Share

Bab 24

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-30 11:05:10

24

*Grup Pengawal Lapis Tiga, Empat dan Lima*

Hisyam : Alhamdulillah. Aku senang lihat video tadi. Ari sudah kembali ceria.

Chairil : Senyum-senyum terus dia.

Lazuardi : Aku pengen ke Sydney. Mau ikut berkemah nemenin Bang Ari.

Gumelar : Enggak usah, @Lazuardi. Banyak orang di sini yang bisa gantian jaga di luar.

Yusuf : Bang Said, licik. Mentang-mentang sudah kenal dengan penjaga, dia cuek aja bolak-balik ke dalam sendirian. Padahal aku pengen ikut. Belum puas ngobrol sama Ari.

Harun : Besok kita rayu Bang Said, supaya bisa gantian masuk, @Yusuf.

Yusuf : Oke.

Aditya : Pasti para Abang itu duluan yang nongkrong.

Chairil : Bang W malah sempat ikut tidur siang tadi di kasur bekas Harzan.

Nanang : Aku ngakak. Petugasnya nggak berani ngusir Bang W

Sudrajat : Mana dia berani ngusir. Polisi Sydney sudah tahu sepak terjang dirut kita.

Fauziah : Aku nangis lihat video tadi.

Anjani : Aku sesenggukan. Bang Mardi sampai bingung.

Dimas : Tenang, Ladies. Yakin, Bang Ari dan teman-tema
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
sabar yok Ari dkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Daun Muda    Bab 25

    25Yusuf dan Aditya beradu siku. Keduanya tengah bertugas sebagai pengawas kamera tersembunyi, yang dipasang di depan kedua mobil caravan. Setelah berdiskusi sesaat, Yusuf bangkit untuk mendatangi Alvaro yang berada di kasur atas, bersama Yanuar. Alvaro langsung turun dan mengajak Yusuf duduk di lantai. Yanuar ikut turun, lalu dia membangunkan Zulfi dan Yoga yang menempati kasur bawah. Mereka berbincang dengan suara pelan, sebelum berdiri dan mengeluarkan tongkat besi serta tongkat khas satuan pengamanan. Aditya menelepon rekan-rekannya yang berada do mobil kedua, supaya mereka bersiap-siap. Sementara Yusuf menelepon Wirya dan meminta orang-orang di dalam sel tetap waspada. Belasan polisi yang bertugas jaga di sekitar area, bergegas mendatangi bagian depan melalui jalur rahasia. Mereka berhenti di belakang mobil-mobil yang terparkir di halaman. Sang pemimpin kelompok polisi menelepon atasannya untuk melaporkan situasi. Kemudian dia maju beberapa langkah dan berhenti di dekat mobi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Terjerat Daun Muda    Bab 26

    26Sore harinya, Jauhari diizinkan keluar dari sel oleh petugas. Dia dan Yusuf jalan berdampingan menuju taman samping kanan, di mana tim PBK tengah menunggu. Jauhari terkejut saat diminta Alvaro duduk di bangku taman. Yanuar memasangkan kain putih dan mengikat ujungnya di belakang leher Jauhari. Alvaro memijat kepala hingga punggung juniornya. Sedangkan Yanuar membersihkan wajah Jauhari menggunakan kosmetik yang dibawanya dari Indonesia. Setelahnya, Yoga mencukur rambut Jauhari dengan rapi. Sementara Zulfi menyuapi pria berlesung pipi dengan potongan buah dingin. "Kamu jarang kena sinar matahari. Jadi tambah pucat, Ri," ujar Andri, sesaat setelah proses pendandanan Jauhari usai. "Aku memang nggak dibolehkan keluar ke lapangan belakang, Bang. Khawatirnya para preman itu akan memukuliku," jelas Jauhari. "Mas Cayden masih berjuang untuk menjadikanmu tahanan kota. Jangan putus doa, Ri. Yakin, kamu pasti bisa bebas," ungkap Alvaro. "Ya, Bang." Jauhari memindai sekitar. "Bang W dan M

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Terjerat Daun Muda    Bab 27

    27Wajah Jovita memucat, sesaat setelah mendengar perkataan Artio Laksamana Pramudya, yang mendatanginya di indekos mewah di dekat kampusnya.Jovita tidak sanggup menemukan kalimat sanggahan atas ucapan putra sulung keluarga Pramudya, yang telah membeberkan semua fakta tentang tingkah buruk Ernest di masa silam. Perempuan berusia 26 tahun tersebut, benar-benar tidak menyangka jika pihak PBK yang diwakili Artio, tidak akan sungkan untuk membalas fitnah dari Ernest tentang Jauhari dan Avreen. Jovita menelan ludah. Dia benar-benar bingung harus bertindak, karena dia tahu jika adiknya telah memicu kemarahan keluarga Pramudya dan PBK. "Tolong sampaikan ke orang tuamu, agar tidak menyalahkan kami yang akan melaporkan Ernest atas tuduhan fitnah, pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan," ujar Artio yang akrab dipanggil Tio, sambil memandangi Jovita dengan saksama. "Tim pengacara kami di Sydney tengah menyusun laporan, dan akan menyampaikannya ke kantor polisi di sana, maksim

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Terjerat Daun Muda    Bab 28

    28Jalinan waktu terus bergulir. Siang menjelang sore itu, rombongan para bos dari Indonesia tiba di kantor polisi tempat Jauhari ditahan. Meskipun baru sampai dari bandara, mereka langsung berkunjung ke sana, daripada menuju hotel. Jauhari keluar dari sel-nya dengan didampingi Aditya. Setibanya di ruang tamu, Jauhari terkejut, karena tempat itu penuh orang-orang yang dikenalnya. Sudut bibir Jauhari mengukir senyuman. Dia mendatangi kedua orang tuanya yang langsung mendekap pria tersebut sembari menangis. Selama beberapa saat mereka saling mencurahkan kerinduan, sebelum Jauhari berpindah untuk menyalami yang lainnya. Sultan Pramudya, Gustavo Baltissen, Frederick Adhitama dan Mediawan mendekap Jauhari secara bergantian. Kemudian sang ajudan menyambangi Dante, Baskara, Tio, Samudra, Benigno, Marley, dan Hadrian, yang ikut dalam rombongan tersebut. Terakhir, Jauhari menghampiri Mulyadi, guru spiritualnya, yang didampingi Hendri dan Zein. Keempatnya berbincang singkat, sebelum kembali

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Terjerat Daun Muda    Bab 29

    29Jauhari tidak langsung menjawab pertanyaan pria berdagu lancip tersebut. Sang pengawal justru mengulum senyuman misterius, yang mengakibatkan Dante dan Baskara geregetan. "Heh! Ditanya, malah cengengesan!" sungut Dante. "Aku bingung mau jawab apa, Pak," balas Jauhari. "Tinggal bilang, iya atau nggak. Selesai." Jauhari mengangguk patuh. "Kami sudah sama-sama mencurahkan perasaan, tapi, aku nggak berani maju, buat mengakui dia sebagai pacar." "Kenapa?" "Pertama, supaya dia nggak diminta datang lagi ke sini sebagai saksi. Apalagi saat itu dia ikut berantem, bagian bikin benjol dan pingsan beberapa lawan kami." "Kedua, jalannya masih panjang. Umurnya baru 21 tahun. Mungkin dia masih ingin menggapai mimpi, dan itu butuh waktu beberapa tahun. Sedangkan aku, mungkin nggak bisa menunggu dia selesai mencapai cita-citanya." "Ditambah lagi, aku akan jadi tahanan kota bertahun-tahun. Paling cepat, 3 tahun dari sekarang. Baru bisa benar-benar bebas. Aku nggak yakin, dia sanggup LDR atau

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Terjerat Daun Muda    Bab 30

    30Isakan Pujiyanti mengiringi perpisahannya dengan Jauhari. Rombongan pimpinan Yanuar akan bertolak kembali ke Indonesia. Perempuan berjilbab biru, baru berhenti menangis, setelah dijanjikan Sultan, bila Pujiyanti bisa kembali mengunjungi Jauhari di masa mendatang. Seusai menyalami semua anggota rombongan bos, Jauhari beralih menyalami ketujuh Power Rangers, Said, dan Haikal serta Hamid, yang juga akan bertolak ke Jakarta. Jauhari sudah lebih tegar hati, hingga tidak menangis saat mendekap Wirya. Keduanya berbincang serius selama beberapa saat, sebelum Jauhari mundur dan beralih menyalami rekan-rekannya. Selain para senior, Harun, Chairil, Aditya, dan Nanang juga ikut berangkat. Beberapa hari lagi tim kedua akan tiba untuk menggantikan tugas mereka di Sydney. Jauhari diizinkan Harper untuk mengantar rombongan itu sampai ke teras. Bersama Yusuf, Dedi, Geof, Cayden, Bryan, Jourell, Keven, Gumelar, Harzan, Nuriel, Chalid, Irham, Mizan, Shahid dan Jahfal, Jauhari memerhatikan hingga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Terjerat Daun Muda    Bab 31

    31Kabar tentang Ernest yang meminta perlindungan pada polisi Sydney, akhirnya sampai ke Surabaya. Nurwanto dan Astuti, kedua orang tua Ernest, segera berangkat ke Jakarta.Mereka dijemput Jovita dan Sophia di bandara. Pasangan tua tersebut langsung mendatangi kediaman Sultan Pramudya. Mereka hendak menemui Avreen dan keluarganya, untuk membicarakan tentang situasi di Sydney. Tio yang tengah berada di kantor Adhitama Grup, bergegas pergi ke rumah ayahnya. Tio tiba bertepatan dengan Alvaro dan Yanuar, yang datang bersama Wirya serta Zulfi. Kelima pria tersebut memasuki ruang tamu bernuansa biru. Mereka menyalami Sultan, Winarti, Mediawan dan Lituhayu terlebih dahulu, sebelum bersalaman dengan para tamu. Asisten Nurwanto yang bernama Taslim, menerangkan maksud kedatangan orang tua Ernest. Asisten Astuti, yakni Hendi, juga turut menambahkan penjelasan rekannya. Avreen yang baru pulang dari kampus, memasuki rumah dari pintu samping. Dia tahu jika kedua orang tua Ernest ada di depan, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Terjerat Daun Muda    Bab 32

    32Kelompok Mardi tiba di Sydney, siang menjelang sore waktu setempat. Mereka langsung diantarkan ke kantor polisi oleh Chatur dan Angga yang bertugas menjemput. Sepanjang perjalanan, Mardi mengorek keterangan terbaru dari Chatur, yang menjadi sopir mobil MPV hitam. Hal serupa juga dilakukan Daus yang berada di mobil kedua. Dia menanyai Angga yang menerangkan semuanya dengan detail. Setibanya di tempat tujuan, Yusuf dan rekan-rekannya menyambut kloter 3 itu dengan penghormatan. Kemudian mereka menyalami Mardi, Daus, dan rekan-rekan pengawal muda. Setelahnya, Yusuf dan tim-nya berpindah untuk menyalami beberapa bos PG serta PCD, yang turut hadir untuk memberikan dukungan buat Jauhari. Selain itu, mereka juga hendak melihat proyek yang tengah berjalan di Chairn, Gold Coast. Seusai meminta izin pada petugas, Yusuf mengantarkan rombongan tersebut ke ruang tunggu. Tidak berselang lama Jauhari keluar bersama Mizan yang menemaninya di sel. Seusai menyalami kedua senior dan rekan-rekann

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03

Bab terbaru

  • Terjerat Daun Muda    Bab 76

    76Kedatangan para petugas polisi kantor pusat pada Sabtu pagi menjelang siang, menjadikan Jauhari gembira, karena Gilbert, Paul dan Harper juga mengajak keluarga mereka berkunjung ke lapas kejaksaan. Keempat bocah serentak mengangguk, ketika diajak Yusuf untuk melihat isi caravan. Sedangkan kedua anak Gilbert yang sudah remaja, justru sibuk berbincang dengan Jauhari. Nicoline dan Lenard, bergantian bertanya pada Jauhari tentang kasus yang menimpa pria berlesung pipi terpaksa. Kedua remaja berambut pirang gelap, bahkan mencatat dan merekam penjelasan Jauhari. Gilbert meringis ketika Lenard berkata bila dirinya ingin berkaries sebagai pengawal. Menurut Lenard, karier sebagai bodyguard lebih menantang dibandingkan menjadi polisi, seperti daddy-nya. "Berapa usiamu?" tanya Jauhari. "16 tahun," jawab Lenard. "Kalau kamu?" desaknya. "31.""Apa kamu sudah menikah?" "Belum, tapi aku tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihku." "Yang itu, bukan?" Nicoline menunjuk Avreen yang teng

  • Terjerat Daun Muda    Bab 75

    75Bulan Mei berganti menjadi Juni. Musim gugur telah berakhir dan hawa musim dingin mulai terasa. Orang-orang mengeluarkan jaket tebal dan berbagai atribut lainnya, untuk bersiap-siap menghadapi musim paling sejuk di Australia. Pagi itu, Avreen tengah berias, ketika Aisyah memasuki kamarnya dengan raut wajah tegang. Sang ajudan tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik tangan kanan nonanya menuju luar kamar. Avreen membeliakkan mata, ketika melihat Jauhari telah berada di ruang tamu. Dia masih terperangah, ketika pria berjaket abu-abu tebal itu menyambanginya sambil membawa kotak kue kecil. "Happy birthday, Sayang," ucap Jauhari seraya tersenyum. "Ehm, ya, makasih," sahut Avreen. "Abang, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya. "Aku diminta jadi saksi kasus penyerbuan Mason ke lapas, tempo hari. Kebetulan, Bang Harper yang ngawal, dan aku minta diantarkan ke sini dulu. Sebelum ke kantor pengadilan." "Abang bikin aku kaget." "Sukses berarti kejutannya." "Hu um." "Tiup dulu lil

  • Terjerat Daun Muda    Bab 74

    74Hari berganti menjadi minggu. Pasukan pengganti telah tiba dan ditempatkan di unit apartemen, di sebelah kanan unitnya Avreen. Seusai beristirahat selama beberapa jam, Qadry, Jeffrey dan ketujuh pengawal muda, berangkat menuju kediaman Keven, untuk melaporkan wajah-wajah pengawal baru angkatan 18. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Keven, Aruna, Bryan, Sekar, Jourell, Vlorin, Cayden dan Geoff yang berkumpul di sana sejak sore tadi. Begitu pula dengan Dedi dan rekan-rekannya yang kebetulan tengah off. "Sudah siap serah terima jabatan, Dhif?" tanya Dedi sambil memandangi pengawal lapis 7 tersebut. "Siap," balas Nadhif. "Walaupun aku deg-degan harus mimpin pasukan besar, tapi insyaallah, aku bisa meneruskan kerja keras Abang selama 3 tahun terakhir di sini," lanjutnya. "Petugas pengganti, namanya siapa saja?" Nadhif menunjuk pria muda di sebelah kanannya. "Ini, Yovhi. Seterusnya, Firman, Banyu, Singgih, Zakaria dan Nurikmas," jelasnya. "Banyu, wajahmu mirip sama Eros," sela

  • Terjerat Daun Muda    Bab 73

    73Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan cepat, hingga nyaris tidak dirasakan oleh manusia di seluruh dunia. Jauhari dan tim Rupert, telah diizinkan untuk beraktivitas di luar sel. Setiap pagi hingga siang, mereka akan mengerjakan apa pun untuk membantu petugas. Jauhari lebih menyukai kegiatan bersih-bersih. Dia bisa berjam-jam di bagian laundry, ataupun menyapu halaman di sekitar bangunan. Tim Rupert yang cukup berbakat memasak, menjadikan para koki senang, karena mereka sanggup menjadi asisten andalan. Pagi itu, seperti biasa, Jauhari keluar dari pintu samping sambil membawa sapu bergagang panjang. Dia memulai rutinitas sembari mendengarkan musik dari earphone. Jauhari tidak menyadari jika tengah diperhatikan beberapa orang dari dalam bangunan. Dia meneruskan menyapu dan memindahkan sampah ke drum. Kemudian Jauhari mencuci tangannya di wastafel luar. "Apa dia pembunuh Daymion?" tanya pria bercambang, sambil memerhatikan Jauhari yang sedang mengusap wajahnya denga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 72

    72Rombongan dari Hervey Bay tiba di Sydney siang itu. Mereka langsung menemui keluarga masing-masing yang menunggu di hotel milik keluarga Arvasathya. Seusai bersantap di restoran utama, mereka beranjak menuju kamar yang ditempati sejak 5 hari silam. Tim Yusuf dan tim Taylor juga diinapkan di sana, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum bertugas kembali esok hari. Matahari bergerak cepat menuju barat. Langit perlahan menggelap, hingga sang surya benar-benar tenggelam di garis cakrawala. Malam harinya, seusai salat Magrib, tim PBK berangkat menuju kantor polisi pusat. Dua unit mobil MPV hitam melesat di jalan raya yang cukup lengang, karena hari itu merupakan penghujung minggu. Puluhan menit berlalu, kelompok Alvaro telah berada di ruang tunggu. Mereka berbincang dengan Jauhari dan Loko, yang turut menemani di dalam sel. "Jadi, aku nggak dipindahkan ke lapas umum?" tanya Jauhari. "Ya. Tim pengacaramu berhasil meyakinkan pihak kejaksaan, jika akan sangat berbahaya bila kamu dip

  • Terjerat Daun Muda    Bab 71

    71Peristiwa yang terjadi siang tadi di Hervey Bay, menjadi trending topic di semua media sosial. Pro dan kontra bermunculan. Banyak yang lebih mendukung perlawanan tim PBK, dan menganggap polisi setempat sangat lamban dalam menangani kasus tersebut. Cayden telah menghubungi temannya sesama pengacara yang bermukim di sana, untuk mendampingi tim PBK. Cayden dan Geoff juga sudah berangkat ke Hervey Bay bersama dua asisten mereka, serta Andrew, direktur operasional Arvasathya Grup. Andrew merupakan sahabat Keven semenjak beberapa tahun silam. Pria berbadan tinggi besar itu juga pernah mendekam di sel penjara kantor polisi Sydney, karena ikut berkelahi bersama Keven, melawan kelompok penjahat yang dikerahkan lawan bisnis mereka. Kelompok Cayden tiba saat hari sudah malam. Tanpa beristirahat, mereka langsung bergabung dengan teman-teman pengacara, yang tengah berusaha membebaskan para pengawal PBK dan semua bos yang terlibat dalam pertempuran tadi siang. "Kalian sudah makan?" tanya Cay

  • Terjerat Daun Muda    Bab 70

    70Khairani mendekap keluarganya satu per satu. Saat tiba di depan Benigno, keduanya saling menatap sesaat, sebelum pria berparas blasteran itu memeluk Adik iparnya, yang langsung terisak-isak Akrab sejak bertahun-tahun silam, menjadikan Benigno menganggap Khairani sebagai Adik kandungnya. Begitu pula sebaliknya. Bagi Khairani, Benigno adalah Kakak tertua sekaligus jadi panutannya dan semua saudara Falea. Benigno mencium puncak kepala Khairani dengan segenap rasa sayang. Dia tahu, jika gadis dalam dekapannya memang harus pergi menjauh, untuk mengobati hatinya yang terluka karena cinta. "Jangan keluyuran sendiri, Ran. Tunggu Novan atau Syafid datang ke Belanda, baru kamu bisa keliling tempat wisata," tutur Benigno seusai mengurai dekapan. "Syamsiah dan Abyaz itu junior, mereka belum tahu sikon. Jadi kamu yang harus lebih mengarahkan mereka dan para sekuriti serta junior lainnya di sana," tambah Benigno. "Kalau ada masalah, usahakan untuk diselesaikan sendiri. Nggak sanggup, seger

  • Terjerat Daun Muda    Bab 69

    69Berita tentang rencana pernikahan Jauhari dan Avreen, akhirnya sampai pada Khairani. Gadis tersebut memutuskan untuk menyendiri dan lebih banyak diam. Hal itu tentu saja membingungkan teman-teman satu mess. Sebab biasanya Khairani akan ceria. Terutama setelah mudik dari kampung halamannya. Andara yang tahu penyebab sepupunya murung, tidak bisa melakukan apa pun. Begitu pula dengan Falea. Andara yang baru tiba kemarin sore dari Sydney bersama orang tuanya, mengajak Khairani untuk menginap di rumah Falea. Namun, ditolak gadis berpipi tembam tersebut, dengan alasan tengah tidak enak badan. Andara mengajak Falea dan Benigno berbincang di ruang kerja. Supaya tidak terdengar keluarga lainnya yang tengah berkumpul di ruangan depan. "Dia sedang parah hati, Ra. Nggak bisa dinasihati. Mental semuanya," keluh Falea. "Wajar itu. Rani sedang dalam proses melupakan, lalu ada kabar kayak gini. Dia pasti kaget," sahut Benigno. "Kupikir ikut terapi bisa membuatnya cepat melupakan Bang Ari. T

  • Terjerat Daun Muda    Bab 68

    68*Grup Petinggi PBK New*Tio : @Jauhari, kamu bikin heboh keluarga di Malang.Yanuar : Ada apa, @Mas Tio? Aku nggak ngeh. Zulfi : What happen, aya naon? Yoga : Aku baru on. Andri : @Jauhari. Terangkanlah. Haryono : Aku masih menunggu artisnya muncul. Hisyam : Mungkin Ari sudah tidur. Di sana hampir jam 12 malam. Yusuf : Minal aidin wal faidzin, semuanya. Aditya : Mohon maaf lahir batin. Wirya : Sama-sama, @Yusuf dan @Aditya.Wirya : Di Taiwan malah sudah sepi. Aku bingung mau ngobrol sama siapa. Biasanya ada tim Loko, tapi mereka lagi stand by di Sydney. Mardi : Aku baru bangun. Habis salat isya, tepar. Capek keliling rumah keluarga. Said : Di rumah abi-ku, sepi. Kakak dan adikku lebaran di tempat mertua masing-masing. Mertuaku rumahnya dekat. Jadi nggak berasa lagi lebaran. Jaka : Aku baru kali ini lebaran di Yogyakarta. Enak juga. Ilyas : Aku tadinya pengen lebaran di Antartika, tapi takut nggak bisa napas. Jeffrey : @Bang Ilyas, aku ngakak dan dicubit istriku, karena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status