Share

Mencari si Tersangka

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 18:04:05

"Duh... Gimana ya Pak..."

Melihat keragu-raguan si ART, jelas membuat Jean sedikit kesal. "Ya sudah kalau Bibi nggak percaya. Silahkan aja telfon Elisha!" ucapnya dengan nada tegas.

"Ya sudah, saya coba tanya Bu Elisha dulu."

Sang ART yang tampaknya setuju dengan ucapan Jean langsung mengambil hapenya dan mulai mencari nomor telepon milik mantan Istrinya. Meskipun hati Jean sedikit berdebar karena takut ketahuan berbohong, namun pria itu mencoba untuk bersikap santai.

"Papa!" Baru juga si Bibi hendak menekan tombol telfon, terdengar suara teriakan Qila dari lantai dua. "Papa... Papa..."

Syukurlah... Jean mendesah lega. Ia langsung melambaikan tangan ke arah putrinya. Sementara si ART seketika itu juga batal untuk menelpon majikannya.

"Papa ngapain di sana? Ayo masuk!"

"Bibi nggak bolehin Papa masuk sayang! Soalnya Papa belum ijin Mama," sahut Jean.

"Bibi!" Terdengar suara Qila yang mulai merajuk. "Itu kan Papa Q
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Siapa yang Menyangka

    "Qila tau kodenya?""Ehm.""Yang bener?""Iya Papa," Qila bersikeras. "Sini Qila tunjukin."Jean menggeser sedikit tempat duduknya supaya Qila bisa leluasa mengotak atik brangkas tersebut. Dan wualaah...Brangkas itu pun terbuka dengan sempurna setelah Qila memencet beberapa nomor yang ada di sana.Jean melongok kan sedikit kepalanya. Dan benar, di sana ada uang-uang milik Elisha. Juga—"Itu obatnya."Suara Qila itu membuat Jean tersentak. Ia langsung mengambil botol obat tersebut dan memeriksanya. Jean dibuat mengernyit saat mencium aroma obat itu."Ini baunya kayak bukan vitamin, sayang. Ini lebih ke obat antibiotik."Qila mengerutkan keningnya. Tidak paham."Ehm— Qila mau pipis dulu ya Pa."Jean menganggukkan kepalanya. Ia melihat Qila pergi ke kamar mandi sementara Jean kembali melanjutkan aksinya.Dan benar saja. Tak lama kemudian, Jean menemukan sesuatu yang cuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tolong Bantu Aku!

    "Oh ya, kamu ada perlu apa ke sini?""Beberapa waktu yang lalu, aku sempet baca chat kamu sama Elisha. Katanya dia mau bantuin kamu dengan satu syarat."Wajah Dita tampak pucat ketika Jean bertanya soal itu. "K-kamu...""Aku penasaran, syarat apa yang diminta Elisha."Dita menelan ludah. "I-itu..."Duda satu anak itu menatap tajam ke arah Dita. Gelagat ketakutan wanita di depannya ini, semakin membuat Jean yakin jika ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Dita."Kamu enggak usah khawatir, Dit. Aku ada dipihak kamu kok." Jean mencoba meyakinkan Dita. "Apa kamu ada hubungannya dengan kecelakaan yang dialami Nilam?"Deg!Dita menahan nafas. Kedua matanya bergerak cepat. Tanda jika dia sedang ketakutan."Jujur aja, Dit. Kalau kamu menutupi semuanya, kamu bisa dihukum lebih parah. Lagian kamu juga pasti tau kalau polisi lagi nyari tersangka tabrak lari itu kan?""A-aku enggak tau apa-apa. Aku—"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kedatangan Dikta

    "Malem Tante."Bu Mala hampir tertidur saat seseorang masuk ke dalam kamar rawat Nilam. Wanita paruh baya itu menoleh ke arah tamunya dengan wajah sayu menahan kantuk dan lelah."Dikta? Apa kabar?"Bu Mala berdiri menyambut CEO muda tersebut. Sementara lawan bicaranya tampak menyunggingkan senyum tipisnya."Aku baik, Tante," jawab Dikta. "Maaf ya Tante, aku baru sempat jenguk Nilam sekarang. Kalau bukan karena dikasih tau Mama, mungkin aku nggak akan tau kalau Nilam sedang di rawat," ucap Dikta yang begitu lihai bersilat lidah.Bu Mala tersenyum maklum. Dia memang tidak terlalu gembar-gembor perihal kondisi sang putri. Jadi hanya beberapa orang terdekatnya saja yang tau mengenai keadaan Nilam."Nggak apa kok, Dikta. Tante juga paham kalau kamu sibuk.""Iya, Tante. Makanya saya baru sempat ke sini."Bu Mala mengangguk. Lalu mempersilahkan pria itu duduk di sofa yang khusus tersedia di ruangan tersebut."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pura-pura Baik

    "Nilam itu emang aneh," keluh Bu Mala setelah mendengar cerita Dikta. "Padahal ada kamu yang lebih mapan, muda, single pula. Tapi malah bucin ama duda." "Mungkin cuma Jean yang bisa buat dia nyaman, Tante." "Tapi kalau plin-plan dan nggak tegas ya buat apa?" balas wanita paruh baya itu. "Mending kamu kan— lebih jelas dan berkomitmen." Dikta tersenyum miring mendengar pujian Bu Mala untuknya. Siapa yang tidak besar kepala jika terus dipuji begitu. "Tapi dulu Tante juga kagum kan ama kegigihan Jean." Bu Mala menghela nafas panjang. Dia akui, dulu ia sampat merasa kagum pada Jean yang tampak bertanggung jawab. Dan dia suka dengan sifat tersebut. Tapi kembali lagi, Jean yang terlalu baik pada mantan istrinyalah yang membuat bu Mala muak. "Nggak usah bahas masa lalu, Dikta. Soalnya Tante juga rada nyesel pernah puji-puji Jean di forum waktu itu." Dikta menyembunyikan wajah girangnya karena Bu Mala tak lagi ada di pihak Jean. "Oh ya, kamu sibuk nggak?" "Hm? Kenapa Tante?" Dikta menol

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ingin Bersama Kembali

    "Sialan!" umpat Dikta sambil memukul setir mobil. "Padahal sedikit lagi gue bisa nyium Nilam, tapi malah ada orang lain yang datang. Dasar sial!"Pria 24 tahun ini, mencoba untuk rileks. Dia tak mau ambil pusing gara-gara nyaris ketahuan. "Bodoh amat kalau itu perempuan laporan ke Bu Mala. Yang penting sekarang, gue bisa kabur."Dikta menarik nafas panjang, sebelum menyalakan mobilnya. Dia bersiap untuk pergi dari sana saat ponselnya mendadak berbunyi."Ck! Siapa sih yang nelfon!" umpatnya sedikit emosi."Duh— ngapain lagi ini perempuan?" Dikta memutar kedua bola matanya saat melihat nama Elisha tertera di layar hapenya."Halo Sha? Kenapa telpon?" tanya Dikta sesaat setelah menerima panggilan tersebut.["H- hallo Pak."]"Elisha? Kamu kenapa? Kok suara kamu kayak ketakutan gitu?" Dikta terlihat ikut panik ketika mendengar suara Elisha dari line seberang. Dia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada janda itu.["T-tolong aku Pak. A-aku takut sekali."]***Beberapa jam sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Berharap Bisa Kembali

    "Kamu pengen nggak papa balik lagi sama kita?" tanya Elisha."Balik gimana, Ma?""Maksud Mama, Papa bisa tinggal bareng lagi ama kita, sayang. Bertiga kayak dulu.""Uhm." Qila mengetuk-ngetuk ujung dagunya. Terlihat berpikir keras.Sementara Elisha menunggu jawaban putrinya dengan sabar."Gimana Qila? Kamu pengen kan Papa tinggal bareng sama kita?"Setelah berpikir beberapa saat, Qila pun menggeleng sebagai jawaban, "Enggak Ma.""Hah?" Jawaban putrinya itu membuat Elisha tak terbelalak. Tak menyangka Qila akan berkata seperti itu padanya. "K-kenapa Qila sayang? Padahal kalau Papa ada sama-sama dengan kita, bukannya hidup kita bakal lebih menyenangkan?""Qila lebih suka gini, Ma," jawab bocah polos itu lagi. "Sejak Papa dan Mama tinggalnya di rumah yang berbeda, Papa dan Mama jadi jarang berantem."Elisha membeku. Jawaban putrinya sangat tidak terduga sama sekali."Dulu, waktu Papa dan Mama masih tinggal sama-sama, hampir tiap malam Qila denger kalian bertengkar.dan itu bikin Qila taku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Tidak Bersalah

    "Yakin kamu nggak salah, Sha?"Wanita itu seketika bungkam ketika Jean muncul di belakang para petugas kepolisian. "M-mas Jean?""Aku tau kamu terlibat atas kecelakaan itu, Sha. Jadi kamu jangan ngelak lagi!""M-mana buktinya kalau aku terlibat?"Jean menatap tajam ke arah Elisha, sementara tangannya bergerak untuk mengeluarkan ponselnya. "Dengerin ini baik-baik!"Elisha menelan ludah saat Jean mulai memutar rekaman di ponsel itu. Di mana ada suara Dita yang mengakui semua perbuatannya. Tidak cuma itu, di dalam rekaman tersebut Dita juga mengatakan jika semua yang dia lakukan atas paksaan Elisha."Kamu masih mau ngelak?" desis Jean setelah ia selesai memutar rekaman tersebut."Enggak! Itu nggak bener Mas! Itu fitnah!""Bu Elisha, tolong jangan melawan!" ucap salah satu pihak kepolisian. "Lebih baik ibu ikut kita ke kantor polisi dan jelasin semuanya di sana.""ENGGAK!" Elisha masih membantah. Ia bahkan berusaha melepaskan cengkraman pihak berwajib dari kedua lengannya. "Saya nggak sal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tak Berkutik

    Elisha di giring ke mobil polisi. Dia di paksa masuk ke dalam dengan tangan di borgol ke depan. Wanita itu tidak banyak bicara dan terus menunduk. Otaknya terus bekerja memikirkan cara untuk bisa menelfon Dikta. Sementara hatinya harus kuat dengan tidak menengok ke arah Qila yang memanggil namanya.'Aku harus cari cara supaya bisa telfon Dikta. Aku nggak mau masuk penjara. Aku nggak mau mendekam di sana.'Perempuan itu menatap jalanan di depannya. Ia benar-benar tak bisa berkutik karena diapit oleh dua petugas kepolisian. 'Seenggaknya, kalau aku emang harus jadi tersangka, Dikta harus bantuin aku cari pengacara terbaik. Pokoknya aku harus bebas.'Selama 30 menit perjalanan, Elisha tidak banyak berbicara. Dia sibuk berpikir untuk meloloskan diri. Sampai akhirnya..."Pak!""Kenapa?""P-perut saya sakit banget. Kita boleh nggak mampir ke toilet dulu?""Toilet? Enggak-enggak! Pasti itu alasan kamu aja kan supaya bisa cari cela buat kabur?"Elisha masih berusaha tenang meskipun rencananya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Babak Belur

    "Kali ini lo bakal habis di tangan gue, Sha. Gue udah muak banget ama tingkah laku, lo!"Siapa yang tidak gemetaran ketika ada seseorang berkata seperti itu dengan wajah mengancam. Ekspresi wajah Dikta sudah seperti malaikat pencabut nyawa. Yang seakan sudah siap menghabisi nyawanya."K- kamu ngomong apa sih? Kamu cuma gertak aja kan?" Sambil mundur ke belakang, Elisha coba bertanya demikian. Jantungnya sudah berdegup kencang ditambah sorot mata tajam Dikta yang seolah serius dengan ucapannya.Dikta menyeringai. Wajah ketakutan Elisha membuat darahnya berdesir penuh semangat. Adrenalinenya seperti terpacu melihat keringat dingin membasahi wajah wanita itu."Kenapa? Lo takut sekarang?" desis Dikta. "Mana nyali lo tadi, hah? Mana gertakan lo tadi, Sha? Kenapa sekarang lo menciut gini?"Elisha tak bisa berbicara. Ia hanya menelan ludah beberapa kali ketika Dikta mencengkram wajahnya dengan satu tangan. Dan jujur, itu membuat rahangnya sakit."Jangan macam-macam Dikta!""Kenapa? Sekarang

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Selamat, tapi...

    "Hm?" Nana mengerutkan keningnya. "Maksudnya?""Tante nyuruh Jean putus sama Nilam, Na," aku Bu Mala. "Tante pikir, Jean itu cuma pembawa sial dan nggak bisa tegas ama masa lalunya. Makanya Tante minta dia buat jauhin Nilam."Nana menjilat bibir bawahnya. Sekarang dia paham kenapa Jean pamit dan menyuruhnya untuk menjaga Nilam selama dia pergi."Emang kurang ajar banget si Elisha sama Dikta. Mereka itu beneran kayak ular berbisa." Bu Mala terlihat mengumpat kesal karena kelakuan dua orang itu."Rasanya Tante pengen temuin mereka terus ngelabrak Elisha. Mereka bikin Tante emosi," umpat Bu Mala."Itu nggak perlu kok, Tante.""Hem?""Jean lagi bekerja buat bongkar semua kebusukan mantan istrinya itu."Bu Mala kian lesu ketika mendengar ucapan Nana. "Yang bener kamu?""Iya, Tante. Terakhir kali aku dapat info kalau pelaku penabrakan Nilam udah ketangkep. Dan ternyata pelakunya itu orang suruhan Elisha." Nana memang tau semuanya. Jean menganggap Nana sebagai orang yang bisa dia andalkan. K

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Menunggu Diselamatkan

    Di mobil polisi, Elisha terus menerus memantau keadaan. Ia menunggu bantuan Dikta datang untuk menolongnya bebas dari tuduhan. Tapi setelah 30 menit ia meninggalkan SPBU, ia tidak melihat tanda kemunculan dikta di sekitarnya.'Apa Dikta bohong ya?''Jangan-jangan dia nggak mau nolongin aku?'Pikiran Elisha mulai kacau. Dia begitu kesal karena sang Bos sudah tega mengabaikan dirinya.'Lihat aja si Dikta. Kalau sampai malam ini dia nggak muncul, aku jamin semua rahasia miliknya akan terbongkar secepatnya.' Wanita 29 tahun itu sudah menyiapkan begitu banyak ancang-ancang untuk menyerang bosnya. Dia tidak rela kalau harus mendekam di tahanan seorang diri.'Aku harus bagaimana? Dikta— beneran nggak bisa diandalkan.''Sumpah ya! Aku bakal bilang ke pihak berwajib kalo dia juga turut andil atas kecelakaan Nilam. Biarin aja dia tau rasa.'Disaat Elisha sedang menyusun rencana, tiba-tiba terdengar suara decitan yang cukup nyaring. Disusul dengan suara brak yang keras tak jauh di depan sana.Ke

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Tak Berkutik

    Elisha di giring ke mobil polisi. Dia di paksa masuk ke dalam dengan tangan di borgol ke depan. Wanita itu tidak banyak bicara dan terus menunduk. Otaknya terus bekerja memikirkan cara untuk bisa menelfon Dikta. Sementara hatinya harus kuat dengan tidak menengok ke arah Qila yang memanggil namanya.'Aku harus cari cara supaya bisa telfon Dikta. Aku nggak mau masuk penjara. Aku nggak mau mendekam di sana.'Perempuan itu menatap jalanan di depannya. Ia benar-benar tak bisa berkutik karena diapit oleh dua petugas kepolisian. 'Seenggaknya, kalau aku emang harus jadi tersangka, Dikta harus bantuin aku cari pengacara terbaik. Pokoknya aku harus bebas.'Selama 30 menit perjalanan, Elisha tidak banyak berbicara. Dia sibuk berpikir untuk meloloskan diri. Sampai akhirnya..."Pak!""Kenapa?""P-perut saya sakit banget. Kita boleh nggak mampir ke toilet dulu?""Toilet? Enggak-enggak! Pasti itu alasan kamu aja kan supaya bisa cari cela buat kabur?"Elisha masih berusaha tenang meskipun rencananya

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Tidak Bersalah

    "Yakin kamu nggak salah, Sha?"Wanita itu seketika bungkam ketika Jean muncul di belakang para petugas kepolisian. "M-mas Jean?""Aku tau kamu terlibat atas kecelakaan itu, Sha. Jadi kamu jangan ngelak lagi!""M-mana buktinya kalau aku terlibat?"Jean menatap tajam ke arah Elisha, sementara tangannya bergerak untuk mengeluarkan ponselnya. "Dengerin ini baik-baik!"Elisha menelan ludah saat Jean mulai memutar rekaman di ponsel itu. Di mana ada suara Dita yang mengakui semua perbuatannya. Tidak cuma itu, di dalam rekaman tersebut Dita juga mengatakan jika semua yang dia lakukan atas paksaan Elisha."Kamu masih mau ngelak?" desis Jean setelah ia selesai memutar rekaman tersebut."Enggak! Itu nggak bener Mas! Itu fitnah!""Bu Elisha, tolong jangan melawan!" ucap salah satu pihak kepolisian. "Lebih baik ibu ikut kita ke kantor polisi dan jelasin semuanya di sana.""ENGGAK!" Elisha masih membantah. Ia bahkan berusaha melepaskan cengkraman pihak berwajib dari kedua lengannya. "Saya nggak sal

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Berharap Bisa Kembali

    "Kamu pengen nggak papa balik lagi sama kita?" tanya Elisha."Balik gimana, Ma?""Maksud Mama, Papa bisa tinggal bareng lagi ama kita, sayang. Bertiga kayak dulu.""Uhm." Qila mengetuk-ngetuk ujung dagunya. Terlihat berpikir keras.Sementara Elisha menunggu jawaban putrinya dengan sabar."Gimana Qila? Kamu pengen kan Papa tinggal bareng sama kita?"Setelah berpikir beberapa saat, Qila pun menggeleng sebagai jawaban, "Enggak Ma.""Hah?" Jawaban putrinya itu membuat Elisha tak terbelalak. Tak menyangka Qila akan berkata seperti itu padanya. "K-kenapa Qila sayang? Padahal kalau Papa ada sama-sama dengan kita, bukannya hidup kita bakal lebih menyenangkan?""Qila lebih suka gini, Ma," jawab bocah polos itu lagi. "Sejak Papa dan Mama tinggalnya di rumah yang berbeda, Papa dan Mama jadi jarang berantem."Elisha membeku. Jawaban putrinya sangat tidak terduga sama sekali."Dulu, waktu Papa dan Mama masih tinggal sama-sama, hampir tiap malam Qila denger kalian bertengkar.dan itu bikin Qila taku

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Ingin Bersama Kembali

    "Sialan!" umpat Dikta sambil memukul setir mobil. "Padahal sedikit lagi gue bisa nyium Nilam, tapi malah ada orang lain yang datang. Dasar sial!"Pria 24 tahun ini, mencoba untuk rileks. Dia tak mau ambil pusing gara-gara nyaris ketahuan. "Bodoh amat kalau itu perempuan laporan ke Bu Mala. Yang penting sekarang, gue bisa kabur."Dikta menarik nafas panjang, sebelum menyalakan mobilnya. Dia bersiap untuk pergi dari sana saat ponselnya mendadak berbunyi."Ck! Siapa sih yang nelfon!" umpatnya sedikit emosi."Duh— ngapain lagi ini perempuan?" Dikta memutar kedua bola matanya saat melihat nama Elisha tertera di layar hapenya."Halo Sha? Kenapa telpon?" tanya Dikta sesaat setelah menerima panggilan tersebut.["H- hallo Pak."]"Elisha? Kamu kenapa? Kok suara kamu kayak ketakutan gitu?" Dikta terlihat ikut panik ketika mendengar suara Elisha dari line seberang. Dia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada janda itu.["T-tolong aku Pak. A-aku takut sekali."]***Beberapa jam sebelumny

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pura-pura Baik

    "Nilam itu emang aneh," keluh Bu Mala setelah mendengar cerita Dikta. "Padahal ada kamu yang lebih mapan, muda, single pula. Tapi malah bucin ama duda." "Mungkin cuma Jean yang bisa buat dia nyaman, Tante." "Tapi kalau plin-plan dan nggak tegas ya buat apa?" balas wanita paruh baya itu. "Mending kamu kan— lebih jelas dan berkomitmen." Dikta tersenyum miring mendengar pujian Bu Mala untuknya. Siapa yang tidak besar kepala jika terus dipuji begitu. "Tapi dulu Tante juga kagum kan ama kegigihan Jean." Bu Mala menghela nafas panjang. Dia akui, dulu ia sampat merasa kagum pada Jean yang tampak bertanggung jawab. Dan dia suka dengan sifat tersebut. Tapi kembali lagi, Jean yang terlalu baik pada mantan istrinyalah yang membuat bu Mala muak. "Nggak usah bahas masa lalu, Dikta. Soalnya Tante juga rada nyesel pernah puji-puji Jean di forum waktu itu." Dikta menyembunyikan wajah girangnya karena Bu Mala tak lagi ada di pihak Jean. "Oh ya, kamu sibuk nggak?" "Hm? Kenapa Tante?" Dikta menol

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kedatangan Dikta

    "Malem Tante."Bu Mala hampir tertidur saat seseorang masuk ke dalam kamar rawat Nilam. Wanita paruh baya itu menoleh ke arah tamunya dengan wajah sayu menahan kantuk dan lelah."Dikta? Apa kabar?"Bu Mala berdiri menyambut CEO muda tersebut. Sementara lawan bicaranya tampak menyunggingkan senyum tipisnya."Aku baik, Tante," jawab Dikta. "Maaf ya Tante, aku baru sempat jenguk Nilam sekarang. Kalau bukan karena dikasih tau Mama, mungkin aku nggak akan tau kalau Nilam sedang di rawat," ucap Dikta yang begitu lihai bersilat lidah.Bu Mala tersenyum maklum. Dia memang tidak terlalu gembar-gembor perihal kondisi sang putri. Jadi hanya beberapa orang terdekatnya saja yang tau mengenai keadaan Nilam."Nggak apa kok, Dikta. Tante juga paham kalau kamu sibuk.""Iya, Tante. Makanya saya baru sempat ke sini."Bu Mala mengangguk. Lalu mempersilahkan pria itu duduk di sofa yang khusus tersedia di ruangan tersebut."

DMCA.com Protection Status