HueekkkkkAthena memuntahkan seluruh isi perutnya—dia memijit pelan pelipisnya kala merasakan kepalanya mulai memberat. Kini, dia membasuh mulutnya dengan air bersih."Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam Athena yang masih terus memijit pelipisnya. "Apa yang aku makan? Kenapa aku selalu mual?" gumamnya lagi. Kemudian, dia melangkah meninggalkan kamar mandi. Namun, kala Athena baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, tatapannya teralih pada ponsel miliknya yang terus berdering. Athena langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja, lalu menatap ke layar. Seketika senyum di bibir Athena terukir melihat nomor Justin muncul di layar ponselnya. Ya, pagi ini Justin berangkat ke kantor lebih awal. Tanpa menunggu lama, Athena menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya."Ya, Justin?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Athena, kau sedang apa? Maaf pagi ini, kau berangkat lebih awal. Aku masih harus menggantikan pekerja
"Justin, tadi Mom Bianca menghubungiku. Dia mengatakan hari ini Dad sudah di perbolehkan pulang. Apa keadaan Dad sudah jauh lebih baik?" Athena melangkah menghampiri Justin seraya membawakan secangkir kopi espresso yang dia buat untuk suaminya itu."Ya, Dad sudah jauh lebih baik," jawab Justin dengan senyuman tipis di wajahnya kala Athena berada di hadapannya.Athena mengangguk. Kemudian, dia memberikan cangir yang berisikan kopi seraya berkata, "Aku senang mendengarnya. Sekarang, kau minumlah. Aku yang membuatnya. Semoga kau menyukainya.""Aku pasti menyukainya," Justin mengambil cangkir itu dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menarik tangan Athena, duduk di pangkuannya. Athena sedikit terkejut kala Justin menarik tangannya, namun tepat di saat dirinya berada di pangkuan Justin, Athena langsung mengaitkan tangannya ke leher suaminya itu."Justin, aku sedikit gemuk. Pasti akan berat jika aku duduk di pangkuanmu," ucap Athena dengan bibir berkerut."Berat?" Alis Justin terangkat,
Athena menatap kagum gaun yang baru saja dikirimkan Bianca, Ibu mertuanya. Sebuah gaun berwarna tosca dengan model yang sederhana tapi tampak begitu anggun dan elegan. Sejak dulu Athena memang menganggumi Ibu mertuanya dalam mendesign gaun. Bahkan sebelum menikah dengan Justin. Bianca adalah salah satu designer favoritenya. Tidak hanya memiliki bakat yang hebat, tapi Ibu mertuanya juga memiliki hati yang begitu baik.Kini Athena mengambil gaun itu, dia langsung mengganti pakaiannya dengan gaun rancangan mertuanya. Dia pun mulai merias wajahnya dengan riasa tipis. Hari ini dia dan Justin harus menghadiri makan malam bersama keluarga Alessio. Tentu Athena tidak mungkin untuk tidak datang. Mengingat Keluarga Kylie begitu dekat dengan keluarga Justin."Selesai," ucap Athena kala memoles bibirnya dengan lipstik berwarna nude glossy. Riasan malam ini tampak begitu sederhana, tapi tetap terlihat fresh dan sangat menawan. Seperti biasa, Athena memiliki menggerai rambut coklatnya."Apa Justin
"Maaf, aku terlambat." Kylie yang berdiri di ambang pintu, dia melangkah masuk ke dalam ruang makan. Semua orang yang ada di sana langsung mengalihkan pandangannya pada Kylie. Terutama Nathan yang langsung menatap kagum penampilan Kylie malam ini. Dengan balutan gaun berwarna merah model tali spaghetti membuat Kylie tampak mengagumkan. Bahkan saat Kylie sudah duduk, Nathan tidak henti menatapnya.Namun, di saat Kylie mengalihkan pandangannya menatap dirinya, Nathan langsung berusaha untuk terlihat biasa. Sesaat dia dan Kylie saling bertukar senyuman. Seperti biasa Kylie akan mengulas senyuman hangat di wajahnya. Sedangkan Nathan tersenyum penuh arti. Sebuah senyuman yang tampak begitu sulit di artikan."Kylie, lain kali jangan terlambat, sayang. Tidak enak dengan Paman Arthur dan Bibi Bianca yang menunggumu," ucap Viola menegur pelan putrinya."Maaf, Mom," jawab Kylie dengan suara menyesal."Sudah tidak apa-apa, Viola," sambung Bianca. "Tadi Justin dan Athena juga baru datang."Viola
*Sejak dulu kau tidak berubah Justin. Kau sangat perhatian padaku, kau menyayangiku. Aku yakin suatu saat aku akan menikah denganmu. Aku hanya perlu bersabar hingga kau menyadari bahwa hanya aku yang mencintaimu. Aku yakin, Marinka bukan wanita yang terbaik untukmu.**Hari ini, aku mendengar kau berlibur dengan Marinka. Hatiku hancur Justin. Tidak ada yang tau tentang perasaanku. Selama ini, aku menutupinya dari kedua orang tuaku karena kau menjelalin hubungan dengan Marinka. Aku tidak mungkin mengatakan pada orang tuaku, aku masih menyukaimu. Tapi aku yakin, Mommy sangat tahu perasaanku. Setidaknya aku akan berpura-pura sudah melupakanmu. Suatu saat aku akan kembali ke New York, dan alasan aku kembali adalah hanya untuk dirimu.**Astaga, Ya, Tuhan... Nathan mengatakan dia menyukaiku. Tapi tidak, aku yakin dia pasti hanya bercanda. Dia tidak mungkin serius menyukaiku. Aku menyayangi Nathan tapi layaknya saudara laki-laki, bukan sebagai sosok pria yang aku cintai. Hari ini Nathan berta
"Jadi ini yang kau sembunyikan, Kylie?" Suara bariton memasuki ruangan itu. Dia dan wanita yang ada di sampingnya mendekat ke arah Nathan dan Kylie.Nathan dan Kylie mengalihkan pandangan mereka, pada sumber suara itu. Seketika tubuh Kylie mematung kala melihat sosok pria yang mendekat ke arahnya dan Nathan. Terlihat wajah Kylie yang tampak begitu terkejut. Bahkan rasanya, Kylie tidak mampu berkata-kata."K-Ka Justin?" ucap Kylie terbata-bata. Ya, di hadapan Kylie adalag Justin dan Athena. Sesaat Justin menatap Kylie dengan tatapan begitu dingin. Sedangkan Kylie, dia menundukan kepalanya tidak berani menatap Justin."Tidak ada lagi yang aku bahas di sini. Aku harus pergi." Nathan hendak meninggalkan ruangan itu. Namun Justin langsung menahan tangan Nathan. Dia tidak mengizinkan adiknya untuk pergi dari sana."Kau diam di sini," tukas Justin dingin dan penuh penekanan pada Nathan.Nathan membuang napas kasar. Dia ingin sekali meninggalkan ruangan itu, tapi dengan terpaksa dia harus tet
Athena duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Ya, setelah kembali dari kediaman Alessio, Athena memilih diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Tidak bisa dipungkiri, Athena tidak henti memikirkan kejadian tadi. Kejadian dimana dia mengetahui segalanya. Selama ini wanita yang telah dicintai Nathan adalah Kylie. Pantas saja Nathan begitu menunggu wanita yang dicintainya, kenyataannya Nathan mencintai sosok wanita yang begitu sempurna. Itulah yang ada di benak Athena.Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia menatap Athena yang tengah melamun. Kemudian, dia melangkah mendekat ke arah sang istri lalu duduk tepat di sampingnya. "Athena?" panggilnya seraya mengelus lembut pipi Athena."Justin?" Athena mengalihkan pandangannya, menatap Justin yang sudah duduk di sampingnya itu."Apa yang kau pikirkan? Apa kau masih mual? Besok aku akan meminta Dokter untuk memeriksamu." Justin menarik tangan Athena, membawanya masuk ke dalam dekapannya."Aku sudah l
Athena mematut cermin. Dia memoles wajahnya kala sedikit pucat. Ya, hari ini dia akan bertemu dengan Nathan. Dan tentu diantar oleh suaminya. Jujur saja, Athena sudah lama tidak berbicara dengan Nathan. Terlebih kali ini, mereka akan mengungkit tentang pembicaraan masa lalu. Namun, meski demikian kedatangan Athena hanya murni sebagai seorang sahabat dan tidak lebih."Athena," Justin berdiri di ambang pintu, dia menatap sang istri yang tengah berias. Kemudian dia melangkah mendekat ke arah Athena. "Apa kau sudah siap?" tanyanya seraya mengusap lembut rambut panjang Athena.Athena mengalihkan pandangannya dan tersenyum melihat Justin berdiri di sampingnya. "Justin, hari ini kau tidak ada pekerjaan? Maksudku, kau tidak apa-apa menemaniku?" tanyanya memastikan."Aku sudah meminta Peter mengambil alih pekerjaanku." Justin mengecup kening Athena. "Lebih baik kira berangkat sekarang."Athena mengangguk—dia mengambil tas dan ponselnya yang berada di atas meja rias. Kini Justin dan Athena berj
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang