Share

Bab 26

last update Last Updated: 2024-12-19 06:16:00

Bola melambung jauh, meski tidak sempurna, Roy tetap bertepuk tangan kecil untuk mensupport Alyssa agar tidak mudah menyerah, “Keren, itu sudah cukup bagus untuk pemula, kau hanya tinggal terus latihan ritme.” Roy berbicara dengan suara excited, seolah ia benar-benar sangat menikmati apa yang ia lakukan saat ini, sedangkan Alyssa yang melihat reaksi excited di diri Roy membuat senyumnya seketika terbit di wajahnya. Wanita itu tampak tersenyum malu-malu namun sedikit puas dengan apa yang telah dia lakukan.

Alyssa kembali mengulangi gerakan yang diajarkan Roy hingga beberapa kali, sesekali Roy membenarkan posisi Alyssa jika ada yang kurang tepat, tak lupa pria itu sedikit menyisipkan humor agar Alyssa tidak tegang saat mereka sedang mengulang latihan, “Kalau bolanya ke kolam, anggap saja kita mau main golf sambil berenang,” ucapnya. Mereka tertawa bersama sembari tetap melanjutkan latihan. Sesi latihan yang awalnya cukup tegang bagi Alyssa, berubah menjadi momen yang penuh kehangatan da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 27

    Roy menoleh terkejut, menatap Alyssa dengan lekat, tatapan matanya terlihat jelas ada kesedihan sekaligus emosi secara bersamaan yang tengah pria itu sembunyikan.“Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak pergi meninggalkanku?” tanya Roy.Tampaknya Roy mulai bingung harus bagaimana lagi agar ia bisa mengambil hati Alyssa.Alyssa memalingkan wajahnya menatap lain, menghindar dari tatapan Roy. “Aku lebih bahagia hidup sendiri. Aku ingin melupakan semua hal-hal buruk yang pernah terjadi selama hidupku,” ungkap Alyssa.Satu tangan Roy spontan mengepal, menahan emosi yang ingin meledak saat ia mendengar ungkapan sedih Alyssa. Rasanya ia ingin membunuh orang-orang yang telah membuat hati Alyssa hancur.Roy mengangkat tangannya yang lain, merangkul pinggang Alyssa, menariknya sedikit hingga badan keduanya saling bersentuhan. Tarikannya tak terlalu kuat, tetapi cukup untuk menyampaikan rasa takut kehilangan yang tersembunyi di dalam hatinya.Pria itu kemudian menundukkan kepala, wajahnya ia

    Last Updated : 2024-12-21
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 28

    “Ada yang bisa saya bantu?” tanya sang pemilik toko emas.“Saya ingin menjual gelang emas ini, Pak.” Dio menyodorkan gelang yang ia bawa.Pemilik toko emas lantas mengamati gelang tersebut dengan seksama. “Gelang ini bagus, kenapa dijual, Mas?”“Saya lagi butuh duit, makanya terpaksa harus saya jual ini gelang istri saya,” ujar Dio dengan ekspresi memelas supaya pria di hadapannya percaya dan kasihan kepadanya.“Oh, gitu.” Pria itu mengangguk paham. “Ya sudah, saya cek kadar emasnya dulu ya kalau gitu. Tunggu sebentar.” Pemilik toko emas itu lantas mulai memeriksa gelang yang Dio bawa menggunakan mesin penguji emas dan juga timbangan untuk memastikan kadar dan berat gelang tersebut.Setelah mengecek gelang itu beberapa saat, pria itu kembali menghadap Dio dengan tangannya membawa gelang yang akan dijual Dio tadi. “Gelang ini kadar emasnya 24 karat, dan beratnya 10 gram. Kalau sekarang harga pasarnya sekitar Rp1.533.000 per gram. Jadi totalnya sekitar Rp15.330.000. Bagaimana, mau?”Dio

    Last Updated : 2024-12-30
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 29

    “Tempat memanah? Untuk apa kita ke sini?” tanya Alyssa bingung. Roy menoleh, menatap wajah Alyssa seraya tersenyum lembut. “Untuk apa lagi? Ayo!” pungkas Roy menaikkan dagunya, memberi kode pada Alyssa agar masuk ke lapangan tempat bermain panah. “T--tapi ... aku tidak bisa bermain panah. Aku belum pernah mencobanya,” ucap Alyssa ragu. “Maka aku yang akan mengajarimu sampai kau bisa,” sela Roy. Pria itu terlihat cukup antusias untuk mengajari Alyssa bermain panah, olahraga yang belum pernah Alyssa coba. Keduanya berjalan memasuki lapangan tempat khusus untuk memanah. Roy menerima busur dan anak panah yang diberikan oleh anak buahnya, lalu meletakkan tas kulit berisi beberapa anak panah ke samping tubuhnya. “Aku tidak yakin bisa melakukannya,” ucap Alyssa pesimis. “Tapi aku yakin kau bisa melakukannya,” sela Roy penuh percaya diri. Pria itu lantas berdiri di belakang badan Alyssa, menggenggam kedua tangan Alyssa, lalu menuntunnya untuk memegang busur dan anak panah yang se

    Last Updated : 2024-12-30
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 1

    Di tengah malam yang sunyi, suara berisik dari ruang tamu mulai terdengar jelas di seluruh penjuru ruangan yang ada di dalam rumah kecil itu. Alyssa Xaviera, wanita sekaligus istri dari pria bernama Dio Andreas itu terlihat tengah duduk di sofa itu sembari memijit pelipisnya menahan lelah dan frustasi yang sudah mulai mencapai puncaknya. Bau alkohol yang cukup menyengat itu mulai memenuhi dalam ruangan ketika Dio—suami Alyssa berjalan masuk dengan tubuh yang telah sempoyongan sambil memegang dua minuman keras. Wajah pria itu tampak sangat kusut, dengan mata yang sudah memerah. Alyssa bergegas menghampiri suaminya dan berdiri di hadapan Dio—sang suami. Kini, hanya tersisa jarak sekitar satu meter saja diantara Alyssa dan pria pemabuk itu. “Kamu mabuk lagi, Mas? Udah berapa kali aku bilang sama kamu, jangan pulang dalam keadaan mabuk seperti ini,” tegur Alyssa seraya menahan amarah di dalam hatinya. Meskipun sebenarnya Alyssa sudah sangat muak dan dongkol, tapi sebisa mungkin Alyssa

    Last Updated : 2024-11-19
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 2

    Alyssa segera berjalan cepat dengan kedua tangannya yang telah penuh dengan bawaannya. Di tangan kanannya, Alyssa memegang nampan besar berisi hidangan yang akan ia sajikan untuk suaminya, termasuk nasi dan lauk pauk seperti tumisan yang telah ia masak tadi dan juga tempe yang telah ia goreng, serta piring dan sendok yang sudah tertata rapi di atasnya, sedangkan di tangan kirinya, Alyssa membawa sebuah teko yang berisi air putih, serta dua gelas yang ia jepit di antara jemari dan bagian pegangan tekonya. Alyssa tampak fokus dan sangat berhati-hati agar ia tak menjatuhkan apa yang dia bawa. “Lama banget, sih!” omel Dio kesal. “Maaf, Mas.” Hanya itu yang Alyssa katakan agar Dio tidak semakin marah. Pria itu lantas mengambil makan dengan terburu-buru layaknya orang yang sudah satu minggu tidak makan. Setelah Dio selesai mengambil sarapannya, Alyssa kemudian ikut menyusul mengambil sarapan pada piringnya. Keduanya makan bersama di piring mereka masing-masing. Tak ada percakapan dianta

    Last Updated : 2024-11-19
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 3

    Dio hanya menatap dingin. “Aku hanya ingin menuruti keinginanmu. Kamu tidak mau hidup susah denganku, 'kan? Maka ikutlah bersama Roy,” kata Dio.Alyssa menggeleng. “Enggak, Di, aku gak mau. Aku gak kenal sama dia, aku gak mau ikut dia. Aku mau pulang aja.” Alyssa berbalik. Pikirannya hanya ingin pulang. Ia tak mau dijual seperti ini. Benar-benar cara yang sangat hina. Apakah ia serendah itu? Apa mereka pikir Alyssa sama dengan hewan yang bisa dijual secara bebas? Benar-benar biadab sekali mereka.Namun, Dio yang melihat Alyssa akan kabur pun lantas menahan Alyssa dan berusaha membujuk wanita itu agar Alyssa mau ikut bersama Roy. “Al, aku mohon sama kamu, ikutlah dengan Roy. Aku yakin dia bisa menjamin kehidupan kamu dengan sangat layak.” Dio menatap mata Alyssa, berusaha meyakinkan istrinya.“Aku gak butuh kehidupan layak kalau caranya kayak gini. Kamu anggap aku apa sih, Di? Kamu pikir aku hewan yang bisa kamu jual seenaknya? Aku ini istri kamu, Di, istri kamu!” Alyssa menangis terse

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 4

    Bagai dihantam batu, perasaan Alyssa terluka mendengarnya. Ia seolah seperti wanita murahan yang bisa dengan mudahnya diperintahkan untuk melakukan hal hina seperti itu. Statusnya masih menjadi istri dari pria lain, tetapi kini ia justru disuruh melayani lelaki lain sebab ulah suaminya sendiri. Entah apa salahnya sehingga takdirnya seperti ini. Dalam keadaan saat ini ingin rasanya Alyssa menjerit sekencang-kencangnya untuk meluapkan emosi di dalam dirinya, namun semua itu harus ia tahan demi keamanan dirinya.Selesai dengan acara minumnya, Roy mengajak Alyssa pulang ke rumahnya. Meski sebenarnya enggan, tapi mau tak mau Alyssa harus menuruti apa yang dikatakan oleh Roy, atau nyawanya yang mungkin nanti akan terancam.Di dalam mobil, meski Roy dan Alyssa duduk berdekatan, tapi keduanya sama-sama tak ada yang membuka suara. Keduanya sama-sama memilih diam dengan pikiran mereka masing-masing. Sesampainya di kediaman Roy yang tampak sangat megah nan mewah, rumah dengan cat berwarna putih

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 5

    Belum sempat Alyssa menoleh, dengan gerakan yang sangat cepat Roy memindahkan nasi yang telah dikunyah dari mulutnya ke mulut Alyssa menggunakan bibirnya, Alyssa yang terkejut berusaha memberontak, tapi tak bisa karena Roy menahan tengkuknya dengan salah satu tangan pria itu, sedangkan tangan yang lainnya Roy gunakan untuk menekan kedua pipi Alyssa agar wanita itu membuka mulutnya. Setelah makanan itu masuk ke dalam mulut Alyssa, dengan cepat Roy langsung menahan dagu Alyssa agar mulut wanita itu tidak terbuka. “Telan, cepat!” titah Roy dengan halus, namun penuh penekanan bahwa dia tidak mau dibantah.Alyssa menggeleng. Wanita itu ingin memuntahkan makanan di mulutnya, tapi mulutnya tidak bisa ia buka karena ditahan oleh Roy. “Telan, atau aku yang akan memakanmu,” ancam Roy sekali lagi, namun Alyssa tetap menggeleng mencerminkan penolakannya pada Roy.Roy yang kesal lantas kembali mengunyah makanan itu dan memindahkannya ke mulut Alyssa lagi untuk yang ke dua kalinya. Namun, jika yang

    Last Updated : 2024-11-24

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 29

    “Tempat memanah? Untuk apa kita ke sini?” tanya Alyssa bingung. Roy menoleh, menatap wajah Alyssa seraya tersenyum lembut. “Untuk apa lagi? Ayo!” pungkas Roy menaikkan dagunya, memberi kode pada Alyssa agar masuk ke lapangan tempat bermain panah. “T--tapi ... aku tidak bisa bermain panah. Aku belum pernah mencobanya,” ucap Alyssa ragu. “Maka aku yang akan mengajarimu sampai kau bisa,” sela Roy. Pria itu terlihat cukup antusias untuk mengajari Alyssa bermain panah, olahraga yang belum pernah Alyssa coba. Keduanya berjalan memasuki lapangan tempat khusus untuk memanah. Roy menerima busur dan anak panah yang diberikan oleh anak buahnya, lalu meletakkan tas kulit berisi beberapa anak panah ke samping tubuhnya. “Aku tidak yakin bisa melakukannya,” ucap Alyssa pesimis. “Tapi aku yakin kau bisa melakukannya,” sela Roy penuh percaya diri. Pria itu lantas berdiri di belakang badan Alyssa, menggenggam kedua tangan Alyssa, lalu menuntunnya untuk memegang busur dan anak panah yang se

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 28

    “Ada yang bisa saya bantu?” tanya sang pemilik toko emas.“Saya ingin menjual gelang emas ini, Pak.” Dio menyodorkan gelang yang ia bawa.Pemilik toko emas lantas mengamati gelang tersebut dengan seksama. “Gelang ini bagus, kenapa dijual, Mas?”“Saya lagi butuh duit, makanya terpaksa harus saya jual ini gelang istri saya,” ujar Dio dengan ekspresi memelas supaya pria di hadapannya percaya dan kasihan kepadanya.“Oh, gitu.” Pria itu mengangguk paham. “Ya sudah, saya cek kadar emasnya dulu ya kalau gitu. Tunggu sebentar.” Pemilik toko emas itu lantas mulai memeriksa gelang yang Dio bawa menggunakan mesin penguji emas dan juga timbangan untuk memastikan kadar dan berat gelang tersebut.Setelah mengecek gelang itu beberapa saat, pria itu kembali menghadap Dio dengan tangannya membawa gelang yang akan dijual Dio tadi. “Gelang ini kadar emasnya 24 karat, dan beratnya 10 gram. Kalau sekarang harga pasarnya sekitar Rp1.533.000 per gram. Jadi totalnya sekitar Rp15.330.000. Bagaimana, mau?”Dio

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 27

    Roy menoleh terkejut, menatap Alyssa dengan lekat, tatapan matanya terlihat jelas ada kesedihan sekaligus emosi secara bersamaan yang tengah pria itu sembunyikan.“Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak pergi meninggalkanku?” tanya Roy.Tampaknya Roy mulai bingung harus bagaimana lagi agar ia bisa mengambil hati Alyssa.Alyssa memalingkan wajahnya menatap lain, menghindar dari tatapan Roy. “Aku lebih bahagia hidup sendiri. Aku ingin melupakan semua hal-hal buruk yang pernah terjadi selama hidupku,” ungkap Alyssa.Satu tangan Roy spontan mengepal, menahan emosi yang ingin meledak saat ia mendengar ungkapan sedih Alyssa. Rasanya ia ingin membunuh orang-orang yang telah membuat hati Alyssa hancur.Roy mengangkat tangannya yang lain, merangkul pinggang Alyssa, menariknya sedikit hingga badan keduanya saling bersentuhan. Tarikannya tak terlalu kuat, tetapi cukup untuk menyampaikan rasa takut kehilangan yang tersembunyi di dalam hatinya.Pria itu kemudian menundukkan kepala, wajahnya ia

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 26

    Bola melambung jauh, meski tidak sempurna, Roy tetap bertepuk tangan kecil untuk mensupport Alyssa agar tidak mudah menyerah, “Keren, itu sudah cukup bagus untuk pemula, kau hanya tinggal terus latihan ritme.” Roy berbicara dengan suara excited, seolah ia benar-benar sangat menikmati apa yang ia lakukan saat ini, sedangkan Alyssa yang melihat reaksi excited di diri Roy membuat senyumnya seketika terbit di wajahnya. Wanita itu tampak tersenyum malu-malu namun sedikit puas dengan apa yang telah dia lakukan.Alyssa kembali mengulangi gerakan yang diajarkan Roy hingga beberapa kali, sesekali Roy membenarkan posisi Alyssa jika ada yang kurang tepat, tak lupa pria itu sedikit menyisipkan humor agar Alyssa tidak tegang saat mereka sedang mengulang latihan, “Kalau bolanya ke kolam, anggap saja kita mau main golf sambil berenang,” ucapnya. Mereka tertawa bersama sembari tetap melanjutkan latihan. Sesi latihan yang awalnya cukup tegang bagi Alyssa, berubah menjadi momen yang penuh kehangatan da

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 25

    Alyssa yang semakin kesal lantas berdecak seraya menoleh kembali ke arah samping, “Aku sudah punya suami, Roy!” cetus Alyssa. “Gak pantes kalau ada laki-laki lain yang manggil saya seperti itu. Saya bukan wanita murahan,” lanjut Alyssa dengan tatapan menusuk.“Berarti kalau udah single boleh dong, aku panggil kamu sayang?” Pria itu tersenyum lebar. Senyum yang sejak tadi ia sembunyikan, pada akhirnya terlepas juga dari tempatnya hingga memperlihatkan ketampanannya yang hakiki. Alyssa hanya berdecak kesal dan tak menggubris ucapan pria di sampingnya. “Ini topinya, Nyonya.” Seorang wanita yang Alyssa duga sebagai maid atau pelayan di sana memberikan sebuah topi lebar pada Alyssa guna melindungi wajahnya dari sinar matahari. Alyssa lantas menerimanya dengan senang hati seraya menyertakan senyuman yang ia tampilkan di wajahnya.Kebetulan Alyssa tidak membawa topi karena Roy tadi tidak menyiapkannya sekalian, dan lagi Roy juga tidak mengatakan mereka akan berolahraga apa, jadi maklum saja

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 24

    Dio terlihat sangat frustasi dengan keadaannya saat ini yang mendesaknya untuk mendapatkan uang hari ini juga karena esok Dio sudah harus memberikannya pada debt kolektor yang akan datang ke rumahnya lagi. Dengan wajah kusut Dio berjalan tergesa-gesa dari ruang televisi menuju ke kamarnya, pria itu mendorong pintu dengan kasar hingga terdengar suara yang berderit. Pandangannya langsung tertuju pada lemari pakaian yang tak begitu besar di sudut ruangan. Tanpa membuang waktu, Dio menghampirinya dan menarik pintu lemari dengan cepat. Pintu kayu itu terbuka lebar, menampakkan tumpukan-tumpukan pakaian yang sebagian masih tersusun dengan rapi, namun sebagiannya lagi sudah terlihat berantakan Pria itu kemudian mengobrak-abrik isi lemari dengan gelisah. Tangannya menyibak tumpukan baju milik istrinya satu per satu, melemparnya ke lantai tanpa peduli akan kekacauan yang ia ciptakan. Suara gesekan hanger dan pakaian yang jatuh berserakan memenuhi ruangan. Laci kecil di bagian tengah lemari

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 23

    Di lain tempat, Alyssa yang sudah selesai selesai mengenakan pakaian yang disiapkan oleh Roy tadi, lantas keluar dari kamar mandi. Terlihat Roy yang tengah duduk di pinggir ranjang dengan posisi menghadap ke arah kamar mandi. Alyssa yang melihatnya lantas menatap ke arah lain seolah dirinya tak peduli dengan keberadaan Roy.Ia berjalan ke arah meja rias, lalu mendudukkan dirinya di atas kursi, sedangkan Roy bangkit dari ranjang dan berjalan menghampiri Alyssa yang sedang bersiap memoles wajahnya.Roy berdiri tepat di belakang Alyssa, meletakkan kedua telapak tangannya pada pinggang Alyssa dengan membungkukkan badannya. “Aku ganti baju dulu, nanti aku ke sini lagi,” ucap Roy sebelum dirinya mengecup pucuk kepala Alyssa dengan lembut.Alyssa terlihat tak menggubris sikap Roy sama sekali, namun saat Roy telah menjauh dari kamarnya, seketika pipi Alyssa tampak memerah. Ia tahu dirinya sangat membenci orang-orang di sekelilingnya termasuk Roy, tapi perlakuan Roy yang selalu mampu membuatny

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 22

    Keadaan yang genting membuat Dio terpaksa harus membuka pintu rumahnya dan menghadapi rentenir itu seorang diri.“Ada apa ya, Pak?” tanya Dio pura-pura tidak tahu.“Ada apa ada apa, bayar hutangmu, nih!” sahut rentenir itu dengan nada tinggi seraya menunjukkan sebuah kertas perjanjian saat Dio meminjam uang.“Maaf, Pak, saya belum punya uang. Tolong kasih saya waktu.”Debt kolektor yang geram dengan jawaban Dio lantas menyela dengan cepat, disertai nada tinggi meluapkan emosinya, "Waktu? Sudah berapa kali kami kasih waktu buat kamu? Janjimu bulan lalu gimana? Bohong terus! Keluar sekarang juga, atau kami masuk secara kasar."“Saya nggak bohong, Pak. Saya memang belum punya uang, saya saat ini lagi susah. Saya juga lagi cari pinjaman lain untuk bayar hutang-hutang ke kalian. Tolong kasih saya waktu satu minggu lagi.”Salah satu dari debt kolektor itu spontan tertawa kecil dengan nada mengejek saat mendengar ucapan Dio. “Cari pinjaman? Kamu pikir kami bodoh? Kami udah sering denger alas

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 21

    Terjadi keheningan beberapa saat. Roy yang masih setia memandangi wajah Alyssa sambil senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila, sedangkan Alyssa fokus menonton televisi tanpa menggubris kelakuan Roy.Beberapa menit kemudian seseorang mengetuk pintu kamar Alyssa, “Permisi, Tuan.” Bi Ningrum menunduk hormat sebelum akhirnya ia masuk ke dalam sembari membawa dua wadah popcorn camilan untuk teman menonton Alyssa dan Roy.“Ini popcornnya, Tuan, Nyonya.” Bi Ningrum meletakkan popcorn itu di atas nakas.“Makasih, Bi,” ujar Alyssa tersenyum tipis.“Sama-sama, Nyonya,” balas Bi Ningrum dengan senyum ramahnya.Setelah melihat Bi Ningrum akan keluar, Alyssa lantas melirik sinis ke arah Roy. “Sudah dibikinin, tapi gak ngucapin terima kasih,” tegur Alyssa ngedumel.Roy mengangkat sebelah alisnya. “Mereka di sini untuk kerja, melakukan apa yang aku perintahkan, dan aku membayar mereka tidak sedikit,” balas Roy cuek. Alyssa hanya menanggapinya dengan merotasikan kedua bola matanya, merasa malas

DMCA.com Protection Status