Nathan melangkah masuk ke dama ruang ICU, tempat dimana ayahnya berada. Sesaat, dia melihat Justin dan Athena yang tengah berusaha mengajak Arthur berbicara. Kemudina, Nathan semakin mendekat pada Justin dan Athena."Ka... Athena... Kalian belum pulang?" tanya Nathan pada Justin dan Athena kala dia tiba di hadapan mereka.Justin mengalihkan pandangannya pada Nathan. "Ya, sebentar lagi kami akan pulang. Mom di mana? Bagaimana keadaannya sekarang?""Mom masih beristirahat. Joseph dan Hazel sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Lebih baik kau pulang, ka. Aku melihat Athena sangat lelah. Nanti aku, Joseph dan Hazel yang menjaga Dad," ujar Nathan seraya melihat ke arah Athena yang tampak begitu kelelahan."Aku tidak apa-apa, Nathan," sambung Athena dengan senyuman hangat di wajahnya."Kau baru saja kembai dari Madrid, Athena. Kau pasti lelah. Lebih baik kau beristirahat. Besok kau bisa datang lagi ke sini," balas Nathan memberitahu. Tentu, dia melihat dengan jelas Athena yang begitu
"Athena, aku sudah meminta pelayan membuatkan soup kepiting untukmu. Apa kau ingin menu yang lainnya?" Justin melangkah mendekat ke arah Athena yang baru saja terbangun dari tidur siangnya. Kini Justin duduk di samping sang istri seraya memberikan apple juice yang dia bawa untuk Athena."Soup kepiting sudah cukup, Justin. Aku sedang tidak ingin makan banyak." Athena mengambil apple juice yang diberikan Justin, lalu meminumnya perlahan. "Justin, apa Nathan sudah menghubungimu? Bagaimana kabar Daddymu?" tanyanya seraya menatap Justin."Sudah, tadi Nathan sudah menghubungiku." Justin menyelipkan rambut Athena ke belakang daun telinganya. "Joseph dan Hazel datang. Kau tidak perlu khawtir. Biarkan adik-adikku yang menjaga Dad sementara. Besok kita akan kembali ke sana. Sekarang, aku ingin kau beristirahat. Aku melihat wajahmu begitu pucat. Apa kau ingin aku panggilkan dokter?""Tidak perlu, Justin." Athena menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja. Nanti aku akan kembali beristirahat."
"Justin, tadi pagi saat Peter ke sini, aku memintanya untuk mengantarkan oleh-oleh yang kita beli di Barcelona dan Madrid ke rumah ayahku dan juga ke keluargamu." Athena melangkah keluar dari walk-in closetnya. Kini tubuhnya telah terbalut oleh sebuah dress kuning dengan motif flower model kemben yang membuatnya terlihat segar dan sangat cantik. Kemudian, Athena melangkah menghampiri Justin yang tengah membaca koran dan langsung duduk di samping suaminya itu."Kau sudah mengantarkan semuanya?" Justin mengalihkan pandangannya kala melihat Athena sudah duduk di sampingnya."Ya, sudah." Athena mengambil susu kacang yang baru saja di antarkan oleh pelayan, lalu meminumnya perlahan. "Jam berapa kita ke rumah sakit, Justin? Aku yakin Mom Bianca pasti menunggumu," lanjutnya memberitahu."Kita berangkat setelah kau selesai menghabiskan sarapanmu. Aku tidak ingin, kau terlambat makan, Athena," tukas Justin mengingatkan sang istri.Athena tersenyum. Lalu, dia mengambil sandwich tuna serta omele
"Kylie? Kau baru pulang?" Viola menyapa kala melihat putrinya melangkah masuk ke dalam rumah."Iya, Mom. Maaf aku pulang terlambat. Tadi aku menemani Bibi Bianca." Kylie mendekat dan langsung memeluk Ibunya itu."Mommy senang kau menemani Bibi Bianca, sayang." Viola mengurai pelukannya. Lalu membawa tangannya mengelus lembut pipi Kylie. "Hari ini Mommy dan Daddy tidak bisa lama menemani Bibi Bianca karena Mommy harus menyelesaikan pekerjaan begitupun dengan Daddymu."Kylie mengangguk paham. "Tidak apa-apa, Mom. Tapi, lain kali Mom tidak perlu lagi memikirkan pekerjaan. Aku tidak ingin kau kelelahan, Mom. Biarkan aku dan Daddy saja yang mengurusnya.""Kylie, sejak kau berusia 17 tahun, kau sudah disibukan mengurus perusahaan Mommy dan Daddy. Bahkan hingga sampai dirimu menjadi seorang designer perhiasan, kau juga masih disibukan mengurus perusahaan Mommy dan Daddy. Apa kau tidak ingin menikah? Maksud Mommy, suamimu pasti akan membantumu dalam bekerja. Kau tidak perlu lagi harus kerepot
Suara dering ponsel terdengar. Athena yang baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya, dia langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang terus berdering itu. Kemudian, dia mengambil ponselnya dan menatap ke layar. Seketika kening Athena berkerut, melihat nomor Hazel yang muncul di layar ponselnya. Meski Athena bingung karena Hazel menghubunginya, tapi dia memilih untuk segera menjawabnya."Ya, Hazel?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Ka Athena, maaf aku mengganggumu, Ka. Aku tadi menghubungi Ka Justin. Tapi dia tidak menjawabku. Aku hanya ingin memberitahu Dad sudah sadar, ka," seru Hazel dengan suara begitu antusias dari seberang line."Dad sudah sadar? Benarkah itu, Hazel?" tanya Athena mamastikan."Iya, ka. Daddy sudah sadar. Daddyku memang kuat, ka. Dia tidak lemah. Aku tahu, dia pasti akan cepat pulih. Nanti kakak kabari kak Justin, ya. Aku tidak bisa menghubunginya," ujar Hazel.Athena tersenyum. "Ya, Hazel. Aku dan Justin akan segera datang.""Baiklah, ka.
"Apa kami mengganggu?" Suara bariton memasuki ruang rawat Arthur, hingga membuat pandangan semua orang tertuju pada sumber suara itu."Paman Richo? Bibi Viola? Ka Kylie?" Hazel mengulas senyuman hangat di wajahnya kala melihat Richo, Viola dan Kylie melangkah masuk ke dalam. Kini Hazel mendekat dan langsung memeluk Richo dan Kylie bergantian. Justin, Nathan dan juga Joseph pun menyambut Richo dan Viola."Astaga, waktu berjalan begitu cepat. Kalian sudah besar sekali. Justin, Nathan, Joseph. Kalian tumbuh menjadi pria yang begitu tampan." Viola membawa tangannya menyentuh wajah Justin, Nathan dan juga Joseph. Kemudian, dia menatap Hazel, gadis kecil yang kini berubah menjadi wanita yang sangat cantik. "Hazel, kau mirip sekali dengan Ibumu. Kau sangat cantik, sayang.""Terima kasih, Bibi. Bibi juga sangat cantik," jawab Hazel dengan senyuman di wajahnya.Didetik selanjutnya, tatapan Viola teralih pada sosok wanita cantik yang berdiri di samping Justin. "Kau Athena, bukan? Senang melihat
Kylie duduk di kursi kebesaranya seraya menatap tumpukan hasil design perhiasan yang baru saja dia buat. Senyum di bibirnya terukir kala melihat semua hasil designnya tampak begitu sempurna.Suara dering interkom masuk terdengar. Kylie langsung mengalihkan pandangannya pada interkom yang terus berdering itu. Kemudian, dia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dan menjawab dengan nada dingin, "Ada apa? Kenapa kau menggangguku?""Maaf, Nona jika saya mengganggu. Tapi saya hanya ingin mengatakan anda kedatangan tamu," ujar sang sekretaris dari seberang line."Tamu? Siapa yang datang? Bukannya aku tidak memiliki janji dengan siapapun?" Kening Kylie berkerut. Pikirannya terus mengingat siapa yang datang. Pasalanya, dia tidak merasa memiliki janji dengan siapapun."Nona Pamela Green ingin bertemu dengan anda, Nona. Apa Nona ingin menemuinya?""Pamela Green? Dia berada di kantorku?""Iya, Nona.""Persilahkan dia untuk masuk." Kylie langsung menutup panggilan dan mengalihkan pandangan
HueekkkkkAthena memuntahkan seluruh isi perutnya—dia memijit pelan pelipisnya kala merasakan kepalanya mulai memberat. Kini, dia membasuh mulutnya dengan air bersih."Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam Athena yang masih terus memijit pelipisnya. "Apa yang aku makan? Kenapa aku selalu mual?" gumamnya lagi. Kemudian, dia melangkah meninggalkan kamar mandi. Namun, kala Athena baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, tatapannya teralih pada ponsel miliknya yang terus berdering. Athena langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja, lalu menatap ke layar. Seketika senyum di bibir Athena terukir melihat nomor Justin muncul di layar ponselnya. Ya, pagi ini Justin berangkat ke kantor lebih awal. Tanpa menunggu lama, Athena menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya."Ya, Justin?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Athena, kau sedang apa? Maaf pagi ini, kau berangkat lebih awal. Aku masih harus menggantikan pekerja
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang