Nathan mengantar Linda kembali ke desanya karena terhitung mulai besok mereka libur kuliah. Sudah lama Linda tak mengunjungi kedua orang tuanya. Sementara itu sesuai bunyi pesan Nela, Paman Badar menjemput Kyai Lukman dan bersama-sama ke rumah Nela. Mereka sudah di sambut Nela di depan pintu. Setelah mengucapkan salam keduanya di persilakan masuk."Mari paman, mari pak Kyai, mau minum apa?" "Air putih saja," jawab keduanya bersamaan.Nela tak perlu lagi ke dapur karena di atas meja sudah tersedia air mineral. Tak berapa lama terdengar deru mobil yang berhenti di halaman. Nathan segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah melalui pintu depan."Ada tamu rupanya," kata Nathan saat melihat paman Badar dan Kyai Lukman sedang duduk berbincang bersama adiknya. Dia menjabat erat kedua tangan tamu satu persatu lalu ikut duduk bersama mereka."Nela mrnghubungi paman, sepertinya ada sesuatu yang penting?" tanya paman Badar."Benar paman, maaf hal ini pasti akan melibatkan pak Kyai lagi,
Nenek Kolona melihat penyesalan di wajah Raja sehingga dia menjentikkan tangannya dan terbentanglah layar lebar di hadapan Raja.Dari layar lebar itu nampak permaisuri Nela sedang uring-uringan. Sesekali dia duduk lalu berdiri, hal itu dilakukannya berulang kali."Ambilkan buku bacaanku," pintanya pada dayang istana.Dayang istana lalu menyerahkan buku yang diminta permaisuri. Kemudian Permaisuri membaca buku dengan sangat serius, kemudian dia berbaring tapi masih tetap melanjutkan bacaannya.Raja menatap layar tak berkedip, "Buku apa yang sedang di bacanya?" gumamnya.Nenek Kolona menjentikkan jarinya sekali lagi dan terlihatllah buku yang sedang di baca permaisuri."Itu petunjuk keluar ke dunia manusia!" seru Raja. Matanya terbelalak kaget, dia tahu kini mengapa permaisuroli menolak bertemu dengan semua orang."Apakah Raja ingin melihat bagaimana pelariannya?" tanya nenek Kolona."Tidak perlu, aku sudah tahu bagaimana dia lari. Bukankah dengan mengusap buku itu akan segera terbentan
Nathan bersiap-siap menghidupkan mobilnya, malam ini mereka akan menuju ke pondok pesantren untuk mengantar Melati. Seseorang menepuk pundaknya."Paman?!" Nathan terkejut melihat Abylon sudah berdiri di sampingnya."Kau mau kemana? Aku akan tinggal bersamamu selama beberapa waktu ke depan.""Untuk apa? Aku sekarang baik-baik saja, paman tak perlu lagi datang ke sini, aku nanti yang akan berkunjung ke kerajaan Goro."Nathan merasa risih melihat Putera Mahkota, sebisa mungkin Nathan ingin menghindari mahluk astral. Dia benar-benar ingin hidup normal sebagai manusia walau dia tahu dalam tubuhnya terdapat darah peri."Aku ingin belajar banyak hal di duniamu, tolong jangan mengusirku. Aku tak akan merubah wujud menjadi manusia kecuali dalam keadaan mendesak!" kata Abylon. Dia bersikeras untuk tinggal bersama Nathan.Karena Abylon terus mendesak akhirnya Nathan mengalah."Baiklah! Tapi ingat jangan menggangguku dan jangan pernah melakukan hal-hal konyol yang menimbulkan kehebohan. Setelah s
Semua orang di dalam pendopo ikut berdiri, karena mereka orang yang terlatih sehingga perubahan wajah kedua tamu tidak membuat mereka terkejut."Kami tidak punya urusan dengan kalian, aku datang untuk menjemput kedua isteriku," kata Raja Batista.Terdengar tawa Nela, dengan beraninya dia menunjuk Raja Batista."Duniamu adalah duniamu, duniaku adalah duniaku, aku tak pernah menikah dengan siapapun. Jangan pernah melanggar batasanmu wahai Peri, sesungguhnya manusia lebih kuat dari bangsamu. Enyahlah dari sini sebelum kau akan terbakar menjadi abu," Nela berkata dengan berapi-api. Dia kini tidak takut lagi, sebelum dia mengatakan hal itu, sebelumnya dia sudah berzikir dan membaca ayat-ayat pendek di dalam hati.Batista tersentak kaget, kata-kata Nela seakan mengandung hawa panas, dia sempat terhuyung. Nenek Kolona dengan sigap segera menopang tubuhnya."Kami tidak ingin berseteru dengan bangsa manusia, ini terkait dengan perjanjian di dunia kami jadi tolong jangan ikut campur," ucap nene
Sudah berhari-hari Rully tak mendapatkan kabar dari Lady Sina, berulang kali dia masuk ke ruang khusus mencoba memanggil nama kekasih dunia lainnya namun sang kekasih tak juga muncul.Rully hendak memulai pekerjaan ilegalnya sehingga dia membutuhkan pengawalan dari sang kekasih. Perdagangan ilegalnya akan di pasok ke beberapa daerah di wilayah indonesia."Dimana kau Lady?" Rully nyaris putus asa.Perdagangan ilegalnya kali ini memiliki resiko tinggi, walau dia sudah menyebar anak buahnya di beberapa tempat tetapi dia masih merasa was-was. Rully keluar dari ruang khususnya dan menjumpai Ningsih yang kini sudah tinggal beberapa hari di rumahnya."Besok kau ikut denganku ke Jakarta, barang-barangku diperkirakan dua hari lagi akan tiba," ucap Rully."Barang apa? Mengapa tidak langsung di kirim ke daerah kita?" tanya Ningsih."Barang ini sangat berharga, kita akan kaya raya, aku rencana akan membeli pesawat jet, dan kita bisa keliling dunia kapan saja. Barang itu akan di distibusi melalui
Atas permintaan pembaca, cerita ini akan terus berlanjut ke part 2, harap bersabar ya?==================================Nela merasa kini tak ada lagi yang mengganggu kehidupan mereka, dia berkonsentrasi pada kuliahnya. Menggeluti dunia obat-obatan seakan menjadi candunya."Kakak, apa kau tidak bosan hanya bergelut di sawah dan bolak-balik mengantarku?" tanya Nela suatu hari saat mereka duduk minum teh dan pisang goreng di teras rumah "Apa maksudmu?' Nathan balik bertanya.Nela belum langsung menjawab, di teguknya teh hangat itu sedikit demi sedikit, lalu mengambil sepotong pisang goreng dan mengunyahnya."Apa kakak tidak punya keinginan kuliah?" akhirnya Nela menjawab dalam bentuk pertanyaan sambil mulutnya terus mengunyah pisang goreng."Ah kamu, orang berilmu itu tidak harus duduk di bangku kuliah, belajar dari pengalaman, kehidupan sekitarnya dan alam semesta itu juga namanya kuliah alam," jawab Nathan sambil bercanda."Ah tidak nyambung, Linda gimana kak, sudah bikin pendekatan
Kerajaan Billu sangat disibukkan dengan berbagai kejadian. Rentetan masalah datang silih berganti, belum juga menemukan keberadaan permaisuri kini Raja mereka sedang sakit dan nenek Kolona yang mereka andalkan sedang sekarat.Selir Melati alias Nina sedang menanti kelahiran buah hati, penjagaan diperketat. Sementara yang mengambil alih urusan kerajaan adalah Sekretaris Kerajaan di dampingi Puteri Balqis. Sang Puteri sampai hari ini belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan, bahkan setiap hari mereka terus mengupayakan proses itu namun tak juga membuahkan hasil. Puteri Balqis bahkan berpikir untuk selingkuh dengan pengawal pribadinya, namun kesempatan untuk itu sama sekali tidak bisa dia laksanakan. Rendy bahkan tak pernah jauh-jauh darinya."Sebenarnya apa yang telah menimpa Raja?" tanya Puteri Balqis pada panglima kerajaan."Raja dan nenek Kolona pergi ke dunia manusia mencari keberadaan permaisuri, untunglah hamba sempat menyusul mereka, jika tidak nyawa Raja tidak tertolong," j
Suasana di kediaman Raja Batista sangat hening, para pengawal menjaga di depan kamar Raja dan tak satupun berani mendekat. Putri Balqis menyaksikan bagaimana tabib Jorgi berupaya mengobati kakak kandungnya ini."Kita tunggu sebentar lagi, paduka akan segera siuman," tabib Jorgi mengakhiri terapinya. Dia memperbaiki cara duduknya, tak sengaja tonjolan besar menyembul dari balik celananya membuat putri Balqis terbelalak. Tabib Jorgi pura-pura tak tahu dia malah sengaja menggosok-gosok celananya dengan sebelah tangannya.Putri Balqis menelan ludah dengan susah payah, peluhnya bercucuran menahan hasrat yang tiba-tiba muncul menyeruak begitu saja dalam dirinya."I...i..itu tu..tu..tuan!" Balqis menunjuk tangan Raja yang mulai terlihat bergerak.Tabib Jorgi pura-pura tak melihat dia malah melakukan sesuatu dengan erotis, pura-pura membetulkan celananya yang sedikit terjepit, dia lalu berdiri dan tak sengaja tangannya menyenggol pinggul sang Putri. Melihat Putri Balqis yang diam saja, tabib