Fara Hikari
Cygnus adalah mantra pemanggil dewa angsa. Fara Hikari, sebagai penerus keluarga Hikari dalam ras iblis adalah satu-satunya orang yang masih terikat dengan kontrak itu. Tak ada takdir yang tetap, semua bisa diubah ketika Cygnus sudah berbicara. Di bawah kontrak itulah keluarga Hikari dan penerusnya menjadi seorang biwa yang melantunkan sihirnya lewat petikan gitar shamisen.
Gitar yang seharusnya menghancurkan kejahatan. Gitar yang seharusnya menjadi alasan tegaknya kedamaian bagi ras iblis itu berubah saat kediaman Hikari diporak-porandakan.
Keluarga besar yang seharusnya berjumlah dua puluh orang itu dibantai. Tak hanya kediaman Hikari, tapi juga pemukiman ras iblis yang tinggal di sekitar mereka.
Fara yang saat itu baru saja pulang dari bermain harus membeku saat melihat tembok rumahnya dipenuhi cipratan darah. Atmosfer yang terasa mencekik ini membuatnya tak kuasa menahan lututnya lebih lama lagi.
"Ayah ... Ibu ... Hana .
Gigi Rei menggertak saat Fara menyerangnya dengan pisau. Rei menghindar sambil memotong jarak. Kehendak untuk menyerang balik tertahan karena rasa takut pada bayangan yang menyelimuti tubuh Fara."Rakuma-sama, kenapa kau tidak berubah ke wujud aslimu?!" tanyanya. Fara tak henti mengayunkan pisau. Ekspresi yang ia buat benar-benar bisa membuat trauma di masa depan."Fara-chan, hentikan!!" sahut Celia.Rei tak bisa terus menghindar, ia kalah cepat, sudah beberapa sayatan mengenai tubuhnya. Detik terakhir, Rei menahan tangan Fara yang mencoba mengayun pisaunya sekuat tenaga."Sudah kubilang, itu bukan aku!!" pekiknya."Apa ada alasan tertentu yang membuatmu jadi selemah ini? Dari awal, kau hanya banyak bicara!!"Fara mengerahkan kekuatannya untuk menyingkirkan tangan Rei, lalu ia lanjut menusukkan pisau itu ke arah dadanya.Sepintas, dalam detik itu Rei melihat kenangan yang pernah terjadi saat bulan purnama bersinar biru. De
Suara dentumannya memecah langit. Karena itu adalah sihir angin, ombaknya jadi memecah tak karuan. Sementara sosok Fara yang berdiri di atas pusaran angin melihat bagaimana air laut itu berubah menjadi merah. Potongan daging dari tubuh Rei bermunculan dan tersapu ke arah pantai.Namun cara kedua matanya menatap kosong menunjukkan hasrat membunuh itu belum terpenuhi. Orang yang sudah membantai keluarganya harus dibunuh ribuan kali.Gitar itu dipetik lagi. Ada nada tertentu untuk menciptakan dimensi, yaitu petikan ni, san, ichi [1]. Seketika air laut itu surut dengan cepat, digantikan padang rumput yang terbentang luas.Tubuh Rei yang tak lagi berbentuk itu mengeluarkan cahaya lagi, lalu meledak. Fara yang merasa Celia bukan ancaman apapun merasa gengsi jika harus menggunakan sihir anginnya. Jadi ia meluncur sambil mengarahkan pisaunya pada Celia."Bunuh!!!"Celia yang hanya bisa be
"Dania-chan, apa kau melihatnya?" tanya Celia. Kuda yang mereka tunggangi melesat cepat menuju istana, irama ketukan kakinya mengisi keheningan malam."Melihat apa maksudnya?""Pertukaran tubuh kami ..." kata Celia."Ya, aku hanya melihat cahaya yang kemudian meledak," jawab Dania, "Apa itu gejala dari pertukaran tubuh yang pernah dibicarakan raja?" tanyanya.Celia mengangguk."Apa ada hal tertentu yang dapat memicu pertukaran tubuh?"Wajah Celiat terangkat, ia kira Dania sudah mengetahui hal ini, "Seharga nyawa, mungkin?"Jawaban itu membuat Dania yang fokus memacu kudanya jadi menolehkan kepala pada Celia. Ia memasang wajah terkejut."Ngomong-ngomong, Dania-chan. Aku sangat berterima kasih," ujar Rei."Kata itu lagi, tak perlu sungkan, sebagai teman, sudah sepatutnya untuk saling membantu bukan?" Dania tersenyum padanya .Setelah siksaan yang rasanya masih membekas, kalimat ini jadi terasa seperti penawar, Celia
Rei menatap sekeliling, mengingat apa saja hal yang seharusnya ada di tempat ini."Kau bisa bertanya lebih dulu, Celia-chan," ujar Rei.Celia mengangguk, "Kita ada dimana sekarang?""Seperti yang kau lihat, kita berada di istana awan." jawab Rei. Lalu ia menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan peristiwa yang telah menimpanya saat bertemu dengan lima gadis cantik itu.Celia terdiam sejenak, penjelasan Rei barusan mengingatkannya pada kejadian di alam perantara."Rei-kun," panggilnya, "Sebenarnya aku pernah bertemu dengan orang yang sangat mirip denganmu di suatu tempat, kejadian waktunya juga sama saat kau masih belum juga sadar.""Oh, dimana?""Dunia yang disebut alam perantara.""Bisa kau jelaskan lebih detil bagaimana perawakan orang itu?"Lalu Celia menceritakan semua yang menyangkut tentangnya, sepasang sayap hitam yang mengepak menakutkan, dan juga tentang hadirnya seorang gadis cantik yang juga memiliki k
Rei menggendong tubuh Celia dan membawanya ke sebuah kamar di lantai dua. Rei lalu membaringkan tubuh Celia di atas kasur, sementara tangan gadis itu masih merangkul lehernya."Kau yakin dengan ini, Celia-chan?" tanya Rei. Tapi Celia dengan wajah tersipunya malah memalingkan wajahnya dari menatap Rei."Celia-chan?""Rei-kun," panggil Celia tiba-tiba."Ya?"Celia tampak ragu mengucapkan sesuatu, tapi kemudian ia mengatakannya, "Bisakah aku memintamu untuk berjanji padaku?""Tentang apa?" tanya Rei."Sedekat apapun nantinya hubunganmu dengan para gadis itu, berjanjilah untuk jangan sampai kau melakukannya dengan mereka," ujar Celia masih memalingkan wajahnya dari menatap Rei dengan wajah cemas.Sejenak tertegun, tapi Rei yang melihat ekspresi imut Celia jadi mengangguk, "Baiklah, aku berjanji," jawab Rei dengan senyuman.Barulah setelah mendengar itu Celia langsung melihat kedua mata Rei dan tersenyum puas. Sementara Rei s
Spontan Celia terkejut. Sejenak, ia melupakan fakta kalau tetua Paxley adalah seorang magister tingkat lanjutan. Bahkan jika ia berbohong, deteksinya tak luput dari semua itu."Eh, tapi tolong anda jangan salah sangka lebih dulu. Ini bukan seperti dia benar-benar hendak menyakitiku," jawab Celia terbata, takut jika mengatakan sesuatu yang salah.Tuan Paxley menghela napas kecewa, "Lalu, kau tau alasannya kenapa dia melakukan hal itu padamu?" tanyanya.Celia bingung dari mana ia perlu menjelaskan."Lewith-sama," panggil Rei, "Maaf atas kelancanganku, tapi apakah anda tau sesuatu tentang masa lalu Fara?""Masa lalunya?"Celia mengangguk, "Kejadian ini sebenarnya murni kesalahpahaman, Fara yang tak bisa lepas dari masa lalunya merasa bahwa Rei adalah penyebab dari masa lalu kelam itu.""Jadi dia membalaskan dendamnya pada Rei-dono?""Ya, seperti yang kubilang tadi, itu hanya kesalah pahamannya," jelas Rei.Tuan Paxley menye
Kalimat yang langsung menjurus itu seketika membuat wajah Lumine tertegun dan menatap keduanya secara bergantian, terlebih ia menatap Fara cemas, karena gadis itu tertunduk seperti kehilangan kata-katanya."Bukankah seharusnya anda sudah mengetahui itu, Lewith-sama?" tanya Fara pelan.Lumine spontan tertegun, tapi terlalu tidak sopan jika ia ikut masuk dalam obrolan.Tuan Paxley mengiyakan pertanyaan itu, "Kurang lebih, apa kau sampai beralih ke demon form?"Senyap, diamnya Fara berarti tidak menyangkal. Setelah Lewith menyadari kebenaran itu, Fara lalu mencurahkan isi pikirannya."Apa anda ingat saat itu anda menemuiku tengah duduk di depan tungku api, Lewith-sama?" tanya Fara.Lewith dengan wajah wibawanya mengangguk, ia masih ingat semua kejadian itu. Ia ingat bagaimana gadis kecil tak berdaya yang berusaha terlihat tegar itu memendam perasaannya sendirian. Hin
"Tolong lakukan lebih lembut, Stela-san, uhh ....""Kalau aku melakukannya lebih pelan lagi, bukannya menguap, racun itu malah menyebar di tubuhmu," sahutnya membuat Celia jadi pasrah.Meski tidak bisa melihat, desah dan erangan yang dibuat Celia saat dipijat membuat Rei berkomentar, "Akhirnya kau menunjukkan sisi erotismu, Celia-chan.""Ahh, berisik Rei-kun!""Bertahanlah sebentar. Meski tidak terlalu parah, racun yang diakibatkan oleh sihir gelap ini bisa merusak imunitas tubuh, itu membuatmu sangat mudah terserang demam," jelas Stela di sela-sela pijatan itu."Aku baru tau dalam sihir itu bisa membuat racun mengendap dalam aliran mana seseorang," ujar Rei."Semua sihir memang dapat mengganggu aliran mana seseorang, tapi jenis dan tingkatannya berbeda-beda. Ada yang sangat lemah sehingga larut begitu saja, dan yang paling berbahaya adalah sampai menghancurkan aliran mana itu sendiri," jelas Dania.Rei dan Celia tertegun, ia pernah m