Happy reading kalian!!!! Aphrodite berlari sekuat tenaga walaupun tubuhnya terasa lemas karena efek obat yang masih ada dalam tubuhnya dan juga karena ketakutan akan suara senapan yang tadi digunakannya. “Cari wanita itu sampai ketemu!” Aphrodite mengumpat lirih ketika mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Aphrodite berhenti berlari dan menumpukan tubuhnya ke tembok sambil menetralkan deru napasnya yang tidak beraturan. Aphrodite tidak mempunyai pilihan lain selain melawan anak buah King Cobra. “Ikutlah dengan kami maka kami tidak akan melukai anda nona,” kata salah satu bodyguard yang tubuhnya berukuran besar. Aphrodite hanya berharap para bodyguard milik Atland kemari untuk menyelamatkannya. “Bermimpilah jika kalian ingin aku ikut,” kata Aphrodite dan mulai menyerang mereka. Aphrodite bahkan menancap belatinya ke leher pria yang memukul rahangnya dengan kencang. “Shit!” Desis Aphrodite pelan sambil menggerakkan rahangnya yang terasa sangat sakit. Aphrodite kembali
Happy reading!!!! Aphrodite menangis terisak melihat waktu yang hanya tersisa. Aphrodite hanya tidak ingin Atland dan Arvies mengorbankan nyawa mereka hanya untuk dirinya. “Selesai!!!” kata Arvies dengan jantung yang berdebar kencang. Duar!!!! Ledakan besar terjadi dan Atland langsung memeluk tubuh Aphrodite sehingga Aphrodite tidak terkenal ledakan itu. Arvies bahkan langsung jatuh terduduk karena kakinya terasa sangat lemas. Hampir sama mereka bertiga mati tetapi ketika waktu hanya tersisa sepuluh detik Arvies berhasil melepaskan rompi yang digunakan oleh Aphrodite. Aphrodite menangis terisak dengan hebat karena rasa senang dan takut yang ada di hatinya. King Cobra menggeram marah melihat Atland yang tersenyum miring padanya. Ares kemudian menendang kepala King Cobra hingga King Cobra jatuh tak sadarkan diri. “Kita kembali ke London!” kata Atland dan menggendong Aphrodite yang masih merasa tubuhnya lemas. “Sssttt semua sudah baik-baik saja!” Kata Atland dan memeluk Aphrodite yan
Happy reading!!!! Atland mengisyaratkan Ares untuk mendekat kearah Ashyera yang tampak kehilangan fokusnya dan Ares menangkap syarat itu dan mendekat kearah Ashyera. Ares tanpa perasaan memelintir tangan Ashyera hingga Ashyera berteriak kesakitan. “Lepaskan aku!!!” teriak Ashyera berontak dan Aphrodite jatuh kearah lantai sambil memegang lehernya yang mulai mengeluarkan darah. Aphrodite mengepalkan tangannya untuk melampiaskan rasa takutnya karena sudah dua kali dia hampir mati. “Bawa dia keluar sekarang!” kata Arvies marah dan Atland langsung berjalan dengan cepat untuk memeriksa kondisi Aphrodite. “Panggil dokter Adnan kemari cepat!” kata Atland dengan nada tinggi dan Atland menempelkan sapu tangannya pada leher Aphrodite untuk mencegah darah yang keluar. Aphrodite memegang tangan Atland dengan erat sehingga tangan Aphrodite yang berdarah membuat tangan Atland ikutan berdarah. “Jangan lukai Ashyera karena dia sedang mengandung, aku tidak ingin melukai bayi yang ada di kandungan
Happy reading!!!!!Aretha sangat senang bertemu dengan Aphrodite dan Aretha berlari dengan sangat kencang sambil membawa hadiah untuk Aphrodite. Aretha tersenyum sambil menatap kotaknya dan tidak memperhatikan jalan. Aretha menabrak Ares yang baru saja muncul dari arah kiri dan Ares menatap Aretha dengan tatapan datar dan tidak ada niatan untuk membantu Aphrodite untuk bangun. Aretha yang ingin marah langsung mengurungkan niatnya ketika melihat raut wajah Ares yang menggelap. “Aretha?” tegur Arvies yang baru saja ingin menyusul Ares. Arvies membantu Aphrodite untuk bangun dan Ares yang melihat kejadian itu langsung mendengus dan berjalan meninggalkan kedua insan itu. “Kau baik-baik saja?” tanya Arvies. “Aku baik-baik saja,” jawab Aretha sambil menatap punggung Ares yang menjauh. “Kau mau bertemu dengan Reyn?” Aretha mengangguk sambil menatap Arvies. Sejujurnya mereka berdua sangat canggung karena kejadian ketika Arvies mabuk memikirkan Aphrodite yang belum kunjung sadar. Saat itu A
Happy reading!!!! Atland hanya memandang punggung Ares yang sudah berjalan masuk kedalam kamar dan Atland hanya memberikan saran pada Ares tetapi semuanya tergantung pada Ares. Atland tidak akan memaksakan Ares untuk mengikuti nasihatnya tadi. Atland memilih untuk pergi ke ruangan penyiksaan untuk melihat kondisi King Cobra karena tadi salah satu bodyguard memberitahukannya kalau Ares baru saja pergi kesana. Sesampainya disana Atland menatap datar king Cobra yang sedang di obati oleh dokter Adnan. “Dia kehilangan banyak darah tuan,” kata dokter Adnan. Atland sama sekali tidak merasa kasihan dengan kondisi King Cobra yang sangat mengenaskan. Atland tersenyum miring melihat kondisi king Cobra. “Obati dia dan lakukan apa yang menurutmu baik sebagai dokter.” Dokter Adnan merasa kasihan dengan kondisi King Cobra yang dimana tubuhnya penuh dengan luka-luka cambukan yang membuat siapa saja ngilu ketika melihatnya. “Aku harap dia sudah dalam kondisi baik minggu depan karena aku ingin mem
Happy reading semuanya!!!! Atland dan Aphrodite saat ini sedang duduk di ruang kerja milik Atland sambil menunggu Arvies yang akan membawakan brankas yang menjadi peninggalan kedua orang tua mereka. Terdengar bunyi buka pintu yang membuat Aphrodite dan Atland menatap kearah pintu. Arvies masuk kedalam ruangan itu sambil membawakan brankas yang berukuran sedang. “Aku yakin kau bisa membuka brankas ini Reyn.” Arvies meletakkan brankas itu di atas meja. Aphrodite mengelus brankas itu dengan lembut dan tersenyum kecil. Aphrodite menatap Atland dan juga Arvies. “Jika kau tidak yakin maka kita tidak harus membukanya Reyn,” kata Arvies. “Aku bisa melakukannya,” kata Aphrodite dengan nada yakin dan Arvies mulai menekan tombol yang ada di pintu brankas itu sehingga muncullah tempat untuk sidik jari. “Letakkan tanganmu disana.” Aphrodite mengikuti perintah Arvies dan menempelkan kedua tangannya. Arvies sudah menduga jika Aphrodite bisa membuka brankas itu. Kemudian muncullah arahan untuk m
Happy reading!!!! Aphrodite berjalan ke arah kamarnya dan Atland setelah duduk di taman selama satu jam dengan ditemani angin sore yang sangat menyejukkan. Aphrodite menghentikan langkahnya ketika melihat Ashyera yang baru saja keluar dari perpustakaan dengan tatapan kosong. Kaki Aphrodite melangkah mengikuti Ashyera yang berjalan dengan langkah lemah, Aphrodite bahkan bisa melihat pundak Aphrodite yang memikul beban berat. Aphrodite menahan pintu yang akan di tutup oleh Ashyera menggunakan kakinya. “Apa yang kau lakukan disini?” tanya Ashyera dengan nada sinis. “Aku hanya ingin melihatmu.” Aphrodite mendorong pintu dengan kasar dan kemudian masuk kedalam kamar Ashyera. Aphrodite menatap Ashyera yang sedang duduk di tempat tidur sambil mengelus perutnya yang sudah membuncit. Aphrodite menatap kearah perut Ashyera dengan tatapan sendu. “Apakah kau senang melihat keadaanku sekarang Aphrodite? Walaupun aku bebas melakukan aktivitas sepertinya biasanya tetapi batinku merana. Aku tahu
Happy reading!!!! Hari pernikahan Atland dan Aphrodite semakin dekat dan hal itu membuat Aphrodite sangat berdebar. Aphrodite saat ini sedang menunggu Atland untuk pergi ke butik tetapi sampai saat ini Atland tidak kunjung datang. Aphrodite bahkan sudah menunggu Atland selama satu jam diruang tamu. “Jika dalam lima menit dia tidak datang maka aku akan berangkat sendirian!” kata Aphrodite dengan nada jengkel. Mata Aphrodite bahkan tidak lepas dari jam yang melingkar di tangannya. Aphrodite mengambil tasnya dengan kasar dan berjalan keluar dari dalam mansion. “Mohon maaf sebelumnya Nyonya tetapi anda tidak diijinkan keluar sebelum tuan Atland mengijinkannya.” Aphrodite menatap datar pria berbadan besar yang ada didepannya dan ketika melihat ada cela, Aphrodite langsung berlari masuk kedalam mobil dan menghidupkan mobil. Semua bodyguard langsung panik melihat aksi nekat yang di lakukan oleh Aphrodite. Bisa mati mereka jika Aphrodite terluka sedikit saja! Aphrodite menaikkan kecepatan
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me