Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Sang CEO / Part 62 (Gabriel Emilio Johnson)

Share

Part 62 (Gabriel Emilio Johnson)

Penulis: AR_Merry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kehadiran Gabriel Emilio Johnson membuat suasana rumah utama menjadi ramai dan lebih berwarna.

Bayi yang berusia 1 bulan itu akan menangis di setiap jam 1 malam dan tak akan berhenti sebelum Maria menggendongnya.

“Kamu menangis lagi, hm?” Itulah ucapan Maria ketika Baby Gabriel sudah berada dalam dekapannya.

Setelah Baby Gabriel menangis, Maria akan membawa bayi itu masuk ke kamarnya sendiri. Beruntung William tak pernah keberatan.

“Menangis lagi, Mom?”

“Iya, Dad.”

William yang baru saja membuka kedua matanya, mengubah posisi tidurnya menjadi miring untuk melihat bayi yang kini mulai berceloteh.

“Kamu mirip dengan Daddy-mu, Nak,” ucap William seperti biasanya.

Maria tersenyum geli mendengar ucapan itu lagi. Memang tak bisa dielak jika Gabriel dan Alexander memiliki sifat yang sangat mirip.

Menangis adalah salah satu contohnya.

Akan tetapi, tidak dengan wajah Baby Gabriel. Paras bayi itu seratus persen mi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 63 (Ending)

    “Please, Kak. Bantu kami berdua, ya?” rengek dua remaja yang baru akan mendaftar di Universitas yang sama dengan sang kakak.“Kalian berdua benar-benar merepotkan, huh,” gumam Gabriel kesal. “baiklah, kakak akan membantu pada masa orientasi mahasiswa nanti.”“Yes!” ucap dua remaja dengan wajah yang sama itu bersamaan. “terima kasih, Kak,” ucap mereka selanjutnya dan berhambur memeluk Gabriel.“Kalian mengacaukan penampilanku lagi!” geram Gabriel sambil memukul kedua bahu adiknya gemas.Selalu seperti ini jika mereka bersama.“Ada apa kalian ribut terus setiap hari?” tanya pria paruh baya yang merangkul pinggang istrinya.“Biasa, Dad,” jawab Gabriel santai.Alex yang kini duduk di kursi meja makan menatap satu per satu wajah ketiga putranya.“Kalian harus belajar dengan baik. Daddy harap mulai tahun depan Kak Gabriel harus masuk

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 1 (Malam Pengantin)

    Suasana pesta putra putri Keluarga Johnson baru saja berakhir setengah jam yang lalu. Dibantu seorang pegawaiWeddingOrganizer, Jenny lebih dulu masuk ke dalam kamar pengantin, yang telah disiapkan pihak hotel. “Apakah Anda akan berendam dulu, Nyonya?” tanya seorang pelayan yang diperintahkan membantu Jenny. “Tidak perlu. Kamu boleh keluar,” ucapnya.

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 2 (Rencana Bulan Madu)

    “Mau ke mana?” tanya pria yang tak masih memejamkan mata dengan memeluk tubuh polos istrinya. “Kamar mandi.” Pria dengan tubuh polos itu membuka mata. Menyusuri wajah istrinya yang berantakan dengan bibir membengkak. “Jangan lama-lama,” pesannya. Wanita itu mengangguk. Namun, saat kedua kakinya menginjak lantai, ia merasakan ada yang aneh pada area miliknya. “Sshh ...” “Kenapa, Honey?” tanya Tommy yang segera terbangun mendengar rintihan istrinya. Tampak wajah Jenny yang meringis menahan sakit, membuat Tommy kebingungan. “Hanya sedikit tak nyaman di bawah sana,” keluh Jenny. Tommy yang paham meraih tubuh Jenny dalam gendongannya. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Jenny seraya melingkarkan kedua tangannya, di leher Tommy. “Mengantarmu,” jawabnya singkat. Mendengar itu, pipi Jenny merona. Ingatannya kembali pada olah raga mereka semalam. Tommy menurunkan tubuh Jenny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 3 (Sebuah Kepastian)

    Sebuah mobil Lamborghini Aventandor milik Tommy, membelah jalanan kota New York di pagi hari, menuju landasan pribadi milik Keluarga Johnson. Tommy dan Jenny sepakat akan berangkat lebih pagi, mengingat waktu yang dibutuhkan tidak sebentar. Jenny terlihat elegan dengan setelan kemeja yang terbalut blazer, dipadukan celana bahan senada warna peach dan sepatu hak warna hitam, setinggi 7 senti. Sedangkan Tommy, sangat tampan dengan setelan jas formal dengan warna hitam, dipadukan dengan dasi bergaris miring dan sepatu pantofel hitam. Pasangan pengantin baru itu, saling melemparkan senyuman ketika tatapan mereka bertemu. Sesampainya di landasan pribadi milik Keluarga Johnson, Tommy keluar lebih dulu, dan berlari dengan cepat, memutari mobil. Bergerak membukakan pintu untuk istrinya. Jenny mengulurkan tangan dengan seulas senyum yang tersungging di bibirnya. “Thank you,” ucap Jenny setelah menerima kecupan bibir dari suaminya.

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 4 (Kebahagiaan dalam Kesederhanaan)

    “Ayo, buka mulutnya,” titah Tommy dengan lembut.Bibir Jenny yang awalnya merengut, kini mulai membuka. Menerima tawaran suaminya.Beberapa menit yang lalu, saat mereka akan melakukan hal yang lebih intim, tiba-tiba saja perut Jenny bergemuruh.Suasana yang semula panas dan bergairah, menjadi hal yang paling memalukan seumur hidup Jenny.Memang Tommy tidak menertawakannya. Namun, tetap saja, insiden itu menjadi hal yang membuatnya malu.“Bagaimana?”“Cukup enak. Tetapi, masih enak masakanmu di apartemen waktu itu,” jawabnya jujur.“Kamu menyukainya?” tanya Tommy tak percaya.“Hm, aku menyukainya,” jawabnya.“Baiklah, Nyonya Fernandez. Aku akan lebih sering menyiapkan makan malam untuk kita, sepulang dari bulan madu ini,” janji Tommy dengan sungguh-sungguh.Jenny tersenyum dan memajukan wajahnya. “Aku akan menunggu, Tuan Fernandez.”

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 5 (Satu Kepanikan)

    “Panas sekali,” gumam Tommy saat telapak tangannya menyentuh dahi Jenny yang sedang menggigil. Dengan gerakan cepat, Tommy beranjak mencari kotak P3K yang ada di dalam kamarnya. Pria itu mengambil termometer dan segera mengecek suhu tubuh Jenny. Angka pada termometer, yang menunjukkan angka tiga puluh sembilan koma tujuh derajat, cukup membuatnya panik. Apalagi Jenny terus menggigil dengan wajah yang memucat. “Astaga!” pekik Tommy di tengah kepanikannya. Tommy segera menyambar telepon di nakas dan menghubungi pihak hotel untuk mencarikan seorang dokter. Lima belas menit kemudian, sang pelayan hotel datang bersama dokter muda yang berjenis kelamin laki-laki. Tommy menunjukkan wajah tak ramah kepada sang pelayan karena dokter yang diminta tidak sesuai keinginannya. Namun, segera ia enyahkan. Mengingat ada hal yang lebih penting dari itu. Rupanya Tommy tak rela jika yang memeriksa istrinya adalah laki-laki. “Bagaim

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 6 (Protektif atau Posesif)

    Jenny bingung mengungkapkan perasaannya saat ini. Perlakuan pria yang berstatus menjadi suaminya itu sangat menjaga dan melayaninya sepenuh hati.“Tommy, ini berlebihan,” desis Jenny berulang kali.Akan tetapi, pria itu seperti tuli. Tak mengindahkan protes sang istri yang sejak tadi menolak pelayanannya.“Tommy,”CupCupCup“Nikmati saja, Honey. Tidak perlu banyak membantah,” jawab Tommy lembut.Lihatlah! Pria yang biasa dipuja banyak wanita di luar sana, menjadi bucin dan posesif kepada Jenny.‘Bagaimana bisa?’Itulah pertanyaan yang memenuhi otak Jenny. Bahkan, ia harus menahan semua kesiap karena terlalu terkejut dengan apa yang ia dapatkan selama ini.“Finish,” gumam Tommy perlahan. “Sebaiknya kamu beristirahat, Honey. Kita akan jalan-jalan ke tempat lain jika esok hari kamu sudah merasa lebih baik.”“Be-Benarkah? Kam

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Extra Part 7 ( Gejolak Masa Lalu)

    Semenjak bertemu dengan Clarissa, perasaan Tommy bagai terombang-ambing di pinggir jurang.Benar kata Alexander, Tommy belum sepenuhnya bisa melepaskan wanita yang menjadi kekasihnya selama empat tahun itu. Padahal, wanita itu yang lebih dulu menghianatinya dengan pria lain.Tommy menunduk, melihat pada wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya, memeluk erat padanya. Kebimbangan itu perlahan pudar. Tergantikan ekspresi penuh cinta.‘Jangan mengingat masa lalu, Tommy!’‘Ingatlah! Saat ini ada wanita yang memasrahkan seluruh hidupnya hanya untuk bersamamu.’‘Kamu pun sudah berjanji di hadapan Tuhan bahwa akan membahagiakannya sepenuh hati.’‘Jangan bertindak bodoh dengan mengingat wanita itu!’Hati kecil Tommy mengingatkan pria itu untuk tak lagi melakukan hal-hal yang memicu pertengkaran dengan sang istri. Apalagi mereka baru saja menikah.“Maafkan aku, Honey. Ternya

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 100 (Titik Terang)

    “Apa kau yakin ini semua akurat?” “Tentu, Sir,” jawab pria di seberang sana dengan yakin. Bahkan Alexander tidak perlu bertanya dua kali untuk hal seperti itu.“Dan apa kau tahu di mana tempat tinggal Gabriel sekarang?” tanya Alexander penasaran. Karena sampai saat ini ia tidak berhasil menemukan keberadaan putranya.Terdengar helaan napas singkat di seberang sana. “Maaf Sir, saya tidak bisa mencari tahu. Semua akses tentang Gabriel Johnson telah dikunci. Pun dengan keberadaan Rebecca Annastasia.”Tangan Alexander mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Emosi seketika mendominasi otak pintarnya yang menjadi bodoh karena merasa dikelabuhi oleh anak-anak muda nakal.“Tapi, saya bisa mencari tahu lewat akses orang tua Rebecca Annastasia jika Anda mengijinkan.”Mengingat siapa orang tua Becca saja membuat Alexander terus murka. Apalagi jika diingatkan bagaimana Gerald membuat kekacauan hingga nyaris membuat keluarganya berantakan. Ingat! Gara-gara ulah Gerald bukan hanya Adelia, tapi Jenn

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 99 (Ketegangan)

    Suasana meja makan di Keluarga Johnson tampak hening setelah Maria dan William duduk di tempatnya. Alexander yang sedari tadi lebih banyak diam pun hanya membalas tatapan Maria sebentar sebelum kembali berpura-pura fokus dengan sarapan di piringnya.“Besok kita akan pergi berlibur,” ucap Maria yang kemudian menatap satu per satu anggota keluarga di sana. “Kalian bisa berkemas mulai hari ini.”Christian dan Christopher mengangkat wajahnya sejenak hanya untuk memperhatikan atmosfer dingin, lalu berpaling ke arah sang nenek. Mereka tersenyum sebelum kembali kompak menundukkan wajah. Tak terkecuali Clara yang diam-diam hanya mengintip tanpa berani menyela seperti kebiasaannya.Namun berbeda dengan Alexander yang memang tak bisa menerima begitu saja. Putra satu-satunya William dan Maria itu menegakkan punggung untuk menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat sangat santai.“Kita tidak akan pergi tanpa Gabriel!” tolak Alexander tiba-tiba.Bukan Maria dan William saja yang terkejut, tapi

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 98 (Percikan Masalah)

    “Sungguh, aku sangat malu.” Kedua pipi Becca masih merona setelah William dan Maria meninggalkan ruang perawatan sejak satu jam yang lalu. Jelas, tuntutan yang terang-terangan ditujukan padanya menjadi tanggung jawab.Melihat tingkah sang istri Gabriel justru tersenyum geli. “Kemari.”Membawa langkahnya yang lesu, Becca segera mendekat. “Bagaimana nanti aku bertemu mereka lagi, Gabriel?”Dada Gabriel bergetar menahan tawa. Lalu, tangannya meraih pipi merona sang istri yang membuatnya sangat gemas. Ia tersenyum. “Kenapa mesti malu, hm? Mereka pernah muda, tentu saja hal seperti tadi sangat wajar.”“Tapi tetap saja aku malu,” kelit Becca masih tak mampu menjabarkan perasaannya sendiri. “Bagaimanapun juga kau masih sakit dan bisa-bisanya aku berbuat seperti tadi. Oh ….”Melihat kegusaran Becca, Gabriel mengabaikan tangannya yang cedera hanya untuk mencium bibir sang istri. Hal spontan itu tentu saja membuat Becca terkejut hingga kedua matanya membulat sempurna.“Daripada memikirkan hal

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 97 (Tuntutan Orang Tua)

    Jari-jari yang memiliki kuku panjang itu mengepal erat. Amarahnya sudah mendominasi hingga ia nyaris berbuat ceroboh.“Dasar jalang tak tahu malu!” desisnya tak suka. Masih memperhatikan aktivitas kedua orang di atas ranjang perawatan, pemilik nama Celine Addison mengambil kamera dan membidik beberapa foto.“Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Uncle Alexander mengetahui ini.”Seolah mendapat kemenangan, Celine menatap sinis wanita yang baru saja turun dari tubuh pria yang ia inginkan.“Tunggu pembalasanku!”**Bukan hanya Adelia yang pulang setelah memastikan Gabriel dan Becca baik-baik saja. Gerald yang melihat bagaimana pasangan muda dimabuk asmara itu bersama juga memutuskan untuk memberi mereka privasi.Pria yang saat ini telah tiba di halaman rumahnya langsung masuk dan mengabaikan sapaan para pelayan. Tentu saja mereka bingung, tapi tak berani bertanya.“Bagaimana keadaan menantu kita, Gerald?” tanya Lucia cemas karena sepulang dari rumah sakit Gerald belum mengatakan apa pun

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 96 (Musibah Membawa Berkah)

    “Belum puas memandangiku, hm?”Becca menggeleng. Bibirnya masih terasa kebas setelah Gabriel menciumnya dengan isapan dalam.“Sini.” Gabriel menepuk tempat di sampingnya yang masih muat untuk Becca berbaring, tapi hingga beberapa saat lamanya wanita yang telah ia nikahi itu masih tak bergeming. Hanya menatap tanpa berucap sepatah kata pun.Gabriel maklum. Pasti sang istri masih syok. Dan bukan Gabriel jika tak mampu membujuk.“Ayolah, Baby. Jika kau ingin aku sembuh, kau juga harus menemaniku tidur,” bujuk Gabriel yang sudah tak sabar untuk memeluk sang istri setelah beberapa hari ia harus tidur sendiri di apartemen mereka.“Kau membuatku takut,” ucap Becca lirih. Matanya kemudian terpejam demi menghalau butiran-butiran kristal yang telah menggenang.Gabriel tertegun.“Kau begini karena aku.” Lagi, Becca masih menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab Gabriel celaka. Jika saja ia tidak menolak untuk permintaan pria itu, maka kecelakaan ini tidak akan terjadi.“Kalau kau menyesal, s

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 95 (Saling Menguatkan)

    Entah apa kalimat yang cukup untuk menggambarkan perasaan Becca saat ini. Belum kering air mata mengalir di pipinya, ia kembali dikejutkan oleh kabar dari sang ibu mertua.Becca syok hingga ponsel yang masih tersambung dengan Adelia jatuh ke lantai. Tenggorokannya seketika kering dan kedua kakinya gemetar.“Mama!” teriak Becca begitu kesadaran menghampirinya.Lucia yang kebetulan akan keluar dari kamar pun segera mencari sumber suara. Matanya membulat saat putri semata wayangnya sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang tersendat.Buru-buru Lucia turun setelah memanggil Gerald yang tak lama kemudian menyusulnya keluar. Lucia segera mendekat dan memeluk Becca yang masih menangis.“Kenapa, Sayang?” tanya Lucia cemas. Namun sayangnya, Becca tak mampu menjawab. Wanita dengan wajah memerah dan basah karena air mata itu balas memeluk dan malah histeris.“Ada apa?” Gerald terkejut melihat keadaan putrinya, tapi ia mencoba tenang saat kedua wanita yang menempati posisi tertinggi di hatiny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

DMCA.com Protection Status