Beranda / Romansa / Terjerat Cinta Sang CEO / Part 17 (Satu Sentuhan)

Share

Part 17 (Satu Sentuhan)

Penulis: AR_Merry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Warning 21+

“Kenapa Lo bisa di sini, Jes?” tanya Adelia kepada sahabatnya yang beberapa saat lalu kembali ke California.

Dan yang membuatnya terkejut, kini gadis itu berada di hadapannya. Turut hadir menyaksikan pertunangannya dengan Alexander Johnson.

Jessy memutar bola mata malas, “Kayaknya yang di otak Lo cuma bos mesum itu aja deh,” sarkas Jessy.

Adelia meringis dengan pipi merona. Ingatannya kembali pada saat Alex menciumnya setelah berdansa dengan ritme cepat dan tempo yang cukup lama, membuat para tamu bersorak.

“Ahh ...” pekik Adelia kencang karena cubitan tangan Jessy di tangannya. Beberapa orang di sekitar menatap aneh kepadanya. “Lo sih!” Adelia melotot ke arah Jessy yang tampak cuek.

“Bener kan?” tanya Jessy menaikkan satu alisnya.

“Nggak gitu juga kok,” jawab Adelia lirih.

“Lihat!” Jessy meminta Adelia memandang ke seberang di mana Alexander Johnson sedang berbincang-bincang dengan b

AR_Merry

Aku kasih yang panas, sebelum diterjang badai. Terima kasih banyak yang sudah menyukai cerita ini. I will do my best

| 8
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
lanjut terus
goodnovel comment avatar
Adhev NthUe DephInta
suka yang panas2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 18 (Sentuhan Adelia)

    Warning 21+ Alex terpaku untuk beberapa saat. Ucapan Adelia terasa ambigu di telinganya. Dalam sekejap beberapa fantasi liar terlintas dalam otak mesumnya, menerka-nerka apa yang akan gadis itu berikan. Alex memejamkan mata saat tangan halus Adelia meraih kancing-kancing kemejanya. Gerakan Adelia yang terkesan lambat membuat kepalanya pening dalam dorongan hasrat yang menggebu. Kepala Alex mendongak ke atas ketika jemari Adelia meraba dadanya yang dipenuhi bulu-bulu halus. Gerakan jemari Adelia seakan menyiksanya karena pergerakannya yang terkesan kaku dan malu-malu. Adelia memang bukan wanita berpengalaman dalam hal seperti ini. Dia hanya mengikuti instingnya saja untuk menciptakan lenguhan Alex mengalun semakin kencang seiring pergerakan jemarinya. Adelia menatap takjub wajah Alex dengan kedua mata terpejam. Desahan mengalun kencang saat jemari Adelia menyentuh puting mungil di dada Alex. Tubuh Alex b

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 19 (Ajakan Makan Siang)

    Adelia berjalan berdampingan dengan Alex yang melingkarkan tangan di pinggangnya, sejak mereka turun dari mobil Alex. Laki-laki posesif bak bayi besar itu tak ingin berjauhan dengan Adelia barang sedikit pun. Padahal sejak semalam mereka sudah tidur bersama. Tidur dalam arti sama-sama beristirahat. Karena ternyata, Alex tidak melakukan hal lebih kepada Adelia. Laki-laki itu tetap mau menunggu hingga mereka mengikat janji suci pernikahan, untuk melakukannya. Perlakuan Alex itu mampu membuat hati Adelia menghangat, hingga mulai dari malam tadi, Alex akan tinggal bersamanya di unit. Permintaan awal yang cukup sulit diiyakan oleh Adelia. Apalagi mengingat Alex bisa saja melakukannya semalam atau hari-hari sebelumnya, jika benar-benar menginginkannya. Sampai pagi ini, Adelia harus menjaga raut mukanya tetap datar seperti biasanya, meskipun ada Alex yang merengkuh pinggangnya. Gadis itu mengabaikan bisikan-bisikan dari beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. L

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 20

    Alex melirik Adelia yang tampak tak tertarik dengan buku menu di tangannya. Kemudian tatapannya beralih pada Jenny yang tampak merengut.“Bagaimana Baby? Mau makan apa?” tanya Alex.“Aku ... sama kan saja denganmu. Bagaimana?” jawab Adelia seraya menoleh ke arah Alex.“Boleh,” Alex meraih tangan Adelia dan mengecupnya.Tanpa sadar Jenny mendengus yang membuat Alex beralih menatapnya tanpa melepaskan tangan Adelia.“Bagaimana denganmu, Jenny?”“Tentu Kakak masih ingat kesukaan Jenny saat ke sini, bukan?” jawab Jenny dengan pertanyaan.“Tentu saja. Mengingat adalah keahlian Kakak. Kamu tak perlu meragukannya,” ucap Alex sombong.Adelia hanya tersenyum tipis melihat ulah Alex yang arogan.“Berikan 3 porsi pasta dan salad, 2 smoothie Strawberry dan 1 smoothie Anggur,” ucap Alex kepada pelayan yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya.&

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 21

    Adelia yang baru saja membersihkan make up di wajahnya dan sudah berganti dengan piama, perlahan naik ke atas tempat tidur di mana ada Alex yang belum berganti baju sedang bersandar.“Felix,” panggil Adelia sambil menyentuh pundak Alex.Alex menoleh dan memberikan senyuman kepada Adelia.“Kenapa, Baby?” Alex mendekatkan wajahnya. Memberikan satu kecupan di bibir Adelia.“Gosok gigi dan cuci muka dulu sana! Sekalian ganti bajunya,” titah Adelia.Alex mengangguk dan segera melaksanakan perintah Sang tunangan. Hal itu membuat Adelia heran, karena biasanya Alex akan meminta permintaan konyol sebelum melakukan apa yang ia katakan.‘Aneh! Sejak melihat Jenny di gandeng laki-laki tadi, Felix berubah drastis? Mungkin nanti dia akan bercerita kalau memang itu yang mengganggunya. Aku hanya tinggal menunggu waktu saja. Batin Adelia,’Adelia yang sedang bersandar di tempat tidur, m

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 22

    “Seorang wanita baik-baik akan memilih pernikahan daripada tidur dengan laki-laki tanpa status yang jelas,”Ucapan Jenny membuat ketiga orang yang berada di sana menoleh ke arah pintu.“Jenny! Jaga ucapanmu!” seru Maria dengan wajah yang memerah.“Kenapa Mom? Apakah Jenny salah?” tanya Jenny dengan melipat kedua tangannya di dada, dengan mata memicing ke arah Adelia yang hanya terdiam tanpa ekspresi.“Kembali ke kamarmu dan jangan berulah!” ucap Maria dengan nada dingin yang membuat Jenny menciut.Maria adalah sosok ibu yang tak pernah memperlihatkan amarah dan kecewa di depan kedua anaknya selama ini. Tapi saat ini, demi membela Adelia yang merupakan gadis asing, Maria dua kali membentak Jenny yang notabene adalah putri kandungnya.Jenny menahan air mata dan berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.“Jangan dengarkan ucapan anak nakal itu ya, Sayang. Mommy

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 23

    “Bagaimana Adelia?” tanya Alex yang masih setia berlutut di hadapan Adelia yang kini menatapnya.“Felix,”“Katakan ‘Ya’, Baby!” ucap Alex tak sabaran.“Tapi ...”“Kelamaan!” Alex bangkit dan menarik tangan kiri Adelia untuk menyematkan cincin itu di salah satu jemarinya.Adelia mendengus dengan rona merah menghiasi kedua pipinya. Perpaduan antara salah tingkah dan kesal karena tingkah Alex yang arogan.“Apa artinya kamu berlutut kalau akhirnya begini?” tanya Adelia seraya memberikan pukulan manja ke dada Alex.Alex tertawa, “Habisnya kamu jawabnya lama,”“Tapi ...”“Nggak ada tapi-tapian, Baby. Atau kamu mau kita menikah sekarang, iya?” desak Alex beruntun.“Nikah aja sama tembok sana!” Adelia mendorong dada Alex dengan kencang dan berlalu dari sana.Alex yang tidak siap dengan

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 24

    “Vivi ... Merry,” seru Alex yang baru saja duduk di kursi kebesarannya di kantor Johnson Corporation.Vivi dan Merry yang mengikutinya sejak dari unit hingga ke kantor bergerak mendekat ke arah Alexander Johnson. Kedua perempuan berpenampilan tomboi dengan setelan pakaian hitam dan sepatu boot yang selalu membalut kedua kaki mereka, membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada Sang Tuan.Vivi dan Merry ditugaskan oleh Alexander Johnson untuk menjaga Adelia dari jarak aman semenjak laki-laki itu mengetahui keberadaan Adelia di New York.“Kalian harus memastikan keamanan Mrs. Johnson di mana pun ia berada selama aku pergi!” ucap Alex dengan tegas.“Baik, Mr.” Jawab Vivi dan Merry bersamaan.“Ingat untuk segera mengantar dia pulang setelah jam kantor berakhir, dan laporkan padaku apa saja yang mencurigakan! Aku akan pergi selama tiga hari, dan selama itu kalian tidak boleh lengah sedikit pun!”

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Part 25

    Alex turun dari Lamborgini Veneno miliknya di salah satu parkiran kelab malam di California. Tepatnya ‘Blue Pride Club’ yang merupakan kelab terbesar dan ternama, dan tempat yang mempertemukan dirinya dengan gadis yang kini sudah menjadi tunangannya sekaligus calon istri.Alex menarik kedua sudut bibirnya mengingat malam yang mampu mengubah ritme kehidupannya menjadi lebih indah dan bermakna.“Lo mau senyum sampai kapan di situ?” gerutu Tommy yang kesal dengan tingkah Alex malam ini.“Gue lagi mengingat sebuah kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan,” ucap Alex dengan senyum yang semakin mengembang.Tommy menatap ngeri dengan tingkah sahabat sekaligus bos sombongnya, yang aneh menurutnya.“Lo nggak kesambet kan, Lex?”“Sembarangan, lo,” Alex melotot dan menoyor kepala Tommy.“Ish, otak Gue bisa sakit kalau Lo begituin,” Tommy mengusap kepalanya&nbs

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 100 (Titik Terang)

    “Apa kau yakin ini semua akurat?” “Tentu, Sir,” jawab pria di seberang sana dengan yakin. Bahkan Alexander tidak perlu bertanya dua kali untuk hal seperti itu.“Dan apa kau tahu di mana tempat tinggal Gabriel sekarang?” tanya Alexander penasaran. Karena sampai saat ini ia tidak berhasil menemukan keberadaan putranya.Terdengar helaan napas singkat di seberang sana. “Maaf Sir, saya tidak bisa mencari tahu. Semua akses tentang Gabriel Johnson telah dikunci. Pun dengan keberadaan Rebecca Annastasia.”Tangan Alexander mengepal hingga urat-uratnya menonjol. Emosi seketika mendominasi otak pintarnya yang menjadi bodoh karena merasa dikelabuhi oleh anak-anak muda nakal.“Tapi, saya bisa mencari tahu lewat akses orang tua Rebecca Annastasia jika Anda mengijinkan.”Mengingat siapa orang tua Becca saja membuat Alexander terus murka. Apalagi jika diingatkan bagaimana Gerald membuat kekacauan hingga nyaris membuat keluarganya berantakan. Ingat! Gara-gara ulah Gerald bukan hanya Adelia, tapi Jenn

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 99 (Ketegangan)

    Suasana meja makan di Keluarga Johnson tampak hening setelah Maria dan William duduk di tempatnya. Alexander yang sedari tadi lebih banyak diam pun hanya membalas tatapan Maria sebentar sebelum kembali berpura-pura fokus dengan sarapan di piringnya.“Besok kita akan pergi berlibur,” ucap Maria yang kemudian menatap satu per satu anggota keluarga di sana. “Kalian bisa berkemas mulai hari ini.”Christian dan Christopher mengangkat wajahnya sejenak hanya untuk memperhatikan atmosfer dingin, lalu berpaling ke arah sang nenek. Mereka tersenyum sebelum kembali kompak menundukkan wajah. Tak terkecuali Clara yang diam-diam hanya mengintip tanpa berani menyela seperti kebiasaannya.Namun berbeda dengan Alexander yang memang tak bisa menerima begitu saja. Putra satu-satunya William dan Maria itu menegakkan punggung untuk menatap kedua orang tuanya yang masih terlihat sangat santai.“Kita tidak akan pergi tanpa Gabriel!” tolak Alexander tiba-tiba.Bukan Maria dan William saja yang terkejut, tapi

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 98 (Percikan Masalah)

    “Sungguh, aku sangat malu.” Kedua pipi Becca masih merona setelah William dan Maria meninggalkan ruang perawatan sejak satu jam yang lalu. Jelas, tuntutan yang terang-terangan ditujukan padanya menjadi tanggung jawab.Melihat tingkah sang istri Gabriel justru tersenyum geli. “Kemari.”Membawa langkahnya yang lesu, Becca segera mendekat. “Bagaimana nanti aku bertemu mereka lagi, Gabriel?”Dada Gabriel bergetar menahan tawa. Lalu, tangannya meraih pipi merona sang istri yang membuatnya sangat gemas. Ia tersenyum. “Kenapa mesti malu, hm? Mereka pernah muda, tentu saja hal seperti tadi sangat wajar.”“Tapi tetap saja aku malu,” kelit Becca masih tak mampu menjabarkan perasaannya sendiri. “Bagaimanapun juga kau masih sakit dan bisa-bisanya aku berbuat seperti tadi. Oh ….”Melihat kegusaran Becca, Gabriel mengabaikan tangannya yang cedera hanya untuk mencium bibir sang istri. Hal spontan itu tentu saja membuat Becca terkejut hingga kedua matanya membulat sempurna.“Daripada memikirkan hal

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 97 (Tuntutan Orang Tua)

    Jari-jari yang memiliki kuku panjang itu mengepal erat. Amarahnya sudah mendominasi hingga ia nyaris berbuat ceroboh.“Dasar jalang tak tahu malu!” desisnya tak suka. Masih memperhatikan aktivitas kedua orang di atas ranjang perawatan, pemilik nama Celine Addison mengambil kamera dan membidik beberapa foto.“Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Uncle Alexander mengetahui ini.”Seolah mendapat kemenangan, Celine menatap sinis wanita yang baru saja turun dari tubuh pria yang ia inginkan.“Tunggu pembalasanku!”**Bukan hanya Adelia yang pulang setelah memastikan Gabriel dan Becca baik-baik saja. Gerald yang melihat bagaimana pasangan muda dimabuk asmara itu bersama juga memutuskan untuk memberi mereka privasi.Pria yang saat ini telah tiba di halaman rumahnya langsung masuk dan mengabaikan sapaan para pelayan. Tentu saja mereka bingung, tapi tak berani bertanya.“Bagaimana keadaan menantu kita, Gerald?” tanya Lucia cemas karena sepulang dari rumah sakit Gerald belum mengatakan apa pun

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 96 (Musibah Membawa Berkah)

    “Belum puas memandangiku, hm?”Becca menggeleng. Bibirnya masih terasa kebas setelah Gabriel menciumnya dengan isapan dalam.“Sini.” Gabriel menepuk tempat di sampingnya yang masih muat untuk Becca berbaring, tapi hingga beberapa saat lamanya wanita yang telah ia nikahi itu masih tak bergeming. Hanya menatap tanpa berucap sepatah kata pun.Gabriel maklum. Pasti sang istri masih syok. Dan bukan Gabriel jika tak mampu membujuk.“Ayolah, Baby. Jika kau ingin aku sembuh, kau juga harus menemaniku tidur,” bujuk Gabriel yang sudah tak sabar untuk memeluk sang istri setelah beberapa hari ia harus tidur sendiri di apartemen mereka.“Kau membuatku takut,” ucap Becca lirih. Matanya kemudian terpejam demi menghalau butiran-butiran kristal yang telah menggenang.Gabriel tertegun.“Kau begini karena aku.” Lagi, Becca masih menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab Gabriel celaka. Jika saja ia tidak menolak untuk permintaan pria itu, maka kecelakaan ini tidak akan terjadi.“Kalau kau menyesal, s

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 95 (Saling Menguatkan)

    Entah apa kalimat yang cukup untuk menggambarkan perasaan Becca saat ini. Belum kering air mata mengalir di pipinya, ia kembali dikejutkan oleh kabar dari sang ibu mertua.Becca syok hingga ponsel yang masih tersambung dengan Adelia jatuh ke lantai. Tenggorokannya seketika kering dan kedua kakinya gemetar.“Mama!” teriak Becca begitu kesadaran menghampirinya.Lucia yang kebetulan akan keluar dari kamar pun segera mencari sumber suara. Matanya membulat saat putri semata wayangnya sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang tersendat.Buru-buru Lucia turun setelah memanggil Gerald yang tak lama kemudian menyusulnya keluar. Lucia segera mendekat dan memeluk Becca yang masih menangis.“Kenapa, Sayang?” tanya Lucia cemas. Namun sayangnya, Becca tak mampu menjawab. Wanita dengan wajah memerah dan basah karena air mata itu balas memeluk dan malah histeris.“Ada apa?” Gerald terkejut melihat keadaan putrinya, tapi ia mencoba tenang saat kedua wanita yang menempati posisi tertinggi di hatiny

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 94 (Ego)

    Suasana di meja makan sangat hening. Hanya ada suara alat makan yang mengisi kesunyian di sana. Lucia dan Gerald yang tak ingin ikut campur pun segera beranjak begitu makanan di atas piring telah habis.“Jaga putri Daddy, Gabriel,” pesan Gerald sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan itu.Tak ada sahutan dari bibir Gabriel yang masih mengunyah dan tampaknya Gerald pun tidak sedang menuntut balasan.Lima menit telah berlalu. Waktu terasa lambat bagi Becca yang baru saja menghabiskan bubur di dalam mangkoknya. Tanpa menoleh ke arah Gabriel yang juga selesai sarapan, Becca meneguk air putih di gelas miliknya. Hal itu tak luput dari lirikan mata Gabriel yang mengintai.“Masih tak mau bicara,” gumam Gabriel seraya menunggu. Ia ingin melihat seberapa lama wanita yang telah menjadi istrinya itu bertahan. Namun, prediksi Gabriel lagi-lagi salah. Buktinya, setelah air dalam gelas itu tandas, Becca hendak bangkit tanpa menoleh ke arah Gabriel.Dengan gerakan lincah Gabriel menahan tangan Bec

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 93 (Tanpa Kata)

    “Bagaimana hasilnya, Derick?” tanya seorang pria dengan tatapan tajam yang kini duduk di kursi kebesarannya. Rahang yang dipenuhi bulu halus itu terlihat mengeras hingga urat-uratnya menonjol.“Maaf Tuan, saya tidak menemukan petunjuk apa pun.”Brak!Meja tak bersalah itu digebrak dengan kencang hingga pria bernama Derick itu terlonjak kaget.“Apa kau bilang?” desis pria itu dingin.Derick meneguk ludahnya kasar. Ia tak mampu menatap mata pria yang telah beberapa tahun menjadi bosnya.“Kau tahu ... aku paling tidak suka mendengar kegagalan.”“Maaf Tuan. Ini semua benar-benar di luar kendali saya. Tuan tentunya sudah tahu kinerja Baron selama ini,” jawab Derick mencoba menjelaskan. Berharap setelah ini sang tuan bisa menerima. Brak!Lagi, meja bersalah itu menjadi pelampiasan pemilik nama Albert Dominic dalam menuntaskan amarahnya. Ia seketika bangkit dan menghampiri sang asisten dan langsung menarik kemeja pria itu hingga terdongak.BUGH!Satu pukulan tangan Albert melayang ke pipi D

  • Terjerat Cinta Sang CEO    Sequel Part 92 (Kecurigaan)

    Sesuai kata dokter, keesokan harinya Lucia sudah diperbolehkan pulang. Betapa bahagia wanita yang sejak beberapa menit lalu tak meredupkan senyumannya.Ya. Tepatnya setelah dokter mengatakan dirinya bisa pulang. Dengan begitu, ia bisa membawa putri satu-satunya itu pulang bersamanya.“Becca.”Wanita dengan rambut ikal sebahu itu menoleh. Ia tersenyum setelah memasukkan pakaian sang ibu ke dalam tas.“Ada apa, Ma?”Lucia tersenyum. “Kemarilah.”Mau tak mau pemilik nama Rebecca Annastasia itu mendekat. Mencoba mempertahankan senyuman di wajahnya.“Duduklah,” perintah Lucia dengan lembut.Becca menurut. Sejurus kemudian ia menggenggam tangan Lucia erat.“Ada yang ingin Mama katakan?” tanya Becca tanpa mengurai genggaman tangannya. Napas Lucia berembus pelan. “Apakah hubunganmu dengan Gabriel baik-baik saja?” Deg!Mendapat pertanyaan yang tak pernah Becca duga mampu membuat debaran dadanya bertalu. Lebih kencang daripada saat ia mendengar tawa wanita yang sudah tidur dengan suaminya sen

DMCA.com Protection Status