Happy reading!!!
Aphrodite duduk di bawah pohon untuk menetralkan napasnya yang menderu cepat sehabis latihan. Aphrodite sejujurnya merindukan panti asuhan dan merasa kalau ibu panti sedang mencari keberadaannya. Aphrodite berencana untuk menelpon ibu panti saat malam nanti. “Aku akan menelpon ibu sebentar malam dan semoga saja dia tidak marah padaku,” kata Aphrodite sambil bergumam karena ibu pantinya sangat kejam dan suka memukul pantatnya ketika melakukan kesalahan.Dames masuk kedalam ruang kerja Atland dan melihat bosnya yang sedang berdiri didepan kaca yang dibuat anti peluru. “Apakah kau sudah mengetahui kalau ada seorang penyusup?” tanya Atland sambil melihat Dames dengan mata elangnya.“Aku mengetahuinya pagi ini tuan karena melihat salah satu pengawal kita yang mati dalam keadaan tertidur dan aku ingin melaporkan hal ini kepada tuan setelah mengantar nona Ashyera,” kata Dames dengan nada gemetar karena Atland sudah mengetahui hal ini.“Apakah aku harus turun tangan untuk mengatasi masalah ini Dames? Aku rasa kau butuh liburan.” Dames meneguk ludahnya susah payah karena mendengar perkataan Atland dan Dames tahu tuannya tidak akan memberikan liburan pada umumnya kepada dirinya.“Maafkan aku tuan. Aku akan menyelesaikan masalah ini dan mencari motif di balik kelalaian ini tuan,” Kata Dames.“Jangan sampai lengah karena mereka sampai melewati penjagaan ketat dimansion ini dengan baik berarti mereka bukanlah orang sembarangan,” kata Atland dengan senyum mengerikan di wajahnya.“Sudah lama Taigor tidak makan daging dan sepertinya Taigor akan berpesta malam ini,” kata Atland dan membuat Dames merasa ingin menghilang detik ini dari hadapannya tuannya.Taigor adalah harimau putih peliharaan Atland yang sudah dipeliharanya sejak kecil dan harimau itu hanya akan tunduk pada Atland dan tidak segan-segan memangsa orang lain yang ada didepannya.Dames baru saja memerintahkan para pengawal untuk semakin memperketat penjagaan karena ada musuh yang berhasil menyelinap masuk kedalam mansion. Dames memang sudah mencurigai orang itu dari awal dan ketika Dames ingin memberitahukannya pada Atland ternyata Atland sudah tahu terlebih dahulu.Dames terkadang kagum dengan Atland yang selalu mempunyai pemikiran yang sulit ditebak dan segala keputusan yang dia ambil oleh Atland juga sangat akurat dan tidak pernah salah sasaran.“Tuan kami sudah menutup semua akses sehingga tidak ada yang bisa keluar dari mansion,” kata salah satu pengawal kepada Dames.“Jangan sampai lengah jika tidak ingin tuan Atland memenggal kepala kita satu persatu,” kata Dames dengan dingin dan langsung berlalu pergi dari tempat itu. Pengawal yang mendengar perkataan Dames tetap memasang wajah datar walaupun hati mereka sedang gundah karena Atland tidak segan-segan menghukum siapa saja yabg mengusik ketenangannya.Dames menghentikan langkah kakinya ketika melihat Aphrodite yang sedang menatap ke arah langit dengan tatapan yang datar. Dames terkadang berpikir kalau Aphrodite sangat mirip dengan tuannya.Angin yang berhembus kencang membuat rambut cokelatnya yang bergelombang berterbangan dan tatapan Dames terpaku pada tatoo mawar kecil yang ada di leher Aphrodite yang merupakan simbol dari Dewi Aphrodite itu sendiri.“Apa yang kau lakukan disini?”.Aphrodite terkejut mendengar suara datar yang ada di belakangnya dan dia mendapati Dames sedang berdiri dan memasukkan tangannya kedalam celananya.“Aku hanya ingin menikmati udara malam tuan,” kata Aphrodite tetapi tidak menunjukkan rasa bersalah dan tetap menikmati udara malam dengan memejamkan matanya.“Kembalilah kekamar mu dan beristirahat karena tuan akan melatihmu besok pagi,” kata Dames dan membuat Aphrodite terkejut.“Apakah kau serius?” tanya Aphrodite dengan nada cemas karena bisa dipastikan kalau badannya agak remuk ketika berlatih dengan Atland. “Bahkan tubuhku belum sepenuhnya pulih tapi dia tetap saja menyiksaku,” kata Aphrodite dengan pelan tetapi Dames masih bisa mendengarnya.Apalagi Dames sudah terlatih untuk mendengar hal sekecil apapun karena pekerjaannya saat ini.Dames hampir tertawa melihat wajah Aphrodite yang memberenggut karena akan berlatih dengan Atland karena ketika pertama kali berlatih dengan Atland seluruh badan Aphrodite memar karena mendapat serangan dari Atland.Padahal Dames tahu kalau Atland tidak mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melawan Aphrodite.“Kau terlihat tertekan nona dan ternyata kau bisa menunjukkan ekspresi wajahmu yang lain selain wajah datar mu itu,” kata Dames dan membuat Aphrodite mengerjapkan matanya beberapa kali.Aphrodite melampiaskan rasa frustasinya dengan mengacak rambutnya hingga berantakan dan hal itu membuat Dames kembali menatap tatoo mawar kecil di leher Aphrodite.Dames merasa familiar dengan tatoo tersebut dan pernah melihatnya karena Atland pernah menyuruhnya untuk mencari semua perempuan yang ada di kota ini yang memiliki tatoo itu dan juga Dames merasa tatoo itu pernah dilihatnya tetapi Dames lupa siap yang mempunyai tatoo tersebut.Ketika Dames ingin bertanya pada Aphrodite Dames tidak mendapati keberadaan Aphrodite didepannya lagi. “Huh sungguh dia sangat tidak sopan karena meninggalkan aku begitu saja padahal aku ingin bertanya kepadanya,” kata Dames dalam hati karena semua yang ada di mansion ini menghormati Dames karena Dames merupakan orang kepercayaan Atland atau orang kedua yang mempunyai posisi tertinggi di dalam mansion.Dames terus memikirkan tatoo yang ada dileher Aphrodite. “Apakah dia wanita yang sama yang telah menyelamatkan tuan pada malam itu?” Kata Dames penasaran. “Aku akan memberitahukan hal ini kepada tuan ketika masalah ini selesai.”Aphrodite berjalan-jalan di sekitar mansion dan dia melihat seorang pria yang sedang berjalan mengendap-endap dengan penuh kewaspadaan. Aphrodite yang tadinya berencana untuk menelpon ibu panti langsung mengurungkan niatnya dan menyimpan ponselnya di saku celana.“Apakah dia penyusup?” Aphrodite bertanya-tanya didalam hatinya karena tidak mungkin bodyguard yang ada di sini melakukan hal seperti yang di lakukan pria tadi.Mata Aphrodite membulat ketika melihat pria itu membunuh salah satu penjaga dan menarik tubuh pria yang sudah tergeletak. “Sial dia adalah penyusup,” kata Aphrodite dan bergegas menuju ke arah pria tadi.Aphrodite langsung menendang pria tersebut dan membuat pria itu jatuh. “Penyusup!!!” Teriak Aphrodite dan berharap para penjaga mendengar teriakannya. Pria itu bangun dan langsung melawan Aphrodite dan Aphrodite dengan lincahnya membalas semua serangan yang dilakukan pria itu.“Ck! Dia ternyata hebat juga,” kata Aphrodite dalam hati tetapi Aphrodite yakin kalau dia bisa melawan pria didepannya ini. Satu pukulan mengenai ujung bibir Aphrodite sehingga Aphrodite terhuyung kebelakang.“Dari pada kau menghabiskan tenagamu untuk melawanku lebih baik kau menghabiskan malam panas yang menggairahkan denganku,” kata pria itu dengan tatapan mesumnyq.Aphrodite membuang ludah ke tanah untuk menghilangkan rasa asin yang ada didalam mulutnya. “Pria menjijikkan,” kata Aphrodite marah dan langsung melawan pria itu dan membuat pria itu sedikit kewalahan dengan pukulan-pukulan yang di layangkan Aphrodite kepadanya.Suara pukulan menarik beberapa pengawal untuk datang ke tempat itu. “Dia adalah penyusup!” kata Aphrodite sambil memberikan pukulan terakhir pada pria itu dan tak lama kemudian pria itu jatuh tak sadarkan diri.Tak lama kemudian Dames muncul dan menatap Aphrodite yang sedang mengatur napasnya yang tidak beraturan. “Apakah penjagaan dimansion ini kurang ketat sampai ada penyusup yang masuk ke sini?” tanya Aphrodite sambil menaikkan alisnya.Dames tidak menjawab pertanyaan Aphrodite. “Kembalilah ke kamar dan minta bibi untuk mengobati lukamu,” kata Dames dan berlalu dari hadapan Aphrodite.“Tuan maafkan saya yang sudah menyela kegiatan anda tetapi saya sudah menangkap musuh yang sudah berani menyelinap masuk kedalam mansion”. Kata Dames sambil menatap tuannya yang sedang sibuk memeriksa laporan perusahaan.Atland mengangkat wajahnya dan menatap Dames dengan tatapan datar. Dames langsung mengikuti Atland dari belakang karena Dames tahu kemana perginya Atland. Mereka telah sampai di ruangan bawah tanah yang bernama timoría.“Aphrodite yang menangkap pria itu tuan.” Atland menaikkan alisnya dan Dames yang peka dengan tatapan tuannya langsung melanjutkan perkataannya. “Aphrodite melihat pria itu dan melawan pria itu seorang diri dan Aphrodite mendapat luka kecil di sudut bibirnya,” kata Dames dan membuat Atland merasa lega.“Panggil Adnan kemari,” kata Atland dan Dames diam-diam tersenyum kecil melihat perhatian dari Atland kepada Aphrodite. “Baik tuan.”Sampailah mereka di ruangan yang bernama Timoría yang dimana tuangan itu adalah ruang kematian dari bahasa Yunani yang memiliki arti penghukuman yang selalu menjadi tempat eksekusi bagi orang-orang yang melanggar atau berbuat masalah dengan Atland. Setiap orang yang masuk kedalam ruangan itu tidak akan pernah keluar hidup-hidup.“Selamat datang tuan”. Kata salah satu penjaga yang berdiri di depan pintu ketika Atland datang.Atland masuk kedalam ruangan yang minim pencahayaan dan duduk di kursi yang telah disediakan oleh pengawalnya.Atland menatap orang itu dengan tatapan datar dan aura yang dikeluarkan oleh Atland membuat orang yang didepannya meneguk ludah susah payah karena langsung berhadapan dengan pimpinan mafia yang sangat terkejam.“Sangat disayangkan kau menyerahkan nyawamu dalam tanganku”. Kata Atland dengan suara dingin.Bersambung…Terima kasih sudah membaca chaper ini dan semoga kalian suka yah sama chapter iniJangan lupa untuk tinggalkan vote dan komentar pada chapter ini yahh!Salam hangat Mrs. Styles ^_^Happy reading!! Atland menatap datar pria yang tergeletak tak berdaya di lantai dengan muka yang sudah penuh dengan bekas pukulan dan Atland dapat menebak kalau itu adalah hasil dari pukulan Aphrodite tadi. “Apa salahku tuan? Aku tidak pernah menghianatimu dan bekerja dengan giat,” kata mantan anak buahnya mengelak karena dia tidak yakin Atland tidak mengetahui tentang kembarannya yang telah dia bunuh untuk masuk kedalam mansion yang super ketat ini. Atland mengeluarkan smirknya dan mengambil belati dan melemparkannya ke bahu pria itu. “Kau pikir aku bodoh?” tanya Atland dengan nada pelan sambil mengeluarkan smirknya yang mengerikan sehingga mampu menggentarkan musuh yang ada didepannya ini dan bahkan seluruh orang yang ada didalam ruangan tersebut. Atland melangkahkan kakinya dan setiap ketukan dari sepatunya membuat pria yang sudah tergeletak tak berdaya menahan napasnya dengan susah payah. “Rasanya sudah lama sekali aku tidak mengukir tubuh seseorang,” kata Atland dalam hatinya
Happy reading semua!!! Aphrodite berjalan tergesa-gesa menuju ruang latihan bawah tanah yang jaraknya lumayan jauh dari mansion utama milik Atland dan Aphrodite tersesat ketika mencari ruang latihan tersebut hingga di bantu oleh salah satu pengawal.Bagaimana Aphrodite tidak tersesat ketika letak ruang latihan yang dituju Aphrodite berada di bawah tanah dan juga sangat tidak terlihat jika tidak diperhatikan dengan baik.Atland menatap datar Aphrodite seolah-olah berkata kalau dia harus mendekat kearah Atland dan Aphrodite mengerti tatapan itu dan mendekati Atland. Aphrodite melangkah mengikuti Atland yang sudah berjalan kearah samsak. “Apakah kau akan melatihku boxing?”Atland hanya menatap datar Aphrodite karena pertanyaannya sangat tidak bermutu menurut Atland. Aphrodite mengerucutkan bibir tanpa sadar karena Atland tidak menjawab pertanyaannya padahal Aphrodite hanya ingin berbasa-basi dengan Atland. “Dasar gunung es.” Atland tersenyum tipis mendengar gerutuan Aphrodite yang berka
Haiii selamat membaca chapter ini!!!Atland duduk di meja kerjanya selama tiga puluh menit untuk memandang wajah cantik milik Aphrodite bahkan Atland tidak pernah melakukan ini pada pasangannya karena menurut Atland setiap tindakan romantis adalah hal yang sangat memuakkan. Atland mengangkat tubuh Aphrodite hati-hati tanpa niatan untuk membangunkan Aphrodite. Aphrodite yang merasa sangat nyaman semakin mendusel hidungnya di leher Atland yang terasa sangat wangi dan bahkan membuatnya sangat nyaman tanpa sadar. “Wangi aku suka,” kata Aphrodite yang mulai tersadar dari tidurnya. Sedangkan Atland sendiri mulai menggeram rendah karena napas Aphrodite yang sangat terasa di lehernya. “Jangan memancingku Aphrodite,” kata Atland dengan suara rendah tetapi Aphrodite tidak mendengar perkataan Atland lagi karena sudah kembali jatuh tertidur. Sesampainya di kamar Atland langsung meletakkan Aphrodite dengan hati-hati dan Aphrodite menahan tangan Atland. “Jangan pergi,” kata Aphrodite setengah sa
Enjoy this chapter!!! “Apakah kau pikir aku tidak tahu kalau kau sedang mengintip kegiatanku bersama kekasihku?” tanya Atland dan membuat Aphrodite semakin gemetar ketakutan. Atland sebenarnya tahu kalau ada seseorang yang masuk kedalam perpustakaan dan aroma parfume vanilla yang sudah sangat dikenali oleh Atland. Dan parfume itu adalah parfume milik Aphrodite dan tak jauh dari tempat persembunyian Aphrodite, ada sebuah kaca yang mengarah langsung kearahnya dan dari kaca itu Atland bisa melihat Aphrodite yang sedang bersembunyi dan mengintip kegiatannya tetapi hal itu tidak mengurungkan kegiatan Atland karena Atland ingin melihat ekspresi milik Aphrodite. “Aku tidak bermaksud demikian tuan dan aku mohon padamu untuk melepaskan aku,” kata Aphrodite memelas dan Atland sangat menikmati ekspresi yang dikeluarkan oleh Aphrodite. “Siapkan pakaian untukku,” kata Atland dan melangkah menjauh dari Aphrodite yang langsung mengumpulkan pasokan udara disekitarnya. “B-baik tuan,” kata Aphrodite
Hallo semuanya!!!Selamat membaca part ini dan semoga kalian suka sama part ini!!! Aphrodite menghela napasnya ketika melihat Ashyera yang menatapnya dengan tajam. “Kau bisa langsung bertanya pada kekasihmu nona tetapi yang aku tahu tuan Atland pasti tidak ingin salah satu orang yang bekerja untuknya terluka oleh karena itu dia meminta dokter untuk mengobati lukaku,” kata Aphrodite memberikan opininya. “Atland tidak pernah memberikan perhatian seperti itu kepada bawahannya apalagi sampai meminta dokter pribadinya untuk mengobati luka dari seorang pelayan seperti mu,” kata Ashyera dengan nada sinis dan membuat Aphrodite lagi-lagi menghela napasnya. “Kau bisa bertanya langsung pada kekasihmu nona dan saya permisi,” kata Aphrodite dan langsung meninggalkan Ashyera dengan langkah kaki yang tertatih-tatih. Di dalam ruangan kerja milik Atland mereka duduk untuk membahas misi yang telah berhasil dijalankan oleh Arvies dan juga Dipta. “Kami berhasil mengambil seluruh senjata yang telah dic
Selamat membaca semuanya!! Kedatangan Arvies membuat Atland memasukkan tangannya kedalam saku celana dan memandang Arvies dengan lekat. “Kenapa kau membela wanita yang baru saja kau lihat tadi pagi di bandingkan aku yang sudah bersama kalian selama beberapa tahun ini?” tanya Ashyera dengan air mata yang berlinang dari kedua matanya. “Aku tidak membela siapapun disini nona tetapi aku hanya ingin kau meminta penjelasan terlebih dahulu sebelum kau memukul orang lain,” kata Arvies dengan nada datar. “Arvies tolong antarkan Ashyera pulang dan setelah itu segera keruangan kerjaku jika kau sudah kembali,” kata Atland dengan nada tak terbantahkan. Arvies mau tak mau menganggukkan kepalanya dan menatap Aphrodite sebentar sebelum berjalan meninggalkan mereka. “Kau bahkan selalu meminta bawahanmu untuk mengantarku pulang padahal kau yang seharusnya mengantarkan aku,” kata Ashyera sambil mengusap air matanya dan berjalan pergi. “Kau baru saja beberapa hari di mansionku tetapi kau sudah mendap
Happy reading!!! Hope you gaiss enjoy this part! Aphrodite mendengus ketika melihat tatapan para maid yang menatapnya dengan tatapan sinis. “Di manapun aku berada pasti selalu saja tatapan sinis mengikuti langkah kakiku,” kata Aphrodite dan kemudian meraih sebuah mangkuk sup untuk dimakan bersama nasi panas. Atland betul-betul melaksanakan perkataannya untuk meminta Aphrodite istirahat sehingga untuk makan saja para maid harus mengantarkannya didalam kamar milik Aphrodite. “Bibi apakah besok aku sudah mulai bisa bekerja? Aku rasa aku akan mati kebosanan di dalam kamar jika terus beristirahat dan makan saja,” kata Aphrodite setelah menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. “Akan bibi tanyakan kepada tuan Atland dan lebih baik sekarang kau beristirahat saja karena bengkak di kakimu cukup parah.” Bibi Yana menatap Aphrodite dengan senyuman tulus yang terpatri di bibirnya. Bibi Yana merasa perlakuan Atland pada Aphrodite sungguh berbeda karena hanya Aphrodite yang mendapat kamar di
Selamat membaca chapter ini!! Aphrodite duduk dan diikuti oleh Arvies yang sedang menatap wajah cantik adiknya. Arvies sangat bersyukur memiliki adik seperti Aphrodite yang selalu ada untuknya dan Arvies janji akan memberikan yang terbaik untuk Aphrodite karena hanya Aphrodite satu-satunya keluarga yang dia miliki saat ini. “Apakah kakak tidak takut kalau kita akan ketahuan tuan Atland?” tanya Aphrodite dan mendepat gelengan dari Arvies. “Aku tadi sempat mengecoh beberapa pengawal dan aku memanjat dari lantai satu kekamar mu.” Aphrodite membulatkan matanya terkejut pendengar perkataan Arvies. Mansion Atland memang sangat besar dan juga mewah bahkan mansion Atland memiliki empat lantai dan kamar Aphrodite saat ini berada di lantai dua. Hal yang cukup mustahil sebenarnya untuk bisa masuk kedalam kamar Aphrodite karena jarak antara balkon kamar untuk lantai dua sangatlah jauh dari permukaan tanah. “Jangan pernah lagi melakukan hal ini kak karena aku tidak ingin kau terluka,” kata Aph
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me