"Aaarrrrgh!" Daniel kembali memekik hingga menangis.Ray menghunus belati di paha kiri Daniel, menekan dan memutar hingga bisa merasakan ujung pisau telah menembus tulang."Apakah rasanya nikmat, Tuan Daniel?" Ray tersenyum miring."Cepat bunuh aku!" Daniel tak tahan lagi dengan siksaan Ray.Ray berdiri, melepas tali yang mengikat dada Daniel ke kursi besi. Dia mendesis, "Sssttt, aku masih ingin bermain-main. Ah, apa kau ingat pernah menyayat dada Leticia? Sepertinya kau harus merasakan bagaimana dia merasakan luka itu."Srek!"Aaarrgh! Kumohon cepat bunuh aku!" Daniel menjerit histeris
Ray menghela napas panjang, memejamkan mata beberapa detik. Dia meraih dagu Leticia agar menoleh menatapnya. Tampak jelas binar kesedihan terpancar dari mata Leticia, tetapi wanita itu tidak menangis."Kita takkan bercerai," jawab Ray, penuh penolakan.Leticia tersenyum miris. Apa pria itu berencana menghabiskan waktu dengan wanita yang tidak dia cintai? Dari awal, Leticia jelas bisa merasakan bahwa Ray terlalu mengasihani dirinya.Apa hidup Leticia sebegitu menyedihkan? Jika pun Ray terlalu baik hati. Tentu saja pria itu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik. Leticia tahu betul siapa Cheryl, putri bungsu paman Alfonso, yang notabenenya adalah wanita baik-baik.Tidak seperti dirinya, semua orang kini tahu bahwa Leticia pernah menjadi wanita simpanan. Sekarang lebih parah lagi, Daniel telah menyentuh dan menodainya. Tentu saja pria seperti Ray tak pantas memiliki wanita sampah sepertinya."Aku tak bisa berumah denganmu, tolong hargai kep
Leticia tak tahu bahwa Ray langsung pergi saat dia masuk ke pengadilan. Ketika selesai mendaftar perceraian, Leticia mencari Ray ke parkiran. Sayangnya~ dia hanya menemukan sopir yang menunggu dia kembali."Ray mana?" tanya Leticia pada pak sopir."Tuan kembali ke kediaman, Nyonya," jawab sopir saat membukakan pintu mobil.Leticia tercenung beberapa detik sebelum masuk mobil. Dia pikir Ray masih menunggu, tadinya dia ingin menikmati hari terakhir bersama pria itu sebelum mereka benar-benar berpisah.Akhirnya Leticia menghubungi Ray, di dering ketiga panggilan itu langsung terhubung. Dia bertanya, "Ray, apa kamu sibuk?""Kenapa?" Suara Ray terden
Leticia malam ini benar-benar menjelma menjadi wanita penggoda, wanita yang hanya akan menggoda satu pria. Yaitu, Vanderson Raymondo, suaminya~ Lelakinya~ Pria satu-satunya yang mengisi relung hati terdalam."Ray," bisik Leticia dengan sensual.Bisikan Leticia membuat darah Ray berdesir semakin hebat. "Ya, Istriku sayang. Aku mendengarmu."Belaian lembut Ray di punggung Leticia membuat wanita itu semakin mendamba, memuja, dan merindu~"Reservasi tempat terbaik untuk membuat kenangan indah sebelum kita berpisah. Aku ingin makan malam dan pergi ke club bersamamu, hanya bersamamu, suamiku~" kata Leticia, menggoda seperti wanita liar.Detik be
Tiba di depan kamar presidential suite. Leticia sedikit ragu apakah akan melakukan hal itu bersama Ray."Kenapa, umm?" tanya Ray sambil mengulurkan tangan ketika masuk ke kamar hotel.Leticia mengembuskan napas panjang sebelum menjawab, "Tidak, aku hanya …."Ucapan Leticia terhenti saat Ray memeluknya dengan erat."Kamu ragu? Kamu yang mengajakku menghabiskan malam sebelum kita berpisah. Apa sekarang kita akan pulang, umm?" Ray berbisik dengan lembut.Embusan napas Ray begitu hangat membuat debar jantung Leticia menjadi tak karuan.Wanita itu menengadah, melingkarkan lengan di leher pria berwajah tampan di hadapannya.
Satu bulan kemudian.Seperti yang Leticia inginkan, Ray mendaftarkan wanita itu di universitas yang Ray rekomendasikan. Leticia awalnya menolak saat Ray memfasilitasi rumah, mobil, dan toko perhiasan di pusat Kota Ragusa. Meski Leticia pernah mengatakan bahwa dia tak ingin dilupakan, tetapi justru dia lah yang menutup komunikasi langsung dengan Ray. Bahkan, wanita itu sengaja mengganti nomor agar Ray tidak menghubunginya. Leticia tak ingin menjadi bayang-bayang dalam hubungan Ray dan Cheryl. Demi tak ingin menjadi orang ketiga, dan demi kebahagiaan pria itu, dia menutup rapat perasaannya. Rasa cinta yang besar, tak ingin terbagi dan dibagi. "Apa aku hamil lagi?" Leticia bertanya pada diri sini.Resah~Itulah yang Leticia rasakan saat ini. Di tengah kepadatan aktivitasnya mengurus toko di siang hari, dan kuliah di malam hari, Leticia saat ini sedang dilanda rasa gelisah.Sebab, dia kembali terlambat datang bulan setelah berpisah dengan Ray satu bulan lalu. Namun, memang besar harapan
Leticia berjalan mendekati pria bermata hazel itu hingga berjarak satu langkah. Tatapan mereka beradu di udara untuk beberapa detik. "Jangan digigit terus, kamu bisa terluka." Ray berkata dengan lembut saat mengangkat tangan menyentuh bibir ranum Leticia. Leticia memejamkan mata, dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas. Tubuh wanita itu sedikit gemetaran saat Ray menyentuhnya. "Ray, kenapa kamu tidak pernah memberitahuku?" Leticia bertanya tanpa mengangkat pandangan, ucapannya terdengar begitu gugup. Ray meraih dagu Leticia agar mendongak menatapnya. Tampaklah butiran bening kristal menumpuk di kelopak mata wanita itu. "Umm?" gumam Ray sebelum bertanya dengan cemas. "Kenapa bersedih?" Leticia tak bisa menahan diri untuk tidak menabrakan diri ke pelukan Ray. Dia terisak-isak di dada bidang pria itu sambil memeluknya dengan erat. "Kenapa tak pernah memberitahuku bahwa Cheryl adalah adikmu?
Keesokan harinya. Seperti yang Leticia inginkan, Ray membawa Leticia untuk bertemu dengan ayah dan ibunya. Sebenarnya, Leticia meminta Ray mengajaknya semalam. Hanya saja~Semalam Ray tak bisa menahan kerinduan yang sudah memuncak pada Leticia. Jadi, pria itu membawanya kembali ke rumah pernikahan mereka terlebih dulu. Pun demikian dengan Leticia, wanita itu juga tak kalah merindu Ray. Siang ini, di sepanjang perjalanan menuju kediaman Alfonso, bibir Leticia merekah dengan wajah merona. Teringat adegan panas semalam yang mereka lakukan. Ray meminta banyak hal dari Leticia, dan wanita itu memberikan lebih dari apa yang Ray inginkan. Dia ingat betul saat Ray dengan mesra berbisik, "You got it, My Lovely Wife."'Sepertinya aku harus membuat kejutan untuk Ray,' batin Leticia bermonolog sambil tersenyum mesem manis.Lamunan Leticia buyar saat Ray memegang tangannya setelah memanuver persneling, mengatur kecepatan mobil