Kabar penangkapan Kaizar pun sampai ke telinga Adrian dan istrinya, Erna. Mereka langsung tergopoh-gopoh mendatangi kantor polisi. Selama dalam perjalanan mereka merasa panik terutama Erna. Dia tidak tahu penyebab putranya ditahan.Walau memiliki satu pemikiran dan rasa tidak suka yang sama pada Albert, tapi Kaizar merahasiakan rencananya dari Erna. Dia melakukan semuanya tanpa sepengetahuan sang ibu. Termasuk terkait kecelakaan yang menimpa Albert dan Adrian yang jatuh sakit karena diracuni.“Bagaimana bisa anak kita ditangkap polisi, Pa? Kaizar itu anak baik-baik,” ujar Erna merasa syok setelah mendengar kabar buruk itu.“Polisi tidak akan asal tangkap kalau tidak ada penyebabnya, Ma. Pasti ada sesuatu yang sudah dilakukan oleh Kaizar,” komentar Adrian.“Ya siapa tahu saja mereka hanya salah paham,” bela Erna.“Sudah tidak perlu berdebat di sini. Lebih baik kita segera ke kantor polisi dan meminta penjelasan yang sebenarnya di sana,” kata Adrian.Erna pun mengiyakan. Dia mengambil
Albert puas sudah berhasil membuat Kaizar mendekam di penjara. Meski sampai di situ saja sebenarnya dia merasa hukuman yang diberikan pada Kaizar belum sebanding dengan cacat yang dia derita. Namun Albert mencukupkan pembalasannya hanya sampai di titik itu.Bukan tanpa sebab dia memberikan keringanan. Seandainya dia mengalami kelumpuhan seumur hidup, maka pasti dia juga akan membuat Kaizar menderita sepanjang hidupnya. Tapi belakangan ini Albert merasakan kondisinya berangsur membaik.Terapi rutin yang dilakukan dengan Dokter Aldi mulai terlihat membuahkan hasil. Perlahan Albert merasa kakinya tidak begitu kaku seperti sebelumnya. Dia sudah mulai bisa menggerakkannya sedikit demi sedikit.Dokter Aldi mengapresiasi atas kemajuan kondisi Albert. Albert juga senang dan berharap dapat segera pulih. Meski proses perkembangan itu tidak dapat diketahui oleh Akira yang belakangan tampak sangat sibuk.Albert tidak mengerti apa saja yang harus diurus Akira sampai menyita banyak waktu. Akira yan
“Kalian siapa dan untuk apa datang ke sini?” tanya Akira saat menemui dua orang petugas dari salon.“Kami dari salon B’Glow. Kami datang atas perintah Pak Albert untuk membawa ibu ke salon,” jawab salah seorang petugas memakai name tag Delia.“Salon? Tapi untuk apa saya dibawa ke salon? Apalagi ini masih jam kerja dan saya punya banyak tugas,” ujar Akira.“Kalau masalah itu kami juga kurang tahu, Ibu. kami hanya melakukan perintah dari Pak Albert.”Akira merasa heran dengan perbuatan Albert kali ini. Dia tidak mengerti untuk apa dirinya dibawa ke salon. Akira tahu yang dapat menjawab pertanyaannya bukanlah dua petugas itu melainkan Albert sendiri.Akira pun memutuskan untuk menghubungi Albert. Jika memang alasannya tidak terlalu penting maka dia tidak akan setuju untuk pergi.“Tidak perlu banyak tanya atau pun protes, Akira. Pokoknya ikuti saja semua arahan orang-orang suruhanku. Kamu akan tahu jawabannya nanti malam,” ujar Albert memancing rasa penasaran saat berbicara dengan Akira d
Akira terbelalak menatap Albert saat laki-laki itu tiba-tiba mempertanyakan perihal berkas pengalihan aset perusahaan. Akira hanya diam. Lidahnya kelu tidak bisa memberikan jawaban. Otaknya berantakan tak mampu merangkai bahasa untuk diucapkan. Akira tidak tahu bagaimana Albert bisa mengetahui rahasia yang sudah dia sembunyikan dengan rapat.“Kenapa kamu diam, Akira? Tadi aku mendapatkan telepon dari salah seorang temanku. Ya kau tahu sendiri tidak semua temanku adalah orang baik. Beberapa dari mereka juga bekerja untuk sesuatu yang terbilang ilegal. Dia mengatakan padaku bahwa dia menerima job pemalsuan tanda tangan yang di dalamnya berisi data perusahaanku. Aku tidak tahu banyak hal selama ini dan fokus dengan proses kesembuhanku. Tapi kamu adalah pimpinan di sana. Apa kamu bisa menjelaskan maksud semua itu?” ujar Albert semakin gigih menagih jawaban Akira.Akira merutuki diri sendiri dalam hati. Langkahnya kurang cermat. Seharusnya dia tidak boleh melupakan bahwa Albert memiliki ja
“Aku mencintaimu, Akira. Aku sengaja menyiapkan semua ini untuk memberimu kejutan. Tadinya aku berharap malam ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungan kita. Aku akan mengakui perasaanku dan kau pun begitu. Kita akan hidup bersama dan berbahagia. Tapi nyatanya aku justru mendapati pengkhianatan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya,” ungkap Albert sangat menyayangkan.“Apakah kamu merasa kecewa? Merasa hancur? Itulah yang juga pernah aku rasakan karena perbuatanmu, Albert. Biar kamu tahu bagaimana rasanya dikhianati oleh orang yang kamu cintai,” balas Akira dengan angkuh.“Lepaskan senjata itu, Akira. Mari kita bicarakan semuanya baik-baik,” bujuk Albert. Sementara tangan Akira masih saja mengacungkan sebuah pistol yang dia rampas dari anak buah Albert.“Kenapa? Apa kamu takut?” tantang Akira.“Tidak. Aku tidak takut. Kalau memang dengan cara ini aku bisa membuktikan cintaku padamu, maka silahkan saja lakukan apa yang kau mau. Mungkin satu peluru akan menghilangkan kebencianmu
Kabar penembakan Albert sangat mengejutkan banyak pihak. Para pekerja di rumah Albert langsung datang ke rumah sakit tempat majikannya dilarikan. Mereka sudah mendengar bahwa Akira lah yang sudah mencelakakan Albert. Sebelum mereka pergi ke rumah sakit, mereka juga sudah tidak menemukan Akira dan Elza di rumah.Kabar itu juga sampai ke telinga Sofia. Dia juga pergi ke rumah sakit dengan terburu-buru. Sofia sangat kecewa saat mendengar kejahatan yang sudah dilakukan oleh putrinya.Sofia merasa bertanggung jawab atas kondisi Albert. Apalagi dia tahu bahwa Albert tidak memiliki anggota keluarga lainnya. Sofia tak menyangka Akira bisa berbuat jahat pada orang lain.Sofia menunjukkan sikap tidak mendukung tindakan Akira dengan tetap menemani di sisi Albert. Dia mengabaikan kepeduliannya pada sang putri yang keberadaannya tidak diketahui. Sofia juga sudah mendengar bahwa Akira melarikan diri setelah peristiwa penembakan terjadi. Meski jujur dia mencemaskan cucunya yang juga dibawa kabur.Lu
Akira sedang termenung di balkon kamar lantai tiga pada sebuah apartemen. Dia memandangi jalanan yang ramai dipadati kendaraan lalu lalang. Tapi sebenarnya pikiran perempuan itu fokus tertuju pada keluarga dan segala permasalahan yang sudah ia tinggalkan.Akira sudah berada jauh di luar negeri. Dia bahkan sudah mendapatkan apartemen sebagai tempat tinggal. Dannish juga ikut andil dalam memudahkan urusan kepindahannya ke sana.Bahkan Dannish menyertai Akira dan putrinya ke sana. Walau dia mengatakan tidak bisa terus membersamai mereka terlalu lama. Dia harus kembali ke Indonesia karena Maria juga dia tinggalkan seorang diri.Meski sudah jauh meninggalkan kehidupan sebelumnya, nyatanya secara batin Akira tidak bisa benar-benar melepaskan diri dengan mudah dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Kini ia merasa hanya menjadi seorang pengecut yang bersembunyi. Niatnya untuk memulai lembaran hidup baru ternyata tak semudah yang diucapkan.Setiap hari ingatan tentang Albert masih selalu mem
“Mama habis berbicara dengan siapa?” tegur Albert sempat mengejutkan Sofia yang baru saja berbicara dengan Akira di telefon. Hari itu Sofia memang sedang berada di rumah menantunya. Bahkan sejak Albert pulang dari rumah sakit, Sofia memutuskan untuk tinggal di sana dan merawatnya karena Albert masih dalam proses pemulihan dan tidak memiliki keluarga lain.Mendapat pertanyaan dari Albert membuat Sofia gugup. Sofia bingung harus memberitahu Albert tentang Akira yang menghubunginya atau tidak. Dia hanya diam. Tapi tak lama Albert sudah bisa menebak keanehan dari raut wajahnya yang tak biasa.“Kenapa tidak menjawab, Ma? Mama menelepon siapa?” tanya Albert mengulangi.“Sebenarnya tadi Akira menelepon mama,” jawab Sofia akhirnya mengakui.“Apa? Akira?” ujar Albert sedikit terkejut saat nama istrinya disebut.Pasalnya, sudah beberapa hari lamanya Albert mencoba menghubungi nomor Akira tapi tidak tersambung. Bahkan anak buah yang dia sebarkan juga belum mendapatkan banyak informasi mengenai k