Danzel telah tiba. Dia sangat terkejut karena mendapati markasnya sudah hancur berantakan. Tidak ada satupun yang tersisa, semua menjadi puing yang masih terbakar. Satu anak buahnya pun tidak terlihat di tempat itu bahkan dia sudah berusaha menghubungi mereka tapi tidak ada jawaban sama sekali.“Sial!” Danzel melempar ponselnya sampai hancur berkeping-keping. Siapa yang telah melakukan hal ini?Tidak mungkin Harmoni yang menghancurkan markasnya karena dia hanya seorang diri saja. Dia tak ingin berpikir lebih jauh tapi dia yakin Aiken yang telah menghancurkan markasnya. Jika memang dugaannya benar, itu berarti Harmoni memang bersekongkol dengan pria itu untuk melawan dirinya.Tidak ada yang bisa dia lakukan membuat Danzel pergi dari markas yang sudah terbakar. Untuk beberapa waktu lebih baik dia tidak melakukan apa pun terlebih dahulu. Aiken sudah mengetahui markas miliknya dan kemungkinan besar sebentar lagi pria itu akan tahu keberadaannya.Tentunya itu bukanlah hal baik bagi dirin
Aiken semakin cemas, dia sudah lama menunggu Harmoni bahkan dia meminta keadaan Harmoni kembali diperiksa tapi lagi-lagi tidak ditemukan sesuatu yang salah. Kepalanya kembali diperiksa, tidak ada memar berarti dan tak ada retakan di tengkorak kepalanya.Keadaan Harmoni telah diperiksanya berkali-kali, tapi tak ada keanehan sama sekali. Dia hanya pingsan saja, dokter sudah memastikan hal itu tapi Aiken tak berhenti mencemaskan dirinya. Ibunya sudah pulang, malam pun semakin larut. Aiken berusaha memejamkan matanya tapi rupanya sangat sulit. Pikirannya dipenuhi oleh Harmoni dan dia tidak menduga jika wanita itu telah mempengaruhi dirinya sampai seperti itu.Aiken sedang berbaring di sofa, dia mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat ke arah ranjang dimana Harmoni masih terbaring tak sadarkan diri. Melihat keadaannya justru membuatnya resah.Dia ingin mengabaikannya dan berpura-pura tidak peduli tapi rupanya kepeduliannya terhadap wanita itu begitu besar. Dia kembali berbaring, denga
Potongan puzzle yang ada di dalam ingatan mulai tersusun dengan perlahan. Walaupun belum menjadi potongan yang sempurna tapi ingatan yang telah dilupakan perlahan telah didapatkan. Harmoni mulai mengingat beberapa kejadian yang dia alami beberapa tahun yang lalu. Orang pertama yang dia ingat adalah Joy. Dia ingat jika mereka berdua memiliki hubungan baik dan dia pun ingat Joy tidak saja rekan kerja tapi dia juga sahabat baiknya. Ingatan itu cukup penting bagi dirinya karena sekarang dia jadi tahu apa hubungan dirinya dengan Joy. Walaupun hanya dapat mengingat bagian itu, tapi dia cukup senang karena dia yakin ingatan lainnya akan segera dia dapatkan. Harmoni sedang termenung, dia baru saja menjalani pemeriksaan. Keadaannya sudah membaik dan dia ingin pulang. Aiken berbicara dengan dokter pribadinya. Dia ingin tahu bagaimana dengan keadaan Harmoni. Sakit kepala yang Harmoni alami semalam, dia harus tahu apakah akan Harmoni alami lagi atau tidak. Setidaknya dia memerlukan obat untuk
Aleandra telah mendapat kabar jika putranya akan pulang bersama dengan Harmoni. Dia pun telah membuatkan makanan untuk menyambut kepulangan mereka. Harmoni adalah wanita pertama yang dibawa pulang oleh putranya untuk pertama kali jadi dia menaruh harapan besar walaupun pertemuan awal mereka tidaklah menyenangkan tapi melihat hubungan mereka berdua, sepertinya itu akan berhasil. Suaminya memang tidak setuju ketika mendengar Aiken dekat dengan seorang pembunuh bayaran dan membiarkan Harmoni tinggal bersama dengannya. Suaminya justru memerintahkan dirinya untuk melenyapkan Harmoni karena wanita itu akan menjadi ancaman terbesar bagi putra mereka tapi dia telah meyakinkan jika hal itu tidak mungkin terjadi.Kali ini Maximus tidak berada di dalam lemari. Sungguh mengherankan. Aleandra sampai bingung dengan tingkah suaminya. Dia sudah berada di luar, seperti menunggu kepulangan putranya."Tumben kau keluar dari persembunyianmu?""Hm!" Jawaban yang singkat dan padat. "Jangan katakan kau i
Harmoni tidak bisa tidur, dia sedang memikirkan apa yang ayah Aiken katakan. Dia tahu itu adalah peringatan untuknya agar dia tidak melanjutkan misinya. Walaupun dia sudah tidak berminat lagi tapi dia jadi memikirkan apa yang harus dia lakukan nanti setelah ingatannya kembali. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Dia berusaha untuk tidur tapi tak bisa lagi. Harmoni memilih menghabiskan waktunya di balkon, dia tidak mau mengganggu Aiken yang sedang tidur. Dia pikir dia akan tertidur karena angin malam yang cukup dingin tapi rupanya, dia masih saja tak dapat memejamkan kedua matanya. "Kakak, apa kau melihat aku?" Harmoni menatap langit. Lagi-lagi dia merasa hidupnya tidak memiliki tujuan. Air mata mulai menggenang, dia jadi merindukan kakaknya. Dia ingat, mereka tinggal di tempat terpencil bersama dengan kedua orang tua mereka. Ayahnya adalah mantan tentara, segala kemampuan yang mereka miliki diajarkan oleh ayah mereka. Mereka hidup dengan sederhana tapi semua itu berubah
Ponsel yang berbunyi, segera diambil dan dimatikan. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Aiken baru bangun dari tidurnya dan lagi-lagi, dia tidak mendapati Harmoni berada di sisinya lagi.Selimut disingkirkan, dia bergegas mencari Harmoni di balkon. Akhir-akhir ini dia mengkhawatirkan keadaannya sebab Harmoni terlalu banyak termenung. Apa yang dia pikirkan selama ini, dia pun tak dapat menebaknya.“Harmoni!” Dia memanggilnya sambil membuka pintu balkon tapi Harmoni tidak berada di sana.“Ck!” Aiken masuk ke dalam kamarnya lagi lalu mencari Harmoni di kamar mandi. Harmoni tidak ada di sana, dia pun bergegas keluar karena dia khawatir Harmoni pergi darinya.Percakapan yang mereka lakukan kemarin, dia tak boleh meremehkannya karena bisa saja Harmoni benar-benar pergi. Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi dan dia akan mencari Harmoni kemanapun Harmoni melarikan diri darinya.“Harmoni!” Dia kembali memanggil setelah berada di luar kamar.“Aku berada di sini, Aiken!” Suara Harmoni
Joy tampak gelisah, dia sedang menunggu Harmoni meski dia tidak tahu apakah Harmoni akan datang atau tidak hari ini. Sudah beberapa hari tidak bertemu dengannya membuat Joy mengkhawatirkan keadaan Harmoni.Entah bagaimana dengan kabarnya saat ini, dia harap Harmoni telah mendapatkan ingatannya kembali supaya mereka berdua dapat mengambil keputusan apa yang harus mereka lakukan. Dia juga dapat berbicara dengan leluasa setelah Harmoni mendapatkan ingatannya karena dia tak perlu menyebut nama Danzel. Cukup dengan sebuah kode saja, Harmoni sudah bisa mengerti tapi selama ingatan itu belum ada, dia sulit mengungkapkannya. Sebelum mereka tahu apa yang harus mereka lakukan jadi mereka tak boleh menyebut nama Danzel karena mereka belum tahu pria itu lawan atau kawan. Jangan sampai Aiken mendengarnya tapi dia tidak tahu apa yang telah dialami Harmoni beberapa hari belakangan.Harmoni pun sudah tak sabar untuk bertemu dengannya karena dia pun ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Jo
“Apa kau bilang?” Joy terkejut mendengar ide yang baru saja Harmoni katakan padanya. Mereka berdua sedang membahas rencana yang akan mereka lakukan untuk membalas perbuatan Danzel. Harmoni tetap dengan tujuannya yang ingin mencari tahu kematian kakaknya.Dia tahu Danzel mengetahui semuanya tapi pria itu selalu menyembunyikan kebenarannya. Seharusnya sejak lama dia mulai mencari tahu tapi dia terlalu sibuk dengan misi yang diberikan oleh Danzel. Sepertinya pria itu memang sengaja mengalihkan perhatiannya supaya dia tidak memiliki waktu untuk mencari tahu penyebab kematian kakaknya.“Joy, aku mengandalkan dirimu sekarang. Jika aku menunjukkan batang hidungku maka aku akan dibunuh olehnya. Hanya kau saja yang mungkin masih dipercaya olehnya. Sebab itu aku mohon padamu, untuk menjadi mata-mata di organisasi.”“Tapi aku sudah begitu lama tidak kembali, Harmoni. Kemungkinan besar Danzel tidak akan mempercayai aku lagi. Dia pasti akan membunuh aku begitu dia melihatku.”“Aku rasa dia tidak
“Mommy, Mommy dimana?” Tangisan Anak kecil itu terdengar dan dia terus mencari keberadaan ibunya.Aleandra dan Aiken berlari menghampiri anak laki-laki itu yang berdiri di depan gerbang. Sebuah ransel kecil berada di punggung dengan sebuah mainan robot yang telah patah.Penampilannya sedikit kotor dan pakaian yang dia kenakan terlihat compang camping karena terdapat beberapa robekan.Bisa dilihat, kehidupan yang dijalani olehnya tidaklah terlalu baik bahkan sepatu kecil yang dia pakai sudah usang dan berlubang.Aiken bergegas menghampirinya, dia langsung berjongkok di hadapan anak laki-laki yang tampak ketakutan karena melihat penampilannya yang berantakan.Aiken melihat rupa anak laki-laki itu dengan teliti. Yang dikatakan oleh Stuart sangat benar, anak laki-laki itu sedikit mirip dengan Harmoni.“Mana ibumu?” Dia melihat sekitar tapi tidak ada siapapun.“Axel tidak tahu, Mommy tidak ada!” Anak laki-laki bernama Axel itu menghapus air matanya.“Axel, namamu Axel?” Aiken memegangi ked
“Aiken,” bisikan itu mengejutkan, Aiken terbangun dari tidurnya dan mencari sesuatu.Walau samar, dia seperti mendengar suara Harmoni memanggil dirinya tapi wanita itu tidak berada di sana. Rupanya hanyalah mimpi dan mimpi itu terus dia alami setiap malam.Bayang-bayang harmoni dalam hidupnya tidak bisa hilang begitu saja walaupun kebersamaan mereka terjadi sesaat saja. Dia selalu merindukannya dan dia tidak bisa melupakan apa yang pernah mereka lakukan bersama.Dia mengingat kebersamaan mereka di Pulau asing itu. Setiap detik kebersamaan mereka masih jelas di dalam ingatan tapi hal itu mulai memudar seiring berjalannya waktu.Aiken mengusap wajah dan kembali menjatuhkan diri ke atas ranjang. Sudah tiga tahun lamanya Harmoni perginya, hidupnya benar-benar berubah. Sekarang tidak saja adiknya yang seperti tarzan, dia pun sudah malas merapikan penampilannya. Rambutnya pun sudah panjang begitu juga dengan jenggotnya. Ketika dia bersama dengan Archer, ibunya pun sulit mengenali mereka ka
Beberapa waktu telah berlalu. Tidak ada kabar akan keberadaan Harmoni. Joy mendatangi tempat itu dengan seikat bunga. Dia tidak bertanya pada Aiken karena dia tahu pria itulah yang paling kehilangan.Dia juga tahu kenapa Aiken tidak memberinya kabar. Pria itu pasti sudah berusaha mencari keberadaan Harmoni.Tumpukan puing sudah berserakan akibat dibongkar. Tidak ada yang tersisa. Semuanya hancur kecuali sebuah lemari yang terlihat menghitam akibat terbakar. Lemari itu tempat Danzel menyimpan senjata api dan hanya itu satu-satunya yang tidak begitu hancur.Joy meletakkan bunga yang dia bawa. Air mata tak dapat dia tahan, semua itu gara-gara dirinya yang lengah. Seharusnya dia langsung menyembunyikan diri setelah berhasil meloloskan diri tapi dia justru kembali ke rumahnya.Dia tidak menyangka, Danzel akan mendatanginya begitu cepat lalu menangkap dirinya. Jika bukan karena kelalaiannya itu, maka Harmoni tidak akan pergi dengan cara seperti itu.“Maaf,” Air mata menetes. Rasanya tidak
Semua puing sudah dibongkar, mereka tidak juga menemukan Harmoni. Jasadnya tidak ada, jejak kematiannya pun tidak ada. Mereka menghabiskan waktu belasan jam untuk mencari tapi nihil. Hujan mulai mengguyur. Cuaca tidak mendukung dan semua anak buahnya mulai kelelahan.Joy tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia tetap bertahan di sana karena dia ingin tahu bagaimana dengan nasib Harmoni. Dia masih berharap ada keajaiban tapi sudah lama mereka mencari, tidak ada tanda-tanda mereka akan menemukan Harmoni walau serpihan tubuhnya saja. "Berhenti mencari!" Perintah yang diucapkan oleh Aiken mengejutkan Joy. "Apa maksudmu? Apa kau menyerah?""Tidak ada gunanya, mereka sudah kelelahan tapi tidak ada hasil!""Harmoni masih hidup, kau tidak boleh berhenti mencarinya!" Joy merangkak mendekatinya, dia harap pria itu tidak menyerah. Aiken tidak menjawab. Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Hampir semua puing sudah disingkirkan tapi tidak ada yang mereka temukan. Aiken melangkah pergi, dengan peras
“Harmoni!” Joy berteriak dengan keras setelah ledakan itu terjadi.Api membumbung tinggi, membakar apa saja yang ada di dekatnya. Setelah ledakan itu, mereka harus melarikan diri dan melindungi diri agar mereka tidak terkena ledakan senjata peluru yang mengarah ke sembarang tempat.Beberapa pistol tertembak secara otomatis akibat panas dan beberapa ledakan kembali terjadi.Joy meringkuk dalam persembunyian. Dia tak berhenti menyebut nama Harmoni karena dia tidak yakin sahabatnya itu bisa selamat akibat ledakan yang bertubi-tubi.“Mana Harmoni, Katakan padaku!” Aiken mendesaknya agar memberi tahu dimana Harmoni berada. Dia masih belum tahu jika Harmoni berada di dalam ruangan yang meledak karena Joy belum mengatakannya secara rinci. Joy hanya menggeleng. Dia tak sanggup mengatakan jika Harmoni berada di dalam ruangan itu yang sudah hancur berkeping-keping akibat ledakan. Sangat mustahil bagi Harmoni untuk selamat dan jika sampai hal itu terjadi, itu terjadi karena sebuah keajaiban.
Kedatangan Aiken benar-benar tidak terduga. Danzel bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu menerjang masuk, menyerang anak buahnya yang melawan. Sungguh kurang ajar, rupanya Harmoni membawa pria itu serta.Harmoni menyeret tubuhnya dengan susah payah untuk mendekati Joy. Selagi Danzel sibuk, dia harus membebaskan sahabatnya itu. Walaupun keadaannya sudah babak belur dan tak memungkinkan tapi dia tetap berusaha.Dia bahkan berteriak ketika mengangkat tubuhnya agar dapat berdiri. Rasa sakit di seluruh tubuh, dia tahan mati-matian sampai dia berhasil berdiri.“Kau harus pergi, Joy. Kau harus segera menyelamatkan dirimu!” Suaranya bergetar, darah menetes dari lengannya.“Kita akan pergi bersama, Harmoni. Kita berdua akan pergi bersama!”“Tidak. Aku tidak mau mempersulit hidupmu lagi. Selamatkanlah dirimu dan jangan pedulikan aku. Sekalipun aku bisa lolos dari Danzel, tapi aku tidak akan bisa lolos dari Aiken Smith.”“Kenapa kau begitu bodoh, Harmoni. Kenapa kau mengikut
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi dengannya, yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Joy dan membunuh Danzel. Dia harap Joy masih hidup sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sahabat baik yang telah berkorban untuk membantunya. Harmoni terpaksa mengikuti keinginan Danzel agar pria itu tidak membunuh Joy. Dia tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena dia diawasi. Dia mendapatkan pilihan yang sulit, antara menyelamatkan nyawa Joy atau menghianati Aiken. Dia harus memilih salah satunya sampai akhirnya dia terpaksa menghianati Aiken untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tahu pria itu pasti akan sangat marah dan membenci dirinya karena penghianatan itu tapi itu lebih baik daripada dia membiarkan Joy mati begitu saja. Dia tidak akan hidup dengan tenang jika dia tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tidak peduli akan hubungannya dengan Aiken asalkan dia dapat menyelamatkan Joy dan dia pun sudah tak peduli dengan nyawanya. Motor yang dia ba
Serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Harmoni, membuat kekacauan di rumah mereka. Archer yang sudah terkapar di atas lantai membuat Aleandra sangat marah. Aiken memegang tangan adiknya. Dia tidak melakukan perlawanan. Dia merasa semua yang terjadi tidaklah benar. Tidak mungkin Harmoni melakukan hal itu. Suara tembakan itu membangunkan Maximus. Dia bergegas keluar dari kamar dan terkejut melihat apa yang telah terjadi. Pria itu sangat marah karena Putra keduanya sudah bersimbah darah. Maximus berlari keluar dan lagi-lagi dia terkejut ketika melihat orang yang telah membuat kekacauan itu. Harmoni tidak luput, dia diserang habis-habisan oleh Aleandra dengan anak buah yang berjaga di luar. Dia menyerang mereka sambil menuju pintu karena dia harus melarikan diri sebab misinya telah selesai. Telinga Aiken seolah tuli. Suara tembakan semakin lama semakin tak terdengar. Dia mendadak linglung, dia masih belum bisa menerima itu. Dia memegangi tangan adiknya tanpa melakukan apa pun
Aiken tidak menaruh curiga sama sekali. Dia telah menghubungi pelayannya untuk menanyakan keadaan Harmoni. Pelayannya berkata Harmoni sedang tidur. Mendengarnya membuatnya sangat lega. Setelah selesai dengan adiknya, dia akan segera pulang.“Jadi bagaimana, apa kau telah menangkap orang yang hendak membunuhmu? Jika kau belum melakukannya, aku yang akan pergi menangkapnya!”“Tidak perlu, Kakak. Dia sudah berada di markas!”“Wow, begitu cepat?” Dia tahu Archer tidak akan berlama-lama.“Sangat mudah menangkapnya karena dia tidak tahu aku telah menyadari jika dialah pelakunya. Bagaimana denganmu, apa kau sudah menangkap musuhmu?”“Kau tahu, pemilik organisasi itu melarikan diri. Harmoni sedang sakit, aku harus menjaga Harmoni terlebih dahulu barulah aku bisa fokus mencari dirinya,” setelah menggagalkan misi Danzel, dia memang berencana untuk mencari pria itu karena telah melarikan diri darinya.Namun, keadaan Harmoni yang tidak memungkinkan harus membuatnya menunda hal itu terlebih dahul