"Nyonya, apakah kamu mendengarkan yang aku bicarakan?" tanya laki-laki bertudung di depan Ruby sambil melambai-lambaikan tangannya ke arahnya yang melamun
"Maafkan aku, aku hanya sedikit berpikir tentang permintaanku yang tidak di kabulkan dengan benar," ucap Ruby dengan helaan nafas panjang kemudian menatap tajam ke arah sosok laki-laki bertudungLaki-laki bertudung di depannya langsung merasa merinding setelah melihat senyuman mengerikan yang di tunjukkan oleh Ruby langsung mengeluarkan gulungan kertas kosong dan pena bulu. Walaupun laki-laki itu telah memberikan isyarat kepada Ruby boleh membuat permintaan, tetapi Ruby tetap terlihat sama sekali tidak puas dengan tawaran yang di berikan oleh laki-laki di depannya. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sekantong besar kepingan emas di letakan di atas meja hingga Ruby menatap dengan senyuman yang ramah."Baiklah, akan aku terima kompensasinya,""Kemudian, aku akan langsung meminta, tolong carikan bangunan kosong yang strategis dan ini tolong gunakan semua emas itu untuk membangun bisnis," ucap Ruby sambil meletakkan gulungan kertas yang telah berisi rencana-rencananya untuk membangun bisnisLaki-laki bertudung kemudian mengambil gulungan kertas yang diberikan dan ketika dia melihat isi dari gulungan kertas yang di tunjukkan merasa kalau dia telah tertipu sebab itu terlihat adalah bisnis yang telah lama di siapkan. Tetapi tidak dapat di ungkiri jika bisnis yang di rancang oleh Ruby adalah cara yang tidak pernah terpikirkan oleh orang-orang. Tanpa berpikir lama laki-laki itu menulis surat perjanjian kontrak dengan Ruby, setelah selesai Ruby langsung pulang ke mansion secara diam-diam, tetapi siapa yang menyangka jika kepergian Ruby secara diam-diam membuat semua orang di mansion panik.Semua pelayan berkeliling meneriakkan nama Ruby yang hilang secara tiba-tiba membuat Ruby cukup terkejut masih ada orang yang peduli dengan dirinya, walaupun rumor dirinya yang jahat masih tersebar. Akan tetapi, tidak terlihat sama sekali suaminya yang ikut mencari dirinya yang hilang membuatnya yakin kalau memang pernikahan yang ingin di jalankan oleh suaminya ini hanya untuk menghancurkan keluarganya. Padahal sangat jelas jika jarak dari mansion ke istana kerajaan tidak memakan jarak tempuh yang sangat jauh, karena mereka tinggal di mansion ibukota.'Apa yang aku harapkan? Cinta itu hanya ilusi, hati itu dari es di belenggu oleh kertas,''Dan semuanya pada akhirnya akan berjalan sesuai dengan alur di dalam novel,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil diam-diam menyelinap masuk ke dalam mansionRuby merasa beruntung karena dia sangat sering ke mansion keluarga Cereus di ibukota pada saat mereka berdua masih bertunangan. Karena dia bisa dengan mudah mengetahui beberapa tempat yang jarang di lewati oleh orang-orang atau pelayan di mansion, oleh karena itu dia pikir kalau dia akan dengan mudah untuk menyelinap masuk atau keluar dari mansion besar itu. Tetapi pada saat beberapa langkah lagi dia berhasil masuk ke dalam mansion, tiba-tiba saja muncul sesosok laki-laki bertopeng berdiri di depannya."Kenapa kamu berada di sini? Bukankah kamu ada rapat di istana kerajaan?" tanya Ruby dengan kebingungan dan senyuman yang kaku"Harusnya aku yang menanyakan ini kepadamu? Kenapa kamu masuk rumah sendiri lewat pintu belakang? Apakah kamu pergi tanpa memberi tau para pelayan dan pergi tanpa pengawal secara diam-diam?" tanya balik oleh Richard yang berdiri di depan Ruby dengan tangan terlipat menunggu penjelasan darinyaRuby mengira kalau semuanya akan berjalan sesuai yang dia inginkan, tetapi kali ini dia tidak menyangka kalau suaminya ini pulang lebih cepat setelah mengetahui kalau Ruby menghilang dari rumah secara tiba-tiba. Ruby dengan cepat berpikir berusaha mencari alasan yang tepat untuk membuat suaminya tidak curiga. Ruby mengeluarkan kipas tangannya dan menutupi setengah wajahnya dengan tatapan yang angkuh."Apakah aku tidak boleh berjalan-jalan di sekitar mansion? Bukankah dari dulu aku suka berkeliling mansion? Jadi, bukan masalah jika aku mengelilingi mansion masuk ke hutan yang berada di sekitar mansion,""Sewaktu kita bertunangan kamu selalu sibuk dengan semua pekerjaanmu,""Mana mungkin kamu tau kalau hobiku adalah berjalan-jalan menikmati suara hutan dan angin-angin yang berhembus," ucap Ruby dengan terbata-bata tetapi dengan nada angkuhnya berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikannyaRuby yang tidak bisa melihat ekspresi wajah dari balik topeng Richard hanya bisa sebaik mungkin memperlihatkan kalau tidak ada hal buruk yang dia sembunyikan di belakangnya. Richard yang menatap ekspresi wajah Ruby yang gugup, tetapi angkuh dan percaya diri seperti biasanya meloloskan alasan itu dengan anggukan kepala. Walaupun Richard terlihat percaya, tetapi dia sama sekali tidak menyingkir dari jalan Ruby seperti menunggu sesuatu."Apa ada yang ingin lagi kamu bicarakan denganku? Jika tidak maka menyingkir dari depanku,""Aku ingin masuk ke dalam rumah," ucap Ruby mendongak ke atas sosok laki-laki yang lebih tinggi darinya dengan tatapan serius"Bukankah di sekeliling luas? Apakah sulit untuk memutari aku? Lagipula aku juga tidak menghadang pintu," ucap Richard dengan tatapan yang serius membuat Ruby tidak bisa menyangkal sama sekali ucapan yang di ucapkan ituRuby tanpa ingin memperpanjang masalah langsung berjalan memutar sedikit melewati Richard. Tetapi tiba-tiba saja tangannya di pegang oleh Richard yang membuat langkahnya terhenti. Ruby langsung menoleh kebelakang melihat Richard menunggunya berbicara sesuatu dengan kesal, tetapi sedikit ketakutan.'Kenapa dia menahan aku seperti itu? Bukankah biasanya dia sangat tidak suka di sentuh? Kenapa malah menggenggam pergelangan tanganku,''Di dalam novel tidak pernah ada satupun di jelaskan adegan mengenai hubungan Ruby dan Richard tentang hal semacam ini, hanya ada fokus cerita mengenai Richard dan pemeran utama wanitanya,' ucap Ruby di dalam hatinya menatap tajam kebingungan dengan yang di inginkan oleh Richard saat ini"Jadi ada apa? Jika tidak ada aku ingin masuk ke dalam rumah," ucap Ruby dengan secara halus berusaha melepaskan genggaman dari RichardSetelah beberapa saat menunggu dan di rasa Ruby tidak ada percakapan yang jelas dari Richard, dia memutuskan untuk membalikkan badan dan menaiki tangga di depannya. Namun pada saat dia mengambil langkah, tanpa dia sadari jika dia kurang mengambil langkah yang tepat hingga akhirnya terjatuh. Ruby yang merasa akan terjatuh hanya bisa menutup matanya, tetapi pada saat dia merasa tidak ada perasaan sakit ketika terjatuh, dia membuka matanya perlahan-lahan jika dia telah berada di dalam pelukannya Richard sesaat jantung Ruby berdetak sangat cepat kemudian itu kembali normal."Apakah kamu begitu terburu-buru hingga tidak bisa melihat jalan dengan baik? Bagaimana jika kepalamu terbentur dan terluka?""Beruntungnya ini bukan tangga yang tinggi, jika ini adalah tangga yang tinggi,""Apakah kamu tau jika aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu kalau jatuh?"'Apakah dia mengkhawatirkan aku? Tapi kenapa ucapannya semuanya adalah Omelan?''Apakah jantungku yang berdetak tadi karena aku serangan jantung?'Hari demi hari berlalu sejak kejadian terakhir kali antara Ruby dan Richard, membuat Ruby sering menghindari Richard secara diam-diam. Ruby merasa kalau dia banyak berhubungan dengan suami kontraknya itu mungkin akan mempercepat eksekusinya di masa depan. Walaupun begitu Ruby juga menginginkan menjadi istri yang baik, karena dia tidak ingin hidup hanya duduk manis dan menjadi perbincangan para bangsawan lain."Nyonya, Tuan Duke datang dengan seorang gadis berambut emas di aula mansion," ucap seorang pelayan dengan nafas yang tersengal-sengal sebab lelah berlariRuby yang mendengarkan ucapan yang di ucapkan pelayan itu langsung menghentikan tangannya yang sejak tadi menari-nari di atas kertas. Ruby ingat dengan jelas jika seharusnya pemeran utama datang ketika mereka telah menikah selama delapan bulan. Tetapi dia tidak menduga kalau perempuan itu akan masuk ke keluarga Cereus lebih cepat dari dugaan.Ruby bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ke aula, tetapi dari atas tangga dia su
"Kenapa kamu tidak makan dengan Duke, tapi malah ingin makan di luar denganku?" "Apakah kalian berdua bertengkar hingga kamu nekat seperti ini keluar rumah hanya untuk makan?" tanya sosok laki-laki di depan Ruby dengan tatapan yang penasaran Ruby yang sedang asyik makan, mendadak menghentikan gerakan tangan dan menatap makanan yang ada di depannya. Dia berpikir alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu, karena tidak mungkin dia langsung mengatakan jika dia melakukan itu sebab dia ingin mendekatkan pemeran utama bersama suaminya dan dia bisa hidup dengan umur panjang. Orang-orang pasti akan mengira jika dia adalah bangsawan yang sudah hilang kewarasannya setelah menikah dengan sang Duke Cereus jika seandainya dia menjawab seperti itu. "Tidak, kami berdua tidak bertengkar," "Tapi apa pun yang aku jawab ini, aku harap kamu tidak menjualnya sebagai bahan jualan," "Karena jangan mengira aku tidak tau jika guild informasi juga mengendalikan dunia berita di kerajaan," ucap Ruby de
"Hah... Akhirnya aku sampai di kamarku,""Sepertinya tidak ada yang curiga aku pergi ke alun-alun kota sendirian,""Yah dia juga tidak mungkin mengawasi aku selama dua puluh empat jam penuh," gumam Ruby sambil menyimpan jubahnya ke dalam lemari kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur Ruby beruntung karena telah kembali ke mansion sebelum matahari terbenam, karena tidak lama setelah dia kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Sebelum membuka pintu Ruby menatap cermin memastikan tidak ada satupun pakaian yang kotor atau rambut yang berantakan. Setelah merasa dalam keadaan baik dia membuka pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut hitam yang menggunakan topeng berada di depannya."Ah... Richard, ada perlu apa sampai kamu datang ke kamarku?" tanya Ruby dengan mendongakkan kepalanya menatap penuh kebingungan"Sejak makan siang aku sama sekali tidak melihatmu keluar kamar untuk makan, jadi aku datang ke sini untuk mengajakmu makan malam bersama di restoran,""Jika k
Ruby dan Richard akhirnya makan di sebuah restoran kecil dengan suara hiruk-pikuk orang-orang yang berada di sekitar mereka. Ruby merasa senang meski tidak dapat pergi ke sebuah restoran yang mewah, tapi menurutnya bisa makan malam bersama tidak ada salahnya dimanapun tempatnya. Ruby anehnya tidak pernah merasa senyaman ini, ketika mereka bertunangan dan makan di meja makan yang sama.'Jika aku tidak salah pertemuan Richard dan pemeran utama harusnya terjadi di restoran kecil ini,''Pada saat seorang gadis datang membela seorang pelayan yang di sakiti,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil melahap makanan yang di sediakan di atas meja"PRANK..."Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dan gelas dari meja yang tidak jauh dari Ruby dan Richard makan. Semua orang termasuk Ruby dan Richard menoleh ke asal suara, terlihat seorang pelayan di cengkram erat lengannya oleh seorang laki-laki bertubuh besar dengan kasarnya. Tidak ada seorangpun yang berani untuk ikut campur ke dalam pertengkaran i
Pada akhirnya Ruby dan Richard tidak jadi berjalan-jalan di alun-alun kota dan pulang ke mansion menggunakan kereta kuda. Keduanya di dalam kereta sama sekali tidak berbicara hingga membuat suasana di antara mereka menjadi canggung. Ruby merasa jika suasana hati Richard sangat buruk hingga, tidak memungkinkan untuk dirinya di ajak berbicara dan malah Ruby berasumsi jika bisa jadi kepalanya yang akan bisa di tebas di dalam kereta. Oleh sebab itu Ruby hanya menatap ke arah luar jendela kereta kuda menatap langit malam berbintang, tetapi tiba-tiba Richard berbicara."Ruby, aku ingin kamu menjauh dari kepala keluarga Duke Vine,""Jika kamu dekat dengannya, itu akan membawa banyak rumor buruk di kalangan atas," ucap Richard dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada dan tatapan yang dingin dan aura gelap yang mengancamRuby tau jika Richard tidak suka, tetapi alasan itu bukanlah sebuah alasan yang cukup untuk Ruby menjauhi Cedric. Sebab sejak Ruby masih kecil, Cedric selalu menemaniny
Hari demi hari berlalu begitu saja di mansion Duke Cereus, tapi Ruby malah semakin dingin dan menjauh semenjak kejadian sarapan itu kepada Richard. Semua orang dimansion yang awalnya melihat Duke pulang satu kereta dengan istrinya adalah langkah hubungan keduanya membaik, ternyata itu hanyalah formalitas di publik. Nyatanya hubungan mereka berdua di dalam sehari-hari hampir tidak pernah ada interaksi membuat para pelayan merasakan takut jika membuat Ruby marah. "Nyonya, ada surat undangan dari kerajaan," ucap seorang pelayan yang mengulurkan nampan yang di atasnya terdapat sebuah surat dengan cap berlambang istana kerajaan "Terima kasih telah mengatarkannya," "Dan kirim surat ini ke beberapa butik," ucap Ruby yang mengambil surat undangan dan menyerahkan surat yang ingin dia kirimkan Semua bangsawan tentu di undang dan wajib hadir ke dalam pesta ulang tahun putra mahkota, tidak terkecuali bangsawan dari keluarga yang jatuh. Sebab itu adalah sebuah tradisi antara bangsawan yang set
"Lihat nyonya kita ternyata adalah orang diam-diam agresif," bisik seorang pelayan yang mengintip dari balik pintu "Humm benar, pantas saja kedua jarang berbicara atau bersama, ternyata karena keduanya saling menahan diri untuk tidak melakukan itu," sambung pelayan yang ikut mengintip dengan tatapan yang antusias Richard yang memiliki telinga yang cukup tajam, merasa merinding dan memerah mendengarkan ucapan para pelayan di balik pintu yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berada. Sedangkan Ruby yang tidak mendengarkan apapun hanya diam dan fokus membuka beberapa lapis pakaian Richard. Richard yang tidak tahan di bicarakan langsung menghentikan tangan Ruby yang sedang membuka kancing pakaian kemejanya."Ruby, bisakah kamu tidak membuka pakaianku?"tanya Richard dengan telinga yang memerah Ruby yang tidak mengerti dan tidak peka dengan yang dibicarakan oleh laki-laki yang di depannya, langsung menggelengkan kepala dan melanjutkan pekerjaannya. Ketika kemeja itu terbuka terliha
Ruby terbangun di tempat tidurnya terkejut jika hari sudah tengah malam dan dia melewatkan makan malamnya. Ruby yang tiba-tiba mendengarkan keluhan dari perutnya yang berbunyi langsung bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya. Terlihat di lorong-lorong mansion sangat sepi dan tidak terlalu terang, membuat Ruby sedikit ketakutan, tetapi rasa laparnya tidak akan membuatnya berhenti sebelum dia berhasil ke dapur mansion mencari makanan.'Apakah mansion keluarga Cereus memang selalu sepi seperti ini dan menyeramkan seperti ini?''Dan juga bukankah keamanan longgar seperti ini tidak bagus? Jika nanti ada pembunuhan yang masuk dan ingin membunuh seseorang secara diam-diam akan mudah dilakukan,' ucap Ruby di dalam hatinya sambil terus menelusuri lorong hingga dia mencium bau darah yang pekat dan terdengar suara langkah kaki seseorang yang mendekatRuby yang memiliki mental kecil terhadap hantu sejak kecil, tentu hanya bisa menundukkan kepalanya dan berjalan. Ruby berusaha tidak mel
"Hah... Kasihan sekali kepada putriku karena terlalu polos dan selalu berpikir positif sejak telah menikah dengan laki-laki sialan itu,""Dia sekarang dengan polosnya menerima semua ucapan yang aku katakan tanpa mengetahui itu benar-benar sebuah kebenaran atau kebohongan," gumam sang Duke menatap putrinya yang sedang duduk di depannya begitu santai menyantap makanan yang ada di atas meja makanSang Duke Middlemist walaupun dia tidak suka dengan menantunya ini, akan tetapi sikap tulusnya untuk mencintai putrinya patut untuk diapresiasi oleh dirinya. Sebab tidaklah mudah untuk orang-orang yang bertindak setelah berucap kata-kata manis bagaikan sebuah mimpi. Ruby sendiri masih berpikiran positif, jika Richard mungkin memang hanya tidak ingin Ruby sendirian ditinggalkan lama oleh karena itu dia diantar ke rumah tempat sang ayahnya berada, ditambah lagi dengan Richard yang tidak menginginkan perceraian diantara mereka berdua terjadi membuatnya semakin percaya. Walaupun hubungan mereka berd
"Bukankah kamu juga sama? Tapi baiklah aku akan berbicara lebih dulu,""Ini hanyalah tentang pernikahan kita, sejak kamu kembali dari perang dengan selamat bersama dengan seorang gadis berambut ungu sampai hari ini,""Aku merasa hubungan kita semakin jauh, Richard sebenarnya kamu serius atau tidak dari dalam hatimu denganku? Aku bertanya karena kontrak pernikahan kita telah lama berakhir dan kamu juga rasanya perlahan-lahan menaruh hati kepada gadis lain," ucap Ruby dengan tangan yang terkepal dan terburu-buru dalam berbicaraRuby merasa sangat tidak tenang dengan situasi yang terjadi di depannya saat ini. Tentang masa depan yang entah akan menjadi apa dan mimpi yang begitu jelas mengenai kematian seseorang membuat hatinya tidak tenang, dia takut jika itu benar-benar akan terjadi. Tapi di sisi lain dia juga tidak mengerti, tentang kejelasan sikap yang ditunjukkan oleh Richard kepada dirinya. Richard yang melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Ruby begitu menginginkan sebuah penjelasan,
"Tik... Tik... Tik...""Teng... Teng... Teng..."Tiba-tiba saja terdengar kembali suara jam berdetik tapi kali ini diikuti oleh bunyi lonceng menara jam berbunyi yang membuat pandangan Ruby menjadi gelap. Seketika itu dia tiba-tiba saja terbangun dan melihat sekitarnya telah ada, seorang pelayan yang tertidur di kursi dengan sebuah kain basah yang sepertinya digunakan untuk mengompres dirinya saat sakit. Ruby tidak menyangka jika dia sedang sakit saat tertidur dan dia juga tidak berharap banyak jika Richard akan ada disisinya saat dia sakit, walaupun laki-laki itu dulunya sangat mengkhawatirkan dirinya ketika sedang sakit. Tapi semuanya adalah masa lalu yang hanya berisikan ucapan-ucapan manis saja. Dia tau saat-saat Richard pergi berperang berbulan-bulan itu pastinya rasa cinta itu akan terkikis perlahan-lahan, saat ini jadinya Ruby hanya tinggal menunggu surat perceraian tiba di depannya. Tapi setelah perceraian mungkin dia akan menghadapi masalah baru yaitu seorang teman yang sama
Ruby terdiam dan membelalakkan mata tidak percaya dengan yang dia dengarkan dari seseorang laki-laki yang dianggap sebagai seorang sahabat. Ucapan yang diucapkan laki-laki di depannya itu seketika membuatnya seketika sadar juga, jika bagaimanapun anggapan Ruby tentang seseorang yang dia anggap sahabat ini juga seorang laki-laki. Pastinya terkadang hubungan antar lawan jenis akan ada sebuah cinta yang tidak terduga muncul ditengah-tengah hubungan."Kamu bisa melupakan yang aku ucapkan barusan Ruby,""Aku tau ini terlalu tiba-tiba, tapi aku benar-benar serius dengan yang aku ucapkan dan mulai sekarang tolong anggap aku sebagai seorang laki-laki yang benar-benar memiliki hati untuk dirimu," "Ah iya, sepertinya sekarang sudah sangat sore, jadi aku akan pulang ke rumah dan Ruby tolong mulai sekarang jangan anggap aku sebagai seorang teman,""Bahkan jika kamu sudah menikah tidak ada niat dariku untuk merelakan dirimu selagi laki-laki itu bahkan tidak bisa membahagiakan dirimu," ucap laki-l
Ucapan yang di ucapkan oleh para pelayan secara kompak itu hanya bisa di ucapkan di dalam hati. Karena mereka takut jika nantinya itu akan menyinggung sang atasan dan nyawa mereka dengan sangat mudah menghilang. Oleh karena itu mereka hanya diam tertunduk tidak berani berbicara buruk, akan tetapi tiba-tiba saja salah seorang pelayan yang tidak bisa membaca situasi langsung mengungkapkan isi hati yang sama di dalam hati para pelayan lainnya di ruangan tersebut."Kami sebenarnya bertanya-tanya mengenai hubungan Tuan dan Nyonya sepertinya tidak baik-baik saja?""Karena suasana rumah ini mendadak saja menjadi suram kembali akibat hubungan Anda berdua, apakah ada sesuatu yang bisa kami bantu?" ucap salah seorang pelayan dengan tatapan tanpa takut jika dia akan mati dengan usia yang muda sedangkan para pelayan menatap dengan tatapan ketakutan jika mereka juga akan kena karena salah seorang pelayan yang berbicara menggunakan kata "kami" yang berarti mereka semua secara tidak langsung tersere
"Jadi, mau sampai kapan kamu seperti itu?" "Kamu akan menyakitinya terus-menerus dan membuat hubunganmu malah semakin menjauh," ucap sesosok laki-laki berkacamata sambil meletakkan setumpuk kertas ke atas meja RichardRichard yang mendengarkan ceramah dari asistennya hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tau resiko yang telah dia buat, tapi dia tidak ingin memberikan beban resiko kepada sosok gadis yang benar-benar dia cintai untuk ikut campur dalam yang dia lakukan. Walaupun buruk dia pasti akan melakukannya supaya gadis yang sangat dia cintai bisa tinggal tanpa rasa takut atau khawatir dengan orang-orang yang akan mengincar dirinya untuk dijadikan sebagai ratu iblis atau apalah yang berbahaya itu."Ah iya... Tadi saat aku berjalan ke sini,""Aku melihat Tuan Duke Vine datang berkunjung, sepertinya menemui nyonya, hati-hati kalau dia benar-benar membuat nyonya menjadi miliknya," "Keduanya adalah teman masa kecil jadi apapun bisa saja terjadi, sebab dia sangat mengenal nyonya lebih
"Nyonya, ada Duke dari keluarga Vine yang datang berkunjung untuk menemui Anda katanya telah mengirimkan janji temu kepada Anda sebelumnya," ucap seorang pelayan dengan kepala tertundukRuby yang mendengarkan ucapan yang diucapkan oleh pelayan sesaat terdiam dan berkedip kebingungan. Jelas dia ingat tidak pernah sahabatnya ini mengirimkan surat kepadanya akhir-akhir ini, tapi jika ada dia tidak mungkin lupa kalau ada surat yang berwarna khas dari tumpukan surat yang datang. Ruby dengan cepat menganggukkan kepala dengan artian benar kalau laki-laki itu ada janji temu dengan dirinya, walaupun pada kenyataannya tidak ada janji yang dikirimkan. Namun dia tau pastinya kedatangan dari Cedric ini ada sesuatu yang akan dia diskusikan kepadanya jadi Ruby setuju saja dengan yang di ucapkan pelayan. Ruby kemudian membereskan mejanya, setelah itu berjalan menuju ruang tamu tempat dimana dia harus menyambut tamu yang telah datang. Terlihat di dalam ruangan ada Cedric yang duduk dengan santai deng
"Ugh... Kenapa aku bisa tiba-tiba ketiduran di ruangan kerja?""Selimut? Mungkin para pelayan yang menyelimuti aku saat aku sedang tertidur," gumam Ruby dengan tatapan kebingungan dan masih dalam keadaan setengah sadar ke arah selimut yang menutupinyaSesaat Ruby terlintas di dalam pikirannya jika Richard yang menyelimuti dia saat tidur, tapi jika Ruby ingat-ingat lagi hubungannya dengan Richard kini telah renggang kembali. Mana mungkin Ruby percaya jika Richard yang melakukan hal yang romantis diam-diam dan tidak ada alasan untuk dia melakukan hal semacam ini diam-diam. Ruby berpikir dengan baik jika dia ingat-ingat kembali semua ucapan Kekhawatiran atau takut hilang itu hanyalah sebuah perasaan bersalah dan pertanggungjawaban saja, sebab dia adalah seorang pembuat onar yang sangat mudah terluka, dia jadinya yakin juga jika pernikahan kontrak itu juga sama tidak lebih bukan karena keinginan murni dari Richard. "Aku seharusnya tau batasanku dan tidak terbawa suasana dengan mudah dari
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan berlalu tidak ada kabar ataupun surat balasan sama sekali berasal dari perbatasan wilayah Cereus. Ruby hanya bisa berdoa dan sebaik mungkin menjaga wilayah yang dititipkan oleh suaminya itu, banyak tetua keluarga Cereus yang berspekulasi bahwa Richard telah mati diperbatasan dan ada juga yang mengatakan jika memang Richard tidak lagi kembali ke mansion Cereus, maka dia wajib akan digantikan oleh kerabat jauh keluarga Cereus posisinya. Ruby yang dititipkan sebuah kepercayaan untuk menjaga, menggunakan segala macam cara untuk menolak adanya pendapat pergantian kepala keluarga itu bahkan dia sampai mengancam dengan hal-hal yang mengerikan jika ada yang berani mengungkit-ungkit masalah Richard yang belum kembali dan harus segera digantikan. Akan tetapi mengingat kegilaan Ruby, ancaman yang diberikan oleh Ruby itu cukup efektif dan membuat semua orang yang awalnya menentang menjadi hanya bisa diam mendengarkan ucapan Ruby."Richar