Beberapa hari telah berlalu sejak Ruby mendapatkan ingatannya kembali dan dokter sudah mengizinkannya untuk keluar kamar. Hal pertama yang Ruby mendengarkan berita baik itu adalah menemui sang kepala keluarga atau ayahnya di ruang kerjanya untuk meminta pembatalan pertunangan yang di undur. Ruby mengingat jelas kalau dia sangat jarang berinteraksi dengan ayahnya, sebab dia sejak kecil membuntuti tunangannya oleh karena itu dia sangat ragu untuk berbicara mengenai pembatalan pertunangan secara tiba-tiba ini.
"Nona, Tuan menyuruh Anda untuk masuk ke dalam ruangan," ucap seorang laki-laki paruh baya yang membuka pintu besar yang berada di depan Ruby yang ragu untuk mengetuk pintu sejak tadi berdiri'Bagaimana dia tau kalau aku akan datang menemuinya?' tanya Ruby di dalam hatinya dengan tatapan bingung sambil berjalan masuk ke dalam ruangan yang besar dan mewahTerlihat sesosok laki-laki paruh baya dengan wajah yang tidak terlihat sama sekali ada perubahan menjadi lebih tua sedang sibuk menandatangani tumpukan dokumen yang berada di atas mejanya. Ruby yang berjalan masuk ke dalam ruangan langsung memberikan hormat, kemudian diam menatap sosok laki-laki di depannya hingga sosok itu mendongakkan kepala menatap lurus ke arah Ruby yang diam. Walaupun Ruby terlihat begitu pendiam, tetapi di dalam hatinya dia sedang berusaha mencari topik pembicaraan untuk basa-basi sebelum akhirnya dia mengatakan keinginannya."Ruby, bagaimana keadaanmu saat ini? Dan apakah kamu mengetahui siapa orang yang mencoba membunuhmu?" tanya sosok laki-laki paruh baya itu dengan tatapan serius ke arah Ruby yang diam"Aku sudah lebih baik sekarang dan tentang racun itu aku tidak mengetahui siapa orang yang mengincarku,""Tetapi, aku sadar jika banyak orang yang mengincar nyawaku karena perbuatanku,""Maafkan aku karena sudah membuat banyak keributan dan memberikan banyak masalah untuk ayah selama ini," ucap Ruby dengan senyuman yang lembut sambil menundukkan kepalanya meminta maaf"Tidak apa-apa sudah sewajarnya seorang ayah untuk melindungi anaknya, jadi ini bukan masalah besar," ucap sang ayah yang bangkit dari kursinya dan mengelus-ngelus lembut kepala milik Ruby yang masih menunduk"Anu... Itu aku memiliki sebuah keinginan apakah aku boleh memintanya?" tanya Ruby dengan mendongak menatap dengan tatapan serius ke arah sang ayah yang lebih tinggi di jawab dengan anggukan"Aku ingin membatalk-""Itu tidak bisa dilakukan, karena itu adalah permintaanmu sewaktu kecil jadi tidak mungkin bisa di batalkan," sela sang ayah dengan galengan kepalaRuby yang mendengarkan itu langsung tertunduk suram keluar dari ruangan kerja sang ayah tanpa mengatakan selamat tinggal. Ruby kembali ke kamarnya dan mulai menulis berbagai macam ide untuk memutuskan pertunangannya dari cara mudah sampai ekstrem, semua dia tuangkan ke dalam bukunya hanya untuk hidup dengan baik di masa depan selagi masih ada kesempatan untuk dirinya berubah. Ditengah-tengah dia menulis ide terlintas sebuah organisasi yang bisa dia gunakan untuk membantu ide gilanya membatalkan pertunangan yaitu guild informasi.Tanpa pikir panjang Ruby mengambil jubah bertudung dan diam-diam pergi meninggalkan rumah melalui lubang di tembok besar yang tertutupi semak-semak, ke alun-alun kota yang jaraknya berada tidak jauh dari mansion keluarganya. Sesampainya di kota Ruby mencari gang-gang sepi dan gelap, karena di sana dia akan menemukan sebuah bangunan tua yang besar. Bangunan besar itu adalah tempat perjudian ilegal yang memiliki guild informasi jika mengetahui kata sandinya, sebab Ruby mengetahui kata sandi itu mudah untuk dirinya masuk ke tempat seperti itu.'Aku tidak menyangka kalau aku bisa masuk ke dalam tempat ini dengan sangat mudah dan ternyata banyak juga bangsawan yang datang ke tempat seperti ini, walaupun mereka menyamar,''Tetapi, itu masih sangat mencolok,' ucap Ruby di dalam hatinya menatap orang-orang yang sangat senang melakukan pertaruhan dan penderitaan orang lain"Nona, bagaimana kalau Anda mencoba ikut bermain?""Pasti Anda akan cepat menjadi kaya jika Anda bermain," ucap seorang pelayan perempuan yang tiba-tiba saja menghampiri Ruby yang menggunakan tudung dengan senyuman yang ramah"Humm... kalau begitu bisakah aku memesan teh Licorice dengan tiga kotak gula?" ucap Ruby ke pelayan perempuan langsung membuatnya dipandu ke lantai paling atas di bangunan itu"Silakan masuk nona, tuan kami ada di dalam ruangan," ucap pelayan perempuan sambil membuka pintuTerlihat sebuah ruangan yang cukup mewah dengan sesosok laki-laki bertopeng dan bertudung duduk di kursi dengan senyuman yang ramah seperti memang menunggu dirinya datang. Ruby yang melihat senyuman itu sesaat merasa tidak asing dengan sosok yang ada di depannya, tetapi dia mengalihkan pemikiran itu sebab tunangannya tidak mungkin berani melakukan sesuatu yang ilegal. Ruby jadi berpikir mungkin saja kebetulan memiliki senyuman yang sama persis."Apakah kerahasiaan informasi pelanggan di sini benar-benar terjamin?" tanya Ruby dengan nada yang dingin"Tentu saja nona, karena kepercayaan bisnis dibangun oleh kerahasiaan bukan?" ucap sosok laki-aki bertudung dengan bersemangat dan senyuman ramah"Kalau begitu ini semua adalah rancangan pembatalan pertunanganku, tolong buat rumor seperti yang tertulis dan kalau bisa tolong carikan aku laki-laki dengan ciri-ciri yang tertulis," ucap Ruby menyerahkan sebuah gulungan kertas kepada sosok laki-laki bertudung di depannya sambil membuka tudungnyaSesaat sosok laki-laki bertudung membelalakkan mata terkejut melihat sosok wajah gadis di balik tudung, tetapi kemudian dia membuka gulungan itu dia lebih terkejut lagi karena semua isinya adalah kata-kata yang akan menjatuhkan martabat sosok gadis di depannya. Beberapa menit berlalu sejak laki-laki bertudung membaca semua isi gulungan itu, kemudian menatap lurus ke arah Ruby seperti tatapan tidak percaya. Tentu saja tidak akan ada yang percaya jika gadis kejam keluarga duke Middlemist saat ini menginginkan rencana buruk untuk membatalkan pertunangannya sendiri."Nona, apakah Anda yakin dengan isi ini semua? Bukankah Anda dirumorkan mencintai sang Duke muda Cereus? Kenapa tiba-tiba Anda ingin membuat rumor perselingkuhan Anda sendiri demi pembatalan pertunangan?" tanya sosok laki-laki itu dengan tatapan yang penasaran dan nada yang terdengar tidak terima"Aku memiliki alasanku sendiri yang pasti,""Dan apakah kamu takut dengan keluarga Duke Cereus hingga ragu seperti itu? Tapi aku yakin dia juga tidak akan dengan senang hati membatalkan pertunangan ini, karena rumor buruk dan laki-laki yang menjadi suamiku telah menodai pertunangan yang telah di rencanakan," ucap Ruby dengan tatapan penuh kepercayaan diri tanpa ragu jika nantinya itu akan berdampak buruk dengan dirinya"Baiklah saya akan membuat kontraknya dan untuk laki-laki yang Anda inginkan ini bebas siapa saja bukan asalkan memenuhi kriteria Anda?""Iya, benar asalkan dia ingin menjalin pernikahan kontrak denganku selama satu tahun ke depan,"'Akhirnya setelah ini aku bisa hidup tenang, tetapi entah kenapa aku merasa kalau ini belum akan selesai?''Apakah aku akan di hukum mati di depannya nanti?'Setelah kontrak antara Ruby dan sang laki-laki bertudung dibuat, maka Ruby langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan bayaran. Setelah tamunya pergi laki-laki bertudung itu langsung melepaskan topeng dan jubah bertudungnya. Setelah kedua benda itu di lepaskan maka terlihatlah sesosok laki-laki muda berambut hitam bermata biru duduk bersandar di kursi memandangi selembar gulungan kertas yang berada ditangannya. Tiba-tiba saja terlintas sebuah kenangan yang buruk tentang mereka berdua. "Erste, menurutmu apakah aku keterlaluan dalam memperlakukan tunanganku sampai dia nekat seperti itu memutuskan pertunangan dengan dalih telah menikah secara diam-diam?" tanya sosok laki-laki berambut hitam itu memandangi isi dari selembar kertas kontrak yang di buatnya "Richard, bukankah bagus yang kamu inginkan tercapai akhirnya? Kenapa kamu merasa bersalah?" tanya Erste dengan tatapan kebingungan menatap sosok laki-laki di depannya Richard sama sekali tidak menjawab dan hanya memandangi semua isi
Suasana di dalam ruangan tiba-tiba saja menjadi sunyi hanya karena sebuah pertanyaan yang di ajukan. Ruby merasa aneh dengan Richard, karena Richard seharusnya langsung menjawab pertanyaannya tanpa berpikir dua kali jika dia benar-benar setuju dengan yang dia ucapkan. Tetapi, itu terlihat sekali kalau Richard masih terlihat bimbang dengan yang harus dia lakukan di sisi lain dia terlihat tidak ingin melepaskan Ruby dan di sisi lain di dalam hatinya, dia yang tidak memiliki perasaan cinta mempertanyakan untuk apa mengikat orang lain di sisinya. "Ruby, istirahatlah di kamarmu," "Kamu pasti kelelahan saat ini dan juga kamu pasti masih perlu memulihkan diri akibat dari racun," ucap Richard dengan dingin sambil bangkit dari kursinya dan membalikkan badan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan Ruby sama sekali tidak mengerti hati ataupun pikiran dari Richard membuatnya hanya bisa menghela nafas dan keluar dari ruangan kerja itu meninggalkan Richard sendirian di dalam
Di saat Ruby ingin melangkah mendekat mencari tau, tiba-tiba terdengar suara lonceng menara jam lagi dan seluruh ruangan di depannya tiba-tiba langsung berubah menjadi gelap. Di tempat yang gelap Ruby terus berjalan berusaha mencari jalan keluar, tetapi setiap kali dia melangkah sama sekali tidak terlihat ada cahaya ataupun jalan keluar sampai akhirnya terdengar sebuah lonceng menara jam yang tiba-tiba seberkas cahaya yang bersinar menyilaukan yang membuat Ruby menutup matanya. Di rasa oleh Ruby dia telah lama menutup mata, dia mencoba membuka matanya betapa terkejutnya dia kalau dia berada di dalam kamar di atas tempat tidur. "Jadi, semuanya hanya mimpi? Tetapi walaupun begitu pernikahanku adalah kenyataan," "Mulai hari ini aku akan menjalani hari sebagai Duchess keluarga Cereus," "Dan jika Duke tidak di mansion aku akan pergi ke guild penipu itu untuk membuat mereka membayarnya," Gumam Ruby dengan nada yang kesal sambil menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang mendendam
"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun "Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudung Laki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah. "Baiklah, akan aku terima kompensasinya," "Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan
Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain."Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia su
"Kenapa kamu tidak makan dengan Duke, tapi malah ingin makan di luar denganku?" "Apakah kalian berdua bertengkar hingga kamu nekat seperti ini keluar rumah hanya untuk makan?" tanya sosok laki-laki di depan Ruby dengan tatapan yang penasaran Ruby yang sedang asyik makan, mendadak menghentikan gerakan tangan dan menatap makanan yang ada di depannya. Dia berpikir alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu, karena tidak mungkin dia langsung mengatakan jika dia melakukan itu sebab dia ingin mendekatkan pemeran utama bersama suaminya dan dia bisa hidup dengan umur panjang. Orang-orang pasti akan mengira jika dia adalah bangsawan yang sudah hilang kewarasannya setelah menikah dengan sang Duke Cereus jika seandainya dia menjawab seperti itu. "Tidak, kami berdua tidak bertengkar," "Tapi apa pun yang aku jawab ini, aku harap kamu tidak menjualnya sebagai bahan jualan," "Karena jangan mengira aku tidak tau jika guild informasi juga mengendalikan dunia berita di kerajaan," ucap Ruby de
"Hah... Akhirnya aku sampai di kamarku,""Sepertinya tidak ada yang curiga aku pergi ke alun-alun kota sendirian,""Yah dia juga tidak mungkin mengawasi aku selama dua puluh empat jam penuh," gumam Ruby sambil menyimpan jubahnya ke dalam lemari kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur Ruby beruntung karena telah kembali ke mansion sebelum matahari terbenam, karena tidak lama setelah dia kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sebelum membuka pintu Ruby menatap cermin memastikan tidak ada satupun pakaian yang kotor atau rambut yang berantakan. Setelah merasa dalam keadaan baik dia membuka pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut hitam yang menggunakan topeng berada di depannya."Ah... Richard, ada perlu apa sampai kamu datang ke kamarku?" tanya Ruby dengan mendongakkan kepalanya menatap penuh kebingungan"Sejak makan siang aku sama sekali tidak melihatmu keluar kamar untuk makan, jadi aku datang ke sini untuk mengajakmu makan malam bersama di restoran,""Jika k
Ruby dan Richard akhirnya makan di sebuah restoran kecil dengan suara hiruk-pikuk orang-orang yang berada di sekitar mereka. Ruby merasa senang meski tidak dapat pergi ke sebuah restoran yang mewah, tapi menurutnya bisa makan malam bersama tidak ada salahnya dimanapun tempatnya. Ruby anehnya tidak pernah merasa senyaman ini, ketika mereka bertunangan dan makan di meja makan yang sama.'Jika aku tidak salah pertemuan Richard dan pemeran utama harusnya terjadi di restoran kecil ini,''Pada saat seorang gadis datang membela seorang pelayan yang di sakiti,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil melahap makanan yang di sediakan di atas meja"PRANK..."Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dan gelas dari meja yang tidak jauh dari Ruby dan Richard makan. Semua orang termasuk Ruby dan Richard menoleh ke asal suara, terlihat seorang pelayan di cengkram erat lengannya oleh seorang laki-laki bertubuh besar dengan kasarnya. Tidak ada seorangpun yang berani untuk ikut campur ke dalam pertengkaran i
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar