Happy reading!!!! Ashyera dan kekasihnya baru saja tiba di Indonesia sesuai dengan tebakan dari Atland dan entahlah mengapa mereka memilih Indonesia padahal mereka sudah tahu kalau Atland pasti langsung menebak lokasi yang akan mereka tuju. Ashyera menggandeng tangan Leo dengan mesrah tanpa menyadari kalau beberapa anak buah Atland yang berpenampilan seperti cleaning servis sedang menatap mereka. “Apakah paman sudah menunggu kita?” tanya Ashyera dengan nada semangat karena sejujurnya dia cukup merindukan paman kesayangannya itu. “Tentu saja sayang apalagi dia sangat senang mendengar kabar kehamilanmu,” kata Leo dan menutup kepala Ashyera dengan tangannya ketika Ashyera ingin masuk kedalam mobil. “Aku pikir kita akan pergi ke Bali,” kata Ashyera dan menyandarkan kepalanya pada bahu Leo. “Tentu saja tidak sayang! Atland pasti langsung mengetahui lokasi kita,” kata Leo. Ashyera sendiri sudah lupa dengan chip yang diberikan oleh Atland karena chip itu sudah menempel sempurna di tubuh A
Happy reading!!! Semua yang ada didalam ruang bawah tanah merasa sangat tercengang mendengar fakta kalau King Cobra adalah pria yang telah membunuh kedua orang tuanya. “Bedebah sialan,” kata Dames sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. “Kita harus menyusun rencana yang matang untuk menyerang tua bangka itu karena aku ingin membalaskan dendamku.” Ares menatap Atland dengan tatapan serius dan Atland tahu arti tatapan Ares. “Bagaimana dengan kesepakatan kita Atland?” tanya Ares serius karena dia ingin membunuh King Cobra dengan kedua tangannya sendiri. “Ehm bagaimana kalau kita mengikat pria tua itu dan setelah itu kalian bisa menyiksanya berdua dan jika kalian ingin membunuh pria tua itu maka kalian lemparkan pisau saja kepadanya. Atland bisa melempar pisau kearah kepala dan Ares bisa melemparkan pisau kearah jantungnya.” Atland dan Ares memasang wajah datar mendengar saran dari Dipta. “Apakah aku salah bicara?” tanya Dipta sambil mengerjapkan matanya polos dan mendapat jita
Happy reading!!! Sekumpulan asap rokok berterbangan didalam ruangan yang penuh dengan senjata-senjata. Pria tua itu menyentuh belati kesayangannya dengan penuh kehati-hatian setelah meletakkan cerutu emas miliknya. “Kalian sudah datang?” kata pria itu tanpa melihat ke arah Ashyera dan Leo. “Uncle!!” Ashyera sungguh senang melihat pamannya yang masih hidup. “Jangan berlari sayang.” Leo menggeleng melihat kelakuan Ashyera yang terlihat menggemaskan dimatanya. Ashyera melepas pelukannya dari King Cobra. “Kau terlihat bahagia.” King Cobra mengelus singkat rambut Ashyera. “Sebaiknya kau keluar karena asap rokok tidak baik untuk janin,” kata Leo sambil menarik tangan Ashyera untuk sedikit menjauhi King Cobra. “Baiklah. Temui aku setelah kalian berbincang,” kata Ashyera dan mengecup bibir Leo sebelum keluar dari dalam ruangan itu. “Kau terlihat sangat dingin dengan keponakanmu sendiri.” King Cobra mengendikkan bahunya tak peduli dan melempar belati kearah Leo yang langsung di tangkap Leo
Happy reading!!! Atland berjalan sambil merangkul pinggang Aphrodite dengan mesrah. Aphrodite yang sudah lelah menjauhkan tangan Atland akhrinya hanya bisa pasrah. Ruangan yang berbau obat tersebut langsung terbuka ketika Aphrodite dan Atland masuk kedalam. “Aku pikir kau sudah mati.” Mata Dames melotot mendengar sapaan Atland dan Aphrodite langsung menyikut perut Atland. Dames mendengus jengkel tetapi tidak bisa berbuat apapun karena tangannya yang di gips bahkan beberapa bagian wajahnya lecet. Dames sudah melalui banyak hal dan mendapat luka di bagian tubuhnya dan Atland malah berkata demikian?! Huft, Dames ingin membocorkan kepala Atland menggunakan timah panas dari pistolnya. “Jangan mengumpat ini dalam pikiranmu.” Dames langsung gelagapan mendengar perkataan Atland yang seakan mengetahui pikirannya. “Bagaimana kabarmu Dames?” tanya Aphrodite dengan nada lembut dan sekarang giliran Atland yang mendengus. “Baik hanya saja tanganku sedikit sedikit sulit untuj digerakan.” Jawab D
Happy reading!!! Atland turun dari mobil mewah miliknya yang langsung diikuti oleh Arvies. Atland menatap ketua mafia yang sudah menunggu kedatangan Atland dengan senyum miring. “Selamat datang tuan Atland. Aku merasa tersanjung karena kau ingin datang ke gubuk milikku,” kata pria itu dengan nada sarkas tetapi Atland hanya diam dan berjalan mendekat. Atland memandang sekitarnya untuk melihat dan kemudian menatap lagi pria yang seumuran dengannya. “Aku minta maaf karena kelakuan anak buahku sehingga tangan kananmu yang terkenal kuat itu akhrinya tumbang tetapi tenang saja tuan aku sudah mendisiplinkan mereka.” Arvie merasa pria didepannya ini sangat tidak pandai untuk mendeteksi lawan. Pria yang sangat bodoh, itulah yang terbesit dalam pikirannya ketika melihat kesombongan pria didepannya ini. “T-tuan…” salah satu tangan kanan dari Jonathan, pria yang memimpin sebuah klan mafia kecil yang berada dibawah naungan King Cobra. Jonathan sangat sombong karena berhasil melukai tangan kanan
Happy reading!!!! Aphrodite menunggu kepulangan Arvies dan Atland di ruang tamu yang cukup luas. Aphrodite sudah diminta oleh kepala pelayan untuk beristirahat tetapi Aphrodite menolaknya karena sejak tadi rasa khawatirnya membuncah didalam dadanya. Aphrodite bahkan meminta Aretha untuk beristirahat terlebih dahulu karena Aretha sudah sangat mengantuk. Bunyi mobil membuat Aphrodite berlari kearah luar walaupun jaraknya cukup jauh dari pintu utama. Aphrodite bahkan melupakan sendal tidur miliknya karena ingin melihat Atland dan Arvies. Kepala pelayan langsung mengambil sendal milik Aphrodite dan berlari mengikuti Aphrodite. Bisa mati mereka dari tuan mereka jika kaki nyonya mereka lecet sedikit saja. Aphrodite langsung menubruk tubuh Atland dengan pelukan kencang. “Kau baik-baik saja?” Aphrodite memeriksa seluruh badan Atland dan menghela napas lega ketika tidak mendapati luka sedikit pun di badan Atland. “Kau terlalu meremehkan kekuatanku sayang,” kata Atland sambil tersenyum keci
Happy reading!!! Arvies mendengus, “Apakah aku terlihat seperti pria yang sangat cepat jatuh cinta?” tanya Arvies sambil menatap Atland. “Tidak, tetapi bukan berarti kau tidak akan jatuh cinta dalam waktu dekat. Cinta itu rumit dan bisa datang kapan saja tanpa kau sadari. Kau bahkan bisa menyadari perasaanmu ketika dia sudah meninggalkan mu nanti.” Arvies menenggak minumannya dan menatap air kolam yang sangat tenang. “Sejak kapan kita membahas perasaan?” tanya Arvies mengalihkan pembicaraan. Atland mendengus dan meminum sisa wine terakhirnya. “Aku akan kembali kekamar sepertinya memeluk adikmu lebih baik dibandingkan berbicara denganmu.” Arvies memutar bola matanya malas mendengar perkataan Atland. Tinggalah Arvies sendiri sambil memikirkan perkataan Atland padanya. Ah tidak mungkin rasanya jika perasaan cinta tumbuh padanya untuk Aretha apalagi Arvies sudah menganggap Aretha seperti adiknya. Ya, seperti adiknya! Tidak mungkin perasaan cinta ini akan tumbuh. Arvies meyakinkan hatin
Happy reading!!! Saat ini Aphrodite sedang mencoba untuk melatih ketakutannya dengan melihat pistol-pistol milik Atland yang tersusun rapih dengan berbagai merek dan salah satu pistol terbaik kesukaan Atland yang di luncurkan oleh perusahaan Atland sendiri. “Kau menyukainya?” Aphrodite terkejut hingga menjatuhkan pistolnya ke lantai. “Oh aku mengagetkan mu nona?” tanya Ares lagi sambil menatap Aphrodite yang berkedip lucu. Aphrodite mengangguk kaku karena baru kali ini dia berbicara dengan rekan Atland. “Aku bisa mengajarimu menembak jika kau mau. Aku bisa menggunakan sniper dan alat tembak lainnya.” Ares menawarkan dirinya untuk melatih Aphrodite padahal ketika Dipta meminta Ares untuk melatih para bodyguard lainnya maka Ares akan menolaknya mentah-mentah. “Terima kasih untuk penawarannya tetapi kakak yang akan mengajariku,” kata Aphrodite karena sejujurnya Aphrodite lebih merasa nyaman dengan orang yang dikenalnya. “Baiklah, tetapi jika kau berubah pikiran kau bisa mengatakannya
Happy reading!! Aphrodite menghentikan langkah kakinya ketika sampai di depan pintu ruangan Arvies kakaknya. Aphrodite menatap Atland dengan tatapan gelisah dan Atland menggenggam tangan Aphrodite dengan erat seolah menyalurkan ketenangan untuk Aphrodite. “Semuanya akan baik-baik saja,” kata Atland dengan suara lirih. Atland membuka pintu ruangan Arvies ketika Aphrodite mengangguk. Tatapan Aphrodite terpaku pada kondisi kakaknya yang jauh dari kata baik. “Kakak … bagaimana kabar kakak? Apakah masih sakit?” pertanyaan itu mengalir bergitu saja walaupun Aphrodite tahu kakaknya tidak dalam keadaaan yang baik-baik saja. Aphrodite sendiri mencoba untuk bersikap tenang didepan kakaknya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, Aphrodite ingin menangis sekencang-kencangnya sambil memeluk kakaknya. “Aku baik-baik saja sweetheart.” Arvies mencoba menggerakkan badannya yang seolah remuk. Perban di kepala serta bahu Arvies membuat Aphrodite meringis ngilu. “Dimana Aretha?” tanya Arvies dengan
Happy reading!!! Atland merangkul pundak Aphrodite dengan kuat tetapi tidak menyakiti ketika peti Aretha mulai diturunkan kedalam tanah. Aphrodite sendiri masih tidak menyangka jika sahabatnya akan meninggal secepat ini padahal begitu banyak rencana yang bahkan belum mereka lakukan bersama. Aphrodite membiarkan air matanya mengalir dengan deras dan entah sudah berapa kali dia menitipkan air mata. Aphrodite langsung luruh ke tanah ketika satu persatu anak buah Atland mulai menutupi peti Aretha dengan perlahan. “Berhenti! Aku bilang berhenti!” Teriak Aphrodite dengan suara seraknya. Sungguh Aphrodite tidak sanggup melihat peti Aretha tertimbun oleh tanah. “Sayang …,” kata Atland dengan nada rendah karena tidak sanggup melihat kerapuhan Aphrodite. “Atland … Aretha mungkin saja masih hidup. Tolong angkat kembali peti itu.” Aphrodite belum bisa menerima keadaan yang sungguh menikam jantungnya. Aphrodite bahkan tidak bisa membayangka
Aphrodite berlari dengan cepat tanpa mempedulikan apapun dan bahkan Aphrodite tidak meminta maaf kepada orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Di dalam kepala Aphrodite saat ini dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya. “Bagaimana dengan keadaan kakakku?” tanya Aphrodite dengan suara bergetar dan bahkan napasnya tidak beraturan karena berlari. Mr. Tobias menghela napasnya dan menarik Aphrodite untuk duduk di kursi yang ada didepan ruangan operasi. “Dokter Jordan masih didalam untuk mengeluarkan peluru yang bersarang didalam tubuh kakakmu Reyn.” kata Mr. Tobias dan membuat air mata Aphrodite langsung luruh. “Semua akan baik-baik saja sayang,” kata Atland sambil memeluk Aphrodite yang langsung terisak di pundak suaminya. Mr. Tobias mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Aphrodite tentang kondisi Aretha yang jauh lebih parah dibandingkan kondisi Arvies. Aphrodite baru menyadari kalau dia
Happy reading everyone!!! Aphrodite melangkah dengan penuh percaya diri ketika masuk kedalam perusahaan milik Atland. Wajah datar Aphrodite tidak membuat para lelaki merasa takut tetapi semakin menatap Aphrodite dengan tatapan yang sangat memuja. “Apakah Atland sangat sibuk hari ini?” tanya Aphrodite pada Dames yang baru saja menekan tombol lift. “Tuan Atland hanya bertemu beberapa investor saja hari ini nyonya.” Aphrodite mengangguk dan begitu bunyi lift terdengar Aphrodite langsung melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke ruangan Atland. “Hai sayang.” Atland yang baru saja ingin menegur orang yang berani masuk kedalam ruangannya tanpa mengantuk langsung mengurungkan niatnya ketika melihat istri tercintanya yang masuk kedalam ruangannya. “Hai sayang, bagaimana perjalanannya? Apakah aman?” tanya Atland dan melangkah mendekati Aphrodite. Aphrodite menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Atland. Atland melabuhkan ciuman di bibir mungil Aphrodite. Atland menat
Happy reading!!!! Sebulan telah berlalu dan setiap hari cinta antara Atland dan juga Aphrodite semakin bertumbuh. Atland memperlakukan Aphrodite layaknya ratu sampai terkadang Aphrodite tidak tahu harus membalas rasa cinta Atland dengan cara apa. “Aku sudah bilang jangan masuk kedalam dapur.” Aphrodite terkejut ketika suara itu sangat dekat dengan telinganya dan belum lagi sepasang tangan yang melingkar erat dipinggangnya. “Kau membuatku hampir menumpahkan makanan ini,” kata Aphrodite dengan nada geram tetapi malah membuat Atland mencium pipinya dengan gemas. “Jawab pertanyaanku sayang.” Aphrodite menghela napasnya. “Aku hanya bosan seharian berbaring di tempat tidur Atland dan juga aku ingin kamu memakan masakanku sendiri,” kata Aphrodite dengan nada sedih dan Atland tidak cepat luluh dengan perkataan Aphrodite. Atland memberi kode kepada maid untuk mengambil alih masakan Aphrodite dan kemudian Atland menarik tangan Aphrodite untuk keluar dari dapur. Aphrodite hanya bisa mengh
Happy reading!!! Atland memegang pundak Aphrodite dan menatap istrinya dengan tatapan serius. “Tetaplah disini dan jangan keluar sebelum aku datang menjemputmu,” kata Atland dengan nada serius dan kemudian mengambil sebuah pistol di balik jasnya dan meletakkannya di atas tangan Aphrodite.“Tembak siapapun yang berani melukaimu,” kata Atland lagi dan berjalan keluar bersama Arvies.Aphrodite menjatuhkan dirinya di kursi dan memegang erat pistol yang ada di tangannya. “Aku mohon Tuhan sekali ini saja tolong biarkan kebahagiaan ini tidak berlalu dengan cepat.” “Semuanya akan baik-baik saja Reyn percaya padaku,” kata Aretha sambil menggenggam tangan Aphrodite dengan erat. Atland dan Arvies baru saja tiba di tempat pelaminan yang dimana seharusnya Atland dan Aphrodite sudah berdiri disana dengan penuh kebahagiaan. “Siapa kalian dan ada urusan apa kalian datang kemari?” tanya Arvies dengan suara yang menggema dikeheningan malam karena banyak sekali pria bersenjata yang berbaris rapi didep
Happy reading!!!! Aphrodite menutup mulutnya tak percaya ketika melihat Atland yang berlutut memegang sebuah cincin. Aphrodite menitikkan air matanya dan mengangguk berulang kali. Atland menghela napasnya dengan sangat lega dan memasukkan cincin yang sudah dibelikannya pada jari manis Aphrodite. “Terima kasih sayang.” Atland mengangkat tubuh Aphrodite dengan gerakan memutar. “Terima kasih sayang, terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada pria brengsek ini.” Aphrodite mengecup bibir Atland dan tersenyum dengan manis. “Semua orang berhak memiliki kesempatan kedua Atland dan aku rasa kau layak menerimanya. Lagipula kau berhasil mengunci hatiku dengan namamu sehingga tidak ada yang berhasil menerobos masuk kedalam hatiku.” “Aphrodite!!!! Selamat untuk pertunangan kalian!!” suara Aretha menggema di atas kapas sehingga Aphrodite terkejut. Aphrodite menurunkan tangannya yang melingkar di leher Atland dan berbalik. Disana Aphrodite bisa melihat ada Arvies, Aretha, Ashyera dan
Happy reading!!!! Satu bulan sudah Atland menunjukkan kesungguhannya untuk memenangkan kembali hubungannya dengan Aphrodite dan setiap hari setelah Atland pulang dari kantor maka Atland akan menjemput Aphrodite di kantor Arvies. “Hai sayang,” kata Aphrodite dengan nada ceria sambil mengecup bibir Atland dengan singkat. Atland menjemput Aphrodite di ruangan yang bersebelahan dengan ruangan Arvies. “Aku ingin mengajak kamu makan malam.” Aphrodite mengangguk sambil membereskan barang-barangnya. “Aku akan pamit terlebih dahulu pada kakak.” Tanpa menunggu jawaban Atland Aphrodite langsung masuk kedalam ruangan Arvies. “Kakak mungkin aku akan sedikit terlambat karena aku akan makan malam bersama dengan Atland.” Arvies mengangguk dan mengecup kepala adiknya. “Hati-hati di jalan,” kata Arvies. “Ayo kita pergi!” Aphrodite menggandeng tangan Atland dengan mesrah dan mereka di sambut dengan tatapan iri serta kagum dari karyawan yang ada di kantor Arvies. Atland membuka pintu mobil untuk A
Happy reading!!! Atland tetap diam dan tidak membalas perkataan Arvies dan Arvies semakian emosi ketika Atland mengeluarkan smirk miliknya yang bisa membuat para wanita bertekuk lutut padanya. “Aku hanya membawanya ke mansionku Arvies.” Arvies mendengus dan melepas paksa kerah baju Atland. “Pergi dari mansionku dan jangan pernah muncul lagi didepan ku dan juga adikku.” Aphrodite yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari tempat Atland dan Arvies hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan panik. “Aku mohon Arvies jangan pisahkan aku dari adikmu sudah cukup kami berpisah selama dua tahun ini,” kata Atland dan membuat langkah Arvies berhenti. Arvies berbalik dan menatap tepat dimata Atland. “Lalu kau akan menyakiti adikku lagi dan membuatnya menangis?!” tanya Arvies sambil mendengus dan kemudian menatap Atland dengan tatapan remeh. “Aku tidak ingin memberikan ijin lagi kepada seseorang yang menyakiti hati adikku Atland dan lebih baik kau kembali karena sampai kapanpun aku tidak akan me