Athena tengah memasukan barang-barang pribadi miliknya dan juga milik Justin. Sebelum menutup koper, dia kembali memastikan semuanya keperluan yang dibutuhkan di Spanyol telah di bawa. Setelah memastikan semua barang-barangnya terbawa. Athena langsung menutup koper itu. Kemudian, meletakan kopernya di sudut ruangan bersamaan dengan koper pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan. "Mudan-mudahan tidak ada yang tertinggal," gumam Athena seraya mengetuk dagunya dengan telunjuknya. Suara ketukan pintu terdengar, Athena langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Lalu menginterupsi untuk masuk. Tidak lama kemudian, seorang pelayan melangkah mandekar ke arah Athena dengan membawa nanpan yang berisikan susu kacang dan juga sandwich tuna. "Nyonya, tadi Tuan Justin berpesan agar anda sarapan terlebih dulu, Nyonya," ujar Sang Pelayan kala tiba di hadapan Athena. "Dimana suamiku?" tanya Athena sambil menatap Sang Pelayan. "Tuan sedang menerima telepon dari Tuan Peter, Nyonya," jawa
Barcelona, Spain. Pesawat yang membawa Justin dan Athena telah mendarat di Bandar Udara Internasional Barcelona-El Prat. Setelah perjalanan cukup panjang, akhirnya Justin dan Athena tiba di Barcelona. Awalnya Justin memang berniat membawa Athena lebih dulu mengunjungi Madrid, kota dimana dia pernah tinggal cukup lama. Namun, Justin mengurungkan niatnya. Dia lebih memilih perjalanan pertama mereka di Kota Barcelona. Setelah dari Barcelona, dia akan mengunjungi Madrid. Waktu yang Justin luangkan untuk berlibur dengan Athena adalah tiga minggu. Dia sengaja meluangkan waktu cukup lama dengan istrinya agar menikmati masa liburannya dan istrinya jauh lebih lama. Kini Justin dan Athena turun dari pesawat, dan melangkah keluar menuju lobby. Sebelumnya, Justin sudah meminta anak buahnya menyiapkan sopir untuk menjemputnya. Saat tiba di lobby, Justin dan Athena sudah melihat sopir yang menjemput mereka. Kemudian, mereka masuk ke dalam mobil. Terlihat Athena sudah begitu lelah. Dia pun lang
Sinar matahari pagi menembus jendela, menyentuh kulit wajah Athena. Perlahan Athena mulai membuka matanya. Mengerjapkan matanya beberapa kali. Tepat disaat Athena mulai membuka matanya, dia mulai mengalihkan pandangannya ke samping—menatap ranjang sudah kosong. Athena mengerutkan keningnya kala melihat Justin sudah tidak ada disampingnya. Kemudian, Athena meatap jam dinding, kini sudah pukul sembilan pagi. Dia benar-benar bangun terlambat. "Kemana Justin?" Athena menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Lalu melihat kesetiap sudut kamar hotel, namun dia tetap tidak melihat Justin. Athena mendengus kesal karena Justin bangun lebih dulu tapi tidak membangunkannya. Seketika Athena langsung menurunkan pandangannya. Kala muncul sesuatu dalam benaknya. Dan tepat disaat Athena menurunkan pandangannya, senyum dibibirnya terukir—melihat tubuh polosnya hanya terbalut oleh selimut tebal. Ya, tentu Athena mengingat kejadian manis tadi malam. Kejadian dimana bukan hal pertama dia lakukan ber
La Rambla adalah sebuah jalan di Barcelona, Spanyol. Jalan ini digunakan untuk pejalan kaki yang dipenuhi pepohonan, membentang sejauh 1,2 kilometer yang menghubungkan Placa de Catalunya di tengah dengan Monumen Christopher Columbus di Port Vell. La Rambla membentuk batas antara perempat Barri Gòtic ke timur, dan El Raval ke barat. Ya, La Rambla adalah salah satu yang wajib dikunjungi selama berada di Barcelona. Alasan utama Athena memilih mengunjungi La Rambla adalah karena jalan yang dipenuhi pepohonan benar-banar tampak sejuk. Kini Justin dan Athena sudah tiba di La Rambla. Mereka langsung turun dan mobil, dan berjalan menelusuri La Rambla. Justin sengaja tidak menyetir mobil sendiri. Dia lebih memilih menggunakan sopir. Karena permintaan Athena mengunjungi La Rambla, tujuannya mempermudah jika dia tidak membawa mobil. Tentu Justin tahu, Athena akan terus mengajaknya berjalan kaki menelusuru La Rambla. Di tempat ini, banyak restoran makanan khas spanyol, tempat besantai serta tok
Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Setelah puas berjalan-jalan dan berbelanja sovenir di La Rambla, kini Justin dan Athena tengah berada di Magic Fountain of Montjuïc. Magic Fountain of Montjuïc adalah salah satu destinasi favorit yang ingin menikmati pertunjukan air mancur di malam hari. Justin sengaja membawa Athena ke tempat ini karena Athena masih belum menginginkan kembali ke hotel. Athena masih ingin menikmati keindahan Kota Barcelona dengan Justin. Saat pertunjukan air mancur dimulai, Athena tidak ingin menyia-nyiakan moment. Dia langsung mengambil video dari pertunjukan air mancur itu. Senyum di bibir Athena terukir melihat pertunjukan air mancur itu tampak begitu sangat indah. "Justin, ini benar-benar sangat mengagumkan," ujar Athena seraya terus mengambil video air mancur itu. Justin tersenyum. Lalu mengelus lembut pipi Athena. "Aku tahu, kau pasti menyukainya." "Justin, kita berfoto di sini. Pasti sangat bagus hasilnya." Athena langsung mendekat ke arah Justin. D
"Aku mengakui kau sangat tampan, Justin. Bahkan aku tidak mampu berpaling darimu. Mataku hanya akan selalu melihatmu." Athena terus menatap Justin yang masih tertidur pulas. Tatapannya, menatap pria itu dengan penuh kekaguman. Tidak bisa dipungkiri, Athena tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji suaminya itu. Justin memang benar-benar memiliki pahatan wajah yang sempurna. Tidak heran, jika banyak wanita yang mengejar dirinya. "Aku beruntung mendapatkan suami sebaik dirimu, Justin. Kau bukan hanya tampan, tapi kau selalu membahagiakanku dengan caramu yang luar biasa," lanjutnya seraya mengelus lembut rahang Justin. Seketika senyum dibibir Athena terukir mengingat percintaan panas mereka tadi malam. Justin terus memujanya. Ya, Athena harus mengakui, dia telah jatuh pada pesona suaminya sendiri. Pesona yang tidak mampu dia tolak. Pesona yang membuatnya selalu ingin bersama suaminya itu. Meskipun diawal pernikahan mereka, hubungan mereka tidak terjalin dengan baik. Tapi kini, mereka s
Kini Justin dan Athena berada di Cathedral of Barcelona. Setelah makan siang, Athena sengaja mengajak Justin ke Cathedral of Barcelona. Gereja yang terkenal dengan bagunan yang sangat menganggumkan itu, membuat Athena ingin berfoto dan mengambil video dengan suaminya. "Justin, kita berfoto di sana," tunjuk Athena pada tempat yang menurutnya menjadi posisi yang paling sempurna untuk berfoto dengan Justin. Justin mengangguk. Kemudian, Athena langsung memeluk lengan suaminya itu—berjalan ke tempat yang tadi dia tunjuk. Tanpa menunggu lama, Athena mengarahkan kamera ponselnya pada wajahnya dan Justin. Dia mulai berpose, mencium dan memeluk tubuh Justin. Tidah hanya berfoto, Athena juga mengambil videonya dan Justin tepat di depan Cathedral of Barcelona. "Athena, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," ucap Justin seraya mengelus lembut pipi Athena. "Kau ingin mengajakku kemana, Justin?" tanya Athena sambil menatap Justin. "Nanti kau akan tahu." Justin mengecup kening Athena. Lalu
Athena mematut cermin. Kini tubuhnya telah terbalut oleh mini dress berwarna gold dengan model atas kemben. Dia memoles wajahnya dengan make up sedikit tebal, namun tidak berlebihan. Tidak lupa, lipstik merah yang dia pilih menyempurnakan penampilannya. Dengan rambut coklat tebal dan penjangnya yang tergerai indah, membuat Athena tampak begitu mengagumkan. Malam ini Athena dan Justin akan mengunjungi salah satu nightclub di Barcelona. Tentu, dia ingin bersenang-senang bersama sang suami. Karena selama ini, Athena selalu ke klub malam hanya bersama dengan Julia. Tanpa Athena sadari, Justin berdiri menatap Athena yang tengah berias. Senyum dibibirnya terukir melihat istrinya yang sangat cantik dengan balutan mini dress berwarna gold itu. Kemudian, Justin melangkah mendekat ke arah Athena. Dia langsung memeluk istrinya dari belakang seraya mengecupi bahu sang istri. "Justin?"Athena tersenyum. Dia menatap dari pantulan cermin Justin tengah memeluknya. Athena pun mengeratkan pelukan Ju
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya. Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan. “Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman. Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu. “Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami. “Y
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya. “Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga. “Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya. “Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Da
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda. “Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana. “Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh. Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap
Athena berdiri di balkon kamar, dia menatap cuaca malam di Kota Madrid dari kamarnya yang tampak begitu mengagumkan. Sesaat Athena memejamkan matanya kala hembusan angin menyentuh kulitnya. "Madrid memang sangat indah. Pantas saja, Justin menyukai tinggal di sini," gumam Athena dengan mata yang masih terpejam. "Sepertinya, kau begitu menyukai Madrid." Athena langsung membuka matanya dan menoleh ke belakang kala mendengar suara yang begitu dia kenali. Seketika senyum di bibir Athena terukir kala melihat Justin melangkah menghampirinya. Tepat di saat Justin berada di hadapannya, Athena langsung membenamkan wajahnya ke dada bidang Justin. "Kenapa kau di sini, Athena? Ini sudah malam." Justin mengeratkan pelukannya seraya memberikan kecupan di kepala Athena. "Aku belum mengantuk, Justin." Athena mendongakan kepalanya dari dalam pelukan Justin. "Kau sendiri kenapa di sini? Bukannya tadi kau bilang ingin menghubungi Peter?" "Ya, aku sudah menghubungi Peter." Justin mengecup kening Ath
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang