"Ayo ke Bali," ucap Attar memandang istrinya.
Alisa menganggukkan kepalanya, “iya by,” ucapnya.
“Iya siap-siap,” ucap Attar.
Alisa memandang suaminya dan mengerutkan keningnya. “Ke Balinya Kapan,” tanyanya.
“Sekarang,” jawab Attar.
Alisa diam seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya.
“Kapan ?" tanyanya lagi.
“Sekarang Sayang,” ucap Attar yang mencubit kecil hidung istrinya.
Alisa tersenyum ketika mendengar ucapan suaminya, “hubby nggak bohongin Isa?" ucapnya.
“Kalau hubby nggak bohong nanti Isa di atas ya,” ucapnya.
Alisa tertawa saat mendengar ucapan suaminya.
“Gimana,” tanya Attar.
Alisa menganggukkan kep
"Kita apa nginap di hotel by,” tanya Alisa ketika mereka selesai makan di restoran besar yang dibawa oleh suaminya.Attar tersenyum dan menggelengkan kepalanya.Alisa menganggukkan kepalanya, “ternyata hubby juga punya rumah di sini ya,” ucapnya.Attar sedikit tersenyum mendengar ucapan istrinya."Di sini banyak bule,” ucap Alisa yang memandang bule laki-laki yang melintas di depannya. Dengan cepat Alisa menutup mulutnya ketika suaminya menatapnya dengan sangat marah.“Besok matanya ditutup ya kalau dibawa kemana-mana,” ucap Attar mengancam istrinya."Jangan by, nanti Isa nggak bisa lihat jalan kalau mata Isa ditutup. Isa juga nggak bisa lihat suami saya yang ganteng. Apalagi kalau ada cewek yang lirik-lirik suami istri,” ucapnya yang sedikit merayu suaminya.
"Selamat datang Tuan Attar, nyonya muda,” ucap para pelayan villa tersebut saat menyambut kedatangan majikannya. Para pelayan divilanya berdiri di teras depan untuk menyambut kedatangan pemilik villa tersebut.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Maaf saya sekarang jarang datang ke sini karena sibuk,” ucapnya.“Tidak apa-apa tuan Attar kami mengerti,” ucap pelayan tersebut.“Ayo masuk,” ucap Attar memandang istrinya yang berdiri di sebelahnya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Alisa masuk kedalam villa yang begitu sangat besar dan juga mewah. "Di sini kita cuma 4 hari ya by,” ucap Alisa yang memandang suaminya."Iya, apa kurang?” ucap Attar.
"Kenapa Isa didandan cantik-cantik gini by,” tanya Alisa yang memandang suaminya."Ini akan menjadi momen bersejarah untuk kita, jadi Isa harus terlihat secantik mungkin,” ucapnya yang tersenyum memandang istrinya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya saat ini Alisa memakai gaun berwarna silver. Gaun panjang tangan dan menutupi bagian dadanya. Gaun yang saat ini dipakai Alisa terlihat begitu mewah. Gaun panjang yang memiliki ekor yang begitu sangat panjang."Apa nggak berlebihan by kalau cuma untuk pergi makan aja dandannya seperti ini,” ucap Alisa saat wanita yang meriasnya memasangkan mahkota di atas kepalanya.Attar tersenyum tipis memandang istrinya yang sudah begitu sangat cerewet."Sudah selesai Pak, Saya permisi,” ucap perias make up istrinya.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Attar memandang wani
Alisa seakan tidak percaya saat melihat apa yang ada di depannya saat ini. Pesta resepsi pernikahannya yang diadakan di tepi pantai.. Alisa memandang suaminya.“Apa ada yang kurang,” tanya Attar yang tersenyum menatap wajah istrinya yang sedang menatapnya.Alisa menggelengkan kepalanya, “Isa nggak pernah bisa bayangin acara pernikahannya seperti ini by,” ucapnya.“Hubby senang sayang kalau Isa suka,” ucap Attar yang mencium punggung tangan istrinya.Alisa duduk di sebelah suaminya. Acara resepsi pernikahan mereka begitu sangat santai. Mereka duduk di meja yang memang disediakan khusus untuk pengantin. Alisa memandang layar putih yang memutar film."Ayo sayang," ucap Attar yang berdiri dari duduknya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Alisa sudah tidak bisa bertanya apa-apa lagi. Alisa hanya berjalan
Alisa menatap wajah suaminya ketika mereka sudah berada di dalam kamar. "Hubby, Isa udah nggak bisa ngomong apa-apa lagi sekarang,” ucapnya.“Katanya nggak bisa ngomong, itu barusan apa,” ucap Attar yang mencubit hidung istrinya.“Maksud Isa bukan ngomong yang itu by,” ucapnya yang memukul dada suaminya.“Jadi ngomong yang mana,” tanya Attar.“Ngomong kalau Isa sangat senang. Isa benar-benar nggak nyangka hubby bakalan kasi Isa kejutan pesta resepsi yang seperti ini. Kemarin Isa benar-benar nggak pengen buat acara resepsi by. Bila dibuat acara resepsi, Isa pasti sedih ingat Mama yang udah nggak ada lagi untuk melihat acara pesta pernikahan kita. Isa nggak nyangka hubby bakalan buat semuanya,” ucap Alisa yang tersenyum memandang suaminya.“Demi istri tercinta, hubby akan lakukan apapun,” ucapnya yang m
Ella duduk di tepi pantai, matanya memandang ke arah ombak. Udara yang dingin tidak membuatnya ingin menghentikan apa yang saat ini sedang dilakukannya. Duduk di tepi pantai seperti ini dan menikmati dinginnya malam begitu sangat disukainya, walau sebenarnya dia begitu sangat kedinginan."Besok kita bisa duduk di sini lagi, kenapa kamu sangat betah duduk di sini padahal suhu udaranya sangat dingin,” ucap Farhan yang duduk di sebelah gadis yang berambut panjang tersebut.“Ella pengen menikmati duduk disini. Mana tahu besok suaminya Alisa nyuruh kita pulang, karena dia mau bulan madu. jadi Ella harus nikmati dulu suasana pantai di malam hari,” ucapnya.“Bila Ella mau di sini sampai 1 bulan juga nggak masalah, Mas temenin,” ucap Farhan yang sedikit bercanda.Ella memandang pria yang duduk di sebelahnya. Ella kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya
Alisa mencium punggung tangan suaminya ketika mereka selesai sholat subuh.Attar tersenyum dan mencium kening istrinya. Pria itu masih terlihat begitu sangat mengantuk dan berulang kali menguap."Apa mau duduk di pantai,” tanyanya memandang istrinya."Enggak by, Isa mau tidur aja by. Isa lagi malas mau ngapa-ngapain. Isa cuma mau baring-baring,” ucapnya yang duduk di atas pangkuan suaminya dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Aby juga ngantuk, semalam dibangunin jam 2 malam cuma untuk minta makan pop Mie, disuapin lagi,” ucapnya mencubit hidung istrinya.Alisa tersenyum lebar ketika mendengar ucapan suaminya ia memeluk pinggang suaminya.“Mukenanya dibuka dulu sayang,” ucap Attar yang membuka mukena istrinya.Alisa memeluk suaminya dan mencium leher suaminya. "Hubby lagi nggak pa
"By, Isa ngantuk. Isa mau tidur," ucap Alisa ketika selesai makan malam. Alisa begitu sangat sulit menahan kantuknya. Ia sudah menguap berulang kali."Kenapa sekarang kerja Isa tidur terus,” ucap Attar yang memandang istrinya.Alisa menggelengkan kepalanya, “nggak tahu by mungkin karena dalam masa pertumbuhan kali ya. Hubby tahu sendiri kalau Isa baru mau besar,” ucapnya yang tersenyum lebar.“Apanya yang besar,” tanya Attar.“Hubby jangan mesum,” ucapnya.Attar tertawa saat mendengar ucapan istrinya."By, Isa ngantuk. Dalam waktu 10 menit kita gak ke kamar, Isa akan tidur di sini," ucapnya yang menopang dagunya dengan kedua tangannya.“Kalau Isa tidur di sini kenapa?" tanya Attar."Hubby gendong Isa ke kamar," ucap Alisa yang begitu sangat malas untuk berj
"Mau gendong depan atau belakang?" Ferdi tersenyum memandang gadis kecil nan cantik tersebut."Depan," ucap Azahra.Ferdi menjongkok di depan Azahra dan mengembangkan tangannya.Azahra tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher Ferdi. Gadis kecil itu begitu sangat senang ketika tubuhnya yang bulat terangkat oleh pria yang berubah tinggi tersebut."Rara gak sangka kalau Abang akan pulang," Azahra berkata dengan memandang wajah tampan pria tersebut.“Abang udah janji akan pulang ulang tahun adik. Jadi Abang harus tepati janji," Ferdi berucap dengan tersenyum.“Rara senang Abang pulang. Rara rindu Abang. Rindu rindu rindu serindu-rindunya." Azahra berkata dengan tersenyum lebar.“Mana bukti rindunya,” tanya Ferdi yang menarik hidung milik Azahra.Azahra memeluk Ferdi dengan sangat erat,
"Assalamu'alaikum," ucap Attar saat ia masuk ke dalam kamar."Wa’alaikumsalam." Alisa tersenyum saat melihat suaminya yang baru pulang dari kantor. "Tasnya hubby Isa bawain," ucap Alisa yang ingin mengambil tas milik suaminya."Gak usah sayang, hubby aja yang bawain. Baru lepas melahirkan, tuh gak boleh angkat yang berat-berat," ucapnya sambil mengusap pipi istrinya, dan meletakkan tas tersebut ke tempatnya."Kalau cuma tas Isa bisa, Isa kuat kok angkat tas," ucap Alisa yang memegang manja lengan suaminya."Jangan dulu sayang.""Hubby tangannya di cuci dulu," Alisa berucap saat melihat suaminya yang ingin mengambil putrinya.Attar membatalkan niatnya, pria itu menganggukkan kepalanya."Bajunya wajib ganti dulu, nggak boleh pakai baju yang dari luar langsung megang anak," ucap Alisa itu yang sudah mulai cerewet.
Alisa sudah berada di dalam kamarnya. Alisa tidak ada henti-hentinya menatap wajah bayi mungilnya. Wajah yang begitu sangat cantik dan juga imut imut.Attar duduk di samping bayinya itu, menatap wajah putrinya, dan kemudian berpindah ke wajah istrinya.“Dari tadi lihatin Isa, terus lihatin anak,” ucap Alisa.“Sama,” ucap Attar.“Hidungnya punya hubby,” ucap Alisa yang memandang hidung putrinya.Attar tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu mencium kening putrinya, kemudian pipi putrinya kiri dan kanan. "Pipinya lembut sekali.” Attar merasakan betapa lembutnya pipi putrinya. Attar kemudian memandang istrinya, mencium kening istrinya, pipi istrinya kiri dan juga kanan, Ia juga mencium bibir istrinya.“Isa udah lupa by gimana rasa sakitnya melahirkan, rasa sakitnya hamil karena udah lihat muka
“Melahirkan normal memang seperti ini Pak Attar, jadi walaupun sakit tetap harus dibawa berjalan,” ucap dokter Sari berusaha menjelaskan.“Lakukan sesuatu," pria itu sangat marah ketika Dokter spesialis kandungan istrinya tidak melakukan apa-apa. "Istri saya sedang sakit dan saya disuruh melihat saja," Attar sangat marah terhadap dokter yang menangani istrinya. Attar memilih dokter Sari untuk menangani persalinan istrinya karena dokter Sari merupakan dokter spesialis kandungan terbaik di rumah sakitnya.Dokter Sari terlihat begitu sangat bingung untuk berkata. Gimana caranya dia menjelaskan kepada pria yang menjadi pemilik Rumah Sakit tempat dirinya bekerja. Berulang kali dokter Sari menarik nafasnya dan kemudian menghembuskannya. “Kenapa kemarin tidak sarankan cara lain saja,” pikirnya.“Saya belum bisa memberikan bantuan apa-apa karena saat ini masih bukaan dua, d
“Assalamu’alaikum,” ucap Attar yang berdiri di pintu kamarnya. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sedang duduk ditemani dengan Ibu Aminah.“Wa’alaikumsalam,” jawab Alisa dan Aminah."Hubby sudah pulang?" tanya Alisa yang tersenyum.“Baru saja sampai. Ibu," Pria itu menyalami tangan Aminah dan menempelkan punggung tangan wanita itu di keningnya. Attar duduk di tepi tempat tidur di samping istrinya. Attar tersenyum ketika istrinya mencium punggung tangannya. Pria itu mencium kening istrinya. "Gimana apa sakit,” tanya Attar.“Iya by sakit, tapi kata Ibu enggak apa-apa, soalnya itu tanda bayinya lagi cari jalan,” Alisa berucap dengan tersenyum. Sudah beberapa hari ini Ibu Aminah selalu menemani Alisa. Wanita Itu merawat Alisa seperti merawat putrinya sendiri. Saat Alisa mengatakan perutnya sakit, Ibu Aminah mengusap-usap pe
Attar tersenyum memandang istrinya yang duduk dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur.“Baju hubby ini," Alisa menunjukkan pakaian suaminya yang sudah disiapkannya.Attar tersenyum ketika melihat setelan jas, baju kemeja, dasi, dan pakaian dalam, yang sudah disiapkan Istrinya. Istrinya tetap menyiapkan semua perlengkapannya sebelum berangkat ke kantor seperti ini.Attar memakai pakaiannya duduk di atas tempat tidur, dengan menurunkan kakinya di lantai. Sedangkan istrinya akan duduk di atas pangkuannya, memasangkan dasi di lehernya. Melihat wajah istrinya yang sudah tampak menahan rasa sakit, membuat pria itu merasa sangat tidak tega. Namun Attar memang tidak mengerti apa-apa mengenai persalinan. Berulang kali dirinya meminta penjelasan dari dokter, namun terkadang apa yang diucapkan oleh dokter itu hanya memberikan rasa tenang sementara untuknya. Bila melihat istrinya mengatakan sakit, Attar sungguh
“Apa mau jalan pagi,” tanya Attar ketika ia selesai sholat subuh bersama dengan istrinya.Alisa menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa malas by jalan pagi,” ucap Alisa.“Kenapa,” tanya Attar.“Isa lebih suka tidur baring-baring,” ucap Alisa.“Mau melahirkan normal apa nggak,” tanya Attar yang mengusap perut besar milik istrinya.“Kata orang sebaiknya normal by. Kemarin Ibu Aminah juga bilang, kalau Isa melahirkan lebih bagus normal, terkecuali mamang saran dokter. Kak Indah, Kak Yanti, Kak Fitri, juga bilang gitu,” ucap Alisa yang memilih proses persalinan secara normal.“Kata Dokter kemarin apa?" tanya Attar.“Isa disuruh jalan pagi.”“Jadi sekarang mau jalan pagi atau enggak?" Attar bertanya dengan menarik hidung istrin
Attar merasakan tubuhnya yang digoyang goyang oleh istrinya. "Ada apa sayang?" pria itu bertanya dengan membuka matanya.“By, Isa nggak bisa tidur sejak tadi,” ucap Alisa kepada suaminya.Attar merubah posisi tidurnya dan memandang wajah istrinya. “Matanya di pejamkan sayang," Attar memeluk tubuh istrinya dan kembali memejamkan matanya.“By bangun, jangan tidur, temani Isa," pinta Alisa yang kembali menggoyang-goyang tubuh suaminya, Alisa narik-narik jenggot tipis di dagu suaminya.“Hubby ngantuk sayang,” ucap pria itu ketika istrinya membuka kelopak matanya dengan jarinya.“Hubby jangan tidur, Isa nggak bisa tidur,” Alisa tersenyum manja melihatkan deretan gigi putihnya."Kenapa nggak tidur?" tanya Attar.“Sejak tadi anak gerak terus, perut Isa sampai sakit,"
“Nanti pulang dari kantor kita ke coffee shop Lyra ya by," pinta Alisa yang duduk di atas pangkuan suaminya. Perutnya yang sudah besar membuat posisi duduknya menyamping, dan melingkarkan tangannya di leher suaminya.“Ngapain,” tanya Attar yang tersenyum memandang sikap istrinya yang begitu sangat manja. Istrinya melingkarkan tangan di lehernya dan menenggelamkan hidungnya ke lehernya.“Isa pengen duduk nyantai di coffee shop Lira," Alisa berucap dengan mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya.“Rayu dulu Sayang," Attar berbisik di telinga istrinya.Alisa tersenyum dan mencium bibir suaminya dengan sangat lembut, namun balasan yang diberikan oleh suaminya membuat ciuman itu semakin memanas.Mereka seakan sama-sama ingin melepaskan hasratnya masing-masing.“Sayang, hubby ada rapat jam 3, dan sekarang e