Beranda / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 179. Enyahlah, Jika Kau Masih Ingin Hidup!

Share

179. Enyahlah, Jika Kau Masih Ingin Hidup!

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

‘Jenson? Dia benar-benar Jenson? Tapi … ini tidak mungkin. Bukankah Jenson belum pulang?’ Jennifer terdiam kaku.

Saat itu, Heiner yang baru saja membuka masker Ergy langsung mengernyit. Dia belum pernah melihat wajah itu sebelumnya.

“Hah … siapa bajingan ini?” katanya kesal. “Aku tidak pernah melihatmu, tapi berani sekali kau ikut campur urusanku?!”

Dia memperhatikan tato di leher kanan Ergy, lalu kembali berujar, “apa kau preman?”

“Enyahlah, jika kau masih ingin hidup!” sambar Ergy menekan kesabarannya.

Alih-alih menurut, Heiner malah tertawa lebar. “Kau pikir aku anak kecil yang langsung pergi hanya karena kau memintanya?!”

Heiner yang emosi langsung melayangkan tinjunya ke arah Ergy. Namun, Ergy bisa menghindarinya, dan lantas merengkuh lengan Heiner untuk membekuknya ke belakang. Tanpa diduga, Alston yang hendak menusuk Ergy, malah tak sengaja menancapkan belatinya ke perut Heiner.

“Ugh!” Kening Heiner seketika mengernyit seiring darah yang merembes dari perut kirinya.

Dia memici
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading semuanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    180. Habiskan Sisa Hidup Anda di Penjara!

    “Untuk apa aku bohong, Daddy?” Jennifer berkata yakin.Dia mengeluarkan ponselnya, lalu melanjutkan, “aku akan menelepon Jenson!”Gadis itu pun menekan nomor Jenson dan tak lama kemudian kakaknya berkata dari seberang. “Ada apa, Jenny?”“Kau di mana?” sahut Jennifer dengan kening mengernyit.“Apa maksudmu? Tentu saja di Jermanio, kenapa tiba-tiba—”“Bukannya kau sudah pulang?” Jennifer menyambar sebelum ucapan Jenson tuntas.Dari seberang, terdengar tawa Jenson. “Hei, kau lupa? Aku pulang liburan musim panas nanti.”Manik Jennifer seketika membesar, sangat bingung dengan situasi ini. Dia buru-buru beralih mode panggilan video. Dan saat Jenson mengangkatnya, Jennifer bisa melihat bahwa pemuda itu sedang berbaring di kamarnya yang ada di Jermanio. Adeline dan River juga mengetahuinya jelas.“Ti-tidak mungkin, ini mustahil. Jelas-jelas tadi aku bertemu denganmu di Dalin Schout.” Wajah Jennifer sangat bingung.Terlebih saat melihat rambut Jenson yang pirang dan lehernya yang bersih dari t

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    181. Ayah Paling Buruk

    “Si-siapa dia?” Bartender itu bertanya bingung.Tapi Siegran bisa mengetahuinya kalau dia sedang berhobong.“Lihat baik-baik sebelum menjawab. Pemuda ini pernah ke sini ‘kan?!” Siegran bicara disertai tekanan.Bartender itu membuang pandangan, berusaha menghindari kontak mata dengan Siegran.“Tuan, di bar ini tidak hanya satu atau dua orang yang datang. Aku tidak bisa mengingat semua pelanggan.” sahutnya menaikkan bahu.Dia kembali meracik minuman dan menyerahkannya ke meja Siegran. Namun, tiba-tiba asisten Siegran menancapkan pisau tepat di sebelah tangan bartender itu. Seketika, bartender itu tersentak dengan tangan gemetar. Satu inchi saja meleset, mungkin tangannya sudah ditembus belati tersebut.“Kau masih tidak mau bicara?!” decak Siegran pelan, tapi nadanya mengandung ancaman.Bartender itu memejam dengan alis menyatu. ‘Aish, sialan! Apa yang harus aku lakukan?!’Dia perlahan menarik tangannya, tapi Siegran segera menahan lengan dan menariknya lebih dekat. Siegran dengan cepat

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    182. Aku Melahirkan Dua Putra?

    ‘Tu-tunggu!’ Wajah Adeline kian tercengang saat melihat waktu di rekaman CCTV itu.Maniknya menyipit dan lantas melanjutkan. “Jika jam dan tanggal di video benar, artinya ini baru kemarin malam. Dan itu … bertepatan dengan cerita Jenny yang bertemu Jenson!”“Jelas-jelas Jenson masih di Jermanio, lalu siapa pemuda ini? Kenapa dia sangat mirip dengan Jenson?!” Adeline tak bisa menerka.Dirinya melirik River yang hampir tak sadarkan diri. Dan itu membuatnya semakin bingung.‘Se-sebenarnya apa yang kau lakukan di belakangku, River?!’ batinnya dengan iris gemetar.Dia kembali menoleh pada monitor laptop suaminya dan ambruk di sofa. Dirinya termenung cukup lama sembari memandangi sosok Johan di monitor tersebut.Setelah beberapa saat, River mulai menyadari keberadaan istrinya. Pria itu tersenyum tipis dengan tatapan yang samar. “Istriku? Sejak kapan kau di sini?” tuturnya setengah sadar.Namun, Adeline tak berpaling padanya. Leher wanita itu menegang dan terpaku pada laptop tadi. Adeline

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    183. Kau Seperti Kutukan Keluarga Herakles

    “A-apa yang Anda katakan, Master?!” tanya Ergy tercengang.Namun, Ludwig hanya bungkam menikmati kebingungan Ergy. Lelaki paruh baya itu mengepulkan asap cerutu sembari menaikkan sebelah alisnya.Ergy menelan saliva, lalu berkata dengan ragu. “A-apa artinya Master Ayah kandung saya?”Seketika, seringai miring tercipta di mulut Ludwig. Tawanya pun menggelegar mendengar pemikiran konyol itu.“Ya, harusnya aku menanam benih di perut ibumu. Tapi sialnya bajingan itu muncul dan menghancurkan segalanya!” tukas Ludwig dengan rahang tegang.Dan itu semakin membuat Ergy bingung.“Aku adalah Pamanmu. Ibumu mengkhianati keluarga Daniester dan tergila-gila pada seorang bajingan!” Ludwig melanjutkan dengan tatapan sengit.“A-apa maksud Master?!” sahut Ergy menuntut penjelasan.“Ayahmu-River Reiner, pria brengsek dari keluarga Herakles sudah menghancurkan keluarga Daniester. Dia membuat semua keluarga Danister di penjara demi mendapatkan ibumu. Kakek, Nenek dan aku-Pamanmu, terpaksa mendekam di pen

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    184. Kita Harus Membalas Dendam

    ***Di sekitar jalan La Daga, Ergy tengah memacu motor sportnya dengan kencang. Tatapannya tampak tajam seolah mengejar hewan buruan.‘Herakles? Kenapa Herakles tidak menginginkanku? Ayah, kenapa Ayah membuangku? Apa aku begitu hina sampai tidak pantas menjadi bagian dari keluarga?!’ batinnya amat perih.Maniknya gemetar saat mengingat kembali cerita Ludwig yang bilang kalau dirinya penyakitan.‘Ayah, jika aku tidak pantas menjadi putramu, maka jangan salahkan aku kalau kita menjadi musuh!’Tangannya memutar gas hingga motor itu melesat lebih cepat.Namun, tanpa diduga rupanya ada beberapa pengendara motor sport yang mengejarnya. Ergy bisa melihat dari spion kalau mereka anggota geng The Dragon yang sering mencari masalah dengannya.“Woah! Lihat, siapa ini?” pekik salah satu dari mereka.“Yeah, tidak disangka kita bertemu si bajingan Ergy di sini,” sahut rekannya. “Hei, brengsek. Kenapa kau kemari? La Daga daerah kekuasaan kami. Bajingan sepertimu akan mati jika berani datang ke sini!

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    185. Seorang Putra Tidak Mungkin Membenci Ayahnya

    Tanpa ragu, anggota The Dragon itu langsung memacu motornya mengejar taksi Jenson. Mereka melesat cepat seperti citah yang kelaparan.‘Kau akan tamat malam ini, Ergy!’ batin anggota The Dragon yang beralis tebal.Meski wajahnya masih lebam, tapi dia bertekad membalas dendam setelah Ergy menghajarnya sampai babak belur.“Astaga, apa para berandal itu mengikuti kita?” gumam Sopir taksi menyadari situasi.Namun, Jenson yang fokus pada ponselnya tidak mendengar ucapan sopir itu. Walau telinganya sudah membaik, tapi dirinya tetap tidak bisa mendengar jika seseorang bicara terlalu pelan.Hingga akhirnya Jenson tersentak saat seorang antek The Dragon hampir menyerempet taksinya.Pemuda itu mengernyit sembari membatin, “ada apa dengannya?”“Mohon maaf, Tuan. Daerah ini memang banyak preman. Harusnya saya mengambil jalan lain,” tukas Sopir taksi menyesal.Belum sempat Jenson membalas, tiba-tiba saja salah satu anggota The Dragon menghadang taksi dari depan. Mereka bahkan mengepung taksi itu de

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    186. Aku Bukan Johan, Sialan!

    “Bukankah Dieter dan yang lainnya bersiaga di bandara?!” River bertanya dengan alis menyatu.“Be-benar, Tuan. Harusnya mereka bertemu Tuan Muda Jenson, tapi sejak pesawat landing, katanya mereka tidak melihat Tuan Jenson,” sahut Siegran yang seketika membangkitkan kecemasan River.Pria itu memijit kening, lalu memerintah, “hubungi Dieter sekarang!”“Baik, Tuan!” Siegran langsung menelepon rekannya tersebut.Sementara River yang beralih menatap keluar langsung terkejut karena tidak mendapati Johan di sana.“Di mana Johan? Bukankah tadi dia masih di sini?!” tukasnya dengan ekspresi tegang.River bergegas turun dari mobil. Tapi sialnya Johan sudah pergi karena motor sportnya juga tidak ada di sana.‘Aish, aku kehilangan Johan lagi?’ batin River kalut sembari mengusap dagunya resah.“Tuan, saya sudah menghubungi Dieter. Dia dan yang lainnya akan menyisir jalan dari bandara menuju mansion Devante untuk mencari Tuan Muda Jenson,” tukas Siegran saat menghampiri River.“Johan sudah pergi!” Ri

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    187. Apa Dia Sudah Mati?

    “Aish, brengsek!” Ergy mendesis saat peluru melewati pipinya dan meledakkan vas bunga di nakas belakangnya.Dia memicing tajam pada Siegran yang baru saja menembak ke arahnya. Ya, asisten River itu muncul tepat sebelum Ergy melesatkan pelurunya pada River.“Turunkan senjatamu, Johan. Kita bicara baik-baik,” tukas River berusaha membujuk.Alih-alih menurut, Ergy malah menyeringai sinis.“Siapa kau memerintahku, hah?! Enyahlah, aku bukan orang yang kalian cari!” decaknya pelan, tapi sorot matanya sangat berang.River bisa merasakan kemarahan putranya, tapi dia tak ingin menyerah. Pria itu melangkah lebih dekat, tapi Ergy seketika mengacungkan pistolnya dan membuat Siegran bersiaga.Namun, River langsung menahan Siegran, memberinya kode untuk menurunkan senjatanya. Siegran pun mengangguk, lalu berjalan mundur. Meski sudah menjauh, tapi dia tetap waspada jika Ergy bertindak nekat.“Aku bilang enyah!” dengus Ergy dengan alis menyatu.“Orang-orang memanggilmu Ergy? Siapa yang memberi nama i

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    267. S2: Panggil Aku Kakak!

    Saat itulah Rachel naik ke lantai atas dan menghampiri Ashley. Dia berhenti di hadapan adik tirinya, lalu mengibaskan tangannya, memberi kode untuk minggir.Namun, dengan keras kepala Ashley tetap di tempatnya. Lagi pula ini rumahnya, ini kamar miliknya!“Aish … adikku, kau tidak mau pergi?” Rachel berkata sambil menaikkan sebelah alisnya.“Siapa yang kau sebut Adik, hah?!” Ashley menyahut sinis. “Apa kau tidak malu? Kau dan ibumu bisa masuk ke mansion ini karena belas kasih ayahku. Tapi sekarang, kau ingin merebut milikku?!”Alih-alih menyahut langsung dengan kata-kata, Rachel justru mengikis jarak dari Ashley. Dia semakin dekat, tapi Ashley tetap mengangkat dagunya tanpa gentar. Dan tiba-tiba saja, Rachel langsung menjambak rambut Ashley amat kuat, sampai-sampai gadis itu mendongak kesakitan.“Argh! Apa yang kau lakukan?!” Ashley mendengus kesal.Rachel semakin keras menarik rambut Ashley seraya menimpali. “Panggil aku Kakak!”“Siapa kau berani memerintahku?!” sambar Ashley berang.

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    266. S2: Hanya Aku Putri Pertama Ayah!

    “Rachel, tidurmu jadi terganggu, ya?” Rose berujar sambil mendekati gadis rambut pirang tersebut.“Mommy, apa yang terjadi?” Rachel melangkah ke arah pelukan Rose.Matanya memicing pada Ashley. Alisnya pun mendapuk, seolah jijik dengan penampilan Ashley yang berantakan. Apalagi pipinya tampak merah, bekas tamparan keras Derek.“Dia siapa, Mommy?” Rachel bertanya heran.“Ah … d-dia Ashley. Saudara—”“Dia adik tirimu!” Derek menyambar sebelum ucapan Rose tuntas.Namun, kalimat singkat itu sontak memicu Ashley membelalak bingung. Dia bahkan bungkam beberapa saat, berharap salah dengar. Akan tetapi raut wajah sang ayah tak menunjukkan candaan.“Hah! Apa yang Ayah katakan? Adik tiri?!” Ashley memastikan dengan leher tegang.Belum sampai Derek membenarkan, Rose dengan hati-hati berkata, “maaf, Ashley. Ibu terlambat memberitahumu, ya? Ini Rachel, kakak tirimu. Karena kita sudah menjadi keluarga, jadi Rachel akan tinggal di sini juga.”Mendengar itu, dada Ashley langsung berkobar. Satu siluma

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    265. S2: Ayah Menyesal Punya Putri Sepertimu!

    “Asley, bagaimana kau bisa jadi seliar ini? Sejak kapan ayah mengajarimu minum alkohol? Apalagi main bersama lelaki berandalan, hah?!” Derek memberang penuh amarah.Sang putri yang tak mengerti dengan sikapnya, kini tertegun.“A-ayah … sepertinya Ayah salah paham. Aku memang ada di bar untuk ker—”“Kau masih berani membantah?!” Derek langsung menyambar sebelum ucapan Ashley tuntas.Gadis itu melangkah lebih dekat, berusaha menjelaskan agar ayahnya jadi tenang. Namun, Derek dengan geramnya menyambar beberapa lembar foto dari nakas belakangnya, lalu melemparkan pada Ashley.Manik Ashley sontak berubah selebar cakram saat melihat potret dirinya yang tengah pingsan, sedang berada di antara dua pria yang memegang botol alkohol.“Hah! A-apa ini?!” Ashley menegang.Dia tahu foto itu rekayasa. Pasti Rose yang membuatnya. Tapi tetap saja Ashley sangat merinding sebab pria-pria tadi adalah dua orang yang sebelumnya menyekap Ashley di gedung tua. Sial, sensasi empedu seperti naik ke tenggorokan

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    264. S2: Aku Tidak Butuh Racun Kalian!

    *** “Buka pintunya!” titah seorang lelaki berbadan gempal yang membawa nampan makanan. Rekannya yang memiliki tato ular di lehernya, melirik bubur di nampan itu.“Apa dia bisa memakannya?” tanyanya.Lelaki gempal tadi menaikkan sebelah alisnya seraya menimpali, “siapa yang peduli? Yang penting kita sudah memberinya makanan. Kalau dia tidak mau makan, ya sudah. Mati saja sana. Itu lebih memudahkan pekerjaan kita.”Temannya tadi menarik seringai miring dan lantas membuka kunci pintu ruangan Ashley disekap. Di sana, gadis itu tampak pucat sebab sudah sehari dua malam ini perutnya tidak terisi makanan atau minuman. Dia memicing tajam saat dua lelaki mendatanginya. Lelaki bertato ular tadi melepas tali yang mengikat tangan dan kaki Ashley pada pilar. Begitu bebas, gadis itu seketika ambruk karena seluruh tubuhnya lemas. Lelaki gempal pun menyodorkan nampan makanan pada Ashley. “Makanlah jika kau masih mau hidup!”Alih-alih senang, Ashley justru menampik nampan tadi hingga mangkok bubu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    263. S2: Apa Dia Bisa Mendengar Lagi?

    “Putraku. Golongan darah putraku dan River sama,” ujar Adeline diliputi tegang. Tenaga medis di hadapannya pun menimpali, “mohon maaf, apa maksudnya putra Anda yang juga terluka dan datang bersama Tuan River? Kondisinya tidak memungkinkan jika melakukan tranfusi darah saat terluka, Nyonya.” “Tidak. Adiknya, saudara kembar Jenson. Aku akan membawa saudara kembar putraku ke sini,” sahut Adeline menjelaskan. Ya, tak ada pilihan lain yang cepat selain meminta bantuan Johan. Akhirnya Adeline menghubungi pemuda tersebut dan memintanya datang ke rumah sakit. Usai menunggu beberapa waktu, Johan pun tiba. Dia bergegas mengikuti perawat untuk mendonorkan darahnya pada River. “Johan,” tutur Adeline memanggil sang putra yang baru datang. “Mommy, bagaimana keadaan Daddy dan Jenson?” tanya pemuda tersebut. Dengan ekspresi tegang, Adeline pun menimpali, “mereka baru saja memindahkan Jenson ke ruang rawat, tapi Daddy sangat membutuhkanmu sekarang.” “Mommy tenang saja, saya sudah di sini. Daddy

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    262. S2: Apa Aku Mengejutkanmu?

    Jennifer menoleh ke belakang saat suara langkah itu tak lagi terdengar. ‘Apa tadi hanya perasaanku?’ gemingnya mengerutkan kening. Tatapannya terus waspada, lalu kembali melangkah menuju lokernya. Namun, ketika dia berjalan beberapa langkah, suara tadi kembali menggema seakan mengikutinya. Jennfer terhenti dan detik itu juga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. “Hah!” Jennifer tersentak. Gadis itu dengan cepat berbalik dan langsung memukul lengan orang yang menyentuhnya. Dia hendak merengkuh punggung orang tersebut, lalu membantingnya. Akan tetapi, orang tadi malah mencekal tangan Jennifer, bahkan meraih pinggang gadis itu dan merapatkan pada tubuhnya. “Reflek yang bagus, gadisku,” bisik suara seorang pemuda. Jennifer mendongak. Di tengah kegelapan itu, dia menajamkan pandangan dan baru mengenali wajah orang di hadapannya. “Lionel?” katanya. “Apa aku mengejutkanmu?” sahut pemuda tersebut. “Ck!” Jennifer mendecak dan lantas mendorong Lionel menjauh darinya. Tapi pemuda itu kem

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    261. S2: Bajingan Itu Kembali

    ‘Hah! A-apa yang aku dengar?!’ batin Adeline tertegun.Ponsel yang digenggamnya pun jatuh. Dia nyaris tak percaya dengan pendengarannya, tapi suara yang memanggilnya sangatlah jelas. “Tidak mungkin! I-ini … tidak mungkin. Bajingan itu kembali?” gumamya terserang tegang.Bayangan wajah pria pemilik suara itu memenuhi kepala, hingga membuat napas Adeline tercekat. Sementara Johan yang semula berdiri di dekat jendela, kini langsung menghampiri sang ibu di tepi ranjang. Dia tampak cemas melihat Adeline terserang panik.“Mommy? Ada apa? Mommy baik-baik saja?” Pemuda itu bertanya.Adeline tak langsung menyahut. Bahkan dia seperti tak mendengar ucapan putranya. Johan pun menyentuh bahu wanita itu seraya berujar, “Mommy?”“Ah?!” Adeline akhirnya tersadar. “Johan, Mommy tidak apa-apa.” Wanita itu melanjutkan disertai senyum.Akan tetapi Johan tahu sang ibu tersenyum paksa. Dia melirik layar ponsel yang terjatuh ke ranjang, tapi Adeline buru-buru meraihnya dan membalik layarnya agar sang pu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    260. S2: Aku Harus Memastikannya

    S2: Aku Harus Memastikannya “Tuan River!” Terdengar suara lelaki memekik kencang. Itu anak buah River. Dia bergegas naik ke tangga dan menghampiri sang tuan. “Tuan River!” Lelaki itu membelalak saat melihat luka tembak dan darah yang mengalir dari perut River. “Tuan, bertahanlah. Kami akan membawa Anda ke rumah sakit!” Anak buah tersebut merengkuh River karena api dari ledakan di lantai dua mulai menyebar. Alih-alih langsung menurut, River malah menahan tangan anak buahnya tersebut. Dengan tatapan gemetar, pria itu bertanya, “Jenson. D-di mana Jenson? Apa kalian menemukannya?” “Ya, Tuan. Kami menemukan Tuan Muda Jenson jatuh dari atap,” sahut anak buah tersebut yang sontak memicu River melebarkan maniknya. “Tapi Anda tenang saja, Tuan Muda Jenson akan baik-baik saja. Beliau tidak terluka parah.” Mendengar itu, kecemasan River tak terkikis banyak. Dia tak akan lega sampai melihat kondisi sang putra dengan mata kepalanya sendiri. “Aku harus memastikannya!” tukas River penuh tekad

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    259. S2: Harusnya Saat Itu Aku Membunuhmu

    “Kau?!” Sorot Mata River bertambah tajam saat melihat sosok di balik masker hitam itu.Dia nyaris tak percaya, tapi wajah lelaki di hadapannya benar-benar jelas.“Apa kabar, Sepupu?!” ujar Frederick tersenyum miring.Ya, laki-laki itu memanglah Frederick Chen. Sepupu River yang lama koma akibat kecelakaan hebat sembilan belas tahun lalu. River tak tahu kapan Frederick sadar. Sudah lama dia tak mendengar kabarnya, karena Leah-nenek River telah memindahkan Frederick ke rumah sakit lain tanpa sepengetahuan orang lain.“Padahal aku merindukan Princess, tapi kau malah datang dengan tikusmu. Aku benar-benar kecewa!” Frederick melanjutkan sambil menaikkan kedua alisnya.Alih-alih langsung menyambar, River justru menekan cengkeraman lebih kuat di leher Frederick. Amukannya seketika membengkak saat sepupunya itu menyinggung sang istri.“Ugh ….” Napas Frederick sangat tercekat, tapi River tak peduli.“Kau! Berani sekali muncul di hadapanku lagi. Harusnya saat itu aku membunuhmu!” tukas River de

DMCA.com Protection Status