untuk bisa menemukan itu di tempat lain. Akan tetapi semua impiannya pupus ketika dia m
'Walaupun aku memberikan semangat kepada diriku sendiri, tetapi parasit ini biasanya adalah ulah sejenis tanaman iblis dan tidak ada yang pernah bisa mengeluarkan parasit ini,''Jika aku mengatakan kebenarannya, dia pasti tidak akan menerima kenyataan ini,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan kening berkerut Ruby yang masih tengah-tengah tenggelam ke dalam pikirannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang menggenggam tangannya. Ruby yang melihat tangan yang keriput itu, langsung menoleh ke sosok wanita yang tidak lagi muda terbaring dan kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Ruby menggenggam erat tangan yang menyentuhnya dengan tatapan pengharapan dan khawatir, sedangkan wanita itu menggelengkan kepalanya dengan pelan dengan tatapan merelakan."Terima kasih telah memeriksa kondisiku, tapi aku tidak apa-apa nona manis,""Aku sudah menerima semuanya bahkan jika hidupku hanya tersisa waktu yang pendek, melihat putraku tumbuh menjadi besar seperti itu dan bahagia seperti itu sudah cukup untukku,"
Ruby menatap ngeri ke arah organ-organ tubuh yang tidak lagi utuh dan hanya ada parasit sebesar lengannya sedang menghisap organ-organ tubuh itu dengan sangat santai. Ruby yang merasa ngeri langsung dengan cepat menancapkan pisau bedah yang diliputi oleh sihir ke arah parasit itu. Parasit yang terkena tusukan itu menggeliat ke sana kemari membuat Ruby merasakan geli dan merinding. Tidak lama setelah ditusuk tanpa ada niat Ruby mencabut pisau bedahnya, parasit itu mati seketika. "Akhirnya sudah selesai," "Sekarang aku bisa sedikit tenang karena parasit licik itu telah mati, tapi walaupun begitu aku juga harus mencari tau darimana asal parasit itu,""Tapi, melihatnya seperti itu saja membuatku merasa merinding," gumam Ruby yang mengelus-elus lengannya yang keduanya dilipat di depan dadanyaRuby merasa aneh, tentang desa ini jelas tidak ada tanda-tanda adanya sesuatu sejenis tanaman iblis seingatnya pada saat perjalanan ke desa ini. Jadinya bagaimana bisa seseorang terjangkit parasit y
"Teng... Teng...""Aku ada dimana sekarang? Apakah aku terlalu banyak minum alkohol hingga akhirnya aku mengalami kematian?" gumam sesosok laki-laki berambut hitam membuka matanya kemudian menatap sekelilingnya dengan tatapan kebingungan karena terdapat bangunan besar terbuat dari emas dengan jam menara yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, tepat di depan matanya dan kelinci-kelinci yang berada di halaman kiri dan kanan depan bangunan berlapiskan emas ituLaki-laki berambut hitam yang merasa aneh dan rasa penasaran perlahan-lahan membuka pintu besar dari bangunan berlapiskan emas itu. Betapa terkejutnya laki-laki itu melihat buku-buku yang melayang-layang ke sana kemari dan rak-rak buku berterbangan yang sangat banyak menghiasi langit-langit ruangan yang tidak benar-benar terlihat ujungnya. Hal yang membuat laki-laki berambut hitam itu terkejut adalah aula tengah ruangan itu adalah roda gigi jam yang bergerak dan berbunyi seirama dengan rak-rak buku di sekitarnya seolah-olah mereka
"Jadi, bagaimana pendapatmu selama tiga hari tinggal di tempat ini nona?" "Bukankah sangat nyaman? Kamu juga terlihat menikmatinya," ucap sesosok laki-laki berjalan dari belakang menghampiri RubyRuby menatap dengan tatapan keraguan, dia bukannya tidak suka tinggal di tempat seperti ini akan tetapi rasanya ada sesuatu yang hilang dari dirinya semenjak dia datang ke desa ini. Surat-surat yang ingin dia kirimkan telah dia tulis hanya memerlukan waktu untuk dirinya bisa pergi mengantarkan ke kantor pos desa terdekat. Sebab Ruby tidak percaya mentah-mentah dengan bawahan raja iblis yang sudah bersikap sok akrab dengan dirinya setiap harinya semenjak dia tinggal di desa itu."Entahlah, aku tidak merasa seperti itu,""Karena ini hanyalah seperti sangkar di mataku,""Aku tidak lagi berminat untuk menetap di sini, karena aku tiba-tiba teringat ada tempat lain yang ingin aku kunjungi," ucap Ruby dengan tatapan yang dingin "Padahal kita sudah beberapa hari di sini, tapi kamu masih saja tidak m
"Manusia angkuh seperti dirimu sepertinya tidak mengerti posisi yang dimiliki,""Selalu merasa menjadi korban akibat perbuatan iblis, padahal sebenarnya itu semua adalah perbuatan kalian sendiri yang memiliki keinginan egois," ucap sang iblis dengan melayangkan rantai yang besar yang dibalut oleh sihir hitam ke arah RichardRichard yang melihat rantai dilayangkan dengan sangat cepat langsung menghindarinya bersamaan dengan mendorong Ruby untuk menjauh dari dirinya yang diserang. Richard memberikan isyarat kepada semua kesatria yang ada di belakangnya untuk fokus melindungi nyawa Ruby, sedangkan dia akan bertaruh dengan takdir untuk membuat iblis ini setidaknya bisa pergi dari tempat ini. Semua itu karena dia merasa belum memiliki cukup persiapan untuk mengalahkan sang iblis.'Richard terlibat bahaya karena ulahku,''Apakah tidak ada caraku untuk membantunya? Aku tidak ingin malah dia mati karena keegoisanku,' ucap Ruby di dalam hatinya dengan kening berkerut dan perasaan bersalah Ruby
Sang iblis yang melemah langsung kabur, karena merasa tidak sanggup melawan manusia yang jumlahnya cukup banyak di saat tubuhnya sedang lemah. Saat melihat kepergian sang iblis Ruby merasa beruntung dan lega, karena ternyata racun yang dia buat bisa mempengaruhi iblis juga. Ruby dan para kesatria langsung memindahkan Richard ke sebuah kota kecil yang sedikit jauh dari desa itu untuk melakukan pengobatan lebih lanjut kepada Richard. "Syukurlah lukanya hanya patah tulang, luka di baju dan di lengan,""Sangat bagus dia tidak kehilangan lengan, kaki ataupun mata, aku pasti akan merasa sangat bersalah kepadamu karena kamu mengorbankan sesuatu seperti itu hanya demi melindungi aku,""Ini juga salahku karena bertindak bodoh dan konyol seperti itu kepadamu," ucap Ruby yang duduk di kursi yang berada di sebelah tempat tidur sambil menggenggam tangan Richard yang kasarDapat dia rasakan telapak tangan kasar itu adalah perjuangan Richard selama ini menggunakan pedang dan senjata lainnya. Ruby m
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar