Aku dan Raka kemudian pergi menuju Mall terbesar di kotaku.
Kami memasuki Mall, tujuanku saat ini membeli keperluan senam dan juga keperluan anakku Rayyan dan Amanda.
Aku seperti orang kalap, semua yang Aku perlukan Aku beli, Raka hanya diam saja sambil menyuruhku membeli apa saja yang Aku inginkan. Aku merasa bahagia sekali, hari ini Aku berbelanja semua seperti orang kaya.
“Mel, perjalanan pulang kan masih jauh, kita istirahat dan makan dulu yuk di hotel Bringin, viewnya bagus loh” Kata Raka padakuAku hanya mengangguk saja, karena Aku masih merasa gembira bisa memiliki apapun yang Aku mau. Aku membayangkan besok senam dengan pakaian, sepatu dan matras baru.
Raka menggandengku masuk ke hotel, woow hotelnya bagus dan mewah sekali, seumur-umur Aku hanya bisa masuk ke hotel melati bersama Mas Erlang itupun karena Kami kemalaman di jalan saat berkunjung ke rumah mertuaku di daerah Jawa tengah.
Raka membuka pintu dengan kartu chip, lalu menempelkan kartu chip itu di tempatnya, dan lampu serta peralatan listrik lainnya pun langsung menyala, Aku terbengong tak percaya.
“Kenapa bengong gitu Mel” tanya Raka tertawa sambil meliriku
“Kamu takjub ya dengan semua ini”
Aku mengangguk ragu, ”Norak ya Aku Ka?” Aku terkekeh karena kenorakanku sendiri
“Engga apa-apa Sayang, Wajar kalau Kamu begitu, Aku pun dulu pertama kali ya begitu, tapi tenang saja sayang, mulai sekarang kamu akan menikmati semua ini selamanya, Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan, tapi tolong kamu juga bahagiakan Aku, Aku ingin menikmati Kamu sekarang sayang” Kata Raka mendorong tubuhku ke dinding sambil mengukungku dengan kedua tangannya.
Aku tersentak, belum hilang rasa kagetku tiba-tiba Raka mendekatkan bibirnya ke arahku, dan menciumku.
Mataku melotot, dan membulat tak percaya, apalagi ketika lidahnya berusaha menerobos barisan gigiku. Memaksaku membuka mulut. Dia melumat bibirku dengan lembut, lama-lama Akupun terbuai mengikuti permainannya, membalas lumatannya yang semakin lama semakin meminta lebih, kamipun terbuai suasana hingga lupa diri dan melakukan hubungan badan seperti layaknya suami istri.
Raka tertidur pulas setelah pergulatan panas kami tadi. Aku menarik selimut yang menutupi tubuh polosku, tiba-tiba tanpa ku sadari buliran bening menetes di pipiku, Aku teringat akan kedua anakku dan juga suamiku. Tapi, Aku menikmati setiap perlakuan Raka padaku tadi hingga Aku lupa diri. Aku mencintainya dari dulu hingga kini Aku relakan tubuhku. Akupun tertidur pulas karena lelah.
Aku terbangun karena kegelian ketika seseorang menciumi Aku bertubi -tubi
“Raka...Kamu Apa-apaan sih” kataku kegelian
“Melia..Terima kasih ya, Kamu hebat Melia..Aku semakin mencintai Kamu, Dari dulu kita menjaga hubungan agar kita bisa menikah dan menikmati malam pertama bersama, tapi malahan Erlang yang mendapatkannya. Tapi mulai sekarang kita akan sering melakukan ini ya sayang, Aku candu akan tubuhmu melia, dan Kamu menikmatinya juga bukan?”Kata Raka memelukku. Aku mengangguk. Dan karena sedang di mabuk cinta kami pun mengulang kembali adegan panas itu. *****Aku melirik jam tanganku, ini sudah hampir maghrib pasti Mas Erlang sudah pulang, Raka menurunkan Aku di depan rumah sakit kemudian Aku mengambil motor dan beranjak pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah aku memarkir motor di pekarangan rumah, tak sabar rasanya menunjukkan barang-barang itu pada anak-anakku.
“Assalamualaikum..Rayyan..Amanda” Teriakku memanggil kedua anakku
“Waalaikumusalam...Mama,..” sahut anak-anakku dari dalam sambil menghambur menghampiriku
“Iih Mama bawa belanjaan banyak sekali, Itu punya siapa Ma?Mama dapat dari mana?"Amanda memberondongku dengan banyak pertanyaan
“Ini ya tentu saja milik Mama dan kalian berdua, Mama dapat barang-barang ini dari hasil menjual krim kecantikan sayang, Mama sekarang ikut berbisnis jadi resellernya, terus karena jualan Mama laku banyak sekarang Mama dapat bonus, dan bonusnya Mama belikan untuk kalian semua, Eh iya ini untuk kamu Amanda” kataku menyerahkan 1 paper bag besar
“Apa ini Ma?” tany Amanda senang
“Ini Tas dan sepatu sekolah buat kamu, sayang, buka dong, lihat isinya, Mama yakim kamu pasti suka” Kataku pada Amanda
Amanda membukanya dengan wajah berbinar
“Wow bagus sekali, ini asli kan Ma, teman-teman Amanda pasti langsung pada iri, Terima kasih ya Ma” kata Si sulung senang
“Dan yang ini Tas dan sepatu yang Mama janjikan untuk Rayyan” kataku memyerahkan 1 paperbag lagi pada Rayyan, Dia langsung menerima dengan cepat
“Horeeee...Akhirnya Rayyan punya Tas dan sepatu baru. Terima Kasih Mama” Kata Rayyan memeluk dan menciumiku
Aku sangat terharu karena Aku bisa membahagiakan anak-anakku meskipun cara yang ku tempuh salah tapi melihat mereka bahagia rasanya hatiku pun ikut bahagia
“Dan...yang terakhir Mama bawa Ayam Fried Chicken dari Mc.*” kataku mengeluarkan bungkusan makanan dari kantong plastik besar
“Yeeayy..makan Ayaaammm” teriak Rayyan dan Amanda senang dan langsung mengambil piring dan berebutan untuk ambil duluan
Setelah Mereka makan, Aku langsung membawa barang-barangku ke kamar, ku lihat Mas Erlang belum ada di kamar berarti dia belum pulang dari kantor. Aku segera membersihkan diri, mandi dan tetap melakukan sholat meskipun tadi Aku sudah berzinah. Aku menghela nafas kasar
Pintu kamar dibuka dari luar, Aku menoleh ternyata Mas Erlang yang pulang
“Papa kok baru pulang?”tanyaku, sekilas ku lihat wajah letih Mas Erlang
“Iya, Aku lembur ada kerjaan yang harus di laporkan pagi hari besok”
“Ooh” Aku melipat mukena dan sajadahku
“Ma, Aku lihat Anak-anak punya sepatu dan tas baru??dapat darimana?” selidik Mas Erlang
“Aku yang beliin Pa, Aku habis dapat bonus”
“Bonus apa?”tanyanya heran
“Penjualan krim, Aku ikut menjadi salah satu reseller krim kecantikan dan Aku berhasil menjual banyak krim di klub senamku” bohongku pada Mas Erlang
“Ooo..kok banyak sekali, Papa lihat tas dan sepatu anak-anak mahal harganya Ma”
Aku memutar otak mencari alasan yang masuk akal agar Mas Erlang percaya
“Iya Pa, Bonusnya besar..kalau aku bisa memasarkan 10 pcs paket, Aku akan dapat 5juta” bohong ku lagi
“Malahan ada yang dapat bonus mobil loh Pa”
“Oo begitu? Ya..Alhamdullilah kalau kamu bisa membantu perekonomian kita tapi tak melupakan anak” ucapnya bersyukur, hatiku langsung nelangsa lagi mendengarnya
“Mudah-mudah Aku bisa dapat mobil ya Pa”
“Ya Amin YRA, kalau kamu lebih giat lagi memasarkan krimnya Insya Allah bisa Ma”
“Iya Pa” sahutku nelangsa
"Maafkan Aku Mas Erlang"Batinku dalam hati
“Ya sudah Aku mandi dan sholat dulu ya Ma, nanti kita ngobrol sama anak-anak di depan”
Aku mengangguk dan segera keluar dari kamar dan menyiapkan makanan untuk Mas Erlang.
“Ma..harusnya dari dulu kita makannya yang enak-enak begini dong, kenapa Mama Engga dari dulu saja jadi Resellernya” Kata Rayyan si bungsu sambil menikmati makanannya
“Iya Ma, kalau dari dulu kan, Manda sama Rayyan bisa makan enak seperti teman-teman yang lain” sahut Amanda menimpali
“Ya Kakak sama Adik doain saja semoga usaha Mama Lancar” kataku miris.
Mas Erlang sudah selesai mandi dan sholat, Dia pun bergabung dengan Aku dan Anak-anak, Kami ngobrol sambil bercanda dengan anak-anak.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk dari kontak yang ku beri nama Rara pelanggan Krim , Aku tersentak dan melotot tak percaya membaca pesannya
[......]Aku baru saja sampai di studio senam Kharisma, Hari ini adalah jadwal senam Aero BL di klub itu. Aku celingukan kesana kemari mencari anggota yang lain, tetapi coach dan teman-teman senam ku belum datang, akhirnya Aku memutuskan untuk duduk di dekat pintu dan memainkan ponselku. Aku berselancar di Dunia maya, melihat profile FB dan IG teman- teman ku. Tiba-tiba mataku tertuju pada seseorang yang Aku kenal, Aku meng-klik foto profilenya“Wooow, Kartika Wulansari?ini beneran Tika?Kenapa dia beda sekali sekarang? dia cantik sekali” Batin ku dalam hati.“Hai Mel..baru datang atau dari tadi” sapa mpok inung teman senamku. Aku menutup ponselku untuk menjawab sapaannya “Udah dari tadi mpok..tapi kok masih sepi ya??biasanya kan jam segini udah pada kumpul” “Alaah Mel..mel ..kamu kaya ga tau aja emak-emak zaman now..bilang nya sih OTW alias On The Way padahal sih masih dirumah baru mau mandi” ujar Mpok Inung dengan gaya kocaknya yang membuat Aku terkekeh. Aku dan Mpok inung ngobrol sambil be
Pagi itu, setelah mengantar Amanda dan Rayyan, Aku segera meluncur ke tempat senamku.“Tumben Mel datangnya kesiangan” tanya Mpok Inung padaku“Iya Mpok ..itu loh si Rayyan drama terus kalau mau berangkat sekolah” keluhku sambil meletakkan tas ku di meja dan memakai sepatu, Aku melihat ujung sepatu olahragaku yang sedikit mangap minta di ganti.“Aduuh ini sepatu bikin malu aja” batinku dalam hati, karena anggota senam ini semua orang-orang yang berada dan sosialita, kadang mereka pakai baju seragam untuk senam, sedangkan Aku? aku hanya mencocokkan warna baju mereka saja, tak pernah membeli seragam, kalaupun beli pasti aku kredit sama Cik Mirna atau Mpok Inung.“Eh Mel...”colek Mpok Inung padaku“Apaan Mpok..”tanyaku heran“Sepatumu kelaparan itu” tunjuk Mpok Inung ke arah sepatukuAku tersenyum kecut sambil memandang sepatu senamku, memang Mpok Inung biar begitu-begitu banyak uangnya karena suaminya juragan kontrakan, kontrakannya dimana-mana, Mpok Inung aja memakai emas seperti to
“Tika, terus elo dapat uang dari mana kalau bukan dari Mas Danang??” Ulangku pada Tika.Tika tersenyum lalu berbisik“Dari Mas Hardi selingkuhan Gue”Aku terbelalak kaget, mataku membulat sempurna “Selingkuhan?Mas Hardi??” Pekikku tak percaya, Tika membekap mulutku“Isshh Melia, jangan kenceng-kenceng ngomongnya” Bisik Tika masih membekap mulutkuAku menepis tangan Tika “Elo udah Gila Tik???” Tanyaku masih tak Percaya.“Lah emang kenapa? Hari gini setia itu engga ada artinya Mel, Elo setia tidak akan dapat apa-apa, yang ada Kita malahan sakit hati terus”kata Tika dengan tenang.“Ta..tapi..”“Melia...Elo tau kan gimana kehidupan Gue dulu, tiap akhir bulan Gue kekurangan dana, anak-anak butuh biaya, penghasilan Mas Danang sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kami, setiap bulan kami harus gali lubang tutup lubang”Aku terdiam, yah realistis memang berapa sih gaji seorang pelatih karate yang bekerja lepas?Suamiku saja yang kerja di kantoran dan seorang Pegawai Negeri Sipil den
Aku mengambil kartu nama itu, lalu keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam kamarku.Aku memandangi kartu nama itu dari tadi, kenapa kartu nama ini bisa jatuh?apakah ini pertanda bahwa dia yang akan membantuku untuk membelikan barang buat anak-anakku dan Aku seperti Mas Hardinya Tika.Aku menyimpan nomor teleponnya di ponselku. Tapi Aku ragu untuk memulai mengirim pesan duluan ke Raka, Setelah pergulatan batin yang cukup lama, akhirnya Aku memutuskan untuk mengetik pesan di aplikasi WA.[Assalamualaikum Mas...Aku Melia..Apakah kamu masih ingat denganku?]Ragu Aku untuk mengirimkan pesan itu tapi saat ini yang terlintas dipikiranku adalah Raka, hanya dia yang mampu mewujudkan keinginanku dengan jalan tercepat dan Akhirnya SEND, Aku memencet tombol ituAku menunggu balasan dengan perasaan cemas, bagaimana kalau Dia mengabaikan pesanku, Aku pasti akan malu seumur hidupku. Baru saja pesan tadi ku kirim akan ku hapus tapi ku lihat statusnya sudah centang biru dan Raka sedang mengetik.H