Share

82. Menghilang

Penulis: Afnasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 20:38:27

Aneska membekap mulut saking terkejutnya setelah mendapat kiriman misterius dari orang tak dikenal. Tubuhnya bergetar pelan sambil mengatur napas yang memburu setelah terkejut. Usai menguasai diri, wanita itu kembali mengambil kotak dan isinya yag sempat dilempar ke sembarang arah.

Dengan tangan bergetar, Aneska mengamati foto-foto Shanka yang sedang berada di sekolah barunya. Matanya mengembun karena membayangkan sesuatu yang buruk akan menimpa anaknya. Buru-buru wanita itu masuk untuk mengambil tas dan kembali keluar. Lalu, meminta sopir yang disediakan Elvano untuk mengantarnya ke mana pun membawanya ke sekolahan Shanka. Setibanya di sana, Aneska turun dan termangu di samping mobil sambil memerhatikan sang anak yang sedang bermain dengan beberapa temannya.

Untuk sesaat, wanita itu bernapas lega karena apa yang ditakutkannya tidak sampai terjadi. Namun, hatinya belum tenang hingga memilih untuk menunggu di dalam mobil sampai jam pulang sekolah Shanka berakhir.

“Bunda nungguin Sha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   83. Pengorbanan Seorang Ayah

    Wajah pucat Elvano langsung membuat Aneska paham ada sesuatu hal buruk yang terjadi. Dengan ragu, dia mendekati sang suami yang meraup wajah sampai ke kepalanya karena frustasi.“Ada apa, Mas? Apa ada sesuatu yang menimpa Shanka?”Aneska bisa menebak ada sesuatu yang sedang terjadi kepada Shanka. Insting seorang ibu memanglah tak pernah salah. Sembilan bulan ada dalam kandungan, selama lima tahun dirawat dengan tulus. Tentu saja perasaan wanita itu sangatlah sensitif jika berhubungan dengan sang anak.Karena tak mendapatkan respons dari sang suami, Aneska mengguncang pelan lengannya. Kedua matanya mulai mengembun karena perasaannya makin tidak karuan.“Shanka kenapa, Mas? Apa yang terjadi sama dia? Bilang, Mas! jangan diam saja!”Aneska tak mampu lagi membendung lelehan air mata yang membasahi pipinya. Dia berhenti mengguncang lengan sang suami sebelum menunduk dengan bahu bergetar hebat. Melihat sang istri begitu terpukul, Elvano langsung merengkuhnya dalam dekapan.“Tenang, Sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   84. Bahagia Di Tengah Pilu

    Arman hendak mengayunkan kembali tongkat baseball di tangannya ke tubuh Elvano, tetapi langsung ditahan oleh Gavin yang datang mendadak. Arman terkejut, tetapi belum sempat bereaksi, Gavin sudah mendaratkan tinju ke wajahnya. Melihat Arman tersungkur, dokter pria itu langsung melayangkan tinju berulang kali sambil menindihnya. Banyaknya pukulan yang mengenai wajah Arman, membuatnya tak sadarkan diri. Melihat itu, Gavin mengedarkan pandangan untuk mencari tali sebelum mengikat tubuh pria itu. Lalu, mendekati Elvano yang tergeletak tak sadarkan diri.“Bangun, Mas. Kamu harus bertahan."Gavin berusaha membangunkan Elvano yang masih bergeming tak sadarkan diri, sehingga tak menyadari Mazaya mendekat sambil membawa balok kayu dan mengendap-endap di belakangnya. Wanita itu sudah mengayunkan balok kayu ke kepala Gavin, tepat saat itulah, suara derap langkah terdengar mendekat sambil berteriak.“Jangan bergerak! Anda sudah kami kepung!”Gavin menoleh dan terkejut melihat Mazaya menjatuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   85. Menanti Hadirmu

    Aneska gelisah di tempat duduk sambil menatap lampu yang ada di atas ruang operasi. Setelah dua hari menjalani serangkaian pemeriksaan, Elvano dinyatakan harus dioperasi untuk membuang gumpalan darah di kepalanya.Wanita itu cemas membayangkan apa yang akan terjadi kepada elvano setelah operasi. Tak ingin berandai-andai, Aneska memilih untuk merapalkan doa dan menentramkan hati agar sang suami selalu diberikan keselamatan.Selang satu jam kemudian, lampu di atas ruang operasi padam. Aneska langsung bangkit dari duduk dan menatap penuh harap pintu yang masih tertutup di depannya.“Bunda, Ayah baik-baik saja, kan?” tanya Shanka sambil menggoyang tangan Aneska pelan.Wanita itu menunduk dan mengulas senyum tipis sebelum berjongkok dan menatap lekat wajah serupa Elvano di depannya.“Ayah adalah orang yang kuat, jadi pasti Ayah akan baik-baik saja. Shanka jangan lupa doain Ayah, ya?”“Pasti, Bunda.”Aneska kembali berdiri dan menatap pintu ruang operasi yang terbuka. Melihat Gavin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   86. Alasan Sesungguhnya

    Aneska membawa langkahnya menyusuri lorong gelap sebelum akhirnya sampai di sebuah ruangan yang dijaga oleh dua orang pria berseragam. Wanita itu segera mengatakan maksud tujuannya datang dan segera masuk begitu diizinkan. Dia bergeming sesaat di kaki ranjang sambil menatap seorang wanita yang tergeletak tak berdaya di ranjang. Pergelangan tangan kirinya terborgol di ranjang, sedangkan pergelangan tangan kanannya terbalut perban.Aneska menarik napas panjang dan mengembuskan perlahan begitu melihat wanita di depannya menggeliat dan membuka mata.“Ada perlu apa Mbak Zaya mau ketemu aku?”Mazaya terkekeh sebelum menatap lekat wanita yang berdiri di depannya. Namun, kekehan itu berubah tangisan seketika.“Kamu wanita tak tahu diri, Anes! Kamu telah mengambil Mas Elvan dariku! Kamu wanita kampungan yanng bisanya hanya merebut milik orang lain! Aku benci kamu! Aku benci!”Gemuruh dalam dada Mazaya menggelegak setelah mengungkapkan kebenciannya. Wajahnya memerah dengan dada yang naik t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   87. Kabar Bahagia

    Aneska langsung mendekat dan mengguncang tubuh Gavin. Namun, pria itu bergeming sejenak sebelum menghela napas panjang dan menatap lekat wanita di depannya.“Mas Elvan masih belum sadarkan diri, Nes. Tadi, dia sempat gagal napas. Untung saja, dia masih bisa kembali.”Aneska langsung membekap mulut dan meluruh ke lantai sambil terseduh. Hatinya berdentam lara karena bayangan buruk yang sempat melintas di kepalanya. Beruntungnya Tuhan masih berbaik hati memberikan kehidupan kepada sang suami.Gavin mendekat dan langsung membantu Aneska untuk berdiri, lantas memeluknya erat. “Sudah, Nes. Aku yakin sebentar lagi Mas Elvan pasti bangun dari tidurnya. Kamu jangan putus berdoa, ya?”Gavin melerai pelukan dan menatap lekat wajah wanita di depannya. Lalu, menuntun Aneska untuk duduk di bangku dan mengusap bahunya. Dia lakukan hal itu semata-mata hanya untuk menenangkan tanpa ada maksud lainnya. Melihat wanita di sampingnya sudah lebih tenang, Gavin bangkit dari duduk.“Pulanglah, Nes. Bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   88. Kembali Pulang

    Usai Elvano terjaga dari tidur panjangnya selama sebulan, terapi untuk kesembuhannya mulai dijadwalkan. Kaki yang kaku karena terlalu lama berbaring, mulai menjalani pemijatan sebelum belajar untuk berjalan.Melihat semangat kesembuhan yang terpancar dari wajah sang suami, Aneska selalu mendampinginya. Wanita itu ikut menyunggingkan senyum dan menyemangati Elvano. Tak ada yang berubah dari diri pria itu, kecuali ingatan tentang kejadian saat pembebasan sang anak. Trauma yang mendalam akibat luka yang ditorehkan Arman, membuat Elvano kehilangan memori hanya saat kejadian penganiayaan itu.Aneska bersyukur karena kejadian buruk itu yang menghilang dari ingatan seorang Elvano. Dia sendiri pun tak ingin sang suami merasa sangat bersalah karena melihat Shanka ikut merasakan sakitnya terluka. Wanita yang tengah hamil itu selalu mengalihkan perhatian setiap kali Elvano bertanya apa yang menyebabkannya terbaring lemah di rumah sakit. Hanya kecelakaan tunggal yang dia jadikan alasan sakitnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   89. Kembalinya Ingatan

    Aneska tergagap dan langsung mendorong dada suaminya saat mendengar suara teriakan Shanka. Lalu, menoleh dan mendapati raut penuh kemarahan terpancar dari wajah sang anak. Sementara itu, Elvano terkekeh dan memanggil Shank dengan melambaikan tangannya.“Ke sini, Jagoan!” titahnya yang langsung dituruti sang anak. “Memang apa salahnya Ayah sama Bunda menunjukkan kasih sayang dengan berciuman, hem? Itu salah satu cara untuk mempererat hubungan kami.”“Benarkah?”“Tentu saja. Apakah perlu Ayah tunjukkan juga dengan menciummu?” tanya Elvano yang langsung menyematkan kecupan di pipi sang anak.Shanka terkekeh geli karena cambang halus yang menumbuhi dagu sang ayah menyentuh permukaan kulitnya. Sayangnya, Elvano tak menggubris dan makin sering menciumnya.“Geli, Ayah. Sudah cukup! Geli!” seru Shanka sambil mendorong dagu sang ayah agar menjauh. “Bersihkan dulu itu baru nanti Shanka cium balik.”Elvano tergelak sebelum melepaskan sang anak. “Mandilah! Nanti kita ketemu di meja makan un

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   90. Faktor Pemicu

    “Kamu kenapa, Mas?” tanya Aneska dengan nada panik melihat Elvano makin meringis kesakitan.Wanita itu segera menyuruh sang sopir untuk berbelok arah menuju rumah alih-alih meneruskan lajunya sampai ke kantor. Sepanjang perjalanan, Aneska melihat wajah suaminya memucat dengan keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi dahinya. Tangan pria itu sibuk memegangi kepala yang berdenyut hebat. Sementara, Aneska makin diperam kelesah sambil sesekali menatap jalanan.Setibanya di rumah, Aneska mendorong kursi roda sang suami hingga sampai di kamar. Lalu, membantunya berbaring di ranjang sebelum beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.“Minum obatnya dulu, Mas.” Aneska berkata sambil menyerahkan obat pereda nyeri yang diberikan bersamaan dengan kepulangan Elvano dari rumah sakit.Elvano langsung meneggak obat bersama air minumnya, kemudian memejamkan mata sejenak untuk meredam nyeri yang terasa menyiksa. Melihat itu, Aneska langsung mengambil tisu dan mengelap keringat yang membasahi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   95. Akhir Bahagia

    Kehidupan pernikahan Aneska dan Elvano makin penuh kehangatan usai semua halangan yang sempat menghadang menghilang. Tinggallah kebahagian yang tengah melingkupi. Shanka makin aktif dan pintar di sekolah, janin kembar yang ada dalam kandungan Aneska juga berkembang dengan baik dan sehat. Dua hal itu yang membuat Elvano makin menyayangi anak dan istrinya.Usai sembuh dari sakitnya dan pulih, Elvano kembali menyambangi perusahaan The Golden Grup dan mengawasi anak buahnya. Dia juga melebarkan usaha di beberapa bidang untuk menambah pundi-pundi rekeningnya.Hubungannya dengan berbagai relasi bisnis berjalan dengan baik, sehingga bisnis yang dijalankan Elvano mengalami kemajuan dengan pesat. Namun, dia tidak mau silau dengan semua kekayaan yang didapat. Pria itu selalu menyisihkan beberapa persen dari penghasilannya untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Semua itu tak luput dari perhatian Aneska yang selalu mengingatkannya.“Aku sudah engagk punya orang tua lagi, Mas. Aku merasakan b

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   94. Membaik

    Shanka kembali muntah dan membasahi ranjang. Dia menangis karena kerongkongannya sakit. Sambil menahan lemas di tubuh, dia menatap orang tuanya.“Enggak apa-apa, Sayang. Kita ke kamar mandi buat basuh tubuh kamu, ya? Biar Bunda yang bersihin ranjangnya.”Elvano memapah sang anak menuju kamar mandi untuk membilas tubuh dan menggantinya dengan baju yang bersih. Sementara, Aneska mengganti seprai dan segera membersihkannya. Lalu, membawa semua baju kotor itu ke tempat cuci sebelum kembali untuk melihat Shanka yang terbaring lemas di kamarnya.“Shanka bagaimana, Mas?”“Aku sudah memberi minyak angin dan mengurut punggungnya. Sepertinya sudah agak tenang. Mudah-mudahan dia bisa tidur setelah ini.”“Syukurlah kalau begitu.”Bertepatan dengan itu, terdengar suara pintu diketuk. Aneska menoleh dan mendapati Bi Minah sudah berdiri di ambang pintu. Wanita itu mendekat dan tersenyum.“Ada apa, Bi?”“Di bawah ada orang yang mau terapi Tuan, Nyonya.”“Makasih, ya, Bi. Tolong buatkan minum

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   93. Kepergian Mazaya

    Mendung menggelayut manja di langit pagi itu. Udara dingin perlahan membekap dan menyeruak di antara para pelayat yang datang ke area pemakaman. Tak ada air mata yang tampak mengiringi kepergian seorang wanita berparas cantik itu. perlahan, rintik turun membasahi bumi, mengisyaratkan bagaimana kewsedihan tengah menyelimuti orang-orang yang menghadiri pemakamannya.Aneska menggamit erat lengan Elvano yang berdiri sambil berpegangan pada kruk. Kacamata htam yang bertengger di hidungnya, mengaburkan gurat kesedihan yang membayangi selama prosesi pemakaman berlangsung. Sementara, di sebelahnya pria dengan manik mata biru itu menatap lurus gundukan tanah merah yang basah di depannya. Di balik kacamata hitam yang dikenakannya, tampak gurat kekecewaan yang kentara.Bersama pelayat yang pergi meninggalkan area pemakaman, Elvano berjalan tertatih menuju mobil bersama Aneska. Tak ada satu pun kata yang terucap dari mulut keduanya hingga sampai di dalam kendaraan.Aneska menggenggam erat jema

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   92. Memaafkan

    Aneska segera beranjak ke dapur dan kembali sambil membawa segelas air sebelum mengangsurkannya kepada Elvano.“Minum dulu, Mas. Tenangin diri kamu sebelum cerita apa yang sudah terjadi.”Elvano mengambil gelas dari tangan sang sitri sebelum meneguknya hingga tandas. Dia mengatur napas sejenak sebelum menatap lekat Aneska yang tampak cemas di sampingnya.“Aku tadi bermimpi, Sayang. Aku bermimpi kembali ke masa penyekapan Shanka di rumah orang tua Zaya. Aku melihat bagaimana mereka membuat anak kita ketakutan, Sayang.”Elvano menjeda ucapan karena perih kembali membayangkan apa yang sudah dilalui Shanka selama beberapa jam bersama Mazaya dan Arman. Dia menatap sang anak yang masih pulas tertidur di dekatnya. Tangannya terulur untuk mengusap kepala bocah itu. tepat saat itulah Shanka terjaga dan langsung mengerjap pelan.“Ayah kenapa?” tanya Shanka sambil mengucek mata dan beringsut duduk.“Ayah mimpi buruk tadi, Sayang. Maafkan Ayah, ya?” Elvano kembali mengusap kepala Shanka seb

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   91. Mengingat Semuanya

    “Memicu apa, Sayang? Aku enggak paham apa yang kamu bicarakan?”Aneska tersenyum tipis menanggapi pertanyaan suaminya. Dia memilih tak memperpanjang lagi pertanyaan untuk mencecar sebuah kejujuran. Wanita itu tak ingin sang suami merasa tertekan dan berujung kepada sakit kepala yang akhirnya menyiksa.“Enggak usah dipikirin lagi soal itu, Mas. Sekarang kita ke belakang, yuk!”Aneska mendorong kursi roda Elvano menuju halaman belakang, kemudian mengajaknya duduk di ayunan yang terletak di dekat kolam renang.“Kamu ingat saat kita di sini bertiga, Mas? kamu sama Shanka renang berdua dan aku duduk di sini sambil baca buku.”“Hem. Ingin rasanya menarikmu untuk ikut berenang. Sayangnya, tak pernah bisa.”Elvano terkekeh, pun dengan Aneska. Lalu, keduanya saling menautkan jemari sambil menerawang jauh. Hening meningkahi keduanya hingga beberapa jenak sampai terdengar suara Shanka dari ambang pintu.“Bunda, Shanka boleh main bola enggak?”Aneska menoleh dan mengangguk sekilas sambil

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   90. Faktor Pemicu

    “Kamu kenapa, Mas?” tanya Aneska dengan nada panik melihat Elvano makin meringis kesakitan.Wanita itu segera menyuruh sang sopir untuk berbelok arah menuju rumah alih-alih meneruskan lajunya sampai ke kantor. Sepanjang perjalanan, Aneska melihat wajah suaminya memucat dengan keringat dingin sebesar biji jagung memenuhi dahinya. Tangan pria itu sibuk memegangi kepala yang berdenyut hebat. Sementara, Aneska makin diperam kelesah sambil sesekali menatap jalanan.Setibanya di rumah, Aneska mendorong kursi roda sang suami hingga sampai di kamar. Lalu, membantunya berbaring di ranjang sebelum beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.“Minum obatnya dulu, Mas.” Aneska berkata sambil menyerahkan obat pereda nyeri yang diberikan bersamaan dengan kepulangan Elvano dari rumah sakit.Elvano langsung meneggak obat bersama air minumnya, kemudian memejamkan mata sejenak untuk meredam nyeri yang terasa menyiksa. Melihat itu, Aneska langsung mengambil tisu dan mengelap keringat yang membasahi

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   89. Kembalinya Ingatan

    Aneska tergagap dan langsung mendorong dada suaminya saat mendengar suara teriakan Shanka. Lalu, menoleh dan mendapati raut penuh kemarahan terpancar dari wajah sang anak. Sementara itu, Elvano terkekeh dan memanggil Shank dengan melambaikan tangannya.“Ke sini, Jagoan!” titahnya yang langsung dituruti sang anak. “Memang apa salahnya Ayah sama Bunda menunjukkan kasih sayang dengan berciuman, hem? Itu salah satu cara untuk mempererat hubungan kami.”“Benarkah?”“Tentu saja. Apakah perlu Ayah tunjukkan juga dengan menciummu?” tanya Elvano yang langsung menyematkan kecupan di pipi sang anak.Shanka terkekeh geli karena cambang halus yang menumbuhi dagu sang ayah menyentuh permukaan kulitnya. Sayangnya, Elvano tak menggubris dan makin sering menciumnya.“Geli, Ayah. Sudah cukup! Geli!” seru Shanka sambil mendorong dagu sang ayah agar menjauh. “Bersihkan dulu itu baru nanti Shanka cium balik.”Elvano tergelak sebelum melepaskan sang anak. “Mandilah! Nanti kita ketemu di meja makan un

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   88. Kembali Pulang

    Usai Elvano terjaga dari tidur panjangnya selama sebulan, terapi untuk kesembuhannya mulai dijadwalkan. Kaki yang kaku karena terlalu lama berbaring, mulai menjalani pemijatan sebelum belajar untuk berjalan.Melihat semangat kesembuhan yang terpancar dari wajah sang suami, Aneska selalu mendampinginya. Wanita itu ikut menyunggingkan senyum dan menyemangati Elvano. Tak ada yang berubah dari diri pria itu, kecuali ingatan tentang kejadian saat pembebasan sang anak. Trauma yang mendalam akibat luka yang ditorehkan Arman, membuat Elvano kehilangan memori hanya saat kejadian penganiayaan itu.Aneska bersyukur karena kejadian buruk itu yang menghilang dari ingatan seorang Elvano. Dia sendiri pun tak ingin sang suami merasa sangat bersalah karena melihat Shanka ikut merasakan sakitnya terluka. Wanita yang tengah hamil itu selalu mengalihkan perhatian setiap kali Elvano bertanya apa yang menyebabkannya terbaring lemah di rumah sakit. Hanya kecelakaan tunggal yang dia jadikan alasan sakitnya

  • Terjerat Pernikahan Dengan CEO   87. Kabar Bahagia

    Aneska langsung mendekat dan mengguncang tubuh Gavin. Namun, pria itu bergeming sejenak sebelum menghela napas panjang dan menatap lekat wanita di depannya.“Mas Elvan masih belum sadarkan diri, Nes. Tadi, dia sempat gagal napas. Untung saja, dia masih bisa kembali.”Aneska langsung membekap mulut dan meluruh ke lantai sambil terseduh. Hatinya berdentam lara karena bayangan buruk yang sempat melintas di kepalanya. Beruntungnya Tuhan masih berbaik hati memberikan kehidupan kepada sang suami.Gavin mendekat dan langsung membantu Aneska untuk berdiri, lantas memeluknya erat. “Sudah, Nes. Aku yakin sebentar lagi Mas Elvan pasti bangun dari tidurnya. Kamu jangan putus berdoa, ya?”Gavin melerai pelukan dan menatap lekat wajah wanita di depannya. Lalu, menuntun Aneska untuk duduk di bangku dan mengusap bahunya. Dia lakukan hal itu semata-mata hanya untuk menenangkan tanpa ada maksud lainnya. Melihat wanita di sampingnya sudah lebih tenang, Gavin bangkit dari duduk.“Pulanglah, Nes. Bia

DMCA.com Protection Status