Hara-Kemarin hara gak pulang ke rumah, membuat papa mama sedikit panik, di tambah orang tua dari nia, maksudnya santi juga. di tambah malam harinya susah di hubungi,Andai gak hujan badai berjam-jam mereka berempat pasti bakalan susul ke tempat kemarin.“biii, papa mama kemana?” tanyaku saat bibi lewat ruang tengah, sepertinya lagi terburu-buru.“udah duluan den susul hara” jawabnya masuk kedapur, dan kembali lagi bawa kardus banyak.“emang ada apa sama hara?”“pasar dekat tempat tinggal den hara kebakaran, mereka susul buat lihat langsung kondisinya”“sekarang bibi mau restoran non yua buat ambil makanan, sekaligus di bagi-bagi” jelasnya, kenapa gue baru tau sekarang.“sejaka kapan bi pergi?”“barusan, mereka juga telat sehari informasinya, itu juga dari temenanya den hara, budi kalau gak salah namanya” lanjut bibi, bearti malam kemarin hara gak pulang karena masalah kebakaran.“bibi duluan ya den,semua pintu belakang udah kunci,”“iah bi, bearti semuanya kesana?” angguk bibi, dari
SantiUntungnya papa sama mama gak curiga soal ranjangnya patah, karena memang beberapa kayu penyangganya sudah rapuh. Apa lagi aku bilangnya kalau aku menghempaskan tubuhku tinggi sampai akhirnya ambruk.Yang sekarang membuat aku cukup kaget hara bakalan lakuin apa aja demi orang-orang di pasar sama anak jalanan yang tinggal di belakang pasar.Termasuk rencananya mengambil alih pasar dari perusahaan ares. rasanya tanganku begitu gemetar melihat wajahnya. Walau begitu ares tak mengenali hara walau dia datang ke pernikahaan kakaknya hara.Tetapi Saat berhadap sama ares , mada seperti tak takut sama sekali, hara juga hari ini sedikit sibuk dia lagi mengirimkan berkas ke sesroang, yang dia sebut mas roy.“dia siapa?” tanyaku pas hara selesai menelpon,“anaknya babeh, roy Namanya” ucapnya.“ohh,”“oh ia hari ini kita jengguk babeh mau,udah lama gak jenguk, sekalian ada yang mau di omongin sama mas roy” lanjut hara.“aku ikut, di rumah juga gak ada orang, papa sama mama pergi ke rumah kamu
HarsaGak biasanya papa meyetel Tv di ruang tengah, dengan suara cukup kencang, papa mama, sama kedua orang tua santi pun duduk sambil tertuju ke tv tersebu.“ada apa paa maa?” kataku langsung ikutan lihat, dari sekilas siaran langsung. Yang ternyata isinya tentang kebakaran pasar kemarin. Kenapa jadi melebar seperti ini..“jangan-jangan ini ada hubungan sama hara pa?” kataku pelan.“entah, papa gak habis pikir apa yang di lakukan hara, kalau ini benar-benar hara yang lakuin”“tapi harsa yakin, ini hara lakuin itu demi orang-orang pasar” ucapku yakin.“kamu yakin?” angguk gue yakin, hara pasti lakukan apapun demi mempertahankan pasar, termasuk menyerang secara langsung, lewat saluran tv nasional pula.“kamu coba hubungi hara sekarang dia dimana,” pinta papa, tak lama papa menerima telepon dari seseorang, tapi saat aku mau menelpon hara, bella lebih duluan telepon.“haloooo”“Bebb nonton berita, aku tadi lihat hara di tv, gila tuh anak, buat keributan gara-gara pasar kebakaran” gerutun
Santi.Hara sudah bangun pagi-pagi sekitar jam enam, aku sendiri masih tiduran di atas kasurnya dengan tubuh yang di tutupin dengan kain sarung.“awhhh” gumamku merasakan tubuhku sakit semua, pasti karena kasur hara yang keras, dia juga udah biasa tidur dengan kasur seperti ini.“pagiiii” ucapnya lagi sedang membereskan sesuatu.“jam berapa sekarang?”“jam delapan, nyenyak banget tidurnya”“uhmm kan habis rondaaa” ledekku, langsung bangun. Dengan tubuh yang masih telanjang bulat. Hara tak berkedip saat aku menggeliatkan tubuhku yang terasa pegal,“haaaa~”“aku mandi dulu” angguknya, aku tak terkejut isi kamar mandinya, walau isinya hanya ember air.gayung, sabun dan shampoo seadanya.“haarra, handuknya” ucapku lupa pinjam handuknya.“ini” aku pun keluar melilitkan handuk, dan langsung melepaskan handuk di hadapan harsa memakai pakianku tadi malam.“ndut yahh?” ucapku manja telanjang bulat di depannya, hara tak menjawab, di mendekatiku sambil mencium bibirku.“semookk, hahaha” bisiknya
Santi.Hara sudah bangun pagi-pagi sekitar jam enam, aku sendiri masih tiduran di atas kasurnya dengan tubuh yang di tutupin dengan kain sarung.“awhhh” gumamku merasakan tubuhku sakit semua, pasti karena kasur hara yang keras, dia juga udah biasa tidur dengan kasur seperti ini.“pagiiii” ucapnya lagi sedang membereskan sesuatu.“jam berapa sekarang?”“jam delapan, nyenyak banget tidurnya”“uhmm kan habis rondaaa” ledekku, langsung bangun. Dengan tubuh yang masih telanjang bulat. Hara tak berkedip saat aku menggeliatkan tubuhku yang terasa pegal,“haaaa~”“aku mandi dulu” angguknya, aku tak terkejut isi kamar mandinya, walau isinya hanya ember air.gayung, sabun dan shampoo seadanya.“haarra, handuknya” ucapku lupa pinjam handuknya.“ini” aku pun keluar melilitkan handuk, dan langsung melepaskan handuk di hadapan harsa memakai pakianku tadi malam.“ndut yahh?” ucapku manja telanjang bulat di depannya, hara tak menjawab, di mendekatiku sambil mencium bibirku.“semookk, hahaha” bisiknya
Santi.Senyumku begitu lebar setelah mendengar hak tanah ini pasar di gugat ulang, dan tentunya mas roy yang menjadi pengacaranya, keluarga yang benar-benar tak terduga.Penggusuran benar-benar tak terjadi beberapa hari, dan belum ada kabar lagi setelahnya. Pemberitaan pun kembali normal seperti biasanya.“san.. kok masih belum ganti pakian?” tanya mama yang sudah berpakian rapih seperti mau kondangan. Papa juga.“hee?? Kenapa?”“hari ini, papa sama di udang makan malam,”“oh ia aku lupa,” aku benar-benar lupa, papa sama di undangan sama keluarga hara buat makan malam di restoran kakaknya.“ayo cepat:“nanti albert juga datang, dia nyusul” ucap papa. Aku langsung bergegas, memakain gaun yang bekas harsa kasih dulu yang belum sempat aku pakai. multi Way Maxi Dress.“hmm agak menonjol banget” gumamku sepertinya salah pakai, tapi tak ada waktu lagi, pakai ini aku merasa buah dadaku menjadi agak ketat di tambah branya juga aku jenis braless, tak ada talinya.“wahh cantiknya” ucap mama.“t
HarsaIni yang gue kurang sama hara, dia serahin ke gue buat urusin sisanya, yang gak langsung beurusan lagi sama keluarga taslim.Walau sudah menang sidang berkat mas roy, gue tetap harus mengambil sertifikatnya ke orangnya langsung. Dengan membawa surat hasil persidangan.Sidang berlangsung empat kali, dua kali mereka datang untuk mencoba mempertahankannya, tiga dan empat mereka tak datang. Karena beberapa mantan gue dulu bersaksi untuk pelecehan seksual yang di lakukan rudy.Awalnya soal ajeng harusnya tak ada yang tau,, itu justru beberapa karyawannya membuat pemikiran gue datang karena kasus ajeng.“beb liat” chat dari bella soal bekas perusahaan gue, kasus ajeng mencuat menjadi kasus bunuh diri,“dari soal bunuh diri, salah satu karyawannya, menjalara ke pelecehan seksual, korupsi, pencucian uang”“pasti pak taslim yang melakukannya,” ucap om roni yang di samping gue dan buka pintu.“eh? Om? Kenapa om yang antar?”“om temanin kamu, papa kamu kwahtir terjadi apa-apa” jelasnya.“ta
SantiAku senang, akhirnya urusan pasar selesai, sampai akhirnya aku tau, ternyata egonya itu membuat hara punya pendirian kuat, apa yang di bilang, harus di lakukan sampai benar-benar bisa.Malam ini aku perjalanan ke rumah hara, buat persiapan liburan ke lombok, hanya kami berempat.“bella kamu nginap juga?” angguknya,“udah dari kemarin hehe”“tap ikan masih empat hari lagi”“sengaja kok, aku taruh barang disini, soalnya besok ada client di daerah sini” ucapnya.“oh,, gituu”“jadinya habis itu gak nginap lagi?”“hehe iah, ““hmmm san.. ada model baru,” tunjuk bella, kasih tau model body stocking, dari talinya jarang sampai full body menunjukan buah dadan dan selangkanga aja.“kamu suka yang mana?”“hmm, hehe gak main bedua kan?”“ih gak dong, kan cukup sekali aja, pengenalan ahahha” tawanya. Aku pilih body stocking yang seperti pakaian renang, one piece, bauh dadanya terbuka, dan selangkangnnya juga, tapi dipadu lagi sama stocking kaki.“kita pesan yah”“hee?”“hahah, sesekali lah
Pagi pagi sekali aku dibangunkan oleh bik Sri. Mataku perlahan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ku lihat bikbsri yang tersenyum di hadapanku dengan wajah berbinar."Bangun den, udah pagi." Katanya lagi.Ku lihat sebentar penampilan bik Sri yang masih seperti malam tadi. Tanpa busana dan masih sedikit bekas seperma dari beberapa pria yang menjamah dirinya malam tadi.Melihat itu tentu saja nafsuku langsung bangkit, hingga aku lupa jika pagi itu aku juga sama seperti mereka, telanjang tanpa busana yang membuat penisku jelas terlihat menegang.Bik Sri yang menyadari hal itu langsung tersenyum manis. "Masih bisa bangun toh den. Kirain udah loyo setelah di kuras habis isinya tadi malam." Ujar bik Sri.Aku tak bisa menjawab, selain karena baru bangun tidur, aku juga masih belum bisa mengontrol diriku sendiri.Melihat aku diam saja, tangan bik Sri dengan jahil merambat ke arah penisku. Di usap pelan kepala penisku yang su
Setelah giliran ku selesaikan, kini tiga orang pria naik ke atas panggung, tidak seperti aku yang langsung mendapat pelayanan dari tiga wanita itu sekaligus, mereka hanya bisa mendapat satu wanita yang bisa mereka gilir bergantian, yah bisa dibilang mereka mendapat 3 wanita itu juga, tapi secara bergantian, tidak secara langsung seperti aku tadi.Dan dari posisi aku duduk inilah aku bisa melihat semua hal yang ada di sana.Mulai dari pak Supri yang tengah asik menggenjot seorang wanita paruh baya. Lalu Joni yang menggenjot wanita tanggung, dan juga bapak Dinda yang jugaemberikan pelayan pada wanita paruh baya lainnya.Abaikan mereka, karena jujur saja aku melihat mereka bertiga ada rasa iri di dalam hati, terlebih melihat penis mereka yang ukurannya bisa dibilang besar, yah walau milikku lebih besar dari pada milik mereka, tapi tetap saja melihat seorang pria bermain rasanya agak aneh. Terlebih tidak ada yang menarik dari pasangan tiga orang itu. Wanita ya
Sabtu pagi tepat pukul 7 aku dan kedua temanku sudah berkumpul di meja makan dan tengah menikmati sarapan, hanya aku dan rudi. Karena Adi masih sibuk dengan laptop.Pagi itu kami dibuatkan sarapan oleh Jumirah. Karena bik Sri tidak bisa hadir lantaran malam nanti Joni akan lamaran dengan gadis desa sebelah. Dan sepetinya akan ada pesta nanti malam. Jika infomasi dari Jumirah benar, maka akan ada acara suku yang dinamakan lelang, bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk membantu pihak mempelai.Jujur aku baru mendengar acara seperti itu di tempat ini, ya maklum aku belum lama tinggal di tempat ini jadi belum terlalu paham dengan banyaknya adat di ini."Jadi sistem acara nanti malam itu gimana Jum?" Tanya Rudi yang tengah asik menyantap ikan gabus goreng.Jumirah yang masih sibuk mengulum penisku mendongak dan menjawab. "Sistemnya ya gitu pak. Nanti pihak mempelai bakal kasih sajian yang bakal di lelang. Dan undangan khusus akan menawar harga untuk m
Cukup lama nur memainkan kedua penis itu dengan tangan dan juga mulutnya, jilatan serta hisapan dia kerahkan untuk memberikan kenikmatan bagi dia batang yang sebentar lagi akan mengobok-obok lubang peranakannya itu.Dan benar saja, Rudi yang saat itu tengah mendapat kocokan dari tangan lembut nur langsung menjauh. Rudi yang mulai bosan dan sudah tidak sabar untuk mengobok-obok vagina nur langsung menarik diri dan merebahkan tubuhnya di samping tubuh nur. Segera dia tarik tubuh nur dan dia tuntun agar naik ke atas tubuhnya.Kini Rudi telentang sedangkan nur masih sibuk mengulum penis joko.Rudi dengan santainya menggerakkan penisnya, mencari-cari lubang vagina nur. Namun dengan ukuran penis yang besar membuat dia sedikit kesulitan untuk memasukkan penisnya ke dalam sana.Merasa Rudi kesulitan, nur mencoba membimbing penis Rudi dengan tangannya. Hingga saat dirasa pas pada posisi nur mulai menurunkan tubuhnya.Tepat saat itu. Mata nur langs
Siang hari dipertengahan perkebunan sawit itu terlihat ada beberapa orang yang tengah berkumpul dan beradu peluh satu sama lain. Mereka terlihat asik menikmati suasana dan alur dari permainan yang diciptakan oleh Adit.Adit yang baru saja mencapai puncak orgasmenya kini tengah terlentang bersamaan dengan Pariyem yang tergeletak di atas dadanya. Tubuh mereka menempel bagaiman cicak. Peluh membasahi tubuh keduanya. kelamin keduanya masih menyatu satu sama lain, menyusahkan lendir putih yang keluar dari kemaluan Pariyem. Dia baru saja selesai untuk satu wanita.Di sisi lain pak Supri tengah asik mendoggy seorang ibu dengan tubuh paling gempal bernama Suryati, atau kerap di sapa Yati. Di hadapan Yati satu batang penis tengah asik keluar masuk di dalam mulutnya."Shhhh ohhh yatii sepongan mu memang luar biasa!" Lenguh pria itu saat penisnya dengan asik di hisap oleh Yati. Namanya Badarudin atau sering di sapa Udin. Matanya merem melek menikmati sepongan Yati. T
Hingga menampakkan paha montok yang terlihat kenyal dan bergelambir itu.Aku mengintip dari belakang pundaknya. Menantikan apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan siapa sangka, sifat binal Pariyem sungguh diluar prediksi ku. Dengan sengaja dia mengarahkan batang penisku dan dia gesekkan pelan di belahan vaginanya, perlahan tapi pasti aku merasakan kepala penisku menembus daging sempit itu, daging yang seolah memijat kepala penisku dengan ramah dan lembut.Tak sampai 10 detik penisku luruh sepenuhnya. Pariyem sengaja mendiamkan penisku untuk beberapa saat. Lalu di menoleh ke arahku dan berbisik. "Kontol pak Adit besar banget! Memek aku penuhhh!" Lenguhnya sembari tersenyum puas.Mendapatkan pujian seperti itu membuatku seakan terbang, aku segera mengecup lehernya meremas kedua payudaranya sembari sesekali ku pelintir putingnya."Shhhh.... Ennakkkkk pakk...."Dalam posisi duduk ini. Pariyem mulai memaju mundurkan pinggulnya. Maju mundur yang
Setelah kembali dari kota, aku segera kembali ke rumah sedangkan Bu Isti yang kelelahan karena sepanjang jalan melayani kami berdua secara bergantian langsung diantar oleh pak Supri ke rumahnya.Sedangkan aku langsung disambut oleh bik Sri yang saat itu hanya mengenakan apron tipis tanpa selembar kain lagi di baliknya, aku tersenyum lantas mendekatinya dan segera ku peluk tubuhnya. Ku tarik tubuh itu agar lebih merapat ke tubuhku dan segera ku kecup bibirnya."Kangen bibik!" Kataku lembut.!Halah! Padahal di sana asik-asik sama Bu Isti, sok-sokan kangen sama bibik!" Ujar bibik sembari menyubit pinggang ku."Hehe ya gimana ya bik, punya Bu isti nggak sebesar punya bibik. Jadi nggak enak!""Jadi punya bibik masih yang paling enak dong!""Iya jelas dong, punya bibi tuh paling juara!" Jawabku lagi sembari meremas gundukan payudara besar itu.Bi Sri langsung terkekeh kecil seraya mendesah tatkala remasan ku semakin brutal.
Di tengah cahaya remang dan juga suara bising dari film yang di putar, Bu Isti tengah asik menggoyangkan pinggulnya dengan posisi sedikit membungkuk. Dia berusaha memberikan kenikmatan yang aku cari sedari tadi, otot vaginanya mencengkram penisku sesekali. Lalu pantatnya bergoyang dengan indah bak di dalam film porno yang dulu sering aku tonton. Goyangan indah yang membuat gairahku semakin membumbung tinggi. Membuat kebahagiaan dalam diri seolah membuncah. Aku tidak pernah berpikir akan melakukan hubungan intim di tengah keramaian seperti ini. Apalagi di dalam bioskop yang katanya kursi paling pojok adalah tempat orang sering berbuat mesum. Yah... Karena itulah aku memilih tempat paling pojok agar mengikuti tradisi yang ada. Aku melirik ke kiri di mana seorang bapak duduk sembari kepalanya fokus ke arah layar. Tapi aku yakin sesekali dia melirik ke arah kami. Apalagi dengan posisi yang begitu dekat itu dia pasti sadar dan mendengar apa yang kami lakukan
"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.