La Rambla adalah sebuah jalan di Barcelona, Spanyol. Jalan ini digunakan untuk pejalan kaki yang dipenuhi pepohonan, membentang sejauh 1,2 kilometer yang menghubungkan Placa de Catalunya di tengah dengan Monumen Christopher Columbus di Port Vell. La Rambla membentuk batas antara perempat Barri Gòtic ke timur, dan El Raval ke barat. Ya, La Rambla adalah salah satu yang wajib dikunjungi selama berada di Barcelona. Alasan utama Athena memilih mengunjungi La Rambla adalah karena jalan yang dipenuhi pepohonan benar-banar tampak sejuk.Kini Justin dan Athena sudah tiba di La Rambla. Mereka langsung turun dan mobil, dan berjalan menelusuri La Rambla. Justin sengaja tidak menyetir mobil sendiri. Dia lebih memilih menggunakan sopir. Karena permintaan Athena mengunjungi La Rambla, tujuannya mempermudah jika dia tidak membawa mobil. Tentu Justin tahu, Athena akan terus mengajaknya berjalan kaki menelusuru La Rambla. Di tempat ini, banyak restoran makanan khas spanyol, tempat besantai serta toko
Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Setelah puas berjalan-jalan dan berbelanja sovenir di La Rambla, kini Justin dan Athena tengah berada di Magic Fountain of Montjuïc. Magic Fountain of Montjuïc adalah salah satu destinasi favorit yang ingin menikmati pertunjukan air mancur di malam hari. Justin sengaja membawa Athena ke tempat ini karena Athena masih belum menginginkan kembali ke hotel. Athena masih ingin menikmati keindahan Kota Barcelona dengan Justin.Saat pertunjukan air mancur dimulai, Athena tidak ingin menyia-nyiakan moment. Dia langsung mengambil video dari pertunjukan air mancur itu. Senyum di bibir Athena terukir melihat pertunjukan air mancur itu tampak begitu sangat indah."Justin, ini benar-benar sangat mengagumkan," ujar Athena seraya terus mengambil video air mancur itu.Justin tersenyum. Lalu mengelus lembut pipi Athena. "Aku tahu, kau pasti menyukainya.""Justin, kita berfoto di sini. Pasti sangat bagus hasilnya." Athena langsung mendekat ke arah Justin. Dia meny
"Aku mengakui kau sangat tampan, Justin. Bahkan aku tidak mampu berpaling darimu. Mataku hanya akan selalu melihatmu." Athena terus menatap Justin yang masih tertidur pulas. Tatapannya, menatap pria itu dengan penuh kekaguman. Tidak bisa dipungkiri, Athena tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji suaminya itu. Justin memang benar-benar memiliki pahatan wajah yang sempurna. Tidak heran, jika banyak wanita yang mengejar dirinya. "Aku beruntung mendapatkan suami sebaik dirimu, Justin. Kau bukan hanya tampan, tapi kau selalu membahagiakanku dengan caramu yang luar biasa," lanjutnya seraya mengelus lembut rahang Justin.Seketika senyum dibibir Athena terukir mengingat percintaan panas mereka tadi malam. Justin terus memujanya. Ya, Athena harus mengakui, dia telah jatuh pada pesona suaminya sendiri. Pesona yang tidak mampu dia tolak. Pesona yang membuatnya selalu ingin bersama suaminya itu. Meskipun diawal pernikahan mereka, hubungan mereka tidak terjalin dengan baik. Tapi kini, mereka sa
Kini Justin dan Athena berada di Cathedral of Barcelona. Setelah makan siang, Athena sengaja mengajak Justin ke Cathedral of Barcelona. Gereja yang terkenal dengan bagunan yang sangat menganggumkan itu, membuat Athena ingin berfoto dan mengambil video dengan suaminya."Justin, kita berfoto di sana," tunjuk Athena pada tempat yang menurutnya menjadi posisi yang paling sempurna untuk berfoto dengan Justin.Justin mengangguk. Kemudian, Athena langsung memeluk lengan suaminya itu—berjalan ke tempat yang tadi dia tunjuk. Tanpa menunggu lama, Athena mengarahkan kamera ponselnya pada wajahnya dan Justin. Dia mulai berpose, mencium dan memeluk tubuh Justin. Tidah hanya berfoto, Athena juga mengambil videonya dan Justin tepat di depan Cathedral of Barcelona."Athena, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," ucap Justin seraya mengelus lembut pipi Athena."Kau ingin mengajakku kemana, Justin?" tanya Athena sambil menatap Justin."Nanti kau akan tahu." Justin mengecup kening Athena. Lalu, dia mer
Athena mematut cermin. Kini tubuhnya telah terbalut oleh mini dress berwarna gold dengan model atas kemben. Dia memoles wajahnya dengan make up sedikit tebal, namun tidak berlebihan. Tidak lupa, lipstik merah yang dia pilih menyempurnakan penampilannya. Dengan rambut coklat tebal dan penjangnya yang tergerai indah, membuat Athena tampak begitu mengagumkan. Malam ini Athena dan Justin akan mengunjungi salah satu nightclub di Barcelona. Tentu, dia ingin bersenang-senang bersama sang suami. Karena selama ini, Athena selalu ke klub malam hanya bersama dengan Julia.Tanpa Athena sadari, Justin berdiri menatap Athena yang tengah berias. Senyum dibibirnya terukir melihat istrinya yang sangat cantik dengan balutan mini dress berwarna gold itu. Kemudian, Justin melangkah mendekat ke arah Athena. Dia langsung memeluk istrinya dari belakang seraya mengecupi bahu sang istri."Justin?"Athena tersenyum. Dia menatap dari pantulan cermin Justin tengah memeluknya. Athena pun mengeratkan pelukan Justi
Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tatapannya begitu dingin dan terlihat berusaha menahan amarahnya. Athena yang duduk di samping Justin, dia terus menatap wajah dingin Justin. Sejak tadi Athena berusaha untuk mengajaknya berbicara, namun Justin mengabaikan perkataannya.Tentu Athena sangat mengenal suaminya dengan baik. Pria itu selalu mudah marah. Padahal Athena sudah berusaha menjelaskan dengan baik. Tetap saja Justin tidak memedulikan perkataannya. Jika sudah seperti ini, Athena lebih memilih mendiamkan suaminya itu. Paling tidak, hingga Justin tenang dan bisa mengendalikan amarahnya.Tidak lama kemudian, mobil Justin telah memasuki lobby hotel. Justin langsung lebih dulu turun dan melangkah masuk ke dalam lobby hotel. Tepat di saat Justin lebih dulu turun, Athena langsung turun dari mobil dan berlari mengejar Justin masuk ke dalam lobby—menuju kamar mereka."Justin," Athena menahan lengan Justin kala dirinya dan Justin masuk ke dalam kamar mereka.Tanpa berkata, Ju
"Justin, hari ini aku ingin melihat pameran lukis di Picasso Museum. Tidak apa-apa, kan kita ke sana?" Athena yang baru saja selesai berias, dia melangkah mendekat ke arah Justin yang tengah membaca koran. Kemudian, dia duduk di samping suaminya seraya melanjutkan perkataannya, "Atau kau ingin merekomendasikanku tempat yang indah di Barcelona?"Justin mengalihkan pandangannya. Lalu, dia meletakan koran yang telah dia baca ke tempat semula dan menatap Athena. "Picasso Museum tempat yang bagus jika kau menyukai pameran lukisan. Hari ini kita bisa ke sana. Dan besok, aku ingin membawamu ke suatu tempat.""Ke suatu tempat?" Athena langsung mendekatkan tubuhnya pada tubuh Justin. "Kau ingin membawaku ke mana?" tanyanya yang tak sabar dan tampak begitu bersemangat.Justin tersenyum. Dia menarik tangan Athena, masuk ke dalam dekapannya. "Apa kau menyukai sepak bola?""Sepak bola?" Athena mendongakan kepalanya, menatap Justin dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya. "Apa kau akan memba
Athena mendesah pelan melihat tumpukan belanjaan yang hari ini dia beli. Tidak, lebih tepatnya Justi yang membelinya. Karena Athena tidak akan pernah mungkin berbelanja sebanyak ini. Sungguh, Athena tidak pernah menyangka Justin memilih banyak barang untuknya. Bukan hanya tas, tapi dress, sepatu dan masih banyak yang lainnya. Jika melihat ini semua, benar-benar membuatnya sakit kepala.Suara dering ponsel terdengar. Athena langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang berdering itu. Kemudian, dia mengambil ponsel dan menatap ke layar—tertera nomor Julia, yang muncul di layar ponselnya. Tanpa menunggu, Athena menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, meletakan ke telinganya."Ya, Julia?" jawab Athena saat panggilan terhubung."Athena, kau di mana? Apa aku mengganggumu?" tanya Julia dari seberang line."Aku baru saja sampai di hotel. Ada apa, Julia?""Kapan kau kembali ke New York, Athena? Astaga, semenjak kau menikah, kau benar-benar telah melupakanku!"
Central Park, Manhattan, New York. “Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric jangan berlari seperti itu. Nanti kalian terjatuh. Astaga…” Suara Athena berseru kala melihat kelima anak-anaknya itu berlari saling mengejar satu sama lainnya.Ya, kini Athena bersama dengan Justin dan kelima anak-anaknya tengah menikmati sore di Central Park. Salah satu taman di Manhattan yang sangat indah jika dikunjungi di sore hari, terlebih saat musim semi. Musim terbaik di mana banyak bunga-bunga bertumbuhan. Dan cuaca yang sejuk, mendukung para pengunjung bersantai di taman yang berlokasikan di Manhattan.“Sayang, biarkan saja. Ada pengasuh dan juga pengawal yang selalu menjaga mereka.” Justin merengkuh bahu sang istri. “Lebih baik kita duduk di sana,” tunjuknya pada kursi yang ada di taman.Athena mendesah pelan. Kemudian dia mengangguk dan melangkah mengikuti sang suami yang mengajaknya duduk di kursi taman itu.“Justin,” panggil Athena seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.“Ya?” J
Matahari sudah tinggi. Suara kicauan burung bersahutan menandakan pagi telah menyapa. Selama lima tahun terakhir, Athena sudah terbiasa bangun pagi. Seperti saat ini, kala suami dan anak-anaknya masih tertidur lelap, Athena sudah lebih dulu terbangun. Bagaimana tidak? Athena yang selama ini mengurus suami dan anak-anaknya. Meski Athena memiliki pengasuh untuk kelima anaknya, tetap saja Athena turut andil dalam segala hal yang dibutuhkan oleh kelima anaknya. Athena tidak ingin kelima anaknya hanya dekat dengan para pengasuhnya saja. Dia pun ingin menemani tumbuh kembang kelima anak-anaknya.“Mommy… Good morning.” Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold dan Alaric kini sudah bangun, dan sudah selesai mandi. Mereka melangkah mendekat ke arah Athena yang tengah duduk bersantai di ruang keluarga.“Anak-anak kesayangan Mommy sudah bangun?” Athena merentangkan kedua tangannya, menyambut kelima anaknya yang mengamburkan tubuh mereka ke pelukannya.“Sudah, Mommy. Kami sudah bangun. Mommy. Di mana Daddy
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Athena dan dibantu para pelayan menyajikan makanan ke atas meja. Ya, meski Athena memiliki banyak pelayan tapi Athena harus memastikan di atas meja adalah makanan kesukaan anak-anaknya. Karena memang kelima anaknya memiliki selera kesukaan makanan yang berbeda.“Tolong di sana salmon steaknya sajikan dengan kentang goreng,” ucap Athena pada sang pelayan seraya menunjuk kursi meja makan yang biasa diduduki oleh Joana.“Baik, Nyonya,” jawab sang pelayan dengan patuh.Ya, Salmon steak dipadukan dengan kentang goreng adalah kesukaan Joana. Berbeda dengan Jesslyn yang lebih memilih dipadukan dengan mashed potato dan extra keju. Lain halnya dengan Jasper. Makanan kesukaan Jasper adalah Rib Eye Steak, sama seperto makanan yang disukai oleh Justin. Sedangkan Arnold dan Alaric yang menyukai sirloin steak dan tenderloin steak. Itu kenapa banyak sekali jenis makanan yang berbeda yang dihidangkan di atas meja makan. Begitu pun dengan makanan penutup. Setiap ana
Suara keributan membuat Justin dan Athena langsung berlari menghampiri kamar anak-anak mereka dengan cepat. Seketika Athena terbelalak terkejut melihat Arnold dan Alaric memperebutka sebuah robot di tangan mereka.“Arnold, Alaric! Apa-apaan ini! Mommy tidak ingin kalian bertengkar seperti ini!” seru Athena memberikan peringatan pada kedua putraynya itu.Perkataan tegas Athena sukses membuat Arnold dan Alaric tidak lagi membuar keributan. Kedua putranya kini menundukan kepalanya. Ya, seperti bias ajika Arnold dan Alaric bersalah mereka akan menunduan kepala mereka, sebagai ungkapan mereka telah menyesal.“Arnold, Alaric, kenapa kalian bertengkar?” Suara Justin bertanya pada kedua putranya“Daddy, tadi Ka Arnold membuat tangan robotku patah. Dia menariknya robot Ka Arnold,” ucap Alaric dengan suara polosnya.Justin mengembuskan napas kasar. “Arnold, kenapa kau membat tangan robot Alaric patah?”“Maaf, Daddy. Aku sungguh tidak sengaja,” jawab Arnold dengan kepala tertunduk.Athena mendes
Lima tahun kemudian…“Mommy…..” Suara teriakan anak-anak, membuat Athena yang tengah manata makanan di atas meja makan langsung mengalihkan pandangannya pada suara yang memanggilnya.“Hey, anak-anak kesayangan Mommy sudah pulang.” Athena langsung merentangkan kedua tangannya, memeluk Jasper, Joana, dan Jesslyn yang baru saja pulang sekolah.“Mommy kami merindukanmu.” Jasper, Joana, dan Jesslyn berucap dengan suara polosnya.“Mommy juga merindukan kalian.” Athena mengecupi puncak kepala anak-anaknya itu. “Sayang kenapa kalian pulang bertiga? Di mana Arnold dan Alaric?” tanyanya.“Mommy, tadi Arnold dan Alaric sangat lama. Kami pulang duluan. Arnold dan Alaric ada kelas bahasa Jepang,” jawab Joana dengan suara polosnya.Athena mendesah pelan. “Kenapa kalian tidak menunggu Arnold dan Alaric? Kan sopir jadi tidak perlu bolak-balik menjemput Arnold dan Alaric.”“Mommy, tadi Paman Nathan meneleponku, Paman bilang akan menjemput Arnold dan Alaric,” jawab Jesslyn dengan pupil mata hijau yang
Sydney, Australia.Athena berjalan menelusuri bibir pantai bersama dengan Justin. Athena menggendong Jeslyn, putri bungsunya. Sedangkan Justin menggendong Jasper dan Joana. Kini Justin dan Athena tengah berada di Mainly Beach, sebuah pantai yang wajib dikunjungi selama berada di Sydney. Banyak turis datang di pantai ini.Terlebih sekarang adalah musim panas di Sydney, musim di mana banyak pengunjung yang datang. Jika di Sydney saat ini musim panas, berbeda dengan New York yang sekarang adalah musim dingin. Perbedaan musim, yang membuat Athena menyiapkan segala kebutuhan dengan baik untuk suami dan anak-anaknya.Di belakang Justin dan Athena ada tiga pengasuh serta dua orang pengawal yang selalu beriringan dengan mereka. Sesaat tatapan Athena teralih pada beberapa orang diujung sana yang diam-diam mengambil gambar dirinya dan Justin serta ketiga anaknya. Athena pun memilih untuk mengulas senyuman di wajahnya dan membiarkan orang-orang di sana mengambil gambarnya. Jujur saja, Athena tid
Julia memuntahkan semua sisi perutnya di wastafel. Kepala Julia memberat. Tubuhnya terasa begitu lemah. Sudah beberapa hari ini, dia selalu memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke perutnya. Ya, dia memang begitu tersiksa beberapa hari ini. Ditambah dia masih harus mengurus J.A Modeling School. Meski demikian Athena mulai datang ke J.A Modeling School, membantu dirinya mengurus sekolah modeling itu. Jika tidak entah bagaimana mengurus J.A Modeling School yang kini berkembang begitu pesat.Saat Julia hendak keluar dari kamar mandi, pandangan Julia mulai buram. Kepalanya memberat. Tubuhnya tidak mampu berdiri. Hingga saat semua pandangan Julia menggelap, dan tubuhnya hampir ambruk, Peter yang baru saja keluar dari walk-in closetnya dengan cepat berlari dan menangkap tubuh Julia yang kini sudah jatuh pingsan.“Julia? Julia bangunlah?” Peter menepuk pelan pipi sang istri, tapi Julia tak kunjung membuka matanya. Raut wajah Peter berubah menjadi panik. Dia langsung membopong tubuh Julia
Beberapa bulan kemudian…Suara tangis Jasper dan Joana membuat Athena yang tengah berkemas-kemas langsung menghentikan aktifitasnya. Kini Athena mengambil alih Joana, sedangkan Jasper diambil alih oleh pengasuh. Athena harus lebih dulu menggendong Joana, pasalnya Joana yang sering menangis kencang.Beruntung Jesslyn tidak pernah rewel. Jika saja Jesslyn sama seperti Jasper dan Joana, entah apa yang harus di lakukan Athena. Sungguh, memiliki tiga bayi kembar sekaligus benar-benar membuat Athena kerepotan.Namun, meski demikian tentu saja Athena sangat bahagia. Athena tidak sendiri, Justin menyiapkan tiga pengasuh untuk anak-anak mereka. Hanya saja, Joana yang paling rewel dan sering sekali menangis. Itu kenapa Athena harus menggendong Joana lebih dulu.“Sayang? Kenapa kau menangis? Lihatlah adikmu sangat tenang.” Athena mengecupi pipi gemuk Joana. “Jangan menangis lagi, ya? Mommy sedang bersiap-siap. Hari ini kita akan berlibur ke Sydney.”Ya, sebenarnya tadi Athena tengah berkemas-kem
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Peter dan Julia. Setelah perjuangan panjang hubungan mereka, akhirnya semuanya berjalan dengan manis. Mereka bisa menikah, ini adalah impian Julia sejak dulu. Jujur Julia masih tidak menyangka bisa menikah dengan pria yang dia cintai. Penantian panjang Julia terbalaskan, kini dia telah berhasil meluluhkan hati Peter. Sosok pria yang sejak awal menarik perhatiannya. Meski Peter belum sepenuhnya mencintai dirinya, tapi Julia yakin Peter akan berusaha untuk membahagiakannya.Di hari pernikahan Peter dan Julia, Athena khusus meminta Brian, ayahnya menjadi pendamping Julia. Mengingat Julia sudah tidak lagi memiliki orang tua. Begitu pun dengan Peter, Justin khusus meminta Arthur, ayahnya sebagai pendamping Peter. Samahalnya dengan Julia, Peter sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Selama ini Justin dan Athena sudah menganggap Peter dan Julia sebagai keluarga mereka.Kini Julia mematut cermin, tubuhnya sudah terbalut sebuah gaun pengantin rancang