Share

Foto Erotis

Author: Lena Linol
last update Last Updated: 2024-07-13 01:53:25
Freya memungut amplop coklat yang teronggok di dekat kakinya. Ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isi. Kedua matanya membola sempurna dan tangannya bergetar hebat sehingga beberapa lembar fotonya dengan seorang pria sedang dalam pose erotis di pinggiran kolam renang terjatuh dan terburai di permukaan lantai dingin.

Syok! Sudah pasti!

Lalu bagaimana bisa suaminya mendapatkan foto-foto ini. Ia masih mengingat jelas kolam renang ini berada di area privasi karena di dalam panthouse milik pria tersebut yang mempunyai keamanan super ketat. Jadi, sangat tidak mungkin suaminya mendapatkan foto ini, kecuali ... jika pria itu yang memotretnya lalu mengirimkannya pada suaminya.

Kedua mata Freya bergetar, air matanya berlinang, tubuhnya panas dingin dan jantungnya berdebar-debar tak karuan saat rasa takut dan ketegangan membuncah menguasai jiwa dan raganya.

β€œDog, ini tidak seperti yang kau lihat.” Di sela rasa panik dan ketakutan ia berusaha menjelaskan kepada suaminya. Tapi, sayan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Santoso Rina Gunawan
Semoga Bintang bisa menaklukan si pak Boss ya
goodnovel comment avatar
puspa Andriati
Tetaplah di sisi bu indah ya bintang karena kamu dicari2 sama si mak lampir tari dn freya yg sama2 ingin membuatmu sengsara... semoga saja bu indah bisa menyembunyikan bintang dn sky dengan baik selamanya...
goodnovel comment avatar
N.vinata
ini si Freya kayaknya bakalan dendam kesumat dahhh sama Bintang..semoga aja Freya atau Tari tidak menemukan Bintang..astaga... Douglas kira2 berubah gak siihh...kasian Sky lhoh...........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Melamar Kerja

    Hari demi hari terasa begitu singkat, seakan waktu berlari begitu cepat dihadapannya. Hampir satu bulan penuh Douglas mencari keberadaan Bintang dan bayinya, namun semuanya terasa sia-sia. Dalam kesibukan mencari Bintang, Douglas juga tengah memproses perceraian dengan Freya. Seiring berjalannya waktu, Freya berupaya memenangkan hati Douglas kembali dengan berbagai cara, berharap agar ia tak menceraikannya. Namun, bagai pohon yang tak akan menerima embun lagi, Douglas telah menutup hatinya untuk menerima perempuan yang telah menyakiti hatinya. Bukti perselingkuhan Freya dengan pengusaha ternama di Kota Perancis menjadi ranjang pahit dalam hidupnya. Freya terpuruk dalam kekalahan, menelan getir atas kesalahannya. Nasib semakin menghimpit, ia terpaksa kembali ke negaranya--batas waktu kunjungannya ke Indonesia telah berakhir. Douglas menegaskan pada asistennya agar segera mempercepat proses perceraian dengan Freya. Berbekal bukti perselingkuhan Freya yang kuat, Douglas berhasil te

    Last Updated : 2024-07-17
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Kandang Singa

    DEG! Jantung Bintang terasa hendak copot saat ia menatap name tag yang tertempel di pintu besar ruang CEO. Matanya terpejam sejenak, berusaha mengumpulkan keberanian, sebelum memaksakan diri membaca nama yang terpahat di sanaβ€”Douglas Jordan, Chief Executive Officer. Kakinya gemetar tak terkendali dan tubuhnya terasa seperti jatuh ke dalam kolam es. Sungguh, kehadiran Douglas membawa hantu masa lalunya yang kelam. Sebuah dilema yang mencengkeram jiwa; di satu sisi, Bintang membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup, tetapi di sisi lain, ia terancam kembali terperosok ke dalam bayangan sang pria yang telah lama menghantui pikirannya. Langkah Bintang terhenti, dia mundur perlahan dari pintu itu, matanya berkaca-kaca, dan pikirannya serasa terputus dari kenyataan. Keringat dingin bercucuran membasahi dahinya, dan dengan cepat ia mengusapnya dengan telapak tangan yang juga gemetar. Dalam keheningan yang memekakkan, hanya suara degup jantungnya yang terdengar, bertalu-talu, semaki

    Last Updated : 2024-07-23
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Istri Yang Berharga

    β€œTidak bisa, Bintang! Kau sudah tanda tangan kontrak di atas materai!” Pitri berkata tegas kepada Bintang yang ingin mengundurkan diri. β€œKecuali kalau kau ingin membayar denda sebesar 10 juta, dua kali lipat gajimu!” sambungnya sangat serius dan menatap tajam Bintang yang tercengang. Bintang seketika lesu, punggungnya terhenyak di sandaran kursi yang ia duduki. Jika ia tahu perusahaan ini milik suaminya, mungkin dia sudah kabur dan tidak akan menandatangani surat kontrak kerja itu. Kini menyesal pun tiada arti, pasalnya jika ingin mengundurkan diri harus membayar denda sebanyak itu. Uang dari mana dia. β€œPilihan sudah aku berikan! Kau tinggal pilih saja, mau tetap lanjut atau berhenti!” Pitri menatap Bintang nyalang dan serius. Tidak mempunyai pilihan lain, Bintang menarik nafas panjang sebelum bicara. β€œYa udah, Mbak, aku lanjut aja,” jawab Bintang lemas. β€œNah! Gitu dong! Lagi pula gajimu besar loh. Lima juta sebulan itu pun belum termasuk bonus dan tunjangan lain.” Pitri menjelask

    Last Updated : 2024-07-28
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Berhasil Lolos

    Douglas membaca berkas yang baru saja dikirim oleh HRD dengan penuh keheranan. Alisnya mengernyit, mata membulat saat menyimak nama "Bintang" yang tertera dengan mencolok di dokumen itu. "Pasti Anda sangat terkejut β€˜kan, Pak? Biasanya yang melamar ke sini memiliki berkas yang lebih lengkap, bukan hanya KTP. Saya sendiri sempat ragu, namun Bu Pitri tetap menyetujuinya,” ucap pria berkepala pelontos dan berkumis tebal itu dengan nada khawatir, menunggu reaksi dari sang atasan. Keringat dingin mulai membasahi keningnya, menduga-duga kemarahan yang bisa saja muncul dari ekspresi serius yang tersungging di wajah Douglas. Douglas diam raut wajahnya tampak sangat dingin, ia tidak merespons ucapan pria tersebut, tapi bukan berarti dia tidak mendengarkannya. Douglass menggeram di dalam hati, β€˜pantas saja gadis itu tampak berpenampilan aneh, memakai masker dan poninya untuk menutupi wajahnya.’ Douglas mengepalkan kedua tangannya erat saat rasa marah, kesal, senang dan rasa rindu menggelayut

    Last Updated : 2024-08-01
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Bersyukur

    β€œSial!” Maki Tari sambil mengentakkan kedua kakinya. Emosi mengepung dada ketika mendengar jawaban Tuan Douglas. β€œGagal dapat uang ratusan juta!” geramnya sambil memasukkan ponsel ke dalam tas. Uang satu miliar yang ia dapatkan dari hasil menjual Bintang semakin menipis. Selain untuk membayar hutang, uang itu juga di gunakan untuk berfoya-foya. Rumah peninggalan mendiang suaminya pun sudah ia jual, dan sekarang dia tinggal di kontrakan satu petak untuk tempatnya berteduh. β€œTapi, kenapa ya Tuan Douglas sudah tidak membutuhkan Bintang?” Tari bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia harus mencari tahu semua ini, terutama harus menemukan Bintang lebih dahulu. . . Bintang sangat lega ketika sudah masuk ke dalam rumah Ibu Indah. Rumah sederhana ini sudah menjadi rumah ternyamannya, tempatnya berteduh dan juga tempatnya untuk berkeluh kesah. Ibu Indah sedang melayani pembeli di warung kecil yang berdiri di depan rumah sambil menggendong putranya. Bayi mungil dan menggemaskan itu terliha

    Last Updated : 2024-08-07
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Dadaku Basah!

    Bintang buru-buru keluar dari ruangan Douglas pada pagi hari itu sebelum pria itu datang. Tapi, ketika di ambang pintu ia berpapasan dengan Douglas yang akan masuk ke dalam ruangan. Seperti biasa, Bintang selalu memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya agar pria itu tidak mengenalinya. β€œMaaf, Pak.” Suara Bintang terdengar lirih, sekaligus memberikan kode pada pria tampan dan berkarisma tinggi itu tidak menghalangi jalannya. β€œMau ke mana?” tanya Douglas dingin, menatap datar pada Bintang. Tapi, percayalah kalau di balik tatapan datar itu terdapat rasa rindu yang membuncah. Rasanya ia ingin menarik masker yang di kenakan Bintang dan memaksa wanita itu agar mau menatapnya. Tapi, sayangnya, ia harus menahan segala keinginannya itu karena takut jika Bintang kembali kabur darinya, dan kembali membawa pergi anaknya. β€œMau keluar, mau mengerjakan yang lain,” jawab Bintang pelan, menundukkan kepalanya dengan dalam. Douglas menarik nafas panjang, menahan rasa kesal yang begitu besar

    Last Updated : 2024-08-15
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Telah terbongkar

    Sudah lelah dan kesal, Bintang bergegas meninggalkan ruangan itu menuju pantry. Ia mengambil tasnya di sudut ruangan sebelum mengeluarkan pompa asi, lalu terduduk lemah di lantai sembari mulai memompa. Kesegaran terasa menembus pikirannya ketika keringat dingin di keningnya diusap, dan rasa sakit di dadanya berangsur hilang seiring tetesan demi tetesan asinya berhasil di pompa keluar. Sementara itu, Douglas, dalam kebingungan, menggenggam ponselnyaβ€”matanya melebar tak percaya saat pencarian β€˜pompa asi’ di internet membawa pemahaman baru tentang apa yang dimaksud oleh Bintang. Pria bule itu, terbakar oleh kekhawatiran yang tiba-tiba, beranjak cepat mencari Bintang, diliputi rasa penasaran dan kecemasan yang menyesakkan dada. β€œPitri, di mana Bintang?” seru Douglas dengan suara yang mendesak kepada sekretarisnya yang duduk di balik meja kerjanya. β€œBintang? Baru saja dia berlari ke pantry, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Ataukah Bintang membuat masalah?” Pitri menjawab sambil menatap at

    Last Updated : 2024-08-17
  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Tidak akan melepaskan

    Douglas menghela nafas panjang ketika melihat Bintang sangat marah. β€œKali ini aku membiarkanmu menang!” ucap Douglas pelan, terkesan lembut, jauh berbeda dengan nada bicaranya yang sebelumnya sangat dingin dan arogant.β€œDi mana pompa asinya?” tanya Douglas pada Bintang.β€œAku bisa mengambilnya sendiri!” ketus Bintang, melengoskan wajah.β€œUntuk saat ini sebaiknya kita jangan berdebat! Lihat bajumu basah!” Douglas menajamkan matanya pada dada Bintang.Bintang menunjuk tasnya, ia pun tidak mempunyai daya lagi untuk berdebat. Rasa sakit di bagian dadanya semakin nyeri dan menjalar pundak karena asinya yang melimpah tak kunjung dipompa.Douglas mengambil tas Bintang yang teronggok di lantai, kemudian membuka tas tersebut dan mengeluarkan pompa asi dari sana. β€œSini aku bantu,” ucap Douglas begitu ringan membuat Bintang mendelikkan mata.β€œAku bisa sendiri!!” tolak Bintang, seraya merebut pompa asi tersebut dari tangan suaminya. Tapi, sayangnya, Douglas bukan orang yang mudah untuk menerima p

    Last Updated : 2024-08-24

Latest chapter

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Dari hati ke hati

    "Aww!" Douglas mengaduh kesakitan sambil berusaha menangkis pukulan Bu Indah. "Hentikan, Bu, hentikan!" pinta Douglas dengan suara memohon.Bintang menyaksikan kejadian itu hanya bisa menonton tanpa bisa melerai. Sebenarnya ingin melerai sih, tapi ia takut kena pukulan juga, terlebih lagi Bu Indah sangat membenci Douglas sampai ke urat nadinya. "Rasa sakit yang kamu rasakan ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang di rasakan Bintang selama ini!" Kata-Kata Bu Indah seperti belati tajam yang menusuk hati Douglas berulang kali. "Dan rasa sakit dari gagang sapu ini beberapa jam kemudian akan sembuh, sedangkan Bintang ... dia harus menanggung sakit hati dan trauma seumur hidupnya karena ulahmu, PAHAM!" sambung Bu Indah seraya membuang sapu tersebut ke lantai. Nafasnya terengah menandakan amarah masih memuncak di kepala.Douglas terdiam mencerna kalimat yang baru saja terlontar dari bibir wanita paruh baya itu. Yang dikatakannya benar, luka batin yang di derita Bintang akan sulit sirna.

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Aku suaminya!

    Douglas memaksa dengan tatapan mengancam kepada Bintang, agar istrinya itu membawanya ke rumahnya. Dan di sinilah mereka berada, di depan rumah sederhana yang di tempati Bintang selama ini. Pintu kayu tua dan lapuk, memperlihatkan rumah kecil yang mengagetkan Douglas hingga ke tulang. Sempat terbayang dalam memori, ia pernah menjejakkan kaki di tempat ini berdasarkan laporan anak buahnya, mencari-cari keberadaan Bintang, namun malang, terlambat satu langkah dan gagal menemukan sang istri. "Jadi, selama ini kau bersembunyi di sini?" suara Douglas terdengar serak, mata tajamnya menelisik Bintang yang berdiri di sebelahnya. Bintang hanya mengangguk lemah, tanpa suara seraya menggigit bibirnya. Ketukan penyesalan berdengung di dada Douglas, merasuki setiap sudut pikirannya. 'Ah, betapa tololnya aku!' batinnya sambil mengutuk diri sendiri. Andai saja ia tahu lebih dulu bahwa Bintang telah memilih rumah sederhana ini sebagai sarang persembunyiannya, mungkin semua rasa sakit dan penan

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Aku adalah suamimu!

    Pitri menyodorkan laporan ke meja atasannya sambil menyelinap pandangan ke arah Bintang yang sedang sibuk membersihkan rak buku. Dalam hati, Pitri tak henti-hentinya mengagumi kegigihan Bintang yang mampu bertahan bekerja dengan sang atasan, Douglas, yang terkenal memiliki temperamen layaknya harimau. Biasanya tidak ada office girl yang mampu bertahan lama di ruangan ini, karena aura Douglas yang begitu menakutkan. "Kenapa kau masih di sini? Keluar sekarang!" seru Douglas dengan suara menggelegar kepada Pitri yang masih terpaku di depan mejanya. Pitri tersentak, seakan tersambar petir, cepat-cepat meminta maaf dan melangkah keluar dari ruangan tersebut dengan langkah buru-buru. Ketika keheningan kembali menyelimuti ruangan, Bintang menghela nafas dalam-dalam, merasakan keleluasaan sejenak setelah Pitri meninggalkan ruangan. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama, hati Bintang telah dipenuhi keberanian yang meledak-ledak. "Aku mau berhenti bekerja!" ucapnya dengan tegas. "Tidak

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Terjerat dekapan Om Tampan

    Hawa panas menyelimuti ruangan tersebut. Beberapa pakaian berserakan di lantai. Suara decitan sofa bercampur dengan suara desahan terdengar memenuhi ruangan. Douglas bergerak mendominan di atas tubuh Bintang. Meskipun awalnya Bintang menolak dan memberontak tapi tenaganya kalah dengan Douglas. Penyatuan mereka telah usai, Douglas menyemburkan benihnya ke dalam ladang subur Bintang, berharap kalau benihnya segera bertunas subur. Douglas terdiam seraya memandang wajah Bintang yang terpejam dan penuhi keringat. Ia tersenyum puas, akhirnya ia berhasil mendapatkan dan menjerat Bintang ke dalam dekapannya. β€œKau tidak bisa lagi kabur dariku, Bintang. Karena aku kembali menyirami rahimmu dengan benihku,” ucap Douglas seraya mengecup bibir Bintang tak lupa menyesapnya sebentar. Bintang menatap tajam Douglas seraya memukul pundak pria tersebut. β€œKau adalah lelaki brengsek, Om!” Maki Bintang dengan pandangan kecewa dan berkaca-kaca. β€œAku tidak peduli dengan makianmu! Bulan depan aku pastika

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Tidak akan melepaskan

    Douglas menghela nafas panjang ketika melihat Bintang sangat marah. β€œKali ini aku membiarkanmu menang!” ucap Douglas pelan, terkesan lembut, jauh berbeda dengan nada bicaranya yang sebelumnya sangat dingin dan arogant.β€œDi mana pompa asinya?” tanya Douglas pada Bintang.β€œAku bisa mengambilnya sendiri!” ketus Bintang, melengoskan wajah.β€œUntuk saat ini sebaiknya kita jangan berdebat! Lihat bajumu basah!” Douglas menajamkan matanya pada dada Bintang.Bintang menunjuk tasnya, ia pun tidak mempunyai daya lagi untuk berdebat. Rasa sakit di bagian dadanya semakin nyeri dan menjalar pundak karena asinya yang melimpah tak kunjung dipompa.Douglas mengambil tas Bintang yang teronggok di lantai, kemudian membuka tas tersebut dan mengeluarkan pompa asi dari sana. β€œSini aku bantu,” ucap Douglas begitu ringan membuat Bintang mendelikkan mata.β€œAku bisa sendiri!!” tolak Bintang, seraya merebut pompa asi tersebut dari tangan suaminya. Tapi, sayangnya, Douglas bukan orang yang mudah untuk menerima p

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Telah terbongkar

    Sudah lelah dan kesal, Bintang bergegas meninggalkan ruangan itu menuju pantry. Ia mengambil tasnya di sudut ruangan sebelum mengeluarkan pompa asi, lalu terduduk lemah di lantai sembari mulai memompa. Kesegaran terasa menembus pikirannya ketika keringat dingin di keningnya diusap, dan rasa sakit di dadanya berangsur hilang seiring tetesan demi tetesan asinya berhasil di pompa keluar. Sementara itu, Douglas, dalam kebingungan, menggenggam ponselnyaβ€”matanya melebar tak percaya saat pencarian β€˜pompa asi’ di internet membawa pemahaman baru tentang apa yang dimaksud oleh Bintang. Pria bule itu, terbakar oleh kekhawatiran yang tiba-tiba, beranjak cepat mencari Bintang, diliputi rasa penasaran dan kecemasan yang menyesakkan dada. β€œPitri, di mana Bintang?” seru Douglas dengan suara yang mendesak kepada sekretarisnya yang duduk di balik meja kerjanya. β€œBintang? Baru saja dia berlari ke pantry, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Ataukah Bintang membuat masalah?” Pitri menjawab sambil menatap at

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Dadaku Basah!

    Bintang buru-buru keluar dari ruangan Douglas pada pagi hari itu sebelum pria itu datang. Tapi, ketika di ambang pintu ia berpapasan dengan Douglas yang akan masuk ke dalam ruangan. Seperti biasa, Bintang selalu memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya agar pria itu tidak mengenalinya. β€œMaaf, Pak.” Suara Bintang terdengar lirih, sekaligus memberikan kode pada pria tampan dan berkarisma tinggi itu tidak menghalangi jalannya. β€œMau ke mana?” tanya Douglas dingin, menatap datar pada Bintang. Tapi, percayalah kalau di balik tatapan datar itu terdapat rasa rindu yang membuncah. Rasanya ia ingin menarik masker yang di kenakan Bintang dan memaksa wanita itu agar mau menatapnya. Tapi, sayangnya, ia harus menahan segala keinginannya itu karena takut jika Bintang kembali kabur darinya, dan kembali membawa pergi anaknya. β€œMau keluar, mau mengerjakan yang lain,” jawab Bintang pelan, menundukkan kepalanya dengan dalam. Douglas menarik nafas panjang, menahan rasa kesal yang begitu besar

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Bersyukur

    β€œSial!” Maki Tari sambil mengentakkan kedua kakinya. Emosi mengepung dada ketika mendengar jawaban Tuan Douglas. β€œGagal dapat uang ratusan juta!” geramnya sambil memasukkan ponsel ke dalam tas. Uang satu miliar yang ia dapatkan dari hasil menjual Bintang semakin menipis. Selain untuk membayar hutang, uang itu juga di gunakan untuk berfoya-foya. Rumah peninggalan mendiang suaminya pun sudah ia jual, dan sekarang dia tinggal di kontrakan satu petak untuk tempatnya berteduh. β€œTapi, kenapa ya Tuan Douglas sudah tidak membutuhkan Bintang?” Tari bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ia harus mencari tahu semua ini, terutama harus menemukan Bintang lebih dahulu. . . Bintang sangat lega ketika sudah masuk ke dalam rumah Ibu Indah. Rumah sederhana ini sudah menjadi rumah ternyamannya, tempatnya berteduh dan juga tempatnya untuk berkeluh kesah. Ibu Indah sedang melayani pembeli di warung kecil yang berdiri di depan rumah sambil menggendong putranya. Bayi mungil dan menggemaskan itu terliha

  • Terjerat Dekapan Om TampanΒ Β Β Berhasil Lolos

    Douglas membaca berkas yang baru saja dikirim oleh HRD dengan penuh keheranan. Alisnya mengernyit, mata membulat saat menyimak nama "Bintang" yang tertera dengan mencolok di dokumen itu. "Pasti Anda sangat terkejut β€˜kan, Pak? Biasanya yang melamar ke sini memiliki berkas yang lebih lengkap, bukan hanya KTP. Saya sendiri sempat ragu, namun Bu Pitri tetap menyetujuinya,” ucap pria berkepala pelontos dan berkumis tebal itu dengan nada khawatir, menunggu reaksi dari sang atasan. Keringat dingin mulai membasahi keningnya, menduga-duga kemarahan yang bisa saja muncul dari ekspresi serius yang tersungging di wajah Douglas. Douglas diam raut wajahnya tampak sangat dingin, ia tidak merespons ucapan pria tersebut, tapi bukan berarti dia tidak mendengarkannya. Douglass menggeram di dalam hati, β€˜pantas saja gadis itu tampak berpenampilan aneh, memakai masker dan poninya untuk menutupi wajahnya.’ Douglas mengepalkan kedua tangannya erat saat rasa marah, kesal, senang dan rasa rindu menggelayut

DMCA.com Protection Status