Noura sudah terlalu banyak berhutang budi pada Mike. Jikalau tidak bisa membayar semua itu, bagaimana mungkin dia dapat menolak permintaan sahabat kecilnya itu? "Mike ... kamu serius?" Noura sudah melihat kesungguhan di wajah Mike, tapi dia ingin memastikan lagi. "Aku ini hanya seorang wanita yang buruk, tidak mungkin keluargamu menerimaku." Mike tidak peduli dengan semua itu. Benar, jika orang tuanya adalah salah satu penghalang bagi hubungan mereka, tapi tekad Mike sudah bulat, menjadikan Noura sebagai istrinya. "Aku hanya butuh jawaban darimu." Tatapan Mike penuh harap. Dia tidak ingin menunda lagi. "Maukah kamu menikah denganku, Noura?" Noura tidak punya pilihan lagi. Dia juga tidak ingin menyakiti perasaan Mike. Menolak Mike hanya akan menambah luka dalam hati pria itu. Maka dari itu, Noura memutuskan untuk mengangguk. "Aku mau menikah denganmu, Mike ," ucap Noura dengan yakin. "Sungguh ...?" Mike berkaca-kaca mendengar jawaban Noura. Sekali lagi Noura mengangguk unt
Nader merasa terjepit dalam suasana mencekam itu. Untuk mengurangi emosi yang bisa menyebabkan amarahnya meledak, dia pun segera berpamitan."Aku ada urusan penting, Paman," ucap Nader dengan sopan. "Bagaimana jika aku mengantarmu sekalian, kebetulan aku juga akan keluar kantor."Ketika Nader membujuk dan tangan pria itu berusaha menyentuh lengan Fuad, dia langsung menepis niat baik pria muda itu. "Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri!"Fuad kemudian melangkah dengan kondisi marah. Saat tangannya meraih gagang pintu, dia kembali memberikan pesan menohok pada Nader."Ingat, Nader, jika kamu belum juga mengambil tindakan tegas pada wanita pembunuh itu, aku sendiri yang akan turun tangan!" Fuad pun keluar dari ruangan setelah memberikan ultimatum.Sedangkan Nader terlihat lesu mendengar kalimat ancaman yang dilayangkan oleh Fuad. "Akhhhhh ... kenapa masalahnya jadi serumit ini?"*Di sebuah instansi pemerintahan, Noura dan Mike telah bersiap-siap untuk melangsungkan pernikahan. Mereka a
"Akhirnya datang juga yang ditunggu-tunggu." Moana berucap dengan riangnya dan dia adalah orang pertama yang berdiri untuk menyambut mobil-mobil yang baru saja berhenti."Biar aku saja yang keluar!" seru Richard sembari menahan Moana. "Kalian tunggu di sini saja. Karena aku yang lebih mengenal mereka, jadi tugasku adalah menyambut kedatangan mereka semua," katanya dengan ceria."Ya sudah, cepat pergi sana!" suruh Moana tak sabaran. "Noura, akhirnya kamu akan menikah dan menyusul Maria.""Aku harap kamu juga," balas Noura sambil tersenyum.Melihat senyum yang mengembang di wajah Noura, , Mike justru terlihat salah tingkah. Feeling-nya sudah berkata lain. 'Mungkinkah Nader dan rombongannya yang datang?' dia berkata dalam hati, dan sangat yakin jika mungkin saja telah terjadi sesuatu hingga teman-temannya mendadak terlambat dan tak ada satu pun yang memberikan kabar.Di saat yang sama, Noura melihat ke arah Mike. Dia mengamati wajah cemas calon suaminya itu. "Ada apa? Apa ada yang kamu s
Noura menyayangkan sikap Mike yang tampak gegabah menghadapi Nader. Tidak seharusnya Mike melakukan satu hal yang membuat mereka semakin terpojokkan. Kondisi Mike dan Noura tidak terlalu mendukung untuk melakukan perlawanan, tapi Mike malah dengan beraninya memicu kemarahan Nader. Pria itu tak ubahnya seperti sedang membangunkan singa yang tidur. Terprovokasi dengan ucapan Mike, sudah pasti Nader semakin murka. Tanpa pikir panjang, dia pun menyetujui keputusan yang telah dikatakan Kandar. "Bawa dan penjarakan dia sekarang juga! Beri efek jera agar mulutnya tidak sembarangan bicara!" Walaupun petugas kepolisian itu mengenal Mike dengan baik, tapi kedatangan mereka di bawah kendali Nader dan pria itu jauh lebih berkuasa. Mereka pun lebih mematuhi perintah Nader daripada harus bernegosiasi dengan Mike seperti yang mereka rencanakan sebelumnya. "Ayo Mike, kita selesaikan semua di kantor!" Petugas yang lebih dekat memborgol tangan Mike dan bersiap membawa pria yang masih menggebu-geb
"Pastikan Mike keluar dari negara ini!" Nader memberi perintah pada Kandar ketika Mike dibawa oleh petugas kepolisian. Kepergian pria itu belum tentu sesuai keinginan mengingat Mike juga berteman dekat dengan salah satu petugas tersebut."Baik, Tuan." Kandar segera berjalan menuju mobilnya. Sedangkan Nader kembali masuk ke dalam gedung.Di sana, Nader langsung mencari keberadaan Noura yang tidak bisa ditemukan. Pun dengan Moana yang turut menghilang dalam waktu sekejap."Ke mana Noura pergi, pak?" Nader bertanya pada penghulu yang masih duduk di ruangan tersebut."Dia dan temannya pergi ke toilet tadi, mungkin sebentar lagi akan kembali." Sejujurnya, penghulu itu merasa dipermainkan, jadi dia bertanya pada Nader untuk memastikan. "Sebenarnya apa yang terjadi ini bertentangan dengan prinsip yang saya junjung, Tuan Nader, tidak bisakah pernikahan ini dibatalkan saja?""Apa maksudmu?" Nader melototi pria itu sebagai bentuk ketidaksukaannya."Sebuah pernikahan itu adalah hal sakral, jad
Mike telah mendengar sebagian cerita dari Ikram. Dari pembicaraan singkat itu, dia dapat memahami perasaan Ikram terhadap Noura.'Aku harus berhati-hati dengan pria ini,' pikir Mike, sebelum akhirnya memanggil salah satu petugas yang masih melakukan pengawasan di sekitar mereka.Mike sudah berada di bandara saat ini. Jadi dia sudah bersiap meninggalkan negara tersebut."Apa yang kalian bicarakan?" Sembari berjalan, petugas itu bertanya pada Mike. "Apa yang dia tawarkan padamu?" tanyanya ingin tahu.Ketika berbicara dengan Ikram, Mike sengaja meminta ruang pribadi untuk mereka berdua. Kedua pria itu mengasingkan diri untuk sejenak dan tentunya Ikram yang bertanggung jawab sepenuhnya."Hanya masalah bisnis, kamu tahu sendiri kan jika tuan Ikram itu adalah pria yang sukses dalam setiap usahanya. Sangat disayangkan jika aku melewatkan tawarannya," jawab Mike dengan asal. Meskipun berteman baik dengan petugas tersebut, tapi Mike tidak akan berniat untuk bercerita lagi pada pria itu. Dia m
Setelah masuk ke dalam kamarnya, Nader membanting pintu dengan kuat. "Aku harus secepatnya menyingkirkan wanita licik itu, setiap kemunculannya hanya membuatku emosi saja."Nader duduk di atas sofa sambil memejamkan mata. Niat buruknya terhadap Malini segera tertunda ketika mengingat Noura.Ya, Nader masih butuh Malini untuk memanasi-manasi Noura. Dengan menggunakan tunangannya itu, Nader ingin melihat reaksi wanita yang baru dinikahinya.Saat sedang sibuk dengan lamunannya, pintu kamar Nader dibuka paksa dari luar. Imtiyaz, Heba, dan Malini muncul setelahnya secara bersamaan."Ada apa lagi, Papa?" tanya Nader dengan santai."Apa yang kamu lakukan pada Malini, Nader?" Imtiyaz sudah akan beristirahat, namun terganggu oleh suara berisik yang disebabkan putranya.Nader berdiri dan membalas tatapan ayahnya. "Coba tanyakan sendiri pada wanita itu, apa yang ingin dia lakukan tengah malam di kamarku dengan pakaian terbuka seperti itu?" gertaknya sembari menatap jijik pada Malini.Imtiyaz te
Tiga hari kemudian.Noura kembali bekerja dan siap menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya."Harusnya istri dari pemilik klub tidak usah bekerja lagi dong," Moana meledek Noura yang saat itu tengah bersiap-siap. "Kenapa kamu masih ikut berangkat denganku? Kenapa tidak minta pekerjaan lain saja, atau lebih baik tidak usah bekerja dan menjadi ibu rumah tangga yang baik saja.""Hanya istri di bawah tangan, mungkin lebih tepatnya hanya menjadi simpanan saja," balas Noura dengan acuh. "Tidak ada kejelasan dalam hubungan kami, Moana, jadi berhenti mengejek status sialan itu!" pinta Noura sembari memasang sepatu high heels di kakinya yang indah."Biarpun di bawah tangan, tapi kalian kan tetap making love, pasti ada perasaan dong saat melakukannya, jadi aku rasa tuan Nader itu pasti masih memiliki perasaan yang dalam untukmu," Moana mengungkapkannya dengan yakin, karena dia pernah menemukan obat kontrasepsi tersimpan di lemari Noura. Namun, untuk memastikan, Moana tidak sekali pun ber
Moana memang tidak pernah melihat kejahatan yang dilakukan Nader di masa lalu, tapi dia telah menyaksikan sendiri bagaimana pengorbanan Nader terhadap Noura di kala wanita itu dalam kesulitan.Kini, Moana bersedia untuk membantu Nader. Dia akan berada di pihak pria itu hingga bisa kembali bersama dengan Noura."Noura ...." ucap Moana sembari menggenggam tangan sahabatnya. "Aku akan beritahu kamu bahwa Bu Rafeeqa yang pernah kamu ceritakan itu adalah ibu kandungnya Nader, dia disingkirkan oleh Heba belasan tahun yang lalu. Aku rasa kamu sudah paham maksudku." "Dari mana kamu tahu?" Noura bertanya pelan.Moana tidak menjawab, tapi dia mengajak Noura. "Ayo ikut aku, akan aku tunjukkan sesuatu padamu!"Melihat Noura menurut saja, Mike kemudian protes. "Noura, kamu mau ke mana? Tidak bisakah kamu mengikutsertakan aku dalam masalahmu, kita sudah berjanji untuk segera menikah, tolong jangan perlakukan aku seperti ini!"Noura menatap Mike dengan dalam. Tak lama, dia pun menggelengkan kepala.
"Ayah, kenapa belum ada kabar?" Noura mendesak Reghab dan itu sudah terjadi berulang kali. "Aku bahkan belum pernah menggendong anakku, bagaimana kalau terjadi hal buruk dengan Angel? Aku tidak ingin hidup lagi jika Angel ku tidak bisa ditemukan.""Angel pasti baik-baik saja. Tidak akan terjadi hal buruk padanya."Diam-diam Reghab juga telah mendapatkan kabar dari Imtiyaz jika Angel dalam keadaan sehat dan sudah lama bersama dengan mereka. Kronologi penculikan juga sudah dijelaskan, membuat Reghab terlihat tenang."Ayah, dari mana kamu menyimpulkan itu?" Noura gusar melihat ayahnya yang tampak santai. "Aku curiga ayah tidak mengambil tindakan apapun, aku lihat ayah lebih sering mengurus pekerjaan daripada mencari anakku. Apa kamu juga tidak peduli dengan keselamatan cucu kandungmu sendiri?"Dituduh demikian membuat Reghab tercengang. Sejak menghilangnya Angel, Noura akan lebih sensitif pada orang yang tidak aktif membicarakan keselamatan putrinya."Tentu saja aku peduli, Noura." Regha
"Sebenarnya Angel diculik, Bu, dan aku belum mendapatkan kabar apapun sampai saat ini," jelas Mike dengan jujur. "Itu sebabnya aku tidak bisa membawa Angel bersama saat ini, aku terpaksa berbohong pada kalian semua.""Bagaimana bisa, Mike?" Meta juga panik mendengarnya. "Siapa yang melakukannya? Apa itu keluarga Nader?" "Bukan dia, Bu, aku masih berusaha sampai sekarang, tolong jangan beritahu Noura dulu, aku takut dia ikut panik!" pinta Mike yang belum siap untuk menghadapi Noura. "Aku di sini, Mike." Suara Noura tiba-tiba terdengar dari balik pintu, membuat Mike terkejut. "Noura ...." Mike tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Noura segera masuk dan mendekati teman baiknya itu. "Kenapa kamu tidak jujur saja, Mike, apa yang kamu pikirkan? Angel itu anakku, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya, dan dia belum ditemukan sampai hari ini, tapi kamu malah berniat ingin menyembunyikannya dariku.""Aku hanya tidak ingin melihatmu khawatir, Noura," kata Mike dengan bersungguh-su
Saat melihat atasan mereka dipermalukan, Kandar dan Omar segera mengambil tindakan. Dengan gerakan cepat, keduanya membubarkan semua orang agar tidak lagi menyaksikan pertengkaran itu."Ayo keluar semua!" seru Kandar dengan brutal. Dia bahkan menarik ponsel orang-orang yang berani merekam kejadian tersebut."Tarik semua yang kamu berikan itu, Nader, setetes pun aku tidak membutuhkannya," gertak Noura. Wajah yang tadinya ayu berubah beringas membuat semua orang terkejut dan bertanya-tanya.Nader sontak berdiri dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan, Noura?" Dia bingung. Sebelumnya, hubungan mereka sudah terlihat sedikit akrab, kenapa Noura mendadak berubah arogan."Menolakmu dan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang kamu tuduhkan dua tahun yang lalu," ucap Noura dengan marah."Aku tahu, Noura, dan aku juga sudah menyadari semua itu." Nader kembali berlutut dan matanya mulai basah. "Aku mohon, maafkan aku, Noura, aku memang sangat bodoh, aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu, Nour
Noura masih diam di tempatnya. Dia tersenyum tipis ketika menyaksikan tingkah Malini yang begitu agresif."Aku sudah tidak sabar lagi," gumam Malini dengan senangnya. Meski Nader terkesan menghindar, namun Malini tetap saja menempel seakan dia adalah wanita yang dimaksud oleh Nader."Malam ini, aku ingin mengatakan yang sebenarnya jika aku telah menikahi wanita yang aku cintai," ucap Nader dengan tegas. "Dan sebagai bentuk rasa cintaku, semua properti yang aku miliki akan aku serahkan padanya."Semua tamu yang hadir terkesan takjub dengan ketulusan Nader pada wanita yang dicintainya. Bagaimana bisa seorang pria dingin seperti Nader menyerahkan seluruh harta benda miliknya pada seorang wanita?Akan tetapi tidak untuk Malini. Kejujuran Nader terdengar asing baginya. Nader sudah menikahi wanita yang dicintainya, itu berarti bukan Malini."Apa maksudmu, Nader?" Malini tidak terima. Dengan kasar, dia mendorong pundak pria di depannya. "Kamu sudah berjanji akan menikahi aku, bahkan kita su
Sebuah nama yang diucapkan Noura sontak mengagetkan Nader. Pria itu refleks menginjak rem hingga mobil berhenti seketika."Nader, apa yang kamu lakukan?" tegur Noura yang sempat panik dengan keadaan tersebut. "Apa kamu sengaja ingin membuat kita semua mati?"Dari belakang, Moana juga merasakan hal yang sama. Kaget dan panik. "Ya ampun, untung nyawaku tidak melayang."Beruntung mereka semua menggunakan sabuk pengaman dan lalu lalang kendaraan juga tidak terlalu ramai."Maaf ...!" Nader merasa bersalah. "Aku hanya mengingat seseorang yang berarti dalam hidupku," ucapnya pelan."Mengingat seseorang tapi melupakan orang di sekelilingmu," Noura mengoceh kesal. "Sebaiknya fokus pada tujuan kita, jangan memikirkan orang lain dulu!" kata Noura dengan tegas.Nader masih penasaran. Jadi dia bertanya dengan cepat. " Noura, aku ingin tahu tentang wanita yang kamu bicarakan tadi, bisa kamu jelaskan lagi atau bawa aku untuk menemuinya!"Karena Noura masih kesal, dia tidak begitu paham maksud pertan
Ikram lebih dulu masuk ke dalam ruang rawat inap itu. Di belakangnya juga ada Chelsea dan Jerico. Ketiganya berjalan lambat dan sengaja menampilkan ekspresi wajah yang paling ramah.Ketika Maryam menyadari kedatangan ketiga orang asing itu, dia segera mencengkram lengan Suzan. "Untuk apa mereka datang lagi?" tanya Maryam dengan ketakutan. "Suruh mereka pergi, aku tidak mau melihat mereka."Ikram merasa iba dengan bibinya itu. Mukanya tiba-tiba cemberut melihat kondisi wanita itu. Sudah belasan tahun mereka tidak bertemu dan bahkan mereka telah menganggapnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. "Ingat apa yang harus kamu katakan!" Dari belakang, Chelsea berbisik. "Tidak perlu menyebutkan nama anak ataupun suaminya, itu tidak penting baginya, yang dia butuhkan hanya Noura saja!"Ikram segera tersadar dengan penjelasan Chelsea. Dia pun berkata dengan lembut. "Bibi, aku adalah temannya Noura, dia menyuruhku ke sini khusus untuk menjemputmu. Maukah kamu pulang bersama kami?"*Meski masih
Noura lebih banyak diam ketika bu Meta memberikan nasehat padanya. Dia mendengar semua ucapan wanita paruh baya itu tanpa berniat menyanggah sedikit pun. "Ibu ingin yang terbaik untukmu, Noura, jadi sebaiknya jauhi Nader, jangan pernah berdekatan dengannya lagi, apalagi berniat ingin kembali bersama dengannya!" ucap Meta di akhir nasehatnya."Aku tidak pernah berpikiran seperti itu, Bu," balas Noura dengan terbuka. "Bahkan pertemuan kami hanya untuk meminta dia agar segera menceraikan aku." "Ibu pegang kata-katamu, Noura." Meta terlihat sedih. Tatapan matanya terlihat penuh dendam. "Sungguh, ibu masih sangat membenci keluarga mereka, mereka tidak pantas untuk dimaafkan, Noura.""Iya, Bu." Noura mengangguk paham.Reghab terlihat lebih santai dari hari biasanya. Dia paham dengan perasaan Meta yang turut menyaksikan langsung kekejaman keluarga Othmani pada Noura. Sama seperti Imtiyaz, Reghab juga menyerahkan semua keputusan pada putrinya. Tampak jika dia juga sudah tidak terlalu denda
Harta yang dimiliki Reghab Hammadi sepenuhnya akan diturunkan untuk Noura dan dia juga telah diberi kebebasan untuk mempergunakannya sesuka hati. Namun demikian, Noura masih memiliki caranya sendiri. Dengan mempergunakan Nader, Noura berpikir bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari pria itu."Aku rasa selama ini kamu sudah memberikan uang yang banyak untuk Malini, tapi malangnya, saat aku meminta bantuan darimu, kamu sepertinya sangat sulit untuk berbagi denganku," sindir Noura membuat Nader terhenyak."Aku tidak seperti yang kamu pikirkan itu, Malini tidak berhak untuk mendapatkan apapun dariku, jadi untuk apa membahas wanita itu?" Nader berusaha memperbaiki imagenya yang mungkin dicap buruk oleh Noura. "Sekarang apa rencanamu, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?" tawarnya."Bukankah besok malam Netanyahu akan melelang perusahaannya?""Dari mana kamu tahu?" Nader merasa sedikit malu dengan ketidaktahuannya saat ini."Ayahku yang memberitahu." Noura menjeda ucapannya