Ella duduk di tepi pantai, matanya memandang ke arah ombak. Udara yang dingin tidak membuatnya ingin menghentikan apa yang saat ini sedang dilakukannya. Duduk di tepi pantai seperti ini dan menikmati dinginnya malam begitu sangat disukainya, walau sebenarnya dia begitu sangat kedinginan.
"Besok kita bisa duduk di sini lagi, kenapa kamu sangat betah duduk di sini padahal suhu udaranya sangat dingin,” ucap Farhan yang duduk di sebelah gadis yang berambut panjang tersebut.
“Ella pengen menikmati duduk disini. Mana tahu besok suaminya Alisa nyuruh kita pulang, karena dia mau bulan madu. jadi Ella harus nikmati dulu suasana pantai di malam hari,” ucapnya.
“Bila Ella mau di sini sampai 1 bulan juga nggak masalah, Mas temenin,” ucap Farhan yang sedikit bercanda.
Ella memandang pria yang duduk di sebelahnya. Ella kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Alisa mencium punggung tangan suaminya ketika mereka selesai sholat subuh.Attar tersenyum dan mencium kening istrinya. Pria itu masih terlihat begitu sangat mengantuk dan berulang kali menguap."Apa mau duduk di pantai,” tanyanya memandang istrinya."Enggak by, Isa mau tidur aja by. Isa lagi malas mau ngapa-ngapain. Isa cuma mau baring-baring,” ucapnya yang duduk di atas pangkuan suaminya dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Aby juga ngantuk, semalam dibangunin jam 2 malam cuma untuk minta makan pop Mie, disuapin lagi,” ucapnya mencubit hidung istrinya.Alisa tersenyum lebar ketika mendengar ucapan suaminya ia memeluk pinggang suaminya.“Mukenanya dibuka dulu sayang,” ucap Attar yang membuka mukena istrinya.Alisa memeluk suaminya dan mencium leher suaminya. "Hubby lagi nggak pa
"By, Isa ngantuk. Isa mau tidur," ucap Alisa ketika selesai makan malam. Alisa begitu sangat sulit menahan kantuknya. Ia sudah menguap berulang kali."Kenapa sekarang kerja Isa tidur terus,” ucap Attar yang memandang istrinya.Alisa menggelengkan kepalanya, “nggak tahu by mungkin karena dalam masa pertumbuhan kali ya. Hubby tahu sendiri kalau Isa baru mau besar,” ucapnya yang tersenyum lebar.“Apanya yang besar,” tanya Attar.“Hubby jangan mesum,” ucapnya.Attar tertawa saat mendengar ucapan istrinya."By, Isa ngantuk. Dalam waktu 10 menit kita gak ke kamar, Isa akan tidur di sini," ucapnya yang menopang dagunya dengan kedua tangannya.“Kalau Isa tidur di sini kenapa?" tanya Attar."Hubby gendong Isa ke kamar," ucap Alisa yang begitu sangat malas untuk berj
Attar masih diam tanpa bergerak sama sekali saat mendengar ucapan selamat dari temannya.Dika diam dan menggaruk kepalanya saat memandang ekspresi wajah pemilik Rumah Sakit tempat ia bekerja saat ini.“Udah hilang belum rasa terkejutnya,” tanya Dika.“Hasil diagnosa kamu nggak mungkin salahkan,” ucap Attar yang memandang sahabatnya tersebut.“Aku ini walaupun spesialis penyakit dalam, namun untuk memeriksa wanita hamil tidak akan pernah meleset,” ucap Dika yakin.Attar tersenyum lebar dan memeluk pria bertubuh tinggi di depannya. “Terima kasih,” ucapnya menepuk-nepuk punggung pria tersebut.“Sama-sama,” jawab Dika.“Untuk bulan ini Kamu saya kasih bonus 20 juta,” ucapnya yang begitu sangat senang.“Ya Bos kok cuma 20 juta
"Selamat ya pak Attar. Pak Attar benar-benar keren, topcer," ucap dokter Rani saat akan memeriksa kondisi istri dari pemilik rumah sakit tempat ia praktek.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Alhamdulillah rezekinya cepat,” ucapnya."Selamat ya Ibu Alisa bakal jadi mama muda ini,” ucap Rani yang tersenyum memandang Alisa yang sudah berbaring di atas tempat tidur pasien.Alisa menganggukkan kepalanya. “Hamil itu berat gak dok," ucapnya.“Tergantung ukuran,” ucap Rani.“Ukuran bagaimana,” tanya Alisa.“Semakin besar perut kita maka akan terasa semakin berat, apalagi nanti di saat melewati fase-fase kehamilan, kebanyakan wanita akan mengalami yang namanya sakit di tulang punggung. Namun semua itu bukanlah hal yang membahayakan. Begitu nanti anaknya sudah keluar, sakitnya
Lyra memandang ponselnya yang sedang berdering. Sudah berulang kali ponselnya berdering, namun Lyra tidak mengangkatnya. Ini sudah untuk yang ke-10 kalinya ponsel itu berdering. Panggilan telepon yang masuk masih dari orang yang sama.“Halo,” ucap Lyra yang menempelkan bentuk pipih tersebut di daun telinganya."Tante sudah menelpon kamu lebih dari 10 kali, kenapa kamu nggak angkat-angkat,” ucap Tika yang begitu sangat marah ketika sambungan teleponnya tidak diangkat oleh keponakannya.“Lyra nggak dengar Tante kalau ada panggilan masuk, soalnya ponsel Lyra di dalam kamar, sedangkan Lyra lagi nonton,” ucapnya memberikan alasan.“Jangan bohong kamu, kamu memang sengajakan ingin menghindari tante. Ingat Lyra, siapa yang mau mengurus dan membesarkan kamu. Apa kamu lupa bawa tantelah yang membesarkan kamu, Tante satu-satunya orang yang m
"Hubby, baju Isa sudah pada sempit," ucap Alisa yang duduk dipangkuan suaminya. Alisa memasang dasi di leher suaminya.Attar memandang baju yang dipakai istrinya. Baju yang saat ini melekat di tubuh istrinya terlihat begitu sangat ngepas. "Sudah mulai kelihatan ya," ucap Attar yang mengusap perut istrinya.“Iya by, baju-baju Isa udah pada sempit. Dalemannya juga,” ucap Alisa.Attar tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. “Iya udah makin besar sekarang," ucapnya.“Hubby,” ucap Alisa yang mencubit pinggang suaminya ketika Alisa bisa membaca tatapan mata suaminya yang memandangnya dengan Tatapan yang berbeda.Attar tersenyum saat melihat istrinya tersebut. “Kalau nggak mikir-mikir di kantor ada kerjaan hubby lebih milih di rumah,” ucapnya.“Isa kuliah by,” ucap Alisa.&nbs
Lyra memandang layar ponselnya, Ketika benda pipih itu berdering. Saat ini Lyra sudah memakai nomor baru, jadi hanya orang-orang tertentu yang bisa menghubunginya. Lyra tersenyum ketika memandang panggilan yang masuk di sambung telepon, "Bang Zaki," ucap Lyra membaca nama si penelepon. Dengan cepat Lyra menyentuh icon berwarna hijau ke atas. "Halo assalamu’alaikum,” ucapnya menjawab sambungan telepon pria di seberang sana.“Wa’alaikumsalam, adek lagi apa,” tanya Zaki.“Lagi di apartemen Bang,” jawab Lyra.“Hari ini Abang nggak ada jadwal kuliah, jadi kita bisa jalan-jalan untuk mencari ruko dan alat-alat toko sekalian,” ucapnya.“Gitu ya bang,” ucap Lyra.“Iya bila Lyra tidak sibuk,” jawabnya.“Lyra lagi nggak sibuk Bang, ini cuma lagi nonton aja,” ja
Attar berbaring di atas tempat tidur, pria itu mengusap-ngusap perut istrinya yang sudah mulai membuncit.Alisa memandang suaminya dan tersenyum. "Menurut hubby, anak kita cewek atau cowok," ucapnya."Kalau lihat maminya yang genit ini, sepertinya cewek. Tapi lihat porsi makan maminya yang banyak, ini cowok," ucapnya sambil tersenyum."Isa sekarang kalau makan nggak mau berhenti. Padahal perut Isa udah kenyang by, tapi nggak tahu mulutnya pengen makan terus,” ucapnya yang tersenyum."Iya, ini mami sama calon bayinya sama-sama pintar makan ya," ucapnya saat mengingat bagaimana istrinya begitu sangat lahap makan di restoran Turki yang di pintanya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Attar mencubit pipi istrinya yang sudah mulai berisi. "Makin gemes lihat pipinya,” ucapnya yang kemudian mengangkat tubuhnya dan berada di a