Pagi menunjukkan pukul 07.00 wib
Kasih dan Rama kini tengah sarapan berdua di meja makan. Sedangkan Erland, laki-laki itu nampak menghilang setelah kejadian memperkosa Shinta. Kasih merasa kasian dengan wanita itu, tapi mau bagaimana lagi Kasih juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Mommy, kenapa Daddy belum pulang ini kan sudah pagi?” ucap Rama tiba-tiba.
“Daddy lagi banyak kerjaan sayang, kamu sabar ya,” ucap Kasih sembari mengelus pucuk kepala Rama.
“Iya Mommy, habis ini kita main di taman ya.”
“Ok sayang habiskan dulu makanannya,” sahut Kasih tersenyum.
“Ok, Mom.”
“Kamu tidak nambah lagi?”
“Tidak Mom, nanti perut aku besar,” ucap Rama menunjukkan perutnya membuat Kasih tertawa.
“Ya sudah tidak apa-apa.”
š¼š¼š¼š¼š¼
Kini Kasih bersama Rama tengah berada di taman menikmati suasana pagi yang begitu segar. Taman milik
“Apa yang kau katakan sayang? aku hanya ingin menikah denganmu,” ucap Wilson menatap lembut manik hitam Kasih.“Tapi Tuan, aku masih kecil. Biar Kak Karin saja yang menggantikan pernikahan kita,” ucap Kasih menunduk, ia tidak berani menatap wajah Tuan Wilson.“Aku tidak peduli, aku hanya menginginkan mu! ayo kita pulang!” Wilson menarik lengan Kasih namun gadis itu menepisnya.“Tuan, biarkan aku di sini menjaga Bunda. Lihatlah Bunda sedang terbaring lemah.”“Bunda tidak apa-apa sayang, kamu tidak usah memikirkan Bunda.”“Tapi Bun...”“Nak, di sini kan ada kedua Kakakmu. Mereka yang akan menjaga Bunda.”“Benar Kasih, kamu tidak perlu khawatir,” ucap Kania menimpali, sedangkan Karin gadis itu sedari tadi menatap fokus Tuan Wilson tanpa berkedip.“Baiklah, aku akan pulang,” ucap Kasih.“Bunda, jaga diri baik-bai
Pernikahan adalah sebuah ikatan suci dua insan manusia yang saling mencintai. Pernikahan bukan untuk saling menyempurnakan atau menuntut kesempurnaan. Sejatinya pernikahan adalah menjaga komitmen yang sudah disepakati, bertahan dalam suka maupun duka, untuk mewujudkan harapan dan impian keluarga, dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing.Akhirnya setelah melewati persiapan yang sangat singkat. Kasih dan Wilson kini resmi menyandang status sebagai suami istri. Mereka telah mengucapkan janji suci di hadapan keluarga serta para anak buah Tuan Wilson yang hadir. Pernikahan yang di adakan sangat tertutup itu menjadi perbincangan salah satu mata-mata yang hadir dalam pernikahan tersebut.Mereka bahkan memotret momen itu diam-dian dan mengirimkan nya pada klan Kenzi Anggara.“Selamat kau telah menyandang status sebagai Nyonya Alexander,” ucap Erland dengan mengulurkan tangannya.“Terima kasih, Tuan Erland,” ucap Kasih membuat Er
Malam menunjukkan pukul 21.00 WibPara tamu penting yang mengucapkan selamat sudah mulai pergi satu-persatu.Kasih menuju kamar sang suami untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, sedangkan Tuan Wilson masih mengobrol dengan Sam dan Erland di ruang tamu.DretttPintu terbuka, Kasih terbelalak menatap kamar Tuan Wilson yang kini telah di ubah menjadi kamar pengantin yang sangat indah. Banyak nya bunga di atas kasur serta deretan lilin yang terpajang rapi membuat suasana menjadi lebih aesthetic. Kasih menatap kagum, padahal saat pagi tadi kamarnya masih utuh seperti semula.Dia tidak tahu saja Tuan Wilson memberikan kejutan, Tuan Wilson menyuruh Mbok Sanih dan Shinta meracik kamarnya menjadi seromantis mungkin.ļæ¼Kasih langsung bergegas masuk ke kamar mandi. Tak lupa dia membuka gaun yang di kenakannya. Beruntung Kasih bisa membuka sendiri, padahal impian nya ingin di bukakan oleh suami seperti novel-novel yang ia baca sehabis menikah pas
BrakkWilson melempar Kasih ke atas ranjang dengan senyum yang menyeringai. Matanya tertuju pada buah tomat yang terlihat sangat jelas menyembul keluar. Wilson merangkak di atas tubuh Kasih membuat gadis itu menarik nafas karena tubuh suaminya yang begitu berat.Tanpa banyak basa-basi, Wilson langsung melahap buah tomat itu penuh nafsu. Kasih menjenggut rambut Wilson sambil memejamkan mata. Dadanya membusung membiarkan laki-laki di hadapan nya berbuat lebih.“Tuan aku...” gumam Kasih menggigit bibir bawahnya.Kini ciuman Wilson naik sampai ke telinga.Kasih menggeliat karena geli. Wilson juga mengecup kening, hidung lalu turun ke bibir.Keduanya kini saling berpandangan. Kasih meraba dada bidang Wilson yang di penuhi dengan bulu halus.Tidak butuh waktu lama, Wilson membuka lingerie Kasih dan melempar nya ke bawah lantai. Kasih menutupi dadanya dengan menyilangkan kedua tangan. Kini tubuhnya sudah polos, hanya cd nya saja yang
Sore menjelang, Tuan Wilson berangkat menuju markas setelah mendapat kabar bisnis yang di jalaninnya berjalan dengan lancar. Kasih sempat merajuk karena di tinggalin. Bagaimana pun juga mereka adalah pengantin baru. Sebagai seorang istri, ingin rasanya di sayang dan di perhatikan dengan tulus bukan cuma bernafsu di dalam kamar saja. BahkanTuan Wilson tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintainya, hal itu membuat Kasih bingung dengan perasaan suaminya seperti apa.“Kasih,” tepukan lembut mendarat di bahunya memecah keheningan Kasih.“Kak Kania.”“Kenapa kau melamun?”“Tidak Kak, aku hanya memikirkan Bunda.”“Memikirkan Bunda apa Tuan Wilson hayoo,” goda Kania membuat wajah Kasih bersemu merah.“Apaan sih, Kak,” ucapnya seraya nyengir kuda.“Kenapa kau bersedih, apa Tuan Wilson bersikap kasar denganmu?”“Tidak Kak, hanya saja Tuan Wils
“Tuan, sudah pulang?” ucap Kasih dengan suara serak khas bangun tidur.“Sudah, kapan kau selesai datang bulan?“Bukannya menjawab Kasih malah memalingkan wajah dari Wilson. Tentu membuat laki-laki itu mengernyit bingung.“Tidak sopan! kalau orang bertanya itu jawab.”“Kenapa harus bertanya seperti itu memang nya tidak ada pertanyaan lain?” ucap Kasih dengan ketus.“Hei, kau sudah berani ya membantah omonganku, hem,” ucap Wilson sembari ikut berbaring memeluk Kasih dari samping.“Tuan sana, Tuan kan belum pakai baju.” Kasih mendorong tubuh Wilson agar menjauh, namun Wilson malah semakin mepet dan menggesekkan senjatanya pada punggung Kasih.“Ternyata benar wanita yang sedang datang bulan hawanya emosi saja,” ucap Wilson membuat Kasih menoleh. Kini mereka saling berhadapan. Kasih menatap manik cokelat itu yang terlihat lelah.“Tuan?”
Sesampainya di rumah sakit, Kasih langsung lari tergesa-gesa tidak peduli banyak pasang mata yang memperhatikan nya dengan heran. Ia langsung bertanya pada receptionist dimana keberadaan sang Ayah.Kasih begitu panik dan hampir menangis.“Suster, kamar nomor berapa Ayah di rawat?” Kasih bertanya dengan nafas yang terengah-engah.“Kasih,” ucap Suster yang mengenali siapa wanita di hadapannya. Ia adalah anak dari Pak Baron, kepala rumah sakit di sini.“Pak Baron tidak sedang di rawat. Beliau lagi bertugas di ruangan,” ucap Suster menatap manik Kasih yang terlihat sembab.DegKasih terdiam beberapa saat, mana mungkin sang Kakak berbohong padanya.“Suster yakin Ayah tidak kenapa-kenapa, tapi kata Kak Karin...”“Kasih.” suara bariton dari arah belakang membuat Kasih menoleh.“Ayah.” Kasih langsung menghambur memeluk Baron dengan erat.“Ayah tid
Pukul lima sore, Wilson dan Kasih keluar dari ruangan. Wilson membenarkan jasnyadengan gagah lalu memakai kacamata hitamnya kembali. Ia menggandeng Kasih menuju parkiran.“Serasa di gandeng Om-Om,” gumam Kasih melirik tangan Wilson.“Ngomong apa kau?” Wilson menyentil bibir Kasih membuat gadis itu manyun-manyun.“Tidak sayang, eh...” Kasih langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.“Nakal,” ucap Wilson. “Aku tinggalin kau di sini!”“Tidak mau! kalau aku di godain para cowok di sini bagaimana?” ucap Kasih membuat Wilson terkekeh.“Tidak ada yang mau dengan mu, apaan dua gunungnya saja masih kecil.”“Tapi aku cantik,” ucap Kasih menjulurkan lidahnya.“Tidak!”“Cantik!”“Kata siapa?”“Kata aku,” ucap Kasih terkekeh.Keduanya saling beradu mulut, tanpa
Beberapa tahun kemudian... Oekkk.. oekkk.. Suara bayi menggema di dalam sebuah kamar. Erland yang tengah berkutat dengan laptop melirik ke arah Shinta yang kini tengah sibuk memoles dirinya di depan cermin. "Sayang, bayi kita nangis," ucap Erland. Shinta menoleh ke suaminya dengan tatapan sebal. "Ya kenapa gak di gendong? Kebiasaan deh, belum punya anak pengen punya anak, giliran sudah dikasih malah begitu." Shinta pun beranjak menggendong baby L dan menenangkannya. "Begitu apanya, sayang. Aku kan lagi sibuk ini. Salah kamu sendiri gak mau pakai baby sitter," ucap Erland dengan enteng. "Aku masih sanggup ngurusin sendiri, Erland." "Hem, terserah," sahut Erland. "Malam ini dandan yang cantik. Karena kita akan ada acara keluarga nanti malam." "Kok mendadak?" "Hemm, permintaan Kak Wilson. Entahlah mau bicara apa." "Ikuti saja daripada ngamuk," jawab Shinta. Erland terkekeh mendengarn
1 bulan kemudianWilson membawa Kasih ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan. Awalnya Kasih menolak, untuk apa juga suaminya memaksa ia untuk di periksa, tapi setelah di jelasin panjang lebar mengenai kehamilannya, Kasih terkejut setengah mati. Bagaimana tidak, Wilson benar-benar keterlaluan. Ia tidak memikirkan perasaan putrinya yang masih kecil. Kasih masih tak percaya dengan kabar gila ini. Ia terus menatap suaminya dengan tatapan tajam.Bukan karena ia membenci kandungannya, anak ini sama sekali tidak bersalah. Tapi sikap Wilson yang melakukan itu diam-diam membuat hati Kasih terasa sakit. Seakan suaminya ini menganggap dia adalah boneka, meniduri sesuka hati dan pergi begitu saja."Sayang, aku minta maaf," lirih Wilson mengambil tangan Istrinya, namun lagi-lagi Kasih menepis dengan kasar."Sudahlah, aku tidak ingin bicara denganmu!" Kasih langsung menarik selimut dan membelakangi suaminya."Apa kau tidak menginginkan anak itu, dia tidak bers
"Sayang, kau belum tidur?" ucap Wilson saat melihat Istrinya sedang asyik membaca buku. "Belum, aku menunggumu. Kenapa kau lama sekali?" Kasih menaruh buku itu ke tempatnya semula dan menghampiri suaminya yang sedang berganti pakaian. "Lepaskan dulu tanganmu, aku ingin memakai baju," ucap Wilson saat Kasih memeluk pinggangnya dari belakang. Wanita itu menduselkan kepalanya di belakang punggung. "Tidak, tidak usah pakai baju! Aku ingin kau menyentuhku malam ini," ucap Kasih lagi-lagi membuat Wilson terkekeh geli. Istrinya ini sekarang banyak perubahan. Entah karena pengaruh bayi apa gimana, tapi sekarang, Kasih lebih agresif dari biasanya. Wilson memutar tubuhnya ke belakang. Ia menangkup wajah Kasih dengan kedua tangan. Di tatapnya dalam-dalam mata indah itu. Ia sedikit tersenyum saat melihat pipi Kasih yang ternyata sedikit cabi. "Kenapa, apa sekarang wajahku sudah tidak cantik?" Kasih nampak mengernyit melihat ekspresi suaminya yang
"Jadi selama ini kau membohongiku," ucap Kasih menatap nanar suaminya. "Kau sudah bebas sejak lama, tapi kenapa baru muncul sekarang, jawab aku?" Kasih menggertak Wilson hingga suaranya menggema di ruangan itu. Ya, akhirnya Wilson memilih untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa ia sudah bebas sejak lama. Namun saat itu dia takut Kasih marah dan merasa kecewa kalau dirinya telah bebas. Wilson tak ingin Istrinya membenci dia. Wilson tahu kehilangan Ayahnya membuat Kasih pasti sakit hati dan terpukul. "Maafkan aku, aku sangat takut kamu..." belum selesai Wilson menjelaskan, namun Kasih langsung memeluknya sambil menangis. "Tidak apa-apa, sayang. Aku senang kau mau jujur. Tapi tolong katakan padaku, di mana selama ini kau tinggal? Apa kau tidak pernah merindukanku? Kenapa lebih memilih bersembunyi?" ucap Kasih tanpa melepas pelukannya. Ia semakin membenamkan wajahnya di dada Wilson. Wilson tersenyum, akhirnya Kasih memaafkan ia yang telah berbohong
Seorang dokter muda berkacamata yang merupakan teman lama Erland datang setelah 1 jam lalu Wilson mengabarinya āSiapa yang sakit, Tuan?ā ucapnya. āIstriku,ā sahut Wilson sedikit sinis. Karena Dokter ini terlihat tampan dan masih muda. Bisa-bisa Kasih terpana melihatnya. Ah, Wilson berusaha menepis pikiran buruk itu. Yang terpenting sekarang adalah memastikan Istrinya baik-baik saja. Ia langsung mengantar Dokter Galih menuju lantai tiga. Kasih yang lagi membaca novel sedikit terkejut melihat suaminya datang bersama dokter. Sudah di pastikan Wilson pasti merasa cemas, padahal ini hanya masuk angin biasa, pikir Kasih. āSayang, Dokter Galih akan memeriksamu,ā ucap Wilson membuat Kasih menatap Dokter tampan itu. Dokter Galih tersenyum, lalu mendekat. āBiar saya periksa, Nyonya.ā āKondisikan tatapanmu! Kau tahu, aku paling tidak suka caramu memandang Istriku!ā Glek Dokter Galih menelan saliva dengan susah. Bar
Hingga pagi menjelang, Kasih terbangun karena mendengar suara yang tak asing di telinga. Tangisan baby kecil yang menggemaskan. Kasih menggeliat pelan sambil menguap lebar. Saat ingin membuka selimut, matanya langsung menoleh ke samping dan sedikit terkejut. Kasih menepuk kedua pipinya sendiri memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. āJadi semalem itu benar kamu, kamu udah bebas sayang.ā Kasih mengecupi pipi Wilson berkali-kali, tak menghiraukan tangisan Wilka yang semakin menggema. Wilson yang merasa terganggu, akhirnya mengerjapkan matanya. Di lihat sang Istri tengah memandanginya dengan mata berkaca-kaca. āSayang,ā ucap Wilson sedikit serak. Ia meraih tangan Kasih dan mengecupnya. āAda apa?ā tanyanya sedikit bingung. āAku masih tak percaya dengan kehadiranmu, sayang. Ini seperti mimpi,ā ucap Kasih tersenyum bahagia. āKau boleh merindukan-ku. Tapi urusi dulu anak kita. Sedari tadi Wilka menangis kau malah terus memandangi
Malam menunjukkan pukul 20.00 Wib. Rama meminta Kasih mendongengkan sebuah cerita. Rama sangat rindu dengan celotehan Kasih saat mendongeng. Semenjak adiknya lahir, Mommy nya ini selalu sibuk dan jarang sekali menemaninya tidur. "Sekarang Rama mau minta dongeng apa sama Mommy?" "Eitss tungu...!" ucap Kasih menahan bibir Rama yang hendak menjawab. "Jangan bilang minta dongeng mafia lagi. Mommy gak mau!" ucap Kasih terkekeh. Rama terkikik geli melihat ekspresi Mommy nya. "Memang kenapa kalau dongeng mafia Mommy? Daddy kan tidak ada. Mommy takut ya di omelin Daddy?" goda Rama. "Bukan begitu sayang, kamu tuh masih kecil." Kasih malah teringat dulu mendongengkan cerita mafia untuk Rama dan malah kepergok Wilson. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Bagaimana tidak, Kasih malah menceritakan dongeng yang sesungguhnya pada Rama tentu membuat Wilson merasa tersinggung. "Bagaimana kalau malam ini Mommy akan mendongeng tentang pangeran
Beberapa hari kemudian, setelah pulang dari butik, hari ini Kasih berniat mendatangi pengacara untuk membebaskan suaminya. Setelah di pikir panjang, untuk apa juga dia membiarkan suami tercintanya itu mendekam lama di penjara. Kasih juga sudah mengikhaskan kepergian sang Ayah yang memang bukan salah Wilson sepenuhnya. Hatinya sudah sangat merindukan belain itu, belaian yang sudah sangat lama tidak Kasih dapatkan dari sosok suaminya. Sebagai seoarang Ibu, Kasih juga tak mau egois, ia memikirkan perasaan Rama yang selalu menanyakan tentang Daddy nya, terlebih sekarang menambah satu, yaitu Wilka. Putri kecil yang tak pernah mendapat kasih sayang dari Daddy nya. Ia mau keluarganya utuh seperti dulu, walaupun Kasih yakin mungkin Wilson akan marah padanya karena tidak pernah menjenguk selama di dalam sel. "Nyonya serahkan semuanya pada saya. Tuan Wilson akan segera bebas seperti yang Nyonya inginkan," ucap pengacara meyakinkan. "Terima kasih banyak, Pak. Saya tunggu inform
āEumpp...ā Kasih membuka mata perlahan saat mendengar tangisan yang tak asing di telinganya. Ia beranjak dari tempat tidur, mengambil jedai yang berada di nakas kemudian mengikat rambutnya ke belakang. Kasih langsung menggendong baby Wilka yang mungkin saja haus ingin meminum asi.Ia mulai melepas kancing yang terpasang di dekat tali untuk membuka lapisan kedua agar dapat menyusui nya dengan mudah, namun matanya langsung terperanjat tatkala melihat banyak tanda merah di dada nya. Kasih merasa panik, mungkinkah di tempat tidurnya banyak serangga? padahal pembantu di sini selalu rajin mengganti sprei seminggu 2 kali. Itu tidak mungkin. Kejadian ini juga sering terjadi setiap malam jum'at.Apa mungkin yang melakukan ini adalah jin? Kasih sempat membaca perihal wanita asal Bezha di Gwanda Afrika mengaku di tiduri jinsaat suaminya sedang merantau kerja selama berbulan-bulan. Kasih jadi merinding sendiri membayangkan nya. āTidak...tidak... apa yang kamu pikirkan,