Share

64. Bidadari Surgaku

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pramudya mendekat ke arah Harshil dan berbisik, "jaga baik-baik istri kecilmu itu, Harshil! Kita tidak tahu, bahaya apalagi yang akan menimpanya."

Dia menepuk pundak Harshil beberapa kali sembari tersenyum sinis. Pria paruh baya itu melangkah pergi, membawa kopernya usai memunguti baju yang berceceran.

Ingin rasanya Harshil memukul pria itu, tapi tak pantas. Secara tersirat pamannya itu mengancam Inara.

Harshil mengembuskan nafas kasar, saat berbalik seorang pelayan hendak mengantarkan bubur dan sayur soupnya ke kamar Inara.

"Bi, biar aku aja," tukas Harshil. Mendengar ancaman dari Pram, dia jadi tak tega meninggalkan Inara sendirian di kamarnya.

"Tapi--"

"Tidak apa-apa, dia istriku."

"Baik, Tuan."

Harshil melangkah sambil membawa makanan itu ke dalam kamarnya. Inara masih tertidur, bahkan dia tak sadar ketika seseorang membuka pintu kamar.

"Inara ..." panggil Harshil lembut. Ia meletakkan makanan di atas meja.

Dia duduk di samping sang istri, mengelus pipinya dengan pelan.

"Sayang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   65. Klarifikasi

    Pagi-pagi sekali, Harshil sudah menerima beberapa panggilan telepon dari para wartawan. Ada yang sengaja menyebarkan kembali berita tentang pernikahan kontraknya dengan Inara, serta beberapa foto skandalnya dulu ikut mencuat. Harshil sering datang ke klub malam. Foto dirinya dengan beberapa wanita tercyduk oleh kamera. Padahal itu tak seperti yang dipikirkan oleh netizen, dia memang berkumpul di club bersama teman-temannya, tapi beberapa wanita penggoda langsung mengerubunginya. Dan beberapa foto sempat dipotret oleh orang yang tak bertanggung jawab.Inara ikut membaca berita di artikel koran hingga artikel di internet, entah kenapa hatinya ikut kecewa. Ada sesuatu yang mengganjal di hati tapi tak bisa diungkapkan.Harshil menggebrak meja dengan koran itu, membuat Inara berjingkut kaget melihat kemarahan dalam diri Harshil. Ini pertama kalinya Harshil mengekpresikan kemarahan yang begitu besar."Halo, Ettan. Kumpulkan para wartawan, aku akan mengklarifikasinya secara live," titah Hars

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   66. Geram

    "Putri, Diandra, sebelum kalian mencela Inara, sebaiknya introspeksi diri dulu deh. Apa kalian begitu sempurna sampai menilai orang lain begitu buruk? Setiap manusia itu punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri jadi jangan asal menghakimi!" "Harshil, kau!!" pekik Putri kesal.Tak memedulikan teriakan mereka, Harshil membawa istrinya masuk ke dalam kamar. Mengunci pintu agar tak ada siapapun yang masuk. Inara duduk di bibir ranjang, sedangkan Harshil berjongkok di hadapannya. Menciumi tangan Inara dengan lembut."Apa ada yang ingin kau katakan padaku? Aku sudah mencurahkan semua isi hatiku di kantor, apa kau kurang puas?" tanya Harshil dengan nada lembut.Inara hanya tersenyum menatapnya dengan lekat."Terima kasih ya, Mas. Kau membuatku merasa sangat berarti.""Ya, kau memang sangat berarti untuk hidupku, Inara.""Ya sudah, Mas. Sekarang mandi, nanti kita sholat berjamaah ya."Harshil tersenyum, kemudian bangkit berdiri. "Oke Sayang, kamu sudah sembuh? Obatnya rutin diminum ka

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   67. Satu Milyar

    "Hei, tunggu! Kembalikan Savrina padaku!" teriak Inara.Wanita itu mencoba bangkit berdiri. Dari kejauhan Teddy langsung berlari ke arahnya."Astaga, Nona tidak apa-apa?" tanya Teddy cemas."Dia bawa lari Savrina, tolong bawa Savrina kembali," tunjuk Inara ke arah lelaki berjaket hitam dan memakai masker itu. Larinya benar-benar secepat kilat. Baru beberapa jeda saja dia sudah menghilang dari pandangannya.Gegas, Teddy langsung berlari mengejar lelaki itu. "Inara, kamu kenapa?" tanya Lila sesaat setelah kembali. "Lila, Savrina diculik," sahut Inara dengan nada sangat sedih."Apa? Diculik?"Inara mengangguk lemah. Hatinya dilanda rasa cemas yang begitu dalam. Ia takut terjadi sesuatu dengan Savrina, bayi mungilnya. Matanya terasa begitu panas, lelehan kristal bening itu tak mampu lagi ia tahan.Sementara Lila pun terdiam seperti patung. Tak mampu berbicara. Bi Mirna, babysitter Savrina berlari tergopoh-gopoh seraya membawa botol susu. Wanita itu memandang bingung majikannya."Nona,

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   68. Tembakan obat bius

    "Tidak, kau tetap di sini. Bisa bahaya kalau kau ikut.""Tapi ...""Inara, aku tahu kamu mengkhawatirkan Savrina. Kamu yang sabar ya, aku sedang mengusahakan agar Savrina kembali dalam keadaan baik-baik saja," ucapnya lagi menenangkan sang istri.Inara mengangguk lemah. Beranjak berdiri dari pangkuan sang suami. Tapi, Harshil kembali menariknya dalam pangkuan."Ada apa lagi, Mas?""Berikan aku ciumanmu biar aku lebih semangat lagi."Mata Inara membulat. "Dasar mesum!" Harshil hanya tertawa kecil. Sebenarnya ia hanya iseng saja, biar tidak terlalu tegang memikirkan masalah yang dia hadapi. Inara melakukan permintaan sang suami. Mencium kedua pipinya dan keningnya bergantian."Udah.""Yang ini belum," pungkas Harshil seraya menunjuk bibirnya. Walau agak kesal karena merasa dikerjai, Inara tetap melakukannya, mengecup bibir Harshil sekilas. Namun Harshil justru memagut bibir Inara dalam ciuman yang mesra.Dering ponsel mengagetkan mereka. Sejenak, pandangan mereka saling bertaut. Semb

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   69. Surga Menantimu

    "Cepat kabur! Mereka pakai obat bius. Lapor sama ketua!" Mereka berlarian ke arah yang berlawanan. Suara sirine mobil polisi makin membuat mereka kalang kabut. Petugas polisi datang dan langsung meringkus para preman yang terjatuh."Teddy bagaimana dengan si bos?" tanya Alex dalam panggilan teleponnya."Aman, kami sudah sampai jalan utama.""Oke."Alex mematikan ponselnya, kemudian menghampiri Vano yang tengah ditanyai oleh polisi. Setelah membuat keterangan, keduanya bergegas pulang. Mereka akan dimintai keterangan lagi saat proses penyidikan. Petugas polisi memeriksa ke dalam puing bangunan itu, tapi tak ditemukan siapapun. Akhirnya mereka langsung pergi membawa para preman yang tergeletak ke dalam mobil tahanan.Sementara para preman yang lain bersembunyi di balik semak-semak saat sudah jauh dari lokasi. Mereka semua akhirnya pulang ke markas, tempat bosnya berada.Leo masih memata-matai dari atas pohon yang rimbun. Sebuah gudang kosong yang sudah tak terpakai.Dia mengirimkan pes

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   70. Pengakuan

    Lila masih menangis di kamarnya, ia mengurung diri dalam kamar. Entah kenapa hatinya sungguh merasa kehilangan bayi itu. Bahkan keluarga yang lain tampak keheranan dengan tingkah Lila yang begitu aneh."Heran deh, di sini ada dua orang wanita yang tampak shock kehilangan Savrina!" celetuk Putri seraya menatap Lila tajam. Kedua mata Lila tampak begitu sembab karena terlalu banyak menangis."Kamu dan juga Inara. Inara wajarlah ya merasa kehilangan Savrina, dia kan ibu angkatnya. Tapi kamu? Kamu sebenarnya kenapa Lila? Diputusin pacar gak gitu juga kali!" imbuhnya lagi."Aku cuma sedih aja kok! Savrina kan bayi yang lucu!" timpal Lila berkilah."Sudah, sudah, jangan berdebat! Ayo dimakan. Mumpung kita lagi kumpul bersama," lerai Sandra menengahi perdebatan putri-putrinya."Namanya juga ada yang meninggal, pasti kita semua merasa kehilangan kan?" Tak lama, Henry dan Rosa ikut datang ke meja makan."Oh ada si udik! Ma, kita makan di kamar saja, bilangin sama Bibi untuk bawa makanan ke kam

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   71. Bulan madu tertunda

    Sandra memijat pelipisnya pelan, kepalanya terasa begitu penat. Ia tak menyangka putri bungsunya justru melakukan hal yang dia benci."Maafkan aku, Ma. Aku tak bisa membuat Mama bangga, justru menorehkan rasa malu pada keluarga. Aku menyesal, tapi aku mengakui semuanya, kami pernah melakukan hal yang terlarang, hingga akhirnya aku hamil dan melahirkan. Maaf, Ma. Tapi tolong restui kami, Ma. Meskipun aku harus keluar dari rumah ini, aku siap dengan konsekuensinya, Ma. Aku hanya ingin menikah dengan Kevin dan memperbaiki kesalahanku di masa lalu." Hingga kini, kata-kata putrinya masih terus terngiang-ngiang di kepala. Bahkan saat ini Lila pergi dari rumah karena dia telah mengusirnya. Ada tatapan kecewa saat Lila membawa kopernya pergi dari rumah. Begitupun dengan Sandra, hatinya benar-benar kecewa atas perilaku Lila yang melampaui batas."Udahlah, Mbak. Tinggal restui aja mereka menikah, suruh si Lila tinggal di sini lagi. Kayak Diandra tuh, dia juga hamil di luar nikah, tapi suaminya

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   72. Kuta Beachwalk

    Inara menghampiri Ettan. "Di sebelah sana aja, Ettan," tunjuk Inara. Ettan mengangguk dan mengikuti langkah Inara. Dia memasang tenda sedikit menjauh dari pantai. Harshil ikut membantu memasang tenda. Sementara Ettan membuat perapian. "Dah ditunda dulu, kita sholat maghrib dulu. Habis isya kita kesini lagi," tukas Harshil.Inara mengangguk dan menerima uluran tangan Harshil. ***Pukul delapan malam mereka kembali, Ettan sudah mempersiapkan semuanya. Dia mulai membakar ikan sesuai permintaan sang majikannya. Aroma wangi khas ikan bakar menguar begitu saja, membuat perut mereka meronta. Hanya menambahkan bumbu seadanya yang ia beli di warung terdekat."Ini Tuan, Non, silakan dicicipi," ucap Ettan seraya memberikan ikan itu untuk mereka berdua."Wah ternyata Ettan jago semuanya ya. Jago memasak juga. Hebat," puji Inara.Ettan hanya tersenyum. "Sayang, kenapa kamu memuji pria lain bukan suamimu sendiri hmm? Aku juga lebih hebat lho dari dia, buktinya kamupun--"Inara menempelkan jar

Bab terbaru

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   105. Antara Nafas dan Cinta (END)

    Harshil masih menenangkan diri di ruang perawatan bayi. Ia masih belum sanggup menemui Inara dalam keadaan yang menyedihkan. Berulang kali ia menghapus jejak genangan air mata. Nyatanya dia yang biasa tegar kini terlihat begitu rapuh. Bahkan sangat rapuh akan kehilangannya. Cukup lama, bayinya itu kembali tenang, sudah tak menangis lagi. Harshil bersiap menemui Inara. Di ruangan serba putih itu, Inara masih terbaring lemah. Ia sudah tak lagi memakai mesin ventilator hanya selang oksigen dan juga selang infus. Ia masih terdiam, belum mampu berucap satu patah kata. Harshil membuka pintu ruang perawatan. Inara menoleh ke arah suaminya, pandangan mereka bersirobok. Tanpa banyak kata, Harshil langsung menghambur ke arahnya, memeluk sang istri dan menciuminya berkali-kali. Dengan tangan gemetar, Inara mengangkat tangannya lalu berusaha mengusap genangan embun di kedua mata Harshil. Lalu membelai lembut bibir sang suami, membuat lelaki itu makin tak kuasa menahan air mata.Inara tersenyum

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   104. Sebuah Keajaiban

    Jika yang datang bisa pergi, lantas akankah yang pergi bisa kembali?***"Bangun sayang, kamu gak boleh pergi. Inara, banguuuun. Kau dengar aku kan?! Jangan tinggalkan aku sendiri di sini, Inara!! Aku sangat mencintaimu Inara, aku mencintaimu. Kumohon kembalilah, jangan pergiii .... Inaraku, bangunlah sayaaaaang."Inara masih bergeming meski Harshil berteriak dengan histeris. Harshil menghapus jejak air mata yang jatuh berderai. Ia bangkit dan kembali mencium puncak kepala Inara. Walaupun matanya terpejam, ia terlihat begitu damai dan teduh. Berkali-kali Harshil menelan saliva. Berharap ini hanya mimpi semata. Ia takkan pernah bisa terima bila Inara sudah tiada."Ah aku tau cara membangunkanmu, tunggu aku sayang ... Aku akan membawamu kembali."Harshil membuka pintu ruang perawatan dan kembali menutupnya. Sontak semua orang menatap ke arahnya. Keluarganya satu persatu sudah datang, mereka pun tengah menunggu kepastian, termasuk Chelsie yang didampingi oleh kedua orang tuanya datang.

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   103. Jangan pergi, Sayang

    "Ya, Tuan. Keadaan nona ..."'Ada apalagi dengan Inara?' Batin Harshil. Jantungnya makin berdegup dengan kencang. "Ada apa dengan Inara?" tanya Harshil dengan suara bergetar. Matanya sudah panas seolah kristal bening itu hendak berjejalan keluar."Tuan, keadaan nona kritis lagi."Tes ... Air mata itupun akhirnya jatuh tak tertahankan. Dia langsung mematikan panggilan teleponnya. Hatinya mendadak gusar."Van, kita ke rumah sakit sekarang!" titah Harshil dengan pandangan kosong. Perasaannya berubah tak enak. Khawatir, panik, cemas bercampur aduk menjadi satu. Apa yang terjadi pada Inara? Pertanyaan itu terus berputar-putat di pikirannya."Baik, Tuan." Vano memperhatikan sang majikan, merasa iba dengan keadaannya. 'Kasihan sekali, Tuan Muda."Vano memacu mobilnya dengan kecepatan kencang. Sepanjang perjalanan Harshil hanya diam, dengan perasaan yang berkecamuk begitu dahsyat.Terbayang kembali kenangan-kenangan manis bersama Inara. Kenangan yang takkan pernah bisa ia lupakan. Kepingan-

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   102. Siapa yang menyuruhmu?

    "Nak Harshil, gimana keadaan Inara?" Tiba-tiba Abah datang, wajahnya tampak begitu cemas. Teddy-lah yang sudah membawanya kemari.Harshil bangkit dan langsung menyalami tangan ayah mertuanya. "Abah bisa ikut aku ke dalam," ujar Harshil. Dia mengantarkan abah melihat kondisi putrinya. Di atas bed pasien, Inara tampak tertidur pulas dan damai. Wajah yang putih dan terlihat sangat pucat, membuat siapapun yang melihatnya melelehkan air mata. Abah menatap sang menantu, pandangannya seolah meminta penjelasan."Abah, maafkan saya karena tak bisa melindunginya dengan baik. Kata dokter, Inara mengalami koma akibat pendarahan hebat dan benturan keras yang dialaminya." Harshil mengambil nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan gejolak hatinya. "Tapi beruntung bayi dalam kandungan Inara masih bisa diselamatkan. Abah sudah punya cucu. Cucu yang sangat tampan," lanjut Harshil lagi dengan pandangan berkaca-kaca.Abah langsung mendekat ke arah putrinya. Bahu itu tampak berguncang. Abah menangis. Me

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   101. Cinta sejati takkan pernah mati

    Tanpa terasa butiran bening menitik di kedua sudut matanya. "Inara bangun, Inara! Bertahanlah sayang! Bertahanlah!"Beberapa orang langsung berkerumun. Bahkan ada yang hendak menolong Inara."Berhenti! Jangan sentuh istriku!" teriak Harshil. Emosi dan kesedihannya sudah memuncak bercampur padu menjadi satu.Mereka saling berpandangan, melihat kondisi Inara yang tampak begitu menyedihkan. Harshil meraih ponselnya dan menelepon Teddy supaya segera mempersiapkan mobil. Teddy berlari ke arahnya. "Tuan mobilnya sudah siap!" tukas Teddy, wajahnya pun ikut panik melihat kondisi nona majikannya.Dengan hati yang runtuh, Harshil mengangkat tubuh Inara. Dan berlari menuju mobil yang sudah dipersiapkan di depan mall. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang melihatnya iba. "Sayang, kumohon bertahanlah." Harshil terus menciumi sang istri, berharap ada keajaiban dan dia bisa sadarkan diri.Harshil duduk memangku tubuh Inara. Tak peduli rembesan darah itu sudah menodai bajunya. Ia mengusap peru

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   100. Jatuh

    "Mas, mau pilih yang mana? Kiri apa kanan?" Inara memberikan pilihan seraya menyodorkan kedua tangannya yang mengepal."Wah, kejutan apa lagi nih?" tanya Harshil. Dia beranjak duduk dengan pandangan yang antusias."Ayo mau pilih yang mana?" tanya Inara lagi."Yang kanan apa, Sayang?" Inara membuka kepalan tangannya. "Yeay makan jagung bakar," jawabnya seraya memperlihatkan sebuah tulisan di tangannya."Kalau yang kiri?" tanya Harshil. Inara membuka kepalan tangannya yang sebelah kiri. "Jalan-jalan ke pantai.""Ya udah aku pilih yang kanan dan kiri juga. Ayo kita jalan-jalan ke pantai sambil makan jagung bakar!""Hah? Beneran?""Iya, kalau bisa dua-duanya kenapa tidak?" Harshil menaik-turunkan alisnya menggoda."Beneran, Mas?" Inara kembali bertanya seolah masih tak percaya."Iya. Anniversary kita yang ke berapa tadi?""Sepuluh bulan!"Harshil mengulum senyum. "Oh iya, ayo. Siap-siap! Mandi dulu gih!""Eeh kan aku udah mandi dari sebelum subuh! Mas sih, habis subuhan malah tidur lagi

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   99. Permintaan Aneh Inara

    "Inara, hari ini kita jalan-jalan yuk! Biar aku sendiri yang nyetir. Spesial hari ini khusus untuk kita berdua," ajak Harshil. Hari ini dia ada sedikit waktu. Rasanya ingin bersenang-senang bersama sang istri. Kaos warna marun dan celana jeans membalut tubuhnya yang atletis."Kemana?""Kamu maunya kemana?""Makan.""Makan lagi?" Kening Harshil mengernyit. Pasalnya mereka baru saja makan siang bersama keluarga, kurang lebih satu jam yang lalu.Inara mengangguk cepat. Semenjak kehamilannya menginjak ke trimester ketiga, entah kenapa nafsu makannya bertambah berlipat-lipat. Jadi doyan makan dan pengen makan lagi. Harshil menatap istrinya dengan pandangan takjub. Merasa heran dengan perubahan sang istri."Badan kecil begini tapi kok doyan makan ya!" celetuk Harshil."Kan permintaan dedek bayi.""Jadi dedek bayi lagi yang minta?""Heem.""Terus mau makan apa?""Emmmh bentar-bentar, aku komunikasi sama dedek bayi dulu."Harshil mengulum senyum melihat tingkah Inara yang menurutnya lucu dan

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   98. Permintaan Tengah Malam

    Menginjak usia kandungan yang ke tujuh bulan. "Mas, hari ini antar aku check-up ke dokter lagi ya.""Iya, tentu saja, Sayang. Bulan ini bisa tahu ya jenis kelaminnya apa?""Semoga bisa ya, Mas.""Aku sudah tidak sabar lagi menunggu hari kelahirannya."Inara tersenyum manis. "Kau benar, Mas. Aku juga sudah tidak sabar lagi. Rasanya pasti menyenangkan akan menjadi orang tua.""Apa ada yang kamu keluhkan?" tanya Harshil. Ia ingin memastikan kondisi istrinya baik-baik saja."Hanya satu yang jadi keluhanku saat ini, Mas.""Apa?" "Gak bisa tengkurap, Mas.""Hahahaha ..." Harshil justru tertawa mendengar jawaban konyol Inara. Ia tak menyangka sang istri yang lugu dan polos bisa bercanda juga."Kok ketawa, Mas? Aku kan ngomong bener. Cuma bisa miring kanan, capek miring kiri. Pinggangku juga makin pegel, Mas, gampang capek. Sesekali aku pengen tengkurep, tapi gak bisa."Harshil mengacak rambut Inara yang masih tergerai panjang. "Kamu ini ada-ada saja. Namanya juga lagi hamil, pasti rasanya

  • Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh   97. Berbagi Rasa

    "Mas, hari ini enam bulan pernikahan kita," ujar Inara ragu-ragu."Hmmm, terus?" Harshil masih menatap layar laptop di hadapannya."Kok terus sih? Mas gak mau ucapin apapun padaku?" tanya Inara, bibirnya cemberut.Harshil menoleh, menatap Inara yang tengah kesal memandangnya. Pandangan Harshil bertanya-tanya. Ia pun bangkit, lalu menghampiri sang istri. "Kamu butuh apa, Sayang?"Inara menggeleng pelan, membuat Harshil makin tak mengerti. "Ayo coba katakan padaku, apa yang kamu inginkan? Kalau kamu gak ngomong, aku gak bakalan tau."Inara menghela nafas dalam-dalam. "Mas, apa kamu gak mau memastikan pernikahan kita?""Apanya yang perlu dipastikan? Kan semuanya sudah pasti, kau milikku dan aku milikmu. Oh, kamu masih ragu tentang perjanjian itu?"Inara mengangguk lemah. Harshil justru tersenyum seraya membuang nafas panjangnya. Dituntunnya sang istri untuk duduk di tepi ranjang. Lelaki itu membenarkan rambut Inara ke belakang telinga. "Kenapa kamu masih takut dengan hal itu? Aku kan

DMCA.com Protection Status