Home / Romansa / Terjerat Cinta Kakak Angkat / 75. Bahagia Itu Sederhana

Share

75. Bahagia Itu Sederhana

Author: Ika Dw
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya mereka lega juga setelah menghabiskan waktunya di danau.

Syakila sangat senang mendapatkan beberapa foto bareng dengan kedua orang tuanya, dan juga foto sendiri yang akan ditunjukkan pada teman-temannya di sekolahnya.

Selama dia bersekolah dan memiliki teman, dia selalu dipameri kemesraan teman-temannya itu bersama dengan kedua orang tuanya, sedangkan dia kemana-mana hanya dengan Naina saja, tidak pernah Brilian menemaninya. Bahkan ia sendiri juga tidak pernah tahu kalau Brilian adalah Ayah kandungnya.

"Mom! Besok aku boleh pinjam ponselnya kah aku akan tunjukkan foto-foto ini pada teman-temanku," pinta Syakilla dengan memegangi ponsel Naina.

Dia sangat senang menatap foto-fotonya yang begitu cantik bersama dengan orang tua yang lengkap, tidak seperti dulu, dia selalu foto hanya berdua dengan Naina saja, kini ada Brilian di antara mereka.

"Loh! Bukannya sekolah itu tidak boleh pegang ponsel. Kalau sampai ponselnya Mommy dirampas sama ibu guru kamu bagaimana? Ini kan ponselnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    76. Biarpun Kau Tidak Mencintaiku

    Brillian langsung melepas tawanya. Naina memang selalu bersikap aneh, selalu bilang takut dan belum siap, masih trauma dan bermacam-macam alasan. Tapi jika dia membicarakan perempuan lain, membuat hatinya langsung mendidih."Serius banget mau memotong-motong senjataku seperti terong, kalau kau kehilanganya, kau tidak akan bisa ngapa-ngapain, nyonya. Percayalah, orang menikah itu bukan hanya untuk menjadi pelengkap saja, tapi saling membutuhkan, tujuan laki-laki dan perempuan menikah itu, salah satunya untuk memenuhi hasrat. Mungkin sekarang kau tidak berminat untuk melakukannya denganku, karena alasanmu masih trauma akan kejadian waktu itu, tapi nanti kalau kita sudah menikah, aku rasa kau akan bersemangat untuk melayaniku."Ucapan Brillian membuatnya bergidik geli. Ia membayangkan dirinya harus melayani kakaknya sendiri setiap saat, dan itu membuatnya ngeri. "Ih! Kakak ngomongin apa sih. Kenapa kau itu jorok banget. Bisakah kau tidak bicara seperti itu?"Naina menegurnya. Ia dari k

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    77. Mereka Tidak ada Hubungan Darah

    Pukul 09.00 malam lebih tujuh belas menit, akhirnya mereka telah tiba di rumah.Heni dan juga Hartanto mondar-mandir di depan pintu di serambi depan, sangat gelisah karena tidak mendapatkan kabar dari mereka.Setelah mereka memasuki halaman rumah akhirnya kedua paruh baya itu merasa lega dan berucap syukur, anak-anaknya pulang dalam keadaan baik-baik saja."Akhirnya, kita sampai di rumah. Pegel banget ini punggung." Naina menghela napas ketika telah sampai di bagasi dengan tangannya bergerak melepaskan seat belt sebelum memutuskan untuk keluar dari dalam mobil."Kak! Tolong bantuin bawain Syakilla dong. Dia udah capek banget kayaknya, tertidur pulas. Mana dia belum makan lagi, kasihan banget," ucap Naina yang kesulitan untuk membawa Syakilla keluar dari dalam mobil.Brilian langsung bergegas untuk menolong Naina dengan mengambil alih Syakila dan menggendongnya, membawanya masuk ke dalam rumah diikuti oleh Naina di belakangnya.Setibanya di teras depan rumah, mereka langsung mendapatka

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    78. Akan Kutunjukkan Pada Mereka

    Makan malam sudah melewati jam makan malam, tepat pukul 21.30 malam, mereka baru menyelesaikan acara makan malamnya.Naina membangunkan anaknya karena dari siang dia tidak makan sesuap nasi pun. Ia memutuskan untuk membangunkan Syakilla agar mengisi perutnya sebelum memutuskan tidur kembali."Mom! Aku nggak mau makan. Aku nggak lapar," jawab Syakilla malas masih dengan mengerjakan matanya yang masih mengantuk."Nggak bisa gitu dong Killa! Kamu harus tetap makan biarpun hanya sedikit. Mommy akan menyuapimu. Setelah makan kamu bisa tidur lagi.""Hmm ... Baiklah-baiklah, aku akan menurutinya. Tapi janji cuman sedikit aja ya mom. Aku nggak sedang lapar."Naina mengangguk dan mengambilkan sedikit nasi beserta lauknya lalu duduk di sebelah dan menyuapinya.Heni terkekeh melihat cucunya yang masih ngantuk berat terpaksa bangun karena diminta untuk makan."Syakila ... Syakila, kamu tadi nggak cuci muka dulu sih. Coba kamu cuci muka dulu biar bisa melek," tegur Heni."Kelamaan kalau masih cuci

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    79. Jangan Menundanya Lagi

    "Brilian! Tadi penghulu datang ke sini, katanya surat-suratnya sudah selesai dibuat, dan kalian sudah bisa menikah.Deg, Naina yang tidak sengaja mendengar penjelasan Heni, jantungnya mendadak berdetak cepat, ia berharap dirinya akan baik-baik saja."Apakah kalian masih harus menunda-nunda waktu yang lama lagi untuk melangsungkan pernikahan?"Brilian mengulas senyumnya sangat senang dan langsung meminta surat-surat itu untuk dilihatnya. Ia ingin memastikan bahwa isi surat itu benar dan tidak tipu-tipu. Ia hanya ingin memastikan saja, banyak kabar beredar suratpun bisa dipalsukan.Seharian penuh dia berada di kantor, saat lelah bekerja, ia disuguhkan dengan kabar gembira, surat untuk memproses pernikahannya telah diselesaikan oleh pihak KUA."Mana suratnya, Ma. Aku ingin melihatnya. Akan kupastikan kalau isi surat itu memang benar, soalnya sekarang banyak surat palsu," celetuk Brillian."Baik, akan kutunjukkan."Heni mengambil surat dari penghulu yang dia taruh di dalam bufet. Antar

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    80. Akhirnya Menikah

    "Saya terima nikahnya Naina binti Fulan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar dua juta dua, dua puluh tiga ribu dibayar tunai." Brillian berucap dengan suara cukup lantang didengar oleh beberapa saksi yang ada di dalam ruangan gedung KUA.Nominal yang diberikan sebagai mas kawin terlalu kecil, Naina tidak meminta uang banyak darinya. Ia hanya menggunakan uang mas kawin itu sebagai simbol dari pernikahannya."Bagaimana para saksi? Apa pernikahan ini sah?" tanya penghulu."Sah." Semua orang menjawab dengan serempak.Ada beberapa orang juga yang tengah mengikrarkan ijab qobul bersama dengan mereka. Mereka lebih memilih gedung KUA untuk melangsungkan pernikahannya karena dianggap lebih nyaman.Pada akhirnya, Brillian menikahi Naina. Mereka menikah di KUA. Naina tidak ingin orang tuanya menyelenggarakan pesta pernikahannya. Ia sangat malu dengan kondisinya, menikah dengan kakak angkatnya bukanlah pilihannya, namun jodoh telah menentukannya untuk menjadi pendamping kakak

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    81. Jangan Pernah Sakiti Hatinya

    "Maka apa Lian?" tanya Shinta dan juga Nevi mereka berdua sangat penasaran dengan apa yang dikatakan Brillian sebelumnya pada Naina.Naina juga mengingatnya, jika dirinya tidak mau melayani layaknya suami istri, maka dia harus bersiap jika Brilian mencari perempuan lain untuk memuaskan hasratnya. Dia bahkan berpikir, apa jangan-jangan selama ini Brilian juga mencari hiburan dengan membeli banyak wanita lain untuk menyalurkan hasratnya, rasa itu membuatnya ngeri. Ia hanya takut tertular penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Ia akan menjadi korban dari kebodohan kakaknya, dan sekarang sudah menjadi suami sahnya."Aku pernah mengatakan padanya, jika dia tidak mau melayaniku layaknya suami istri, maka jangan salahkan aku jika aku mencari perempuan lain di luar sana untuk memuaskan hasratku. Tenang saja, aku hanya membutuhkan mereka untuk menyalurkan hasratku, kalau untuk menafkahinya, sudah pasti aku akan menafkahinya."Ucapan Brilian sontak membuat Sinta dan juga Nevi, kesal padanya. Mer

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    82. Hadiah Apa?

    "Huh! Daddy ini kok terlambat sih, jemputnya! Kebiasaan deh. Bisa nggak sih, jemput tepat waktu, atau Daddy di sini sampai aku pulang. Teman-temanku saja mengantarkan anaknya dan tetap menunggu sampai pulang, beda sama aku, aku habis diantar, langsung ditinggal. Kalian ini bener-bener nggak sayang anak."Syakilla mengomel dengan tangannya bertengger di pinggang."Kau itu! Daddy itu kerja, kalau diminta untuk temani kamu ya nggak bisa. Kalau Daddy nggak kerja, memangnya kamu mau, sekolah nggak bawa saku," jawab Brillian."Dengar ya Killa, kamu itu kan sekarang udah gede. Kamu harus belajar buat mandiri. Apa kamu akan bergantung terus pada Daddy dan juga Mommy? Mommy sibuk, Daddy juga sibuk, apa kamu masih juga nggak mau bantu orang tua. Mulai dari sekarang, Daddy minta kamu belajar buat mandiri, oke. Belajar tidur sendiri, belajar membaca, belajar menulis dengan benar, dan masih banyak lagi. Mommy sama Daddy akan bantu kamu, tapi kamu juga nggak terlalu bergantung terus. Apa kamu paham

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    83. Aku Tidak Ingin Menjadi Kacang Lupa Kulitnya

    "Beli apa ayo tebak!""Donat jumbo kesukaanku."Syakilla sudah mengira kalau donat kesukaannya yang sudah dibeli oleh Brilian.Dia langsung meminta untuk segera dimasukkan ke dalam mobil, dan ternyata di dalam mobil sudah ada Naina yang tengah menunggunya.Syakilla senang sekali karena mendapatkan hadiah kesukaannya, apalagi saat ini perutnya sudah sangat lapar."Loh! ternyata Mommy ada di sini toh," ucapnya berlagak dewasa. "Kenapa Mommy nggak ikut keluar, terus Mommy kok pakai baju seperti ini. Memangnya Mommy tadi dari mana? Memangnya Mommy tadi lagi ada acara apa?" tanya Syakilla dengan menatap Naina.Naina tersenyum menatap penampilannya yang menggunakan kebaya warna putih. Dia seperti pengantin adat Jawa.Andai saja dia hanya mengenakan gamis, mungkin tidak akan membuat anaknya bertanya-tanya."Emm, Mommy lagi ada acara di kantor sayang, jadi Mommy pakai baju kayak gini, makanya Mommy juga memutuskan untuk tetap berada di dalam mobil, enggak keluar," jawab Naina."Kenapa ngga

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    128. Akhir yang Bahagia

    Acara ulang tahun nampak begitu meriah. Hari ini adalah hari ulang tahun Syakilla yang ke lima. Semua keluarga berkumpul bersama di rumah Brilian.Aminah dan juga Bryan datang, mereka membawa kue ulang tahun khusus buat Syakilla."Syakilla, wah ...., cantiknya cucu nenek."Melihat penampilan cucunya yang nampak cantik alami, membuat Halimah menitikkan air matanya.'Ya ampun ..., cucuku cantik sekali. Mungkin Naina dulu waktu kecil seperti ini. Aku sudah terlambat datang, aku sudah gagal menjadi orang tua yang baik untuk anakku.'"Nenek ..., nenek udah datang? Nenek itu bawa apaan?" tanya Syakilla menoleh pada Bryan yang tengah membawa sesuatu di tangannya.Dia sangat penasaran, sampai-sampai dia berjinjit hendak melihatnya."Syakilla, lihatlah. Ini kue khusus buat kamu. Nenek sengaja bikin sendiri, dan rasanya enak sekali , pasti kamu akan menyukainya."Halimah yang semula ada di luar pintu kamar Naina, ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam ditemani oleh Bryan."Ayo tebak n

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    127. Kau Kebanggaan Daddy

    "Mom! Ambilkan kue buatanku. Aku akan tunjukkan pada Daddy sama Om Bryan. Mereka nggak percaya aku bisa bikin kue."Syakilla mengadu pada Naina yang masih sibuk di dapur."Tunggu sebentar, Mommy potong-potong dulu ya, biar mudah untuk dimakan," jawab Naina."Loh! Nggak usah dipotong. Biar gitu aja," bantah Syakilla.Naina mengerutkan keningnya. "Kau itu mau bagi kue sama Daddy, atau tunjukin doang?" tanya Naina."Tunjukkan saja. Kuenya nggak boleh dimakan."Halimah dan Warti terkekeh mendengar celotehan Syakila. Baru pertama kalinya ada orang berceloteh di rumahnya."Kau itu Killa, buat apa kuenya nggak dimakan, kan bisa mubazir. Lebih baik dimakan, biar tahu rasanya, bukan cuma dibuat pajangan," tegur Halimah."Tapi kan nenek, nanti kalau dimakan kuenya habis, aku kan juga harus kasih Oma sama Opa juga," bantah Syakilla dengan menggembungkan pipinya.Naina mengambilnya kue berukuran sedang itu dan meletakkan di mangkok plastik."Biar mommy yang bawa, entar kalau kamu yang bawa bisa j

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    126. Jangan Remehkan Aku

    "Dad! Aku tadi bantuin nenek bikinin kue buat Daddy. Daddy akan makan kue buatanku, kan?"Syakilla berbisik di telinga Brilian yang tengah bermain catur dengan Bryan di teras depan rumahnya.Brilian menoleh dengan menautkan kedua alisnya. "Memangnya kamu bisa bikin kue?" tanya Brillian, tak yakin Syakila bisa membuat kue. Gadis kecil berusia empat tahun itu begitu aktif dan pintar, namun ia masih meragukan anak kecil seusia itu bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa diduganya.Syakilla menyunggingkan bibirnya. "Apakah Daddy tengah meremehkanku? Aku akan buktikan kalau aku bisa bikin kue sendiri tanpa dibantu sama Nenek ataupun Mommy. Aku pintar dad, nanti kalau aku udah besar, aku pasti akan buat kue sendiri jika aku tengah berulang tahun, atau nanti pas ulang tahunku Daddy harus siapkan bahannya biar aku bikin dengan tanganku sendiri."Bryan terkekeh meledeknya. "Heh! Killa! Omonganmu itu kayak orang lagi mabuk, ngelantur. Mana mungkin anak kecil bisa bikin makanan, bikin kue itu s

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    125. Apa Benar, Kakekku yang tidak Menginginkanku?

    "Nenek, aku mau bantuin nenek bikin kue."Syakilla mengambil loyang di rak buat mengadoni kue buatan Halimah.Halimah selama ini memang suka membuat kue. Banyak orang yang suka memesan kue padanya."Serius kamu mau bantuin nenek membuat kue? Memangnya Killa bisa membuat kue?" tanya Halimah.Syakilla menaruh adonan itu ke atas meja pantry dengan meraih kursi plastik untuk dipijaknya."Ya bisa dong!!"Nampak begitu Arogan anak Brilian. Ia menunjukkan kepandaiannya saat membantu omanya membuat kue di rumahnya."Nenek jangan suka meledekku, aku sangat suka membuat kue. Di Rumahku, aku sering buat kue dengan Oma. Oma juga buat kue suka gosong."Dengan selorohnya yang lucu mampu membuat Halimah melepas tawanya. "Kau itu, Killa! Bikin kue gosong aja dibanggain. Coba kalau bikin kue itu disertai dengan doa, biar jadinya bagus, nggak gosong," ledek Halimah.Warti tersenyum dengan geleng-geleng kepala. Andai saja di rumah masih banyak itu ada anak kecil setiap hari pasti akan sangat seru, ada

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    124. Dia itu Anakku

    "Apa kau pikir anakku itu jelmaan setan?! Kau itu orang tua tak berakhlak ya! Bisa-bisanya ngata-ngatain anakku seperti boneka Annabelle. Kau tau kan? Boneka Annabelle itu boneka setan. Aku nggak terima, ya? Enak saja ngata-ngatain anakku kayak gitu. Kau belum punya anak sih, jadi nggak pernah tau rasanya saat anaknya dikata-katain kayak gitu, menyebalkan."Bryan terbengong saat diomeli Brillian. Sedangkan Syakilla menjulurkan lidahnya meledek Bryan, karena dia berhasil mengadu pada orang tuanya."Rasain om, om dimarahin kan? Sama Daddy," ledek Syakilla dengan terkekeh."Oh! Jadi kamu ngadu sama dia!" Bryan menunjuk pada Brillian dengan cengiran kuda.Syakilla mengangguk. Iya Memangnya kenapa kalau aku mengadu, kan dia Daddy-ku," jawab Syakilla."Ck! Dasar kalian berdua!"Halimah langsung menghentikan perdebatan mereka berdua. "Sudah-sudah, nggak usah berisik! Ini juga masih pagi. Kalian ini sudah menjadi orang tua, seharusnya bersikaplah baik untuk menjadi contoh yang baik buat anak

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    123. Anakku Bukan Setan!

    "Daddy! Mommy! Om Bryan nakal. Masa aku dibilang kayak boneka Annabelle. Apakah aku sangat jelek seperti boneka Annabelle, sampai Om Bryan mengatakan itu padaku!"Syakilla berlari menuruni anak tangga dan langsung mengadu pada kedua orang tuanya, jika ia habis diledek seperti boneka Annabelle oleh Bryan.Mendengar pengaduan dari putrinya, Brillian langsung melotot. "Apa dia bilang? Kamu dikatain seperti boneka Annabelle? Kau tau Anabelle itu apa Killa?" tanya Brillian dengan menaikkan satu alisnya menatap wajah cantik putri kecilnya.Syakilla langsung menggeleng. "Belum tau, memangnya boneka Annabelle itu seperti apa sih, Dad?" Ia memang masih belum mengetahui Anabelle itu jenis boneka seperti apa. Selama hidupnya, ia belum pernah mendapati boneka Annabelle."Boneka Annabelle itu boneka hantu, boneka setan. Kamu udah dikatain om kamu mirip setan. Kurang ajar banget jadi orang tua, tidak tahu diri. Bisa-bisanya dia ngatain anakku seperti boneka setan! Awas aja dia. Aku tidak akan me

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    122. Hantu Anabelle

    Seperti yang dikatakan oleh Halimah, Syakilla diminta untuk membangunkan Bryan yang masih belum keluar dari dalam kamarnya.Bryan sangat jarang bangun pagi di kala ia lagi weekend, kadang sampai seharian dia tidak mau keluar kamarnya, dan itu membuat Halimah gemas dengan sikapnya yang masih suka seperti anak kecil."Om ...! Bangun Om! Ini sudah siang!"Syakilla menggedor-gedor pintunya dengan tangan mungilnya yang tidak terlalu bertenaga, tidak terlalu menimbulkan suara, dan membuat Bryan tidak bisa mendengarnya dengan jelas."Om! Kenapa Om tidak menjawabku, apa Om masih hidup?"Tidak mendapatkan jawaban sama sekali, membuat Syakilla berpikir kalau Bryan sudah meninggal di dalam kamarnya."Kenapa Om tidak menjawabku, apa jangan-jangan Om sudah meninggal, ya? Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus bilang sama nenek."Tidak mendapati sahutan dari dalam, Syakilla mengira kalau Bryan sudah meregang nyawa.Syakilla memutuskan untuk memberitahu neneknya, ia berlari menuruni anak tangga dan me

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    121. Memangnya Aku Kanibal

    "Alhamdulillah, akhirnya kita tiba di sini juga. Oh ya ampun, aku sampai lupa tidak membawakan baju ganti buat Syakilla. Aku tadi buru-buru dan lupa nggak bawa baju ganti," gumam Naina dengan menepuk jidatnya."Ck! Kok bisa sih yang! Udah tiba di sini ada juga yang ketinggalan. Entar apalagi yang ketinggalan, jangan bilang kalau kamu juga nggak pakai celana dalam ledek Brillian.Naina langsung melayangkan tangannya memukul pundak Brillian. "Ngaco aja kalau ngomong! Ya mana mungkin aku nggak pakai celana dalam, kalau aku nggak pakai celana Kamu pastinya juga nggak mau jauh-jauh dari aku," seru Naina.Seketika Brilian melepaskan tawanya. "Ya jelas aku nggak mau jauh-jauh dari kamu. Menjauhkan diri dari sesuatu yang nikmat untuk disantap rasanya mustahil banget. Banyak manusia di dunia ini yang mengharapkan sesuatu itu. Bahkan sebagian besar manusia sampai berebut dan nyawa yang dipertaruhkannya hanya demi segumpal daging yang bentuknya saja sangat unik."Naina memutar bola matanya. Ia

  • Terjerat Cinta Kakak Angkat    120. Kecil-kecil Cabe Rawit

    Liburan telah tiba, Syakilla minta diantarkan ke rumah neneknya. Brillian sendiri sudah berjanji akan mengantarkannya ke rumah mertuanya, namun dia mewanti-wanti agar Naina tidak menginap di rumah orang tuanya sendiri."Yee ... Pada akhirnya aku akan menginap di rumah Nenek."Syakilla nampak senang dan berharap bisa menginap di rumah neneknya."Menginap apaan, enggak ya! Nggak ada yang boleh menginap, kita berkunjung aja," sahut Brillian langsung memberikan teguran pada putrinya."Loh! Daddy ini gimana sih. Katanya boleh menginap?" tanya Syakilla nampak kecewa. "Siapa yang bilang! Daddy nggak bilang kalian boleh menginap. Daddy cuma bilang Syakilla boleh main ke rumah nenek, asal nggak menginap," balas Brillian.Syakilla memanyunkan bibirnya, dia sangat kecewa berat, ucapan Brillian tak sesuai dengan kenyataan."Katanya tadi malem boleh menginap, sekarang udah beda lagi. Gimana sih dad! Nggak jelas banget, bikin orang kecewa aja," bantahnya dengan bibir mengerucut, menggemaskan.Nain

DMCA.com Protection Status