Plakkk!Tamparan keras Kiera layangkan pada Athena hingga membuat Athena tersungkur di lantai. Tidak merasa puas, Kiera kembali memukul Athena tanpa ampun. Tamparannya tak main-main. Pipi mulus Athena sampai memerah.“Cut!” Sang sutradara, menghentikan adegan Kiera yang terus memukul Athena. “Kiera, di dalam scene kau hanya menampar Athena satu kali! Kenapa kau menamparnya berkali-kali?!” Kiera mengangkat bahunya. “Aku tidak tahu, aku pikir lebih dari satu kali. Maaf aku salah membaca script,” jawabnya dengan santai seolah bukan masalah yang besar. Mendengar jawaban Kiera, Athena langsung bangkit berdiri, dia menarik kasar rambut Kiera—memukul pelipis wanita itu, hingga membuat Kiera tesungkur di lantai. Sorot mata Athena tampak sangat tajam dan penuh dendam.“Sialan! Apa kau ini sudah gila?!” teriak Kiera keras. Tubuhnya terasa begitu remuk saat Athena menghempaskan tubuhnya ke lantai. “Kau yang gila! Kau sengaja memukulku! Jangan beralasan kau tidak melihat script, Sialan! Ka
“Sialan!” Athena berteriak kencang. Dia mengentakkan kakinya, melangkah masuk ke dalam penthouse-nya. Amarah dan emosi tampak terlihat jelas di wajah wanita cantik itu. Harga dirinya baru saja direndahkan. Jelas dia marah.Julia yang tengah duduk di sofa, dia mengerutkan keningnya menatap bingung Athena yang terlihat begitu marah. “Athena, kau itu kenapa datang langsung meloloskan umpatan kasar? Ada apa denganmu?” Athena membuang napas kasar seraya menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa, sorot mata Athena menajam. Dia masih diam belum menjawab pertanyaan dari Julia. Dia masih mengatur ritme napas, agar tak meledakan kemarahannya.“Athena, kau kenapa? Ada apa denganmu? Bukannya tadi kau pergi dengan Justin Afford?” Julia menyentuh lengan Athena seraya mengelus pelan. Tatapannya terus menatap lekat Athena yang tampak begitu marah. Dia khawatir terjadi sesuatu pada Athena.“Jangan menyebut nama pria sialan itu!” seru Athena kesal.Julia mendesah pelan. “Sebenarnya ada apa, Athena? Kenapa ka
Athena melangkah masuk ke dalam ruang tamu, tatapannya teralih pada pria yang memunggunginya. Kening Athena berkerut menatap pria yang terbalut jas hitam. Athena berusaha mengingat pria yang ada di hadapannya itu yang tampak begitu tidak asing di matanya. “Maaf, Anda siapa?” sapa Athena seraya melangkah mendekat ke arah pria itu. Pria itu membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara Athena. Seketika Athena dan pria itu sama-sama terdiam. Mereka saling menatap lekat satu sama lain. Namun, terlihat dari sorot mata Athena kini mulai berubah menjadi tajam, kala melihat pria yang kini ada di hadapannya. “Apa kabar, Athena Morris? Lama tidak bertemu denganmu,” sapa pria itu dengan senyuman di wajahnya. Pria itu memasukkan tangannya ke saku celana, melangkah mendekat ke arah Athena. “Untuk apa kau ke sini?” seru Athena dengan tatapan yang kian begitu tajam pada pria di hadapannya. Pria itu menyeringai. “Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, aku tidak menyangka kau telah menjadi seorang
“Dad!” Marinka menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Enrico, ayahnya yang baru saja masuk ke dalam rumah. Wanita manja itu sudah meringkuk dalam pelukan sang ayah—persis seperti kucing kecil yang meminta perlindungan.“Ya, Sayang.” Enrico mengusap pelan rambut putrinya.“Dad, apa kau sudah bertemu dengan wanita itu?” Marinka mendongkkan kepalanya dari dalam pelukan ayahnya. “Sudah, Sayang, Daddy jamin wanita itu tidak akan berani merusak hubunganmu dengan Justin.” Enrico mengelus lembut pipi Marinka, menenangkan putrinya itu. “Tapi, Dad, media hanya tahu Athena kekasih Justin! Bukan aku, Dad! Harusnya dulu aku memaksa Justin untuk memberi tahu media tentang hubungan kami!” seru Marinka kesal.Selama ini Justin memang tidak memberi tahu publik tentang hubungan mereka. Alasannya, karena kekasihnya itu hanya ingin media tahu ketika mereka bertunangan. Sebelum hari itu tiba, Justin harus terjebak skandal dengan Athena Morris. Benar-benar membuat Marinka sangat emosi dan marah.“Athena
“Athena, syuting ditunda dua jam ke depan.” Suara Julia berseru dengan cukup keras saat melangkah masuk ke ruang istirahat Athena. Dia segera duduk di hadapan Athena sambil menyerahkan kotak yang berisikan salmon steak yang dia pesan tadi untuk Athena.“Dua jam?” Athena menaikkan sebelah alisnya, menatap bingung Julia. “Bukannya tadi sutradara hanya bilang satu jam? Kenapa sekarang dua jam?” “Apa kau tahu, siapa yang datang?” Julia menatap serius Athena. “Siapa pun yang datang aku tidak peduli, Julia. Terpenting aku bisa istirahat dua jam ke depan.” Athena membuka kotak yang berisikan salmon steak, lalu dia mengambil garpu dan juga sendok. Dia langsung menikmati salmon yang tampak begitu lezat di matanya itu. Julia berdecak kesal. “Aku serius, Athena. Kau pasti akan terkejut jika tahu siapa yang datang.” “Memangnya siapa yang datang, Julia?” Athena bertanya dengan malas karena dia sungguh tidak peduli dengan siapa yang datang. Terpenting saat ini dia memiliki waktu dua jam untuk
Justin menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata lelah. Pikirannya terus memikirkan masalah yang hadir dalam hidupnya setelah mengenal Athena. Dia tidak pernah menyangka akan terjebak skandal dengan seorang artis di saat dia baru saja melamar Marinka, kekasihnya yang menamaninya sudah tujuh tahun lamanya. Hingga detik ini, Justin masih belum bisa menemukan orang yang memasukkan obat di minumannya, sampai mambuatnya lepas kendali dan berakhir tidur dengan Athena.Andai saja Justin sudah menemukan orang yang menjebaknya, sudah pasti dia akan menghancurkan orang itu dengan tangannya sendiri. Sejak awal, Justin selalu menghindar dekat dengan artis ataupun model. Mengingat dirinya adalah pemegang perusahaan perfilman milik Lucero Group, itu yang membuat Justin selalu berhati-hati. Selama ini, Justin tidak pernah mengkhianati Marink. Ada rasa bersalah dalam diri Justin yang telah melukai hati Marinka. Meski dia tidak sengaja, tapi tetap saja Justin merasa bersalah karena telah melukai
Athena mematut diri di cermin. Tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model bagian atas tali spaghetti, gaun yang kemarin dia pilih khusus hari ini. Gaun ini memperlihatkan lekuk tubuhnya yang begitu indah. Tidak lupa, dia memoles wajahnya dengan makeup yang sedikit tebal, namun tidak berlebihan. Dia juga memilih lipstik merah, untuk menyempurnakan penampilannya. “Sempurna,” ucap Athena penuh dengan percaya diri saat mematut diri di cermin. Mata hijau dan rambut warna cokelat milik Athena memang mampu menghipnotis orang yang melihatnya. Nyatanya, sejak dulu begitu banyak pria yang menginginkan dirinya. Namun, Athena tidak pernah berniat menjalin sebuah hubungan. Jika saat ini media memberitakan hubungannya dengan Justin, itu hanya karena sebuah keadaan yang membuat dirinya terjebak dalam situasi yang rumit. “Athena, kau sudah siap?” Julia yang berdiri di ambang pintu, dia menatap Athena yang sudah terbalut dengan gaun yang sangat indah. Senyum di bibir Julia teruki
Para wartawan terus memotret Justin dan Athena. Begitu pun dengan Julia yang sejak tadi mengambil video mereka. Wanita itu masih terdiam, dia belum sama sekali menjawab perkataan Justin. Sesaat mereka saling menatap satu sama lain. Terlihat tatapan Justin menuntut Athena agar cepat menjawabnya. Namun, Athena memilih untuk mengulur waktu. Nyatanya hingga detik ini dia masih bungkam. Athena memberikan tatapan lembut pada pria di hadapannya itu. “Justin, kau tahu? Dulu, aku menilaimu sebagai pria yang arrogant dan dingin. Beberapa kali, kau sering membuatku kesal dengan sifatmu. Tapi semua itu terbayarkan karena sikap manismu selama ini padaku. Aku jatuh hati pada sifatmu yang begitu mencintaiku. Sungguh, aku tidak pernah merasakan hal ini pada pria lain. Hanya kau satu-satunya pria yang membuatku jatuh cinta.” Semua orang yang ada di sana tampak begitu menunggu ucapan Athena. Julia yang megambil video, dia terlihat begitu terkejut. Dan Justin? Dialah orang yang paling terkejut mendeng