Share

Bab 30

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-02 10:21:21

30

Isakan Pujiyanti mengiringi perpisahannya dengan Jauhari. Rombongan pimpinan Yanuar akan bertolak kembali ke Indonesia.

Perempuan berjilbab biru, baru berhenti menangis, setelah dijanjikan Sultan, bila Pujiyanti bisa kembali mengunjungi Jauhari di masa mendatang.

Seusai menyalami semua anggota rombongan bos, Jauhari beralih menyalami ketujuh Power Rangers, Said, dan Haikal serta Hamid, yang juga akan bertolak ke Jakarta.

Jauhari sudah lebih tegar hati, hingga tidak menangis saat mendekap Wirya. Keduanya berbincang serius selama beberapa saat, sebelum Jauhari mundur dan beralih menyalami rekan-rekannya.

Selain para senior, Harun, Chairil, Aditya, dan Nanang juga ikut berangkat. Beberapa hari lagi tim kedua akan tiba untuk menggantikan tugas mereka di Sydney.

Jauhari diizinkan Harper untuk mengantar rombongan itu sampai ke teras. Bersama Yusuf, Dedi, Geof, Cayden, Bryan, Jourell, Keven, Gumelar, Harzan, Nuriel, Chalid, Irham, Mizan, Shahid dan Jahfal, Jauhari memerhatikan hingga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
makanya Ernest mulut mu jangan usil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Daun Muda    Bab 31

    31Kabar tentang Ernest yang meminta perlindungan pada polisi Sydney, akhirnya sampai ke Surabaya. Nurwanto dan Astuti, kedua orang tua Ernest, segera berangkat ke Jakarta.Mereka dijemput Jovita dan Sophia di bandara. Pasangan tua tersebut langsung mendatangi kediaman Sultan Pramudya. Mereka hendak menemui Avreen dan keluarganya, untuk membicarakan tentang situasi di Sydney. Tio yang tengah berada di kantor Adhitama Grup, bergegas pergi ke rumah ayahnya. Tio tiba bertepatan dengan Alvaro dan Yanuar, yang datang bersama Wirya serta Zulfi. Kelima pria tersebut memasuki ruang tamu bernuansa biru. Mereka menyalami Sultan, Winarti, Mediawan dan Lituhayu terlebih dahulu, sebelum bersalaman dengan para tamu. Asisten Nurwanto yang bernama Taslim, menerangkan maksud kedatangan orang tua Ernest. Asisten Astuti, yakni Hendi, juga turut menambahkan penjelasan rekannya. Avreen yang baru pulang dari kampus, memasuki rumah dari pintu samping. Dia tahu jika kedua orang tua Ernest ada di depan, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Terjerat Daun Muda    Bab 32

    32Kelompok Mardi tiba di Sydney, siang menjelang sore waktu setempat. Mereka langsung diantarkan ke kantor polisi oleh Chatur dan Angga yang bertugas menjemput. Sepanjang perjalanan, Mardi mengorek keterangan terbaru dari Chatur, yang menjadi sopir mobil MPV hitam. Hal serupa juga dilakukan Daus yang berada di mobil kedua. Dia menanyai Angga yang menerangkan semuanya dengan detail. Setibanya di tempat tujuan, Yusuf dan rekan-rekannya menyambut kloter 3 itu dengan penghormatan. Kemudian mereka menyalami Mardi, Daus, dan rekan-rekan pengawal muda. Setelahnya, Yusuf dan tim-nya berpindah untuk menyalami beberapa bos PG serta PCD, yang turut hadir untuk memberikan dukungan buat Jauhari. Selain itu, mereka juga hendak melihat proyek yang tengah berjalan di Chairn, Gold Coast. Seusai meminta izin pada petugas, Yusuf mengantarkan rombongan tersebut ke ruang tunggu. Tidak berselang lama Jauhari keluar bersama Mizan yang menemaninya di sel. Seusai menyalami kedua senior dan rekan-rekann

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Terjerat Daun Muda    Bab 33

    33*Grup Pahlawan Bertoeng*Yoga : Aku ngikik baca nama grupnya. Yanuar : Dirut kita makin kocak. Zulfi : Alhamdulillah. W sudah kembali ceria. Andri : Aku sampai baca ulang nama grup. Takut salah.Said : Aku lagi di rumah calon mertua. Pada bingung lihat aku cekikikan. Haryono : Jangan munculkan wujud aslimu, @Said. Said : Memangnya aku ini apakah? @Yono. Haryono : Penunggu pohon asem. Hamid : Baru lihat grup ini, langsung ketawa aku. Haikal : @Wirya, otak ente lagi waras? Wirya : Ya, @Bang Hai. Habis main sama baby. Benar-benar mood booster. Alvaro : Aku jadi nggak sabar nunggu May lahiran. Pengen main sama bayi lagi. Mardi : Gaes, ada kabar gembira. Yoga : Apa? @Mardi. Mardi : Ari ditembak Dek Avreen. Yusuf : Wuah! Ari, benar-benar pandai menggaet perempuan. Aditya : Aku, kok, nggak dapat-dapat ya? Ari gampang banget punya gebetan. Jeffrey : Mukamu itu kecut terus, @Aditya. Nanang : Bener. Perempuan jadi kesal duluan lihatnya. Chairil : Harus sering senyum, @Adity

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Terjerat Daun Muda    Bab 34 - Three Cutie Bodyguard

    34Hari berganti hari. Jumat malam, empat orang pria berpakaian perlente, memasuki kelab malam yang cukup terkenal di Port Stephens. Mereka langsung menuju bar untuk menemui informan bayaran. Seusai memesan minuman dan berbincang sesaat dengan bartender sekaligus informan, keempatnya berpindah duduk ke kursi dekat meja bagian tengah. Dua perempuan yang juga informan, mendatangi mereka untuk bersandiwara sebagai kupu-kupu malam. Mereka berbincang sambil memindai sekitar, untuk menunggu drama dimulai. Tiba-tiba terdengar suara orang-orang yang tengah berkelahi. Dillbert dan Kenrich Pearce, tampak bersemangat berlakon sebagai dua orang mabuk yang membuat kekacauan. Beberapa rekan sekuriti dari proyek HKB terdekat, menambah kericuhan suasana. Mereka berkelahi dengan gaya orang mabuk, yang sebetulnya tidak kena tinjuan atau tendangan. Mereka lebih banyak sempoyongan dan menabrak orang-orang di sekeliling. Penjaga keamanan kelab segera membubarkan pertempuran ity dan mengusir para pelak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Terjerat Daun Muda    Bab 35 - Tim Rahasia

    35Alvaro dan Wirya kompak mengacungkan jempol, sesaat setelah mendengar penuturan Hisyam, tentang perubahan rencana selanjutnya. Zulfi dan Yoga yang turut mendengarkan percakapan itu, saling beradu pandang sesaat, sebelum serentak menggeleng. Direktur keuangan dan direktur operasional PBK tersebut, sama sekali tidak mengira jika calon direktur utama akan menemukan ide, yang sama ajaibnya dengan kedua komisaris. "Siapa saja yang mau dikerahkan untuk pelaksanaan rencanamu, Syam?" tanya Alvaro sambil memandangi layar tabletnya di meja."Aku mau orang-orang lama, Bang. Plus beberapa orang baru," jawab Hisyam dari seberang benua. "Yang lama dan yang baru, sebutkan. Biar kami catat dulu." "Semua pengawal lapis tiga." "Oke." "Lalu, Gumelar, Sunardi, Sudrajat, Harun, Santos, Dimas, Syuja, Hasbi, Fikri dan Mukti." "Harun nggak bisa. Minggu depan dia sudah harus berangkat untuk tugas di Kanada," sela Wirya. "Ah, ya, lupa aku." Hisyam membaca catatannya. "Lanjut ke junior. Aku butuh Laz

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Terjerat Daun Muda    Bab 36

    36Pagi itu, suasana di kediaman Fairel terlihat ramai. Rumah dua lantai yang telah disewa PBK, sudah mendapatkan izin sebagai mess, dari pengelola perumahan setempat.Danesh, Ernest dan Rizal yang juga berlindung di rumah itu, memandangi kesibukan para pengawal muda yang sedang membuat banyak tongkat kayu. Kendatipun penasaran, tetapi Danesh tidak berani mendesak Qadry yang menjadi pemimpin kelompok itu. Danesh ragu-ragu untuk mendekatkan diri dengan calon direktur utama PB itu, karena sejak datang kemarin siang, Qadry memasang tampang serius. Demikian pula dengan rekan-rekannya. "Mereka kayak lagi bikin senjata," cakap Rizal yang sejak tadi memerhatikan puluhan laki-laki di halaman belakang. "Apa mereka lagi siap-siap perang?" tanya Ernest. "Kalau perang, pasti senjata tajam yang keluar. Ini dari kayu semua," timpal Danesh. "Mungkin buat latihan, atau diklat," tukas Ernest. "Dulu, aku pernah main ke rumah Pramudya, para pengawalnya lagi latihan. Bentuk tongkatnya mirip yang mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjerat Daun Muda    Bab 37

    37Keenam orang keluar dari mobil SUV hitam yang dikemudikan Harzan. Mereka menunggu sang sopir selesai mengunci mobil, kemudian mereka bergegas menuju ruang tunggu. Jauhari muncul bersama Hisyam dan Yusuf. Pria berlesung pipi itu sempat termangu sesaat, sebelum mengulaskan senyuman sembari mendatangi rekan-rekannya. Jauhari menyalami dan memeluk Beni serta Lazuardi terlebih dahulu. Kemudian dia berpindah untuk mendekap keempat gadis yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama. "Ra, kok, kamu bisa datang bareng mereka?" tanya Jauhari, seusai duduk bersama para tamu. "Aku ke London dulu. Baru ke sini sama mereka," seloroh Andara. "Muter, dong." Andara menyunggingkan senyuman. "Enggak, Bang. Aku sebetulnya ikut tim Bang Hasbi. Terus, aku diantarkan ke unitnya Mbak Sekar, karena nggak mungkin aku perempuan sendirian di mess." "Oh, begitu." Jauhari memandangi gadis yang tengah mengeluarkan banyak wadah makanan dari tas besar. "Rani, apa kabar?" tanyanya. "Baik. Lagi mudik dia." "Ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Terjerat Daun Muda    Bab 38

    38"Siapa saja yang berada di dalam sel, Dit?" tanya Geoff, yang datang pagi itu bersama Cayden. "Sel kiri, isinya Bang Carlos, Bang Hugo, Dillbert, Kenrich, Samuel dan Lucano," jawab Aditya. "Sel kanan, Bang Juan, Bang Leon, Hisyam, Beni Jeffrey dan Lazuardi," lanjutnya. "Kapan mereka akan dikeluarkan?" "Tim Indonesia, kecuali Jeffrey, jam setengah 8." Aditya mengecek arlojinya. "Sekitar 10 menit lagi," tambahnya. "Yang lain?" "Nunggu tim Shinshe selesai." Cayden menggeleng pelan. "Idenya Hisyam benar-benar di luar ekspektasi." "Ya, dia meniru kedua abangnya, hobi mengeluarkan ide aneh," balas Geoff. "Kami saja nggak kepikiran ide itu," ungkap Syuja. "Jangankan kamu, aku yang sudah tahu karakter Hisyam dari dulu, tetap aja kaget," papar Qadry. "Bentar. Bang Jeffrey, kenapa nggak ikut keluar?" tanya Harzan. "Dia, kan, seperempat bule. Bisa sedikit bahasa Spanyol. Nyamar jadi orang sana, cocok," terang Chairil. Panggilan dari belakang menyebabkan mereka berbalik. Semuanya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06

Bab terbaru

  • Terjerat Daun Muda    Bab 76

    76Kedatangan para petugas polisi kantor pusat pada Sabtu pagi menjelang siang, menjadikan Jauhari gembira, karena Gilbert, Paul dan Harper juga mengajak keluarga mereka berkunjung ke lapas kejaksaan. Keempat bocah serentak mengangguk, ketika diajak Yusuf untuk melihat isi caravan. Sedangkan kedua anak Gilbert yang sudah remaja, justru sibuk berbincang dengan Jauhari. Nicoline dan Lenard, bergantian bertanya pada Jauhari tentang kasus yang menimpa pria berlesung pipi terpaksa. Kedua remaja berambut pirang gelap, bahkan mencatat dan merekam penjelasan Jauhari. Gilbert meringis ketika Lenard berkata bila dirinya ingin berkaries sebagai pengawal. Menurut Lenard, karier sebagai bodyguard lebih menantang dibandingkan menjadi polisi, seperti daddy-nya. "Berapa usiamu?" tanya Jauhari. "16 tahun," jawab Lenard. "Kalau kamu?" desaknya. "31.""Apa kamu sudah menikah?" "Belum, tapi aku tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihku." "Yang itu, bukan?" Nicoline menunjuk Avreen yang teng

  • Terjerat Daun Muda    Bab 75

    75Bulan Mei berganti menjadi Juni. Musim gugur telah berakhir dan hawa musim dingin mulai terasa. Orang-orang mengeluarkan jaket tebal dan berbagai atribut lainnya, untuk bersiap-siap menghadapi musim paling sejuk di Australia. Pagi itu, Avreen tengah berias, ketika Aisyah memasuki kamarnya dengan raut wajah tegang. Sang ajudan tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik tangan kanan nonanya menuju luar kamar. Avreen membeliakkan mata, ketika melihat Jauhari telah berada di ruang tamu. Dia masih terperangah, ketika pria berjaket abu-abu tebal itu menyambanginya sambil membawa kotak kue kecil. "Happy birthday, Sayang," ucap Jauhari seraya tersenyum. "Ehm, ya, makasih," sahut Avreen. "Abang, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya. "Aku diminta jadi saksi kasus penyerbuan Mason ke lapas, tempo hari. Kebetulan, Bang Harper yang ngawal, dan aku minta diantarkan ke sini dulu. Sebelum ke kantor pengadilan." "Abang bikin aku kaget." "Sukses berarti kejutannya." "Hu um." "Tiup dulu lil

  • Terjerat Daun Muda    Bab 74

    74Hari berganti menjadi minggu. Pasukan pengganti telah tiba dan ditempatkan di unit apartemen, di sebelah kanan unitnya Avreen. Seusai beristirahat selama beberapa jam, Qadry, Jeffrey dan ketujuh pengawal muda, berangkat menuju kediaman Keven, untuk melaporkan wajah-wajah pengawal baru angkatan 18. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Keven, Aruna, Bryan, Sekar, Jourell, Vlorin, Cayden dan Geoff yang berkumpul di sana sejak sore tadi. Begitu pula dengan Dedi dan rekan-rekannya yang kebetulan tengah off. "Sudah siap serah terima jabatan, Dhif?" tanya Dedi sambil memandangi pengawal lapis 7 tersebut. "Siap," balas Nadhif. "Walaupun aku deg-degan harus mimpin pasukan besar, tapi insyaallah, aku bisa meneruskan kerja keras Abang selama 3 tahun terakhir di sini," lanjutnya. "Petugas pengganti, namanya siapa saja?" Nadhif menunjuk pria muda di sebelah kanannya. "Ini, Yovhi. Seterusnya, Firman, Banyu, Singgih, Zakaria dan Nurikmas," jelasnya. "Banyu, wajahmu mirip sama Eros," sela

  • Terjerat Daun Muda    Bab 73

    73Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan cepat, hingga nyaris tidak dirasakan oleh manusia di seluruh dunia. Jauhari dan tim Rupert, telah diizinkan untuk beraktivitas di luar sel. Setiap pagi hingga siang, mereka akan mengerjakan apa pun untuk membantu petugas. Jauhari lebih menyukai kegiatan bersih-bersih. Dia bisa berjam-jam di bagian laundry, ataupun menyapu halaman di sekitar bangunan. Tim Rupert yang cukup berbakat memasak, menjadikan para koki senang, karena mereka sanggup menjadi asisten andalan. Pagi itu, seperti biasa, Jauhari keluar dari pintu samping sambil membawa sapu bergagang panjang. Dia memulai rutinitas sembari mendengarkan musik dari earphone. Jauhari tidak menyadari jika tengah diperhatikan beberapa orang dari dalam bangunan. Dia meneruskan menyapu dan memindahkan sampah ke drum. Kemudian Jauhari mencuci tangannya di wastafel luar. "Apa dia pembunuh Daymion?" tanya pria bercambang, sambil memerhatikan Jauhari yang sedang mengusap wajahnya denga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 72

    72Rombongan dari Hervey Bay tiba di Sydney siang itu. Mereka langsung menemui keluarga masing-masing yang menunggu di hotel milik keluarga Arvasathya. Seusai bersantap di restoran utama, mereka beranjak menuju kamar yang ditempati sejak 5 hari silam. Tim Yusuf dan tim Taylor juga diinapkan di sana, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum bertugas kembali esok hari. Matahari bergerak cepat menuju barat. Langit perlahan menggelap, hingga sang surya benar-benar tenggelam di garis cakrawala. Malam harinya, seusai salat Magrib, tim PBK berangkat menuju kantor polisi pusat. Dua unit mobil MPV hitam melesat di jalan raya yang cukup lengang, karena hari itu merupakan penghujung minggu. Puluhan menit berlalu, kelompok Alvaro telah berada di ruang tunggu. Mereka berbincang dengan Jauhari dan Loko, yang turut menemani di dalam sel. "Jadi, aku nggak dipindahkan ke lapas umum?" tanya Jauhari. "Ya. Tim pengacaramu berhasil meyakinkan pihak kejaksaan, jika akan sangat berbahaya bila kamu dip

  • Terjerat Daun Muda    Bab 71

    71Peristiwa yang terjadi siang tadi di Hervey Bay, menjadi trending topic di semua media sosial. Pro dan kontra bermunculan. Banyak yang lebih mendukung perlawanan tim PBK, dan menganggap polisi setempat sangat lamban dalam menangani kasus tersebut. Cayden telah menghubungi temannya sesama pengacara yang bermukim di sana, untuk mendampingi tim PBK. Cayden dan Geoff juga sudah berangkat ke Hervey Bay bersama dua asisten mereka, serta Andrew, direktur operasional Arvasathya Grup. Andrew merupakan sahabat Keven semenjak beberapa tahun silam. Pria berbadan tinggi besar itu juga pernah mendekam di sel penjara kantor polisi Sydney, karena ikut berkelahi bersama Keven, melawan kelompok penjahat yang dikerahkan lawan bisnis mereka. Kelompok Cayden tiba saat hari sudah malam. Tanpa beristirahat, mereka langsung bergabung dengan teman-teman pengacara, yang tengah berusaha membebaskan para pengawal PBK dan semua bos yang terlibat dalam pertempuran tadi siang. "Kalian sudah makan?" tanya Cay

  • Terjerat Daun Muda    Bab 70

    70Khairani mendekap keluarganya satu per satu. Saat tiba di depan Benigno, keduanya saling menatap sesaat, sebelum pria berparas blasteran itu memeluk Adik iparnya, yang langsung terisak-isak Akrab sejak bertahun-tahun silam, menjadikan Benigno menganggap Khairani sebagai Adik kandungnya. Begitu pula sebaliknya. Bagi Khairani, Benigno adalah Kakak tertua sekaligus jadi panutannya dan semua saudara Falea. Benigno mencium puncak kepala Khairani dengan segenap rasa sayang. Dia tahu, jika gadis dalam dekapannya memang harus pergi menjauh, untuk mengobati hatinya yang terluka karena cinta. "Jangan keluyuran sendiri, Ran. Tunggu Novan atau Syafid datang ke Belanda, baru kamu bisa keliling tempat wisata," tutur Benigno seusai mengurai dekapan. "Syamsiah dan Abyaz itu junior, mereka belum tahu sikon. Jadi kamu yang harus lebih mengarahkan mereka dan para sekuriti serta junior lainnya di sana," tambah Benigno. "Kalau ada masalah, usahakan untuk diselesaikan sendiri. Nggak sanggup, seger

  • Terjerat Daun Muda    Bab 69

    69Berita tentang rencana pernikahan Jauhari dan Avreen, akhirnya sampai pada Khairani. Gadis tersebut memutuskan untuk menyendiri dan lebih banyak diam. Hal itu tentu saja membingungkan teman-teman satu mess. Sebab biasanya Khairani akan ceria. Terutama setelah mudik dari kampung halamannya. Andara yang tahu penyebab sepupunya murung, tidak bisa melakukan apa pun. Begitu pula dengan Falea. Andara yang baru tiba kemarin sore dari Sydney bersama orang tuanya, mengajak Khairani untuk menginap di rumah Falea. Namun, ditolak gadis berpipi tembam tersebut, dengan alasan tengah tidak enak badan. Andara mengajak Falea dan Benigno berbincang di ruang kerja. Supaya tidak terdengar keluarga lainnya yang tengah berkumpul di ruangan depan. "Dia sedang parah hati, Ra. Nggak bisa dinasihati. Mental semuanya," keluh Falea. "Wajar itu. Rani sedang dalam proses melupakan, lalu ada kabar kayak gini. Dia pasti kaget," sahut Benigno. "Kupikir ikut terapi bisa membuatnya cepat melupakan Bang Ari. T

  • Terjerat Daun Muda    Bab 68

    68*Grup Petinggi PBK New*Tio : @Jauhari, kamu bikin heboh keluarga di Malang.Yanuar : Ada apa, @Mas Tio? Aku nggak ngeh. Zulfi : What happen, aya naon? Yoga : Aku baru on. Andri : @Jauhari. Terangkanlah. Haryono : Aku masih menunggu artisnya muncul. Hisyam : Mungkin Ari sudah tidur. Di sana hampir jam 12 malam. Yusuf : Minal aidin wal faidzin, semuanya. Aditya : Mohon maaf lahir batin. Wirya : Sama-sama, @Yusuf dan @Aditya.Wirya : Di Taiwan malah sudah sepi. Aku bingung mau ngobrol sama siapa. Biasanya ada tim Loko, tapi mereka lagi stand by di Sydney. Mardi : Aku baru bangun. Habis salat isya, tepar. Capek keliling rumah keluarga. Said : Di rumah abi-ku, sepi. Kakak dan adikku lebaran di tempat mertua masing-masing. Mertuaku rumahnya dekat. Jadi nggak berasa lagi lebaran. Jaka : Aku baru kali ini lebaran di Yogyakarta. Enak juga. Ilyas : Aku tadinya pengen lebaran di Antartika, tapi takut nggak bisa napas. Jeffrey : @Bang Ilyas, aku ngakak dan dicubit istriku, karena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status