Share

Prasangka Buruk

Penulis: Oryza_Sativa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-02 20:20:09

Belum dijemput, Nis?" tanya Sena menghampiriku.

"Belum, Mas Ryan masih ada kerjaan kayaknya, kamu bukanya sudah pulang tadi?"

"Iya, flashdiskku ketinggalan untung belum jauh, jadi Mas Biru masih mau putar balik."

"Kebiasaanmu yang satu ini sudah nggak tertolong lagi ya, Sen," kataku menggelengkan kepala, "untung masih ingat kalau sudah punya Mas Biru, kalau nggak bisa kupastikan Mas Birumu, akan diambil orang karena sering kamu lupakan" sambungku.

"Huusss! sembarangan kalau ngomong, lupa kalau ada dua malaikat yang selalu mengaminkan setiap ucapan yang keluar dari mulut kamu Nisya! ish, kamu mah gitu, suka banget bikin aku kesel."

Sena menghentakkan kaki melangkah menuju mejanya berada, setelah mengambil sesuatu yang dimaksud dia kembali lagi menghadapku, "Ayo! Bareng sekalian biar Mas Biru yang anterin," ajaknya, dan langsung kusetujui tanpa tapi.

Sudah jam tiga lebih dan Mas Ryan belum juga membalas pesanku, mungkin masih sib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Rindu Tak Berujung

    "Selamat pagi, Bu Nisya." Sapa salah satu murid yang kata Sena kesayanganku, aku memanggilnya karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan berdua dengannya. Alina, aku bangga memiliki murid sepertinya. Selain pintar dia juga mandiri, apalagi setelah tahu satu fakta yang membuatku semakinrespectsama pribadinya. Alina, ternyata tumbuh sebagai korbanbrokenhome, sejak usianya sepuluh tahun dia sudah diasuh oleh tantenya, adik dari mendiang ibunya.Dari Sena aku mengetahui fakta ini, karena abang dari Mas Biru belum lama ini menikah dengan tante dari Alina. Dan ada satu fakta lagi yang baru kuketahui beberapa hari terakhir, Alina dia juga bekerja paruh waktu untuk biaya sekolah dirinya dan juga sang adik yang masih duduk di kelas 9 SMP."Alin, nggak mau jadi beban buat tante lagi, Bu. Sudah cukup selama ini kami menyusahkanya, dengan kehadiran Alin dan juga adek. Banyak yang harus dikorbankan oleh tante kami,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Kecewa

    "Marah sama, mas?" Mas Ryan menghampiriku yang tengah menyiapkan sarapan. Semalam setelah pergi ke kamar Alshad, aku memang memilih untuk tidur di sana dengan mengunci pintuya dari dalam. Bukan karena marah sama Mas Ryan, melainkan aku yang ingin menyendiri agar tidak mendengar obrolan mereka tentang anaknya. Yang membuatku semakin dilanda kerinduan dengan sosok anak kecil itu. Aku tertidur dalam keadaan yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, sebab bayang-bayang Alshad selalu menghantuiku ketika mataku terpejam. Mungkin terlalu lama menangis, sehingga saat pagi aku terbangun masih kudapati bekas air mata yang mengering di wajahku. "Enggak, kenapa harus marah?" jawabku tanpa menoleh ke arahnya. "Dan kenapa memilih tidur di kamar sebelah?" tanyanya, sejenak menghentikan kegiatanku. Aku mendengkus tanpa sadar, "Nisya hanya kepikiran sama Al, makanya semalam tidur di kamarnya," kilahku. Melanjutkan kembali kegiatanku denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Pengakuan

    Aku menepati ucapanku kemarin untuk pulang pagi-pagi sekali. Sampai rumah kulihat Mas Ryan sedang berada di kamar mandi, dan aku pun langsung berganti pakaian dengan baju kerja sesuai jadwal hari ini.Mas Ryan, sepertinya cukup kaget melihatku yang sudah berada di kamar. Sesuai permintaannya kemarin, aku sudah siap untuk diajaknya bicara. Dengan terlebih dulu berpakaian sebelum akhirnya menghampiriku. "Kamu menghidar dari mas, Nisya?" tanyanya memulai obrolan kami."Jujur iya, Nisya merasa sedikit butuh menjauh dari Mas untuk memulihkan kembali otakku agar tidak ada prasangka buruk terhadap, Mas.""Prasangka buruk tentang mas?" menunjuk dirinya sendiri, "memang, apa yang sedang kamu pikirkan tentang mas? Apa mas ada buat salah sama kamu?""Mas, merasa ada salah nggak sama Nisya?" Aku menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan kembali."Mas minta maaf kalau ada salah sama kamu.""Memang apa kesalahan, Mas?"Dia menggeleng lesu, "

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Ketika Amarah Menguasai

    "Apa ini?" tanya Mas Ryan ketika aku mengulurkan amplop berwarna cokelat kepadamya. "Nisya besok minta ijin mau menampingi murid yang akan mengikuti olimpiade," Aku menyebutkan kota yang akan kukunjungi, "dan yang Mas pegang itu adalah surat tugasnya yang sudah Nisya tanda tangani."Setelah mengutarakan tujuanku, aku lantas berkemas dengan mengambil tas ransel untuk tempat perlengkapanku selama disana. "Kenapa baru bilang sekarang?" menghela napas kasar sepertinya dia tidak terima soal ijinku,"setelah kamu mempersiapkan keberangkatanmu!" lanjutnya."Maaf, kemarin lupa mau bilangnya.""Berapa lama?" tanyanya kembali."Tiga hari.""Salama itu? Apa memang harus kamu yang ikut?""Ada guru lain juga, berhubung Nisya sebagai wali murid siswa yang akan mengikuti lomba, jadi mau nggak mau Nisya yang harus mendampingi mereka.""Laki-laki apa perempuan?""Apanya?""Guru lainya yang ikut pergi."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Luka

    Jelas itu bukan suaraku, melainkan sosok yang sedari tadi sudah memenuhi pikiranku. Mas Ryan, tanpa aba-aba langsung menarikku ke sisinya. Aku cukup terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba menyusulku ke sini."Maaf, kalau begitu saya permisi ingin menyusul anak-anak."Pak Adit melangkah meninggalkanku dan Mas Ryan, kulihat dia sedang menahan emosi, terlihat jelas dari rahangnya yang mengeras dan juga wajahnya merah padam.Mas Ryan tanpa kata membawaku ke salah satu kamar hotel yang mungkin saja sudah dipesannya entah dari kapan, sepertinya Mas Ryan sempat beristirahat juga di sini sebab tempat tidurnya yang sudah tak serapi ketika pertama kali datang.Dengan sedikit kasar Mas Ryan melepaskan genggaman tangannya, "Apa sudah cukup waktumu bersenang-senang, Nisya!" ucapnya penuh penekanan disetiap perkataannya."Maksud Mas apa?""Sepertinya kamu sangat menikmati kebersamaan kalian di sini.""Nisya nggak ngerti sama arah pembicaraan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Kunjungan Dari Teman

    "Nisya! kenapa bisa sampaidropbegini, sih."Arsena, dia datang mengunjungiku berikut pasukannya ikut serta, Mas Biru juga keponakan tengilnya, Wira. Sakitku kemarin berujung aku yang berada di sini, di tempat yang paling kuhindari, apalagi dengan selang infus yang menempel di punggung tanganku.Aku dilarikan ke rumah sakit oleh Mas Ryan, sehari setelah kepulanganku. Demam yang kurasakan tidak kunjung turun dan malah semakin parah sehingga membuatku harus mendapatkan perawatan di rumah sakit."Aku manusia Sen, bukan robot yang hanya butuh diisi baterai jika tenaganya habis.""Tetap ya Nis, dalam keadaan sakit pun perkataanmu masih saja ngeselin," ketusnya."Sakit apa, Nis?" tanya Mas Biru yang sedari tadi hanya melihat keributan yang tunangannya perbuat."Kecapean saja Mas," balasku menatapnya, "terimaksih sudah mau jenguk Nisya," sambungku."Bu Nisya cepat sembuh ya, hampir satu minggu ibu absen tidak ke sekolah,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Bertemu Kaum BPJS

    Malam ini aku sudah mempersiapkan keperluan Mas Ryan, untuk menghadiri acara serah terima jabatan. Meski dengan sedikit paksaan dariku akhirnya Mas Ryan mau juga datang ke acaranya."Sayang, Mas masih nggak tega ninggalin kamu di rumah sendirian," Mas Ryan tidak henti-hentinya mengucapkan kalimat itu berulang-ulang, entah sudah yang keberapa kali aku mendengarnya.Menghela napas kasar aku lantas menyahutinya. "Mas, ini itu acara penting buat Mas! Untuk bisa mendapatkan posisi ini tidaklah mudah, Nisya sendiri saksinya bagaimana perjuangan Mas satu bulan terakhir. Apa Mas rela melepaskan apa yang sudah susah payah Mas perjuangkan? Kesempatan ini tidak akan datang dua kali, Mas, jadi datanglah dan terima apa yang memang seharusnya menjadi milik Mas.""Tapi, Mas beneran nggak bisa ninggalin kamu sendirian, Sayang! Apalagi kalau nanti kamu butuh sesuatu, dan mas nggak ada di rumah."Terlihat Mas Ryan seperti tengah memikirkan sesuatu den

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Fitting Baju Pengantin

    Menjelang satu bulan menuju pernikahan Arsena, sosok sahabatku itu tak henti-hentinya untuk menerorku. Seperti sekarang ini, tepatnya ketika jam istirahat tiba, dirinya segera menyeretku untuk sekedar menemaninyafittingbaju.berikutYasa, yang mungkin sedang sibuk-sibuknya tapi berkat ancaman darinya dia datang juga, entah apa yang dilakukan Sena, sehingga bisa membuat si gila kerja ini beranjak dari kursi kebesarannya."Sumpah ya, Sen? Kamu kurang kerjaan banget. Sialan! Aku bela-belain kesini cuma demi lihat kamu ganti baju doang?Fix, losakitjiwa tahu, nggak!"Umpatan yang didapatkan dari Yasa, sama sekali tidak dihiraukan oleh Sena, dengan santainya dia malah mengibaskan kedua tangannya."Lagian, kemana Mas Birumu? Yang mau nikah itu kamu sama dia, kenapa kita-kita yang mesti kamu sibukkan Arsena!" seruku yang ikut merasa jengkel."Ck, kalian bawel banget dari tadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   EXTRA PART

    Dinginnya malam tidak menjadi halangan untuk sepasang suami istri yang sedang memadu kasih. Saling membelit satu sama lain, erangan juga desahan saling bersahutanMenikmati permainan yang seakan tidak akan ada kata puas bagi keduaanya. "Ah.. Sayang.. Mas akan segera sampai." "Tetap pada posisi Mas ya, please ...," Tidak mengindahkan permohonan sang istri, ketika dirasa puncak kenikmatan akan segera diraih sang suami yang semula bergarak lincah di atas istrinya mendadak melepaskan diri dari liang yang semula memberinya kenikmatan. Ia merelakan sedikit kenikmatan itu terenggut demi melindungi sang istri, menurutnya. Namun bukan ucapan terima kasih yang didapatkan, melainkan aksi merajuk dari istrinya setelah ia berhasil menumpahkan buah dari hasil pergulatan panas mereka di atas perut sang istri.

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   EPILOG

    "Kak, ikut Papa, yuk.""Mbak juga diajak kan, Pah?"Dedek ikut!""Jadi kalian semua mau ikut Papa? Boleh asal nanti tidak ada yang rewel cari-cari Bunda.""Mbak gak mau ikut.""Dedek mo cama Bunda.""Nah itu lebih baik, karena Papa akan pergi bersama Kakak lama sekali. Jadi kalian para princesnya Papa di rumah sama Bunda, ya."Dua anak perempuan yang tak lain adalah Arsy, dan Risya itu pun mengangguk patuh menatap pria dewasa yang dipanggilnya Papa. Keduanya harus merelakan sang Kakak yang akan pergi bersama Papanya untuk sementara waktu. Putri dari Ryan dan Nisya yang sudah berusia 6 dan 2 tahun itu kini hanya bisa memandang punggung kakaknya yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya."Ayah, kapan Kakak Al pulangnya?""Mbak, Kakak baru saja pergi sudah ditanyain kapan pul

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   End

    "Bunda, susu."Balita berusia 4 tahun itu menarik-narik baju yang dikenakan oleh ibunya. Adalah Nisya yang sedang memangku putrinya yang baru saja terlelap."Ngomongnya yang baik gimana, Sayang? Bunda kan sudah ajarkan, Mbak Arsy.""Bunda, minta tolong buatkan susu.""Subhanallah pintarnya anak Bunda, tunggu sebentar bisa? Tapi bunda juga minta tolong sama Mbak jagain Dedek bayi, boleh?""Kakak Al?""Kakak Al kan masih sekolah.""Ayah?""Mbak lupa emangnya tadi pagi Ayah pamit mau kemana?""Mo kelja, cali uangna buat beli susu Mbak, sama Dedek bayi.""Artinya Mbak sekarang mau dong tolongin Bunda jaga Dedek?"Balita perempuan itu mengangguk, meski setengah hati. Ia bukan tidak ingin menjaga adiknya, tetapi balita 4 tahun itu merasa takut karen

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Akhir Sebuah Penyelesaian

    "Jangan bebaskan aku, Mbak. Biarkan aku menebus kesalahanku, dan dosaku di sini.""Tidak, kamu memang sempat bersalah tapi karena kamu juga nyawa Mbak dan anak Mbak terselamatkan. Jadi sebagai rasa terima kasih Mbak, tolong terima lah bantuan Mbak demi Ibu.""Bahkan untuk bertatap muka dengan Ibu aku sudah tidak berani, Mbak. Ibu pasti kecewa banget sama aku.""Siapa bilang? Ibu sangat menunggu putranya bisa segera bebas dan bisa berkumpul kembali."Tidak ada jawaban dari pemuda di hadapan Nisya, hanya isak tangis tertahan yang keluar dari mulutnya. Reno, pemuda itu terlihat begitu menyesali tindakannya yang gegabah. Demi rasa dendamnya yang salah, ia harus rela mendekam di balik jerusi besi."Kamu sudah menyesali perbuatanmu, itu sudah cukup buat Mbak, Ren. Mbak tahu kalau kamu sebenarnya tidak sejahat itu, terbukti kamu juga yang sudah selamatkan Mbak."

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Terlahir Kembali

    "Al, ayah minta tolong bisa?""Iya, Ayah. Minta tolong apa?""Tolong jaga adik-adik sebentar, ya.""Ayah mau kemana?""Ayah ada urusan, nanti kalau mereka rewel tolong panggil Nenek, atau Bibik di bawah.""Ayah, apa ayah akan ke tempat Bunda?""Iya, kalian di tunggu di rumah saja, ya. Ayah janji tidak akan lama.""Apa.. Al, boleh ikut, Yah?""Kalau Al ikut nanti yang bantu Ayah jaga adek siapa? Di rumah saja, ya. Ayah hanya sebentar setelah iku kita bisa jagain adek sama-sama."Anak itu mengangguk patuh, mengambil alih tanggung jawab dari sang ayah. Lalu mulai mengajak kedua adik perempuannya untuk bermain. Tidak terlalu sulit karena dua adiknya sangat mengerti situasi, kecuali yang paling kecil. Alshad masih belum bisa untuk mengatasi jika sedang rewel, kondisinya yang masih sangat l

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Memohon Keselamatan

    "Mas, jangan banyak bergerak dulu. Bekas oprasi di kepala Mas masih sangat rentan, Didi gak mau kalau di suruh nangis lagi. Mas pikir gak capek apa nangis dua hari dua malam.""Mas mau bertemu Mbak, Dek. Gimana keadaannya?""Mbak baik, Mas jangan khawatir soal itu. Kita semua di sini untuk kesembuhan Mas Mbak dan juga anak kalian.""Dia, apa dia masih bertahan, Dek?""Tentu, karena dia anak yang kuat. Sangat kuat, Mas sepatutnya berbangga sama dia.""Dek, apa tidak bisa ruang perawatan kita di satukan saja?""Mas kata ini hotel bisa tawar menawar?""Tapi Mas beneran ingin ketemu mereka, Dek. Kalian tidak sedang menutu-nutupi sesuatu dari Mas, kan?"Diandra menatap netra Ryan dalam diam, berusaha sekuat tenaga agar terlihat biasa saja di hadapan Mas-nya, yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Aksi Penyelamatan Nisya

    "Pa, sudah ada kabar dari orang suruhan papa?""Belum, Sa. Mereka masih menyelidiki setiap sudut rumah sakit ini yang memungkinkan bisa terpantau oleh kamera cctv.""Apa menurut Papa ini orang sama?""Kalau dari Nisya mungkin iya, tapi kita tidak tahu dari Ryan. Bisa jadi di pihak lain ada yang ingin menjatuhkan Ryan, sehingga melakukan ini semua."Abraham merasa kecolongan atas apa yang menimpa anak dan menantunya. Dia pikir keadaan sudah aman terkendali, nyatanya dia melupakan sesuatu jika dalang dari semua teror yang diterima putrinya dulu masih belum berhasil di tangkap kembali oleh pihak polisi."Maaf bukan maksud lancang, tapi jika diperbolehkan saya bisa membantu masalah ini. Kebetulan saya punya kenalan detektif juga yang selama ini membantu saya."Langit, Kakak dari Biru suami Sena yang kebetulan datang menjenguk Ryan ikut bersuara. Ia m

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Dalang Penculikan Nisya

    "Eengghh!"Nisya sudah mulai tersadar dari efek obat bius yang diberikan oleh perawat yang membawanya pergi dari rumah sakit. Untuk sesaat Nisya melihat sekeliling ruangan yang ditempatinya. Otaknya berpikir keras apa saja yang diingatnya, sampai ia sadar jika saat ini dirinya sedang dalam bahaya.Nisya ingat terakhir dia berada di basment yang tiba-tiba kesadaranya menghilang karena perawat yang membawanya membekapnya sehingga dia tidak sadarkan diri.Entah sudah berapa lama ia tertidur karana kini efek obat bius sudah mulai terasa efek sampingnya. Nisya merasa pusing yang teramat, berikut mual yang tak tertahankan. Ia ingin mengeluarkan isi perutnya saat ini juga. Tapi keadaan yang memaksa Nisya untuk menahannya, kedua tangan serta kakinya sudah terikat dengan erat menyatu pada sebuah kursi.Ceklek!Suara pintu yang terbuka dari luar membuat Nisya

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Menghilangnya Nisya

    "Dok, tolong jangan ucapkan kata itu. Kami semua tidak ingin mendengar kata 'maaf'.""Saya mengerti, tapi dengan berat hati saya harus mengatakan jika memang oprasinya telah berjalan dengan lancar. Tapi mohon maaf, pasien kami nyatakan koma untuk waktu yang belum bisa kami pastikan akan sampai kapan."Fakta itu membuat semua yang ada di sana tertunduk lesu, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Selain pasrah akan vonis dokter yang menangani Ryan. Setelah menjelaskan kondisi Ryan, juga berpesan untuk tidak dulu memperbolehkan membesuk Ryan yang sudah dipindahkan ke ruangan ICU.Mereka hanya bisa melihat tubuh Ryan yang terbujur di atas brangkar dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya."Gimana dengan Nisya? Apa kita akan mengatakan yang sebenarnya?""Sebaiknya memang jangan, dia sudah sangat shock atas kejadian ini. Jika dia tahu kondisi Ryan koma, dia pasti akan

DMCA.com Protection Status