Di sebuah kerajaan terdapat lima keluarga Duke yang berpengaruh dan setia kepada kerajaan yaitu keluarga Cereus, Orchid, Vine, Lith dan Middlemist. Kelimanya adalah fondasi kerajaan di dalam bidang militer, politik, ekonomi, hukum dan medis. Tetapi, di antara kelima keluarga ada satu keluarga yang memiliki reputasi buruk yaitu keluarga Duke Middlemist lebih tepatnya sang putri pertama keluarga Middlemist yang terkenal sering bertindak gila jika ada perempuan yang mendekati tunangannya, dia tidak segan-segan dia permalukan atau bahkan menyiksanya sampai tunangannya sendiri muak untuk selalu bersama dengannya.
"Nona, tuan Duke tidak bisa menemui Anda karena beliau sedang mengurus pekerjaan penting dengan nona Saint.""Jadi silakan kembali di lain waktu," ucap seorang laki-laki yang bertugas menjaga pintu dengan tubuh gemetaran ketakutan sambil membungkuk hormat sembilan puluh derajat ke arah sosok perempuan yang ada di depannya"Oh... Jadi maksudmu kamu sedang melindungi perselingkuhan tunanganku yang beberapa hari lagi pernikahan kami akan di laksanakan? Apakah begitu?""Aku ini putri keluarga Duke Middlemist," ucap seorang gadis berambut hitam mata merah mengerutkan kening kesal kepada sosok laki-laki yang gemetaran membungkuk di depannya"Tidak nona, bukan seperti itu,""Tetapi ini adalah pesan dari sang Duke Cereus untuk tidak mengganggu dirinya yang sedang dalam pertemuan penting," ucap sang penjaga pintu itu dengan gemetaran tidak berani menatap mata sang gadis yang emosiTiba-tiba terdengar suara pecahan gelas dari dalam ruangan Duke membuat sang gadis berambut hitam bermata merah langsung membuka pintu ruangan dengan paksa, terlihat sesosok laki-laki yang bertopeng sedang memegang tangan terluka milik gadis berambung emas. Sang putri keluarga Duke Middlemist itu menggigit bibirnya dengan erat dan tangan terkepal, karena melihat sesuatu yang tidak terduga di depannya. Dia tidak percaya melihat sang tunangannya yang begitu dingin dan kejam itu, menaruh rasa khawatir kepada gadis berambut emas itu. Selama ini dia selalu memberikan perhatian kepada sang tunangan, walaupun tunangannya di duga memiliki bekas luka bakar akibat peperangan tetapi karena cinta yang dia miliki dengan tulus dia menginginkan pertunangan yang di tentukan oleh selembar kertas dari raja."Tuan Duke, apakah perlu kamu mengkhawatirkan tangan gadis itu? Dibandingkan untuk bertemu denganku?""Aku tau gadis ini pasti datang untuk menggoda dirimu bu-""HENTIKAN MULUTMU YANG BERBICARA OMONG KOSONG ITU,""DIA DAN AKU HANYALAH PARTENER BISNIS DAN TIDAKKAH KAMU BISA MENGERTI POSISIMU DENGAN BAIK NONA MIDDLEMIST ,""KITA HANYA BERTUNANGAN DI ATAS KERTAS ATAS PERINTAH RAJA DAN MENIKAH SEBATAS KEPENTINGAN MASING-MASING," teriak sosok laki-laki bertopeng itu dengan tatapan yang dingin membuat gadis berambut hitam terdiam dan menunduk kesalMerasa tidak tahan sang nona keluarga Middlemist keluar dari ruangan itu dengan berlari menahan air matanya yang akan meruntuhkan temboknya, dia merasa tidak salah jika dia meminta perhatian dari tunangannya walaupun hanya berada di atas kertas yang diperintahkan oleh seorang raja, karena kedua orang tuanya juga saling mencintai, walaupun di masa lalu pada awalnya tidak ada rasa sama sekali. Sang nona itu berlari menuju kereta kudanya dan pulang ke rumahnya, sesampainya kereta kuda itu di mansion keluarga Middlemist, dia berlari masuk ke dalam kamarnya membuat semua pelayan langsung mengerti tentang apa yang terjadi, jika sang putri duke ini akan menangis tersedu-sedu, sebab bukan satu atau dua kali terjadi. Para pelayan berpikir untuk membiarkan sang nona sendirian, di dalam ruangan untuk menenangkan diri."Kenapa dia selalu memperlakukan aku dengan begitu dingin?""Sudah jelas aku sudah berusaha yang terbaik supaya aku di aku olehnya dan aku juga sudah menerima apa adanya tentang dirinya, tapi kenapa tidak ada sedikit pun perubahan di dalam hatinya untukku," ucap gadis itu dengan suara yang serak dan air mata yang terus mengalir hingga akhirnya gadis tersebut tertidurKeesokan harinya mata milik sang putri keluarga Duke Middlemist bengkak dan kepalanya sakit, karena menangis terlalu berlebihan. Ketika sang putri Duke bangun, semua pelayan sangat sibuk dan terburu-buru karena mereka harus melakukan dengan sempurna untuk melayani tanpa kesalahan."Nona, teh hari ini adalah teh chamomile yang bagus untuk mengurangi sakit kepala nona," ucap seorang pelayan yang memberikan cangkir teh hangat kepada sang putri keluarga Duke MiddlemistTanpa pikir panjang sang nona keluarga Middlemist langsung menyeruput teh yang di berikan. Tetapi baru beberapa teguk teh yang masuk ke tenggorokan tiba-tiba saja sang nona muda itu memuntahkan darah merah dengan pandangan yang perlahan-lahan menjadi buram sampai pada akhirnya. Semua pelayan membelalakkan mata terkejut melihat yang terjadi di depan mereka, di saat itu juga panik menyelimuti mereka karena nyawa seseorang telah berada di ambang kematian.'Ah... Aku tidak menyangka aku akan mati seperti ini,''Tetapi, aku rasa ini tidak buruk juga mati sebelum pernikahan yang tidak di inginkan olehnya,' ucap sang gadis perlahan-lahan menaikkan sudut bibirnya dengan mata yang perlahan-lahan tertutupNamun sebelum sang malaikat pencabut nyawa menarik jiwanya dan membawa ke persidangan, semua ingatan asing masuk ke dalam kepalanya, dari mulai kehidupan sampai kematian yang membuatnya langsung mengerti kalau ternyata jiwanya bereinkarnasi ke dalam novel yang dia baca sebelum kematiannya. Ruby Middlemist seorang karakter antagonis yang mati ditangan sang Duke Cereus suaminya, karena berselingkuh dengan seorang pangeran untuk meruntuhkan keluarga Cereus. Setelah semua adegan ingatan di tunjukkan kepada dirinya, muncul cahaya terang yang menyinari pandangannya membuatnya langsung memejamkan matanya dan dii saat yang sama itu dia mendengarkan mendengarkan suara-suara yang tidak asing."Nona telah sadar, cepat panggil dokter," ucap seorang pelayan dengan lantang keluar ruangan kamar milik sang nona'Aku tidak mati padahal tidak masalah jika aku mati lebih dulu sebelum yang ditentukan oleh takdir,''Toh, pada akhirnya tidak akan peduli kepadaku...' ucap Ruby di dalam hatinya sambil menatap sekeliling ruangannya'Tetapi, aku rasa tidak buruk bisa hidup kembali hanya perlu membatalkan pertunangan dan kemudian aku bisa hidup bebas karena sekarang aku sudah mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan,' ucap Ruby lagi di dalam hatinya sambil menatap ke arah luar pintu balkonTidak lama kemudian, dokter datang untuk memeriksa tubuh milik Ruby yang membuat sang dokter terkejut, sebab Ruby dalam keadaan baik-baik saja hanya perlu beristirahat dan tidak ada tanda-tanda racun lagi di dalam tubuhnya. Menurut dokter itu hal yang hampir mustahil, karena itu adalah jenis racun yang cukup mematikan apalagi dengan dosis yang cukup tinggi. Seketika berita mengenai kebangkitan Ruby dari ambang kematian menyebar hingga ke mansion Duke Cereus yang sibuk saat ini."Aku dengar pernikahan kalian di undur karena putri keluarga Middlemist keracunan dan saat ini dia telah sadar dari ambang kematiannya,""Walaupun, dia sering melakukan hal yang kejam dan jahat, saat ini dia sedang berada di atas tempat tidur saat ini,""Apakah kamu tidak ada niat untuk mengunjunginya Richard?"Beberapa hari telah berlalu sejak Ruby mendapatkan ingatannya kembali dan dokter sudah mengizinkannya untuk keluar kamar. Hal pertama yang Ruby mendengarkan berita baik itu adalah menemui sang kepala keluarga atau ayahnya di ruang kerjanya untuk meminta pembatalan pertunangan yang di undur. Ruby mengingat jelas kalau dia sangat jarang berinteraksi dengan ayahnya, sebab dia sejak kecil membuntuti tunangannya oleh karena itu dia sangat ragu untuk berbicara mengenai pembatalan pertunangan secara tiba-tiba ini. "Nona, Tuan menyuruh Anda untuk masuk ke dalam ruangan," ucap seorang laki-laki paruh baya yang membuka pintu besar yang berada di depan Ruby yang ragu untuk mengetuk pintu sejak tadi berdiri 'Bagaimana dia tau kalau aku akan datang menemuinya?' tanya Ruby di dalam hatinya dengan tatapan bingung sambil berjalan masuk ke dalam ruangan yang besar dan mewah Terlihat sesosok laki-laki paruh baya dengan wajah yang tidak terlihat sama sekali ada perubahan menjadi lebih tua sedang sibu
Setelah kontrak antara Ruby dan sang laki-laki bertudung dibuat, maka Ruby langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan bayaran. Setelah tamunya pergi laki-laki bertudung itu langsung melepaskan topeng dan jubah bertudungnya. Setelah kedua benda itu di lepaskan maka terlihatlah sesosok laki-laki muda berambut hitam bermata biru duduk bersandar di kursi memandangi selembar gulungan kertas yang berada ditangannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah kenangan yang buruk tentang mereka berdua. "Erste, menurutmu apakah aku keterlaluan dalam memperlakukan tunanganku sampai dia nekat seperti itu memutuskan pertunangan dengan dalih telah menikah secara diam-diam?" tanya sosok laki-laki berambut hitam itu memandangi isi dari selembar kertas kontrak yang di buatnya "Richard, bukankah bagus yang kamu inginkan tercapai akhirnya? Kenapa kamu merasa bersalah?" tanya Erste dengan tatapan kebingungan menatap sosok laki-laki di depannya Richard sama sekali tidak menjawab dan hanya memandangi semua isi
Suasana di dalam ruangan tiba-tiba saja menjadi sunyi hanya karena sebuah pertanyaan yang di ajukan. Ruby merasa aneh dengan Richard, karena Richard seharusnya langsung menjawab pertanyaannya tanpa berpikir dua kali jika dia benar-benar setuju dengan yang dia ucapkan. Tetapi, itu terlihat sekali kalau Richard masih terlihat bimbang dengan yang harus dia lakukan di sisi lain dia terlihat tidak ingin melepaskan Ruby dan di sisi lain di dalam hatinya, dia yang tidak memiliki perasaan cinta mempertanyakan untuk apa mengikat orang lain di sisinya. "Ruby, istirahatlah di kamarmu," "Kamu pasti kelelahan saat ini dan juga kamu pasti masih perlu memulihkan diri akibat dari racun," ucap Richard dengan dingin sambil bangkit dari kursinya dan membalikkan badan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan Ruby sama sekali tidak mengerti hati ataupun pikiran dari Richard membuatnya hanya bisa menghela nafas dan keluar dari ruangan kerja itu meninggalkan Richard sendirian di dalam
Di saat Ruby ingin melangkah mendekat mencari tau, tiba-tiba terdengar suara lonceng menara jam lagi dan seluruh ruangan di depannya tiba-tiba langsung berubah menjadi gelap. Di tempat yang gelap Ruby terus berjalan berusaha mencari jalan keluar, tetapi setiap kali dia melangkah sama sekali tidak terlihat ada cahaya ataupun jalan keluar sampai akhirnya terdengar sebuah lonceng menara jam yang tiba-tiba seberkas cahaya yang bersinar menyilaukan yang membuat Ruby menutup matanya. Di rasa oleh Ruby dia telah lama menutup mata, dia mencoba membuka matanya betapa terkejutnya dia kalau dia berada di dalam kamar di atas tempat tidur. "Jadi, semuanya hanya mimpi? Tetapi walaupun begitu pernikahanku adalah kenyataan," "Mulai hari ini aku akan menjalani hari sebagai Duchess keluarga Cereus," "Dan jika Duke tidak di mansion aku akan pergi ke guild penipu itu untuk membuat mereka membayarnya," Gumam Ruby dengan nada yang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang mendendam
"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun "Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudung Laki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah. "Baiklah, akan aku terima kompensasinya," "Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan
Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain."Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia su
"Kenapa kamu tidak makan dengan Duke, tapi malah ingin makan di luar denganku?" "Apakah kalian berdua bertengkar hingga kamu nekat seperti ini keluar rumah hanya untuk makan?" tanya sosok laki-laki di depan Ruby dengan tatapan yang penasaran Ruby yang sedang asyik makan, mendadak menghentikan gerakan tangan dan menatap makanan yang ada di depannya. Dia berpikir alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu, karena tidak mungkin dia langsung mengatakan jika dia melakukan itu sebab dia ingin mendekatkan pemeran utama bersama suaminya dan dia bisa hidup dengan umur panjang. Orang-orang pasti akan mengira jika dia adalah bangsawan yang sudah hilang kewarasannya setelah menikah dengan sang Duke Cereus jika seandainya dia menjawab seperti itu. "Tidak, kami berdua tidak bertengkar," "Tapi apa pun yang aku jawab ini, aku harap kamu tidak menjualnya sebagai bahan jualan," "Karena jangan mengira aku tidak tau jika guild informasi juga mengendalikan dunia berita di kerajaan," ucap Ruby de
"Hah... Akhirnya aku sampai di kamarku,""Sepertinya tidak ada yang curiga aku pergi ke alun-alun kota sendirian,""Yah dia juga tidak mungkin mengawasi aku selama dua puluh empat jam penuh," gumam Ruby sambil menyimpan jubahnya ke dalam lemari kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur Ruby beruntung karena telah kembali ke mansion sebelum matahari terbenam, karena tidak lama setelah dia kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sebelum membuka pintu Ruby menatap cermin memastikan tidak ada satupun pakaian yang kotor atau rambut yang berantakan. Setelah merasa dalam keadaan baik dia membuka pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut hitam yang menggunakan topeng berada di depannya."Ah... Richard, ada perlu apa sampai kamu datang ke kamarku?" tanya Ruby dengan mendongakkan kepalanya menatap penuh kebingungan"Sejak makan siang aku sama sekali tidak melihatmu keluar kamar untuk makan, jadi aku datang ke sini untuk mengajakmu makan malam bersama di restoran,""Jika k
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar