"Kak, itu jemputan sudah datang." Vina mengabari Arya yang masih memasang kunci di kopernya.
"Suruh masuk dulu, aku bentar lagi keluar," jawab Arya.
Hari itu Arya akan berangkat ke Jakarta. Vina tadi sengaja izin kantor agar bisa masuk setelah jam makan siang. Dia ingin melepas keberangkatan suaminya.
"Sudah siap berangkat, Pak?" tanya Nita yang sudah menunggu di ruang tamu ketika Arya dan Vina muncul.
"Ayo, kita langsung aja!" ajak Arya.
Nita langsung mengambil koper Arya dan membawanya ke mobil. Saat sopir memasukkan koper Arya ke bagasi mobil, Nita balik lagi untuk pamitan pada Vina.
"Hati-hati di jalan, ya, Sayang!" pesan Vina pada Arya setelah mengecup bibirnya. Arya mengangguk sambil tersenyum.
Selanjutnya giliran Nita berpamitan pada Vina. Dia mendekati Vina setelah Arya mulai berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka.
"Kamu jaga suamiku baik-baik," bisik Vina sambil memeluk Nita.
"Ingat apa yang pernah saya
Nita mengambil ponselnya. Sambil memilih menu yang dia sempat ambil ketika belanja tadi, dia pesan makanan ke café itu dengan mengirimkan pesan singkat ke nomor yang tersedia di brosur. Steak-nya kelihatan enak.Sambil menunggu pesanannya datang, Nita kembali menghirup kopi sambil menonton tv. Dia pilih-pilih channel tv untuk mencari film. Akhirnya berhenti di channel khusus film. Tak lama kemudian, bel pintu berbunyi. Petugas café mengantarkan makanan yang dipesannya tadi. Setelah membayar dan memberikan kembaliannya sebagai tips, Nita menutup pintu apartemen dan menyajikan makanan di meja makan.Nita sedang menyajikan makanan ketika Arya baru selesai mandi dan menuju meja makan."Cepet banget kamu masak?" tanya Arya heran."Dapurnya di café bawah, Pak jadi cepet masaknya," canda Nita."Mari langsung makan," ajak Nita yang sudah selesai menyajikan makanan. Dia duduk berseberangan dengan Arya. Mereka pun mulai me
Nita mengikuti Arya masuk ke kamar utama. Arya mengambil posisi di sisi kanan. Dia menarik selimut. Dinyalakannya tv dan diserahkannya remote control kepada Nita yang sedang menutupi tubuhnya dengan selimut."Biasanya perempuan tidur gak pake BH. Kok kamu tetap pake BH?" tanya Arya."Biasanya di rumah aku cuma pake kaos dan CD," jawab Nita polos."Yaudah, buka aja kalo gitu. Aku gak keberatan kok." Nita cuma tersenyum mendengar Arya ngomong begitu. Nita tiduran terlentang sambil nonton film di televisi. Arya memeluknya dari samping dan Nita membiarkannya saja. Tak lama Arya sudah tertidur. Arya kurang tidur malam sebelumnya. Dia tidur telat karena bercinta dengan Vina.Setelah beberapa lama, Arya berubah posisi. Dia bergulir ke kanan dan terlentang. Nita terbebas dari pelukan Arya. Merasa Arya sudah terlelap, Nita yang mulai risih melepaskan BH dan celananya. Tinggal kaos dan celana dalam yang masih tersisa. Kemudian dia masuk kembali ke dalam se
Acara paparan tadi pagi berjalan dengan sangat baik. Pihak klien sangat puas dengan hasil pekerjaan mereka. Usai paparan tadi pihak klien juga membahas kemungkinan untuk memberikan proyek baru lagi dalam waktu dekat. Sekalian dibahas gambaran umum proyek itu tadi. Setelah itu mereka makan siang bersama pihak klien. Selesailah sudah agenda utama mereka di Jakarta.Mereka berdua baru saja sampai di apartemen. Nita langsung masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian formal yang tadi dikenakannya. Dilepasnya blazzer, blus, dan celana panjangnya. Tinggallah BH dan celana dalam yang tersisa. Dibukanya juga BH-nya lalu mencari ikat rambut di tasnya. Diikatnya rambut bagian samping dan atasnya menyatu di belakang kepala dan membiarkan rambut bagian belakangnya terurai sampai menyentuh pangkal tengkuknya.Nita menghadap ke kaca untuk melihat rambut yang baru diikatnya. Sambil melihat dirinya sendiri di kaca, nampak di latar belakang Arya sedang berdiri di ambang pintu memandangi
Perasaan Nita berangsur berkurang sesaknya. Beban yang semula seakan menggumpal di dadanya perlahan menguap ke udara seiring hembusan asap rokoknya. Akhirnya semua menguap hingga tak bersisa. Hatinya kini merasa lega. Namun, entah mengapa kini Nita terasa kosong. Dia sudah terbiasa ada yang mengisi hatinya. Mentari di hadapannya mulai turun ke cakrawala. Nuansa jingga menghias langit membuatnya terkesima. Dia kini tenggelam dalam keindahan namun merasa sendiri di ketinggian. Jiwanya seakan melayang tanpa arah. Tiba-tiba tepukan di pundaknya mengagetkannya. Jiwanya yang tadi melayang tanpa arah mendadak kembali ke tubuhnya. Refleksnya hilang saat kesadarannya baru pulih. Dia hanya terduduk pasrah. "Katanya kamu sudah booking tempat makan untuk malam ini?" Pertanyaan Arya mengagetkannya. Nita tergagap sejenak. "I ... iya ...," jawabnya singkat. "Kamu melamun? Maaf, aku mengagetkanmu," ujar Arya. Nita hanya tersipu malu menyadari dirinya dipergok
Saat menuju kamarnya, dilihatnya dari pintu kamar utama yang terbuka Arya sedang tiduran bertelanjang dada sambil menonton tv. Ingin rasanya Nita bergabung tiduran di sana. Dia ingin merasakan sensasi yang lebih besar dari yang pernah dirasakannya sebelumnya.Tekadnya sudah bulat. Dia masuk ke kamar utama menghampiri Arya. Ketika dia sudah berada di sisi tempat tidur, dibukannya ikatan kimono handuknya. Diloloskannya dari tubuhnya dan dibiarkannya jatuh ke lantai lalu dia naik ke tempat tidur dan duduk di perut Arya.Arya tak berani bereaksi. Dia tak mau terjadi sesuatu pada dirinya jika mencoba melakukan yang Nita tak inginkan. Dia hanya memandangi sepasang buah dada montok dan kencang yang begitu menantang di hadapannya. Rasanya tangannya sudah tak sabar ingin meremasnya tapi dia takut untuk melakukannya. Biarlah dia menunggu apa rencana Nita.Melihat lawannya tak berinisiatif menyerang, Nita mulai melancarkan serangannya. Badannya menunduk ke depan, tangan ka
Arya sudah lunglai. Dia tak kuasa lagi meladeni Nita. Dia pasrah mau diapakan Nita. miliknya semakin mengecil dan terlepas dari milik Nita. Benda itu lunglai tak berdaya.Otot-otot kewanitaan Nita masih berkontraksi pelan. Cairan sperma Arya tumpah dari rongga kewanitaan Nita mengenai celana dalam Arya yang masih menempel di dekat skrotumnya. Celana dalam putih itu basah oleh cairan kental merah muda, campuran sperma Arya dan darah perawan Nita.Nita bangkit dari posisinya. Dia berdiri di samping tempat tidur. Dilihatnya bekas pergumulan mereka berdua. Matanya tertuju pada celana dalam Arya yang bernoda bersemu merah. Nita tahu itu sisa darah perawannya.Ditariknya selimut yang menutupi kaki Arya. Diloloskannya celana pendek Arya lalu celana dalamnya juga. Diangkatnya celana dalam Arya dengan tangan kanannya."Ini sisa noda darah perawanku. Akan aku simpan sebagai kenang-kenangan," ujar Nita lirih. Arya hanya diam memandangi ulah Nita tanpa berkata sepata
"Kak, jamunya diminum dulu," ujar Vina sambil menyodorkan segelas jamu yang sudah dicampur madu dan kuning telur ayam kampung."Jamu?" tanya Arya bingung. Selama ini dia tidak biasa minum jamu."Iya, biar tenagamu pulih kembali. Ini untuk meningkatkan vitalitas dan membuat tubuhmu lebih bugar," jawab Vina.Arya tak mau membantah. Diikutinya saja perintah istrinya. Sejak pulang tadi siang, dia merasa tubuhnya agak lemas bahkan tak biasanya dia langsung tidur.Ketika Arya pulang siang tadi, Vina bisa melihat suaminya tampak lelah. Dibiarkannya Arya langsung tidur. Vina menduga ada aktivitas ekstra yang dilakukan suaminya di Jakarta dan itu mungkin ada kaitannya dengan Nita.Saat suaminya tidur, Inah dimintanya pergi membeli jamu dan madu untuk Arya. Kebetulan Inah pernah cerita tentang itu sebelumnya jadi urusannya lebih gampang. Menurut Inah, racikan jamu itu biasa diminum lelaki yang aktivitas seksualnya ekstra, misalnya pengantin baru atau yang me
Mela mulai melancarkan serangannya. Tangannya menyentuh dan mengelus-elus milik Arya yang masih terbungkus celananya. Mela merasa gemas dengan batang keras yang sudah terbayang rasanya kalau dimasukkan ke celah miliknya. Sensasi itu menambah lengkap serangan Arya yang gencar di buah dada montoknya. Kewanitaan Mela mulai berdenyut-denyut dan terasa basah.Arya menghentikan serangannya. Dibopongnya Mela ke kamar tamu yang tak jauh dari sana. Tempat yang sudah disiapkan Vina untuk Arya melakukan eksekusi menebus apa yang Mela minta. Tempat yang sudah disiapkan untuk mendokumentasikan perbuatan mereka berdua.Diletakkannya Mela di tempat tidur. Dilepasnya high heels Mela dari kedua kakinya. Mela dengan sukarela melepas blus berikut BH-nya yang masih menempel di tubuhnya. Dilepasnya juga rok mininya. Tinggallah celana dalamnya yang tersisa. Arya tak ingin berlama-lama. Dilucutinya pakaiannya sendiri sampai tak ada yang tersisa di tubuhnya.Mela terpana melihat batang