Leeray berhenti dan menoleh ke belakang ketika Deasy berhenti berjalan dan menatap Donovan yang menggandeng tangannya.
"Tsskkk ... jangan pegang-pegang gadisku, Don!" tegur Leeray dengan tampang kesal. "Kau pasti punya deretan wanita cantik yang menunggumu juga, pilihlah salah satu. Aku hanya punya satu gadis saja."
Gadis yang dimaksud tersenyum malu-malu menatap Leeray.
"Gadis itu kamu, Sayang," ucap Leeray seraya membingkai wajah Deasy dengan kedua telapak tangannya.
"Apa kamu benar-benar tidak akan memberiku kesempatan, Deasy?" tanya Donovan dengan putus asa.
"Tidak. Aku hanya ingin Leeray," jawab Deasy tanpa melihat ke arah Donovan lalu mengecup bibir Leeray dengan mesra.
"Aku mau pulang sekarang. Sampai jumpa besok Sabtu, Deasy. Kita akan panjat tebing bersama," pamit Donovan tanpa mempedulikan Leeray karena dia sangat cemburu, kemudian berjalan ke arah parkiran mobil.
Hati Deasy sepertinya telah tercuri oleh pria tampan be
Hari sudah berganti pagi, Leeray memutuskan untuk berolahraga sebentar. Dia berlari di atas alat threadmill 20 menit lalu mengangkat barbel 10 menit dengan tangan kanan dan kiri bergantian setelah itu lompat tali 10 menit.Seusai berolahraga pagi, dia berjalan-jalan sebentar di taman melihat matahari terbit kemudian mandi di kamar mandinya.Ketika dia duduk di meja makan, jam tangannya menunjukkan pukul 06.05, masih sangat pagi. Tetapi semua karyawan di rumahnya sudah hapal dengan aktivitas Leeray yang dimulai pagi-pagi sekali.Sarapan pagi sudah siap terhidang di meja seperti standar sarapan ala hotel bintang 5. Mungkin bila yang melihat orang awam, itu akan nampak berlebihan. Namun, bagi keluarganya hal itu sudah biasa.Leeray mengirim pesan WA pada Deasy untuk menanyakan apakah gadis itu mau dibawakan sarapan dan menu apa yang dia inginkan. Dia mengirimkan foto menu yang ada di meja makannya.Tak lama kemudian balasan dari Deas
Donovan Harper melangkah ke meja kerja Deasy sementara Leeray masih bersandar di tepi meja itu. Dia menatap Leeray dan Deasy bergantian."Jadi pagi hari adalah saat yang baik untuk berpacaran ...," ucap Donovan menyindir mereka berdua terutama Leeray yang menjadi bos Deasy.Leeray tidak mempedulikan pendapat Donovan seraya menjawab, "Terserah apa katamu, Don. Aku hanya membantu Deasy memakai kalung barunya." Dia pun berjalan kembali ke kursi kerjanya lalu duduk di sana.Donovan pun duduk di kursi di hadapan Leeray yang bersebelahan dengan meja kerja Deasy. "Ehmm... Deasy, aku punya sesuatu untukmu. Kuharap kau tidak akan menolaknya." Donovan meletakkan sebuah kotak berlabel Frank & co. di meja kerja Deasy, dari tampilannya sepertinya isinya perhiasan.Deasy melirik ke arah Leeray untuk melihat reaksi pria itu. Leeray menganggukkan kepalanya perlahan seolah mengizinkan Deasy untuk membuka kotak pemberian Donovan."Apa isinya, Don?" tanya Deasy s
Sejak pagi Leeray sudah bersiap untuk menemani Deasy berwisata ke Margaret River. Mereka naik pesawat amfibi menyusuri Swan River hingga sampai ke Margaret River.Pemandangannya sungguh menakjubkan di sisi kanan kiri yang dilalui oleh pesawat. Daerah Margaret River memang dijadikan pusat wisata adrenalin. Ada tebing dan gua yang dijadikan sebagai tempat panjat tebing dan menyusuri gua. Selain itu ada spot surfing dan snorkeling melihat terumbu karang dan penyu laut serta ikan-ikan laut yang cantik.Dalam booklet wisata yang dibaca oleh Leeray selama di pesawat amfibi. Di obyek wisata Margaret River itu juga disediakan wisata kano di sepanjang sungai melewati situs-situs suku Aborigin, tebing, gua, dan habitat alam satwa liar yang digabungkan dengan wisata kuliner ala masakan hutan seperti emu ungkep, daging kangguru asap, myrtle lemon, dan tomat semak.Selain itu juga ada wisata ekstrim seperti flying fox dan meniti kawat di atas ketinggian. Je
Menjelang siang, ombak mulai bergulung-gulung di pantai. Mereka bertiga pun mulai berselancar di laut agak tengah.Leeray pernah mengambil kursus berselancar ketika tinggal sebentar di Bali. Dia lumayan mahir berselancar dengan ombak sedang dan besar. Dia menjaga Deasy berada di jarak pandangnya karena laut tempat mereka berselancar cukup dalam.Donovan juga berada di dekat Leeray dan Deasy, dia juga mahir berselancar di atas ombak.Tiba-tiba sebuah ombak besar menghempaskan Deasy dari belakang ketika gadis itu tidak siap berdiri di atas papan selancarnya. Dia terhempas jatuh dari papan selancar dan masuk ke dalam air laut dalam kondisi tak sadarkan diri.Leeray segera menyelam ke dalam air laut mencari Deasy. Dia segera berenang ke arah gadis itu yang nyaris tenggelam ke dasar. Leeray membawanya ke permukaan air laut, dia agak panik karena Deasy masih tak sadarkan diri. Dia pun berenang ke tepi pantai bersama tubuh Deasy yang lemas.Do
Akhirnya mobil Leeray sampai di halaman depan rumahnya yang megah, dia memarkir mobil Lamborghini birunya di depan teras untuk mempermudah dirinya mengangkat Deasy turun dari mobil.Gadis itu tidur seperti orang pingsan saja, dia bergeming ketika Leeray menggendongnya masuk ke rumah. Mungkin karena tubuhnya bekerja terlalu keras hari ini, panjat tebing setinggi 150 meter dan turun lagi dengan jarak yang sama. Kemudian snorkeling di dalam laut yang dilanjutkan dengan selancar yang nyaris membuatnya tenggelam di dalam laut.Terkadang gadis itu membuat Leeray gemas karena terlalu sering menantang bahaya dengan kegemarannya memacu adrenalin berpetualang. Leeray memiliki perhitungan untuk segala aktivitas yang dia lakukan, bila terlalu ekstrim pasti dia tidak akan melakukannya.Bibi Rina menanyakan apa Leeray sudah makan malam, dia sudah memasak makan malam untuk tuan mudanya itu. Namun, Leeray ingin menurunkan kekasihnya itu dulu di ranjangnya.Setelah menuru
Mata gadis itu melebar karena terkejut dan terperangah, dia seperti tertangkap basah melakukan kenakalannya. Ketika dia ingin menarik tangannya dari cekalan tangan Leeray, pria itu justru menariknya balik hingga tubuhnya jatuh menimpa tubuh Leeray."Aaaaahhh!" jerit gadis itu ketika bertabrakan dengan tubuh keras kekasihnya yang terbaring di sofa.Sebelum gadis itu pulih dari keterkejutannya, Leeray mendekapnya serta memerangkap bibir merah muda mungil milik gadis itu dengan bibirnya yang lapar akan sentuhan.Deasy merasa aneh dengan apa yang dia rasakan, entah mengapa dia justru ingin Leeray lebih banyak menyentuhnya di tempat-tempat lain yang terasa begitu mendambakan sentuhan pria itu. Ohh mungkin dia sudah gila!Leeray membalik posisi mereka hingga pada akhirnya gadis itu berada di bawahnya, dia menyusurkan jemarinya di perut Deasy dari dalam bajunya lalu naik ke gundukan lembut yang membulat itu serta memilin puncaknya yang mengeras. Dia dapat
Ini adalah hari Minggu, Leeray tidak berangkat ke kantor. Dia sudah mandi pagi, begitu pula dengan Deasy. Berhubung dia tidak merencanakan untuk menginap di rumah Leeray, dia tidak membawa baju ganti. Baju gantinya di ransel sudah dipakai ketika berwisata di Margaret River kemarin.Leeray meminjaminya tshirt miliknya yang agak longgar ketika dipakai di tubuh Deasy. Setidaknya baju itu bersih.Mereka berdua sedang sarapan pagi bersama di meja makan. Seperti biasa menu makanan di atas meja makan selalu banyak dan beragam pilihannya layaknya menu sarapan di hotel bintang 5."Apa badanmu sehat, Deasy?" tanya Leeray memastikan kondisi gadis itu karena kemarin di nyaris tenggelam dan meminum banyak air laut.Deasy menatap Leeray dengan mata birunya yang lebar. "Iya, aku sehat, Lee. Kau tak perlu kuatir." Dia pun melanjutkan sarapannya, dia menyantap salad sayuran yang lezat dengan saus thousand island."Ohh ya, aku akan mengunjungi proyek superblock di k
Akhirnya mereka berdua pun sampai di lokasi proyek superblock. Deasy baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di lokasi pembangunan mega proyek di tengah kota Perth itu. Dia memang selama ini sering lewat tempat ini. Namun, dari luar, lokasi ini tertutup oleh papan poster pembangunan proyek superblock .Leeray menggandeng tangan gadisnya itu seraya berjalan pelan mengelilingi lokasi proyek yang masih sangat berantakan itu. Hari Minggu semua tukang bangunan libur, sehari dalam seminggu. Dia memang sengaja tidak menghubungi mandor proyek sebelum melakukan survey."Lee, dulu kau mengambil jurusan apa saat kuliah?" tanya Deasy penasaran.Pria itu menoleh menatap Deasy lalu menjawab, "Teknik sipil seperti papiku. Aku harus paham tentang bangunan karena itu bisnis usaha keluargaku yaitu properti. Studi S2 yang aku ambil dulu bisnis internasional.""Menurutku, kau luar biasa, Lee," puji Deasy sembari tersenyum menatap wajah Leeray. Pria itu tampak sangat matang
Elena tinggal setengah tahun di rumah Leeray sebelum akhirnya kembali tinggal di Jakarta. Dia memiliki keterikatan yang sangat erat pada Leon secara batin, jadi sulit baginya untuk melepas Leon jauh darinya. Namun, di sisi lain Elena juga memikirkan Leo-nya yang tidak muda lagi dan masih harus bolak-balik Jakarta-Perth naik helikopter demi bisa bersama dengannya.Dalam pikiran Leon yang memang lebih dewasa dibanding bocah seumurnya, diapun memikirkan papinya sehingga meminta Elena untuk kembali ke Jakarta. Dia berjanji akan sekolah dengan rajin dan lulus secepat mungkin.Pada tahun kedua sekolahnya di Applecross Primary School, Leon mendapat tawaran akselerasi pendidikan sebanyak 2 tingkat. Jadi dia langsung naik ke kelas 6 primary school. Ketika Leeray dipanggil oleh kepala sekolah Mr. Thomas Banks dan diberitahu mengenai kabar ini, dia sangat senang sekaligus terkejut."Leon, apa kamu siap bila harus belajar lebih banyak dan lebih cepat dibanding murid yang la
Chef yang dipekerjakan oleh Leeray di resort itu sangat ahli memasak. Menu-menu yang dipesan oleh keluarga Indrajaya memang sengaja dipilih begitu variatif dan sulit. Namun, eksekusi setiap hidangannya terasa lezat dan tampilannya begitu menggugah selera. Tamu yang makan di restoran resort bisa dipastikan tidak akan kecewa."Masakannya enak sekali, Bang. Bolehlah diadu sama masakan Bibi Rina," puji Leon sambil mengambil desert."Aku setuju denganmu, Leon," sahut Midori yang masih mengunyah makanannya.Anak-anak itu sudah bisa makan sendiri tanpa disuapi orang tuanya. Tahun ini mereka berusia 7 tahun menuju ke 8 tahun."Bang, apa ada live entertainment untuk pengunjung resort nantinya?" tanya Leon penasaran karena saat mereka di resort itu memang tidak ada hiburan selain keindahan alam.Pertanyaan yang mengejutkan dari Leon, memang dia belum mempersiapkannya mengenai live entertainment itu. Namun, sepertinya perlu dirancang konsepnya dengan se
Sepanjang sore itu, Leeray dan Deasy tidak keluar dari kamar yang mereka tempati di resort pulau pribadi milik mereka. Lengan Leeray tak ingin melepaskan dekapannya di tubuh Deasy seolah tidak dapat berpisah jauh dari istrinya.Setelah meminta berulang kali untuk melepaskannya, Deasy pun malah ketiduran di pelukan suaminya dan berhenti protes. Memang tidak ada yang bisa menandingi ego Mr. CEO. Sepertinya sepanjang pernikahan mereka, Deasy hampir selalu berkompromi bila berhadapan dengan Leeray. Suaminya itu terlalu persuasif bila menginginkan sesuatu.Leeray tidak mengantuk, dia memandangi wajah Deasy sambil membelai rambut panjang Deasy, wanita yang dia cintai dengan segenap jiwanya.Perlahan mata Deasy membuka, bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu. Dia pun menatap Leeray yang berhadapan dengannya."Apa kau tidak tidur, Lee? Sejak kapan kau memandangiku?" tanya Deasy jengah.Leeray pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak
Sepanjang sore mereka semua bermain-main di kolam renang dan menikmati snacks and beverages yang disediakan di pool bar oleh chef yang dipekerjakan di sana. Head manager resort itu memang ingin memberikan demo untuk service resort itu sesuai permintaan Leeray.Rencananya bila segalanya sudah siap, mereka akan melakukan launching resort pulau pribadi itu. Hanya saja memang mereka belum menemukan nama yang cocok untuk pulau pribadi itu.Leeray berbicara pada Deasy, "Baby Girl, apa kamu ada ide untuk nama pulau ini? Aku masih belum menemukan nama yang cocok hingga sekarang.""Mungkin kita harus memikirkannya lagi, Lee. Rasanya begitu sulit karena ada perasaan emosional di dalamnya dan nama yang terlalu biasa akan membuat kita kecewa nanti," jawab Deasy dengan bijak.Mereka berdua berendam di dalam kolam renang yang airnya hangat tertimpa sinar matahari siang tadi. Sementara ketiga bocah itu bermain bola di air bersama Leonard dan Elena."T
Setelah bocah-bocah itu pulang dari sekolah, rombongan keluarga Indrajaya bertolak ke pulau pribadi yang masih belum diberi nama itu dengan 2 helikopter. Leon ikut bersama papi maminya, sedangkan Midori dan Poseidon ikut bersama Leeray dan Deasy di helikopter lainnya.Mereka memang berencana untuk menginap semalam di resort yang sudah jadi di pulau pribadi itu, jadi mereka membawa koper berisi pakaian ganti.Perjalanan dengan helikopter memakan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit dari helipad samping rumah Leeray ke pulau pribadi itu. Mereka pun sempat tertidur di perjalanan karena mengantuk dan bosan. Akhirnya, mereka pun berhasil mendarat di landasan pesawat yang dibangun di sisi barat pulau itu. Leeray sengaja membuat bandara kecil agar jet pribadi atau pesawat komersil yang tidak terlalu besar dapat mendarat di pulau itu untuk tujuan menarik customer berkantong tebal.Leonard membantu Elena dan Leon turun dari helikopter. Brian, pengawal pribadinya memba
Sore itu sekitar pukul 16.00 saat matahari sudah tidak terlalu terik, Deasy dan Leeray memakai baju berkuda mereka. Mereka sudah berjanji untuk mengajari anak-anak berkuda.Leonard dan Elena juga ikut berjalan kaki ke istal untuk melihat-lihat kuda koleksi Leeray. Awalnya hanya ada 2 ekor ketika Leeray membelikan kuda itu untuk ulang tahun Deasy 6 tahun lalu saat anak-anaknya masih bayi. Tetapi, kemudian Leeray memutuskan untuk melakukan breeding kuda Thoroughbred itu. Terkadang ada kolektor kuda ras bagus yang membeli keturunan kuda miliknya dengan harga fantastis.Leeray terkadang meminta James, adik nomor tiganya yang berprofesi sebagai dokter hewan untuk mengecek kesehatan kuda-kudanya sekaligus mengajak Jacob dan Joshua, putera kembarnya mengunjungi Midori dan Poseidon, sepupu mereka."Kudanya total ada berapa ekor, Lee?" tanya Leonard sembari merangkul pinggang Elena memasuki istal yang bagus dan bersih itu."Sekarang total ada 10 ekor kuda, Pi. Aku
Setelah mengurus keperluan administrasi pindah sekolah baru untuk Leon, Leeray menunggu Midori dan Poseidon pulang sekolah. Dia sengaja cuti kerja sehari untuk menyelesaikan berbagai hal terkait sekolah Leon. Dia menemani Leon berkeliling sekolah barunya, Applecross Primary School."Bang, apa tidak masalah hari ini Abang tidak masuk kantor?" tanya Leon sambil berjalan di sebelah Leeray mengelilingi sekolah barunya yang sangat luas.Leeray menoleh ke arah Leon yang lebih pendek darinya. "Nggakpapa, sehari saja. Abang nggak ada janji di kantor kok hari ini," jawabnya sembari tersenyum tipis. Mereka berdua lebih mirip seperti ayah dan anak dibanding seperti kakak beradik.Bel tanda usai pelajaran sekolah hari itu berbunyi nyaring. Para siswa Applecross Primary School berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.Midori dan Poseidon keluar dari ruang kelasnya dan melihat papi mereka berjalan di koridor sekolah bersama Leon."Pap
Seusai makan malam, anak-anak kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena Midori dan Poseidon besok harus masuk sekolah. Leon pun lelah setelah melakukan perjalanan jauh Jakarta-Perth. Kamarnya ada di sudut berbeda satu kamar dengan Poseidon, dia sendiri yang memilih kamar itu. Di mansion house Leeray ada sekitar 10 kamar yang sebagian besar berukuran sedang yang cocok untuk anak-anak hingga remaja.Kamar yang dulu ditempati oleh Papi Leo dan Elena ketika mengandung Leon masih dirawat dalam kondisi kosong. Leeray memang menyediakannya kalau sewaktu-waktu papinya ingin berkunjung ke rumahnya.Sementara itu di Jakarta, papinya sedang berusaha keras mengalihkan pikiran Elena yang mengkuatirkan putera tunggalnya yang tadi pagi berangkat ke Perth. Leonard sadar betul bahwa Elena memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan Leon.Tangan Leonard membelai pipi Elena sembari berkata, "El Sayang, jangan menguatirkan Leon lagi ya. Leeray sudah mengirimkan fot
Pukul 15.00 waktu Perth. Kedua anak kembar dan papi mami mereka sudah menunggu Leon di ruang tunggu gerbang kedatangan penumpang pesawat dari Indonesia.Bocah 7 tahun yang tampan itu menyeret sendiri kopernya yang tampak agak terlalu besar untuknya. Keluarga Leeray tertawa melihatnya.Dengan segera, Leeray membantu Leon membawakan kopernya. Mereka berpelukan sebentar. Sebenarnya status mereka kakak beradik hanya saja berbeda 36 tahun usia dan berbeda ibu."Penerbangannya lancar 'kan, Leon?" tanya Leeray."Lancar, Bang. Pilotnya bagus," jawab Leon."Leeoooonnn!" seru Midori seraya berlari menubruk tubuh Leon memeluknya erat.Leon pun menyeringai memeluk keponakan yang seusianya itu. Kemudian Poseidon juga memeluknya sekalipun tidak seheboh Midori."Welcome to Perth, Leon!" ucap Poseidon lalu mengacak-acak rambut Leon dengan iseng sambil menyengir bandel mirip kebiasaan maminya.Midori pun melepaskan pelukannya pada Leon. Kemudia